Professional Documents
Culture Documents
Naskah Publikasi
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-2
diajukan oleh
Safrudin
20258/PS/MEP/06
Kepada
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
BAB I
PENGANTAR
Bangunan, maka sebuah bangunan yang dimanfaatkan untuk kegiatan baik untuk
1. keselamatan bangunan;
2. kesehatan bangunan;
4. kemudahan bangunan.
Jakarta Pusat Jalan Lapangan Banteng Timur nomor 2-4 Jakarta kode pos 10710.
Daendels (1809), telah mulai dibangun sebuah istana yang besar dan megah di
Adapun bahan bangunannya diambil dari benteng lama atau Kasteel Batavia yang
1
2
penjajahan Belanda sampai sekarang bahkan setelah diambil alih oleh Departemen
keuangan. Akan tetapi lokasi yang begitu strategis tidak didukung dengan
sisi manajemen aset seperti yang dijelaskan oleh Susanto dan Ningsih (2007 : 1)
dampak bisnis keseluruhan atas biaya, kinerja dan paparan risiko (terkait dengan
aturan lingkungan hidup) dari aset fisik perusahaan. Pengertian di atas dikaitkan
adanya paparan risiko yang salah satunya tentang keselamatan dari aset fisik.
yang semakin ketat di dunia bisnis dan industri menuntut adanya rekayasa
produk yang mencakup hampir semua aspek. Salah satu aspek yang selalu
komponen pembentuknya.
& Maintenance Kondisi Sistem Pompa & Persediaan Air Setelah Beroperasi,
Kebakaran Gedung.
d. Heavy Metals.
sebuah tingkat kenadalan. Perbedaannya pada lokasi yang diteliti yaitu Gedung
Induk Departemen Keuangan Jakarta, alat analisis yang digunakan adalah Skala
likert dan Uji Kruskal-Wallis, dan variabel yang yang diteliti adalah keselamatan
1. keselamatan bangunan;
2. kesehatan bangunan;
from a physical asset base for the business and for society by balancing the
operational performance of the asset against the asset life-cycle cost and its risk
Siregar (2004: 518) lingkup manajemen aset terdiri dari lima tahapan
kerja, adapun tahapan yang keempat adalah optimalisasi aset, terdiri dari review
daftar aset potensial, analisa highest and best use aset potensial, rekomendasi dan
tentang optimalisasi aset tersebut. adanya rekomendasi dan langkah lanjut aset
tidak dapat dioptimalkan, hal ini berarti aset yang sudah tidak dapat dioptimalkan,
maka harus dihentikan dari pemanfaatannya, supaya tidak terjadi kerugian yang
lebih besar. Kerugian tersebut bisa berbentuk kecelakan terhadap manusia yang
7
8
(Confined Spaces).
ruang terbatas.
3. Terdapatnya bahaya dan risiko kematian pada saat bekerja di dalam ruang
terbatas.
biasa disebut keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang harus dijalankan.
dengan campuran lem, resin, dan minyak cat, sehingga hal ini akan
sakit kepala, dan iritasi dermatologis. Kemudian Sukotjo (2001: 3-4) menurut
tersebut dapat berjangkit dalam waktu yang singkat maupun tahunan. Polusi-
polusi yang disebabkan oleh bahan bangunan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Polusi biologi disebabkan oleh kutu debu, jamur, bakteri, serbuk sari
2. Polusi gas dari kompor gas yang mengeluarkan carbon monoxida, carbon
3. Polusi metal yang paling dikenal adalah penggunaan cat rumah yang
mengandung timah (lead paint). Cat timah apabila terkelupas akan menjadi
9
pernafasan kita.
4. Polusi mineral disebabkan oleh asbestos dan fiberglass biasa ditemui pada
insulasi rumah, alas lantai vinyl, lapisan luar rumah (siding) dan juga lapisan
5. Polusi radiasi yang paling ditakuti dalam bangunan adalah radon, yang bisa
Penyandang Cacat.
Bangunan.
menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2003 : 96) skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian sosial ini ditetapkan secara spesifik
Kruskal-Wallis ini digunakan sebagai alternatif dari analisis varian satu arah (one
way analysis of variance), bila uji ini tidak memerlukan anggapan bahwa populasi
kontinyu, oleh karena skornya berskala likert, maka uji ini dinamakan analisis
ANALISIS DATA
berikut.
Alat analisis ini hanya didasarkan pada persentase yang dihitung sesuai
dengan interval yang telah ditentukan, adapun hasil dari perhitungan secara
11
12
hitung lebih kecil dari statistik tabel, maka Ho diterima. Sebaliknya, jika
ditolak.
Hipotesis untuk kasus ini dengan df (derajat kebebasan) 2 dan tingkat signifikan
sebesar 0,05, maka didapat statistik tabel sebesar 5,991 adalah sebagai berikut:
a. Ho adalah persepsi ketiga populasi identik (data jabatan ketiga pejabat tidak
b. Hi adalah minimal salah satu dari ketiga populai tidak identik (data jabatan
3.2. Pembahasan
1. Keselamatan bangunan
memupanyai nilai berkisar antara 43,0 persen sampai dengan 52,3 persen.
Jika dilihat kondisi yang ada banyak tiang-tiang penyangga gedung yang
sudah rusak yang disebabkan oleh usia yang sangat tua sekitar berumur 180
dilakukan jika ada yang rusak saja, tidak dilakukan secara menyeluruh dilihat
dari beban yang ada sesuai usia dari gedung yang bersangkutan. Bahkan
beban partisi-partisi, masih ada penambahan beban yaitu orang, lemari kayu,
rak buku kayu, filing cabinet, meja kerja kayu, kursi besi/ metal, komputer,
partisi kantor semuanya terbuat dari kayu bahkan lantai tingkat II dan II
Peralatan penangkal petir telah sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
2. Kesehatan bangunan
memupanyai nilai berkisar antara 41,4 persen sampai dengan 58,6 persen.
a. Sistem penghawaan
Sesuai dengan kondisi yang ada setiap bangunan mempunyai ventilasi alami
dan buatan karena bangunan gedung ini didesain pada zaman Belanda yang
pada saat itu belum menggunakan alat pendingin buatan dengan mempunyai
b. Sistem pencahayaan
dari matahari. Adapun cahaya buatan tidak ada hambatan, karena kebutuhan
akan listrik hampir tidak pernah mati. Hal ini disebabkan bangunan gedung
c. Sistem sanitasi
Bangunan gedung mempunyai sanitasi yang kurang baik, terutama untuk air
sanitasi terhadap pembuangan air kotor, air limbah, kotoran dan sampah yang
3. Kenyamanan bangunan
memupanyai nilai berkisar antara 42,2 persen sampai dengan 60,2 persen.
a. Ruang gerak
sedangkan untuk eselon III dari 20 pejabat yang mempunyai ruangan khusus
ada lima orang pejabat dan semua eselon III tidak mempunyai ruang rapat dan
hanya satu pejabat yang mempunyai ruangan tamu. Kemudian untuk tujuh
eselon II semua mempunyai ruangan khusus, tetapi ada tiga eselon II yang
tidak mempunyai ruang rapat dan ruang tamu. Semua eselon II tidak
b. Hubungan antarruang
c. Kondisi udara
perkantoran, dan dokumen atau berkas yang tidak mempunyai gudang khusus,
d. Pandangan
ada lapangan parkir yang sangat luas dan tempat upacara yang luas sekali, ke
bekerja tidak jenuh hanya melihat tembok saja. Di belakang gedung kantor
bukan untuk bangunan perkantoran pada umumnya, karena tidak adanya alat
perendam kebisingan, jika ada motor atau mobil lewatpun akan terdengar dari
dalam gedung.
4. Kemudahan bangunan
memupanyai nilai berkisar antara 39,8 persen sampai dengan 59,4 persen.
sekitar 4,8 m tanpa ada pegangan di tengah tangga. Kemudian dari latai 2 ke
Ketidaktersediaannya ruangan bayi dan dari 14 kamar mandi hanya ada satu
toilet (jamban).
baik untuk komunikasi antar pegawai maupun komunikasi ke unit uang lain.
5. Berdasarkan alat analisis Uji Kruskal-Wallis ketiga atribut (Eselon II, Eselon
III, dan Eselon IV) mempunyai persepsi yang sama tentang kondisi Bangunan
4.1 Kesimpulan
Wallis ketiga atribut (Eselon II, Eselon III, dan Eselon IV) mempunyai persepsi
yaitu kurang andal sebagai aktivitas perkantoran, hal ini disebabkan tidak
dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir mempunyai nilai rata-
rata 47,13 persen (kurang memenuhi standar). Kondisi bangunan yang sudah
rapuh dan banyaknya penambahan beban muatan baik beban hidup maupun
beban mati dan tidak standarnya alat pemadam kebakaran sesuai yang
18
19
ukuran yang tinggi, sehingga perputaran udara yang masuk dan keluar cukup
bagus dan halaman yang luas, akan tetapi bangunan gedung tidak mempunyai
sanitasi air bersih yang memadai dan tempat penampungan sampah sementara
antarruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan
perendam suara dan getaran, serta adanya jarak ruangan/gedung antara top
4. Kemudahan bangunan yang terdiri dari kemudahan hubungan ke, dari, dan di
(3) lantai dari lantai satu (1) ke lantai berikutnya dihubungkan dengan tangga
yang sangat curam, hal ini tidak sesuai dengan Undang-Undang Negara
20
jamban yang tidak memadai, akan tetapi kelebihan dari bangunan gedung
4.2 Saran-saran
gedung baru. Jika tetap mempertahankan gedung tersebut, maka banyak bagian
struktur bangunan yang semakin rapuh. Alat pemadam kebakaran harus ada di
setiap lokasi, hal ini disebabkan kondisi bahan bangunan sebagian memakai
kayu;
jumlah orang dan benda lainnya harus dikurangi sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan
21
usia atau pegawai yang mempunyai masalah dengan kesehatan pengelola aset
Capgemini, 2007, Risk Based Enterprise Asset, Risk Based Solution Improves
Effectiveness of Enterprise Asset Management,
www.capgemini.com/energy (diakses tanggal 20 Oktober 2008)
Djarwanto, P.S. 1985, Statistik Non parametrik, edisi kedua, Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta.
Kyle, Brian R., 1997 Asset Service Life Prediction Implemeting Reliability-Based
Tecghniques, paper was presented at the CSCE Annual Conference,
MAJOR PUBLIC WORKS Key Technologies for the 21st Century,
Sherbrooke, Quebec, 27-30 May 1997
22
23
Santoso, Singgih, 2008, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Siagian, Indira Shita, 2005, Bahan Bangunan yang Rama Lingkungan (Salah Satu
Aspek Penting dalam Sustainable Development) e-USU Repository
Universitas Sumatera Utara, 2005: 7
Susanto, Slamet dan Ningsih, Christina, 2007 Manajemen Aset Berbasis Risiko
pada Perusahaan Air Minum, Artikel : Manajemen Aset Berbasis Risiko
pada Perusahaan Air Minum, 2007 : 1