You are on page 1of 43

SKENARIO 1

Sima dan Mila adalah koas yang sedang mengambil sampel darah pasien di bangsal.
Hasil pemeriksaan sampel darah pasien tersebut menunjukkan pH darah: 7,32 mmol/L, HCO 3- :
10,7 mmol/L dan CO2 :24 mmHg. Bagaimana analisis anda terhadap hasil laboratorium ini?

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Koas adalah dokter muda yang melaksanakan praktek di rumah sakit.


2. Sample darah adalah sejumlah darah yang diambil untuk mewakili pemeriksaan di
laboratorium.
3. Bangsal adalah bagian dari ruangan di rumah sakit.
4. pH darah adalah banyaknya konsentrasi ion hidrogen dalam darah.
5. Pemeriksaan adalah suatu cara atau perlakuan yang dilakukan seseorang kepada orang
lain.

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Sima dan Mila adalah koas yang sedang mengambil sampel darah pasien di bangsal.
2. Hasil pemeriksaan menunjukkan pH darah : 7,32 mmol/l, HCO3- : 10,7 mmol/l dan CO2 :
24 mmHg.

TABEL IDENTIFIKASI MASALAH

NO. OBSERVED EXPECTED CONCERN


1. Sima dan Mila adalah koas yang sedang
mengambil sampel darah pasien di Senjang *
bangsal.

2. Hasil pemeriksaan menunjukkan pH


darah : 7,32 mmol/l, HCO3 : 10,7 Senjang **
mmol/l dan CO2 : 24 mmHg.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 1


ANALISIS MASALAH
I. Darah
1. Apa yang dimaksud dengan darah?
Jawab :
Darah adalah cairan yang berfungsi untuk mentransfor zat-zat makanan ke sel-sel tubuh
melalui arteri, vena dan kapiler.

2. Apa fungsi darah?


Jawab :
- Respirasi : pengangkutan CO2 dan O2.
- Nutrisi : pengangkutan zat-zat gizi.
- Ekskresi : pengangkutan urea untuk di buang
- Berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh.
- Mengatur keseimbangan antara plasma dan cairan tubuh.
- Pengaturan suhu tubuh.
- Perlindungan terhadap infeksi.
- Transpor hormon dan enzim
- Transfor metabolit

3. Apa saja komposisi yang terkandung dalam darah?


Jawab :
- Plasma darah (55 %)

Komponen Fungsi
Air (90%) Medium transportasi dan mengangkut panas.
Protein Plasma
- Albumin (4- Mengangkut banyak zat, memberi tekanan osmotik
5%) koloid.
Mengangkut banyak zat, faktor pembekuan,& prekursor
- Globulin(2- inaktif.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 2


2.5%)
 Alfa & beta
 Gama Antibodi
- Fibrinogen (0,3-
0,4%) Prekursor inaktif untuk jaringan fibrin pada pembekuan

- Elektrolit (1%) darah.


Eksitabilitas membran, distribusi osmotik cairan intra sel

- Nutrien dan Zat dan ekstra sel, menyangga perubahan pH yang diangkut
dalam darah, gas CO2 berperan penting dalam
sisa, gas, hormon
keseimbangan asam-basa.

- Sel-sel darah (45 %)


a. Eritrosit ( sel darah merah )
 Jumlah untuk pria 5,0 - 5,5 Juta/dL
Jumlah untuk wanita 4,5 - 5,0 Juta/dL
 Sel gepeng atau lempeng bikonkaf dengan garis tengah 8µm, tepi luar
tebalnya 2µm dan bagian tengah tebalnya 1µm.
 Struktur ini berperan dalam 2 cara:
 Bikonkaf : menghasilkan luas permukaan yang lebih besar untuk
difusi O2.
- Tipis : O2 berdifusi lebih cepat.
 Ciri lain, kelenturan membran sehingga dapat melewati kapiler yang sempit
dan berkelok-kelok.
 Mengandung hemoglobin.
 Dihasilkan oleh sumsum merah tulang (eritropoiesis), sebanyak 2 - 3
juta/detik.
 Hanya mampu bertahan ± 120 hari, namun eritrosit mengembara sekitar 700
mil melalui pembuluh darah.
 Di sumsum merah terdapat sel bakal pluripotensial, sel yang belum
berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel darah.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 3


Fungsi eritrosit : mengikat oksigen untuk kemudian diedarkan ke seluruh
tubuh, selain itu eritrosit juga berfungsi mengedarkan nutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan oleh sel-sel lain dalam tubuh

b. Leukosit ( sel darah putih )


 Berperan dalam imunitas, yaitu:
 Menahan invasi oleh patogen dengan fagositosis.
 Mengidentifikasi dan menghacurkan sel-sel kanker yang muncul di
dalam tubuh.
 Sebagai “petugas pembersih” dengan memfagositosis debris yang
berasal dari sel yang mati.
 Ciri-ciri :
 Tidak berwarna (tidak memiliki hemoglobin)
 Bervariasi dalam struktur, fungsi dan jumlah.
 Jumlah total leukosit dalam keadaan normal berkisar dari 5 – 10 juta
sel/ml darah, dengan rata-rata 7 juta sel/ml.
 Sel leukosit terbagi :
 Granulosit (Polimorfonukleus)
o Neutrofil : inti terdiri lebih dari 2 à 3,4 atau 5, granul kecil &
halus à jumlah 62 %.
o Eosinofil : inti dua à granul besar & kasar à jumlah 8%.
o Basofil : inti tidak jelas apakah 2 atau lebih dari 2, tetapi
granulnya dapat di buktikan à kombinasi antara kecil dan halus
serta besar dan kasar à jumlah 0,5 – 1 %

 Agranulosit (Mononukleus)
o Monosit : intinya hampir sebesar selnya sendiri à jumlah 18
%.
o limfosit : 2 (dua) macam inti à ginjal (kacang merah) dan
tapal kuda à jumlah 13 %.
 Berasal dari sel pluripotensial di sumsum tulang merah.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 4


 Granulosit dan monosit hanya dihasilkan di sumsum tulang, sedangkan
limfosit baru dihasilkan oleh limfosit yang sudah ada dan berdiam di
jaringan limfoid, misal di kelenjar limfe dan tonsil.
 Dari jumlah total leukosit, 2/3 granulosit (sebagian besar neutrofil) dan 1/3
sisanya adalah agranulosit terutama limfosit.
 Sifat-sifat leukosit :
 Amoeboid à dapat merubah bentuk.
 Fagositosit à dapat memakan terutama bakteri, virus, parasit lainnya
 Diapedesis à dapat keluar masuk jaringan dan pembuluh darah
 Fungsi-fungsi Sel Agranulosit dan Granulosit :

Macam sel Fungsi


a. Granulosit
- Neutrofil  Fagosit yang memakan bakteri dan
debris.
- Eosinofil  Menyerang cacing parasit, penting dalam
reaksi alergi.
- Basofil  Berperan terhadap reaksi alergi
 Mengeluarkan histamin, yang penting
dalam reaksi alergi, dan heparin, yang
membantu membersihkan lemak dari
darah dan antikoagulan.

b. Agranulosit Fagositosis (makrofag)


- Monosit Pembentukan antibodi
- Limfosit B Respon imun seluler

- Limfosit C

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 5


Tipe Leukosit Gambar Diagram
Neutrofil

Eosinofil

Basofil

Limfosit

Monosit

c. Trombosit ( keping darah )


 Fragmen/potongan kecil sel (bergaris
tengah 2 – 4 µm) yang terlepas dari tepi
luar suatu sel besar di sumsum tulang
yang dikenal sebagai megakariasis.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 6


 Terdapat sekitar 250.000 trombosit (150.000 -350.000/mm3) dalam darah.
 Berfungsi dalam pembekuan darah.

4. Bagaimana transportasi cairan ke sel membran?


Jawab :
Proses zat melewati membran, yaitu :
- Difusi
- Osmosis
- Transfor aktif
- Endositosis
5. Bagaimana menganalisis sampel darah di arteri?
Jawab:

Analisis Asam Basa Sederhana

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 7


DARAH

<7, pH >7,
35 45
asidosis alkalosis

HCO3- PCO2
HCO3- PCO2
>45
<22 metabolik mmH
respiratori >26mE
metabolik <35
respiratori
mEq/L kg q/L k mmHg

Kompensasi Kompensasi Kompensasi Kompensasi

respiratorik ginjal respiratorik ginjal


PCO2 <35 mmH HCO3- >26 mEq/L PCO2 >45
mmHg HCO3- <22 mEq/L

Untuk gangguan asam-basa dapat didiagnosis dengan menganalisis 3 pengukuran dari


suatu contoh dari arteri, yaitu :

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 8


- pH
Dengan memeriksa pH, kita dapat menentukan apakah gangguan bersifat asidosis
atau alkalosis. Rentang pH normal ialah 7,35 – 7,45. Bila pH <7,35 menunjukkan
asidosis dan pH >7,45 menunjukkan alkalosis.
- Konsentrasi bikarbonat plasma dan PCO2
Nilai normal untuk PCO2 adalah 35-45 mmHg dan untuk HCO 3- ialah 22-26
mEq/L. Bila gangguan sudah digolongkan sebagai asidosis dan PCO 2 plasma
meningkat, berarti terdapat komponen respiratorik terhadap asidosis. Setelah
kompensasi ginjal, konsentrasi HCO3- plasma pada asidosis respiratorik akan
cenderung meningkat di atas normal. Oleh karena itu, nilai yang diharapkan untuk
asidosis repiratorik sederhana adalah penurunan pH plasma, peningkatan PCO 2, dan
peningkatan HCO3- plasma setelah kompensasi ginjal sebagian.
- Kompensasi

II. Cairan Tubuh


1. Apa jenis-jenis gangguan keseimbangan asam-basa?
Jawab :
- Asidosis metabolik adalah gangguan sistemik yang ditandai dengan penurunan
primer kadar bikarbonat plasma, sehinga menyebabkan terjadinya penurunan pH
( peningkatan H+).
- ↓ Co₂ + ↑H₂O ↔ H₂Co3 ↔ ↑H⁺ + ↓ HCo₃ˉ
- Pada asidosis metabolic kadar karbondioksida menurun sedangkan kadarair
naik maka asam juga naik dan ion bikarbonat pun mengalami penurunan akibat
dari asam naik maka kompensasinya yaitu:
- respirasi (penurunan co2(hiperventilasi))
- Ginjal,membuang asam (sekresi,absorbsi,produksi kembali)
- sistem dapar

Penyebab :
 Penambahan asam non karbonat

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 9


 Kegagalan ginjal untuk mengeksresi beban asam harian seperti asidosis
uremik.
 Kehilangan bikarbonat basa seperti pada diare berat.

- Asidosis respiratorik adalah akibat retensi CO2 yang disebabkan oleh hiperkapnia.
Karena jumlah CO2 yang keluar melalui paru berkurang, terjadi peningkatan
pembentukan H2CO3 yang kemudian berdisosiasi dan menyebabkan peningkatan
H+.
- ↑CO₂ + ↓H₂O ↔ H₂CO₃ ↔ ↑H⁺ + ↑HCO₃ˉ
- Asidosis respiratorik ini karbondioksida naik,air mengalami penurunan maka
asam turun dan ion bikarbonat naik maka kompensasinya:
- respirasi (penurunan co2(hiperventilasi))
- Ginjal,membuang asam (sekresi,absorpsi,produksi kembali)
- sistem dapar

Penyebab :
Penyakit paru, penekanan pusat pernapasan oleh obat atau penyakit, gangguan saraf
atau otot yang mengurangi kemampuan otot pernapasan.

- Alkalosis metabolik adalah suatu gangguan sistemik yang dicirikan dengan adanya
peningkatan primer kadar HCO3- plasma, sehingga menyebabkan peningkatan pH
(penurunan H+).
- ↑Co₂ + H₂O ↔ H₂Co₃ ↔ ↓H⁺ + ↑↑HCo₃ˉ
- Naiknya karbondioksida dan air tetap maka menyebabkan asam turun dan ion
bikarbonat naik maka kompensasinya:
- respirasi (hipoventilasi)
- Ginjal,membuang asam (sekresi,absorpsi,produksi kembali)
- sistem dapar
- Penyebabnya naiknya ion bikarbonat maka efeknya:muntah,hipokalemia

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 10


Penyebab :
 Kehilangan H+ melalui saluran cerna, contoh : muntah dan diare.
 Kehilangan H+ melalui ginjal, contoh : diuretik simpai atau tiazid,
hiperaldosterorisme.
 Perpindahan H+ ke dalam sel, contoh : hipokalemia.
 Pemberian natrium bikarbonat berlebihan.
 Sindrom susu alkali.

- Alkalosis respiratorik adalah penurunan primer PaCO2 (hipokapnia), sehingga


terjadi penurunan pH.
- ↓Co₂ + ↑H₂O ↔ H₂Co₃ ↔ ↑ H⁺ + ↓HCo₃ˉ
- Turunnya karbondioksida,naiknya air maka asam meningkat dan ion bikarbonat
turun maka kompensasinya:
- respirasi
- Ginjal,membuang asam (sekresi,absorpsi,produksi kembali)
- sistem dapar

Penyebab :
 Hiperventilasi Alveolar
 Rangsangan pusat pernapasan, penyebabnya adalah :
 Hiperventilasi psikogenik yang disebabkan oleh stres emosional
 Keadaan hipermetabolik : demam
 Gangguan CNS
 Cedera kepala
 Tumor otak
 Hipoksia
 Pneumonia, asma, edema paru
 Gagal jantung kongestif
 Fibrosif paru

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 11


 Tinggal di tempat yang tinggi

2. Apa pertahanan yang dilakukan oleh tubuh jika dilakukan perubahan konsentrasi ion H+
dalam cairan tubuh?
Jawab :
Respon kompensasi terhadap pH :
- Asidosis Metabolik
 Mekanisme buffer ECF oleh bikarbonat, sehingga mengurangi HCO 3- plasma.
H+ juga memasuki sel dan dibuffer oleh protein dan fosfat. Untuk
mempertahankan muatan listrik netral, masuknya H+ ke dalam sel diikuti oleh
keluarya K+ dari sel menuju ECF. Jadi, K + serum meningkat pada keadaan
asidosis.
 Mekanisme kompensasi pernapasan. H+ arteri yang meningkat merangsang
kemoreseptor yang terdapat dalam badan carotis, yang akan merangsang
peningkatan ventilasi alveolar ( hiperventilasi ).
Akibatnya, Pa CO2 menurun dan Ph kembali pulih.
 Mekanisme kompensasi ginjal. Merupakan usaha terakhir untuk memperbaiki
asidosis metabolik, meskipun respons ini lambat dan membutuhkan waktu
beberapa hari. Kompensasi ini terjadi memlalui beberapa mekanisme. H+ yang
berlebih disekresi ke dalam tubulus dan diekskresi sebagai NH4+ atau asam
yang tertitrasi ( H3PO4 ). Ekskresi NH4+ yang meningkat diikuti dengan resorbsi
HCO3 yang meningkat, tetapi, ekskresi H3PO4 menyebabkan terjadinya
pementukan HCO3- baru. Insufisiensi atau gagal ginjal akan menurunkan
efektivitas pembuangan H+.
- Alkalosis metabolik
 Respon kompensatorik tehadap alkalosis metabolik adalah buffer intrasel. H+
keluar dari sel untuk menyangga kelebihan HCO3- ECF. K+ berpindah masuk
ke dalam sel sebagai penukar H+. Setelah itu terjadi sedikit peningkatan
produksi asam laktat di dalam sel guna memproduksi lebih banyak H+.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 12


 Peningkatan pH ditangkap oleh kemoreseptor dalam badan karotis, yang
membangkitkan refleks menekan ventilasi alveolar. Tetapi, kompensasi
pernapasan ini umumnya cukup kecil. Derajat hipoventilasi dan kanaikan
PaCO2 dibatasi oleh kebutuhan akan oksigen dan jarang melebihi 5-50 mmHg.
 Koreksi akhir oleh ginjal adalah dengan ekskresi HCO 3- yang berlebihan.
Alkalosis metabolik yang berlarut-larut akibat pemberian bikarbonat tidak
mudah terjadi, karena ginjal dalam keadaan normal mempunyai kapasitas yang
besar untuk mengekskresi HCO3-.
- Asidosis Respiratorik
 Respons terhadap, asidosis respiratorik akut hanya melalui buffer sel, karena
mekanisme kompensasi ginjal dapat digunakan setelah 12-24 jam kemudian.
Mekanisme buffer ECF dilakukan oleh protein plasma, tetapi proses ini hanya
sedikit berperan. Hb merupakan buffer utama ICF. Sewaktu CO2 memasuki
eritrosit (menghasilkan H+), HCO3- akan keluar dan bertukar dengan Cl-.
Peningkatan HCO3- serum sekitar 1mEq/L untuk setiap peningkatan 10 mmHg.
Buffer sel saja tidak efektif untuk memulihkan pH normal. Dengan demikian,
asidosis respiratorik akut sedikit terkompensasi dan pH menurun cukup
banyak.
 Asidosis respiratorik kronis terkompensasi baik oleh ginjal. Ginjal
meningkatkan sekresi dan ekskresi H+, disertai dengan resorbsi dan
pembentukan HCO3- baru. Mekanisme ini membutuhkan waktu 2-3 hari dan
mengakibatkan timblnya alkalosis metabolik hiperkapnia.
- Alkalosis Respiratorik
 Mekanisme bufer intrasel. H+ dilepas dari bufer jaringan intrasel, yang
memperkecil alkalosis dengan menurunkan HCO3- plasma. Alkalosis akut juga
merangsang pembentukan asam laktat dan piruvat di dalam sel dan membantu
pelepasan H+ lebih banyak ke dalam ECF. Bufer ekstrasel oleh protein plasma
hanya sedikit menurunkan HCO3- plasma.
 Apabila hipokapnia tetap berlangsung, maka penyesuaian ginjal
mengakibatkan lebih banyak HCO3- plasma yang berkurang. Terjadi hambatan
reabsorpsi tubulus ginjal dan pembentukan HCO3- baru. Pada keadaan akut,

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 13


penurunan kadar HCO3- plasma sekitar 2 mEq/L untuk setiap penurunan PaCO2
sebesar 10 mmHg; penurunan HCO3-diperkirakan 5 mEq/L untuk setiap
penurunan PaCO2 sebesar 10 mmHg pada keadaan kronis.

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi keasaman darah?


Jawab :
- pH
- HCO3
- PCO2

4. Bagaimana regulasi dan keasaman asam-basa?


Jawab :
 Ginjal dengan cara mempertahankan HCO3- sebesar 24 mEq/L.
 Mekanisme respirasi dengan cara mempertahankan tekanan parsial CO2 arteri
(PaCO2) sebesar 40 mmHg.

5. Berapa pH HCO3, PCO2 dalam tubuh pada keadaan normal?


Jawab :
- pH : 7,35 – 7,45
- HCO3- : 22-26 mEq /L
- PCO2 : 35-45 mmHg

6. Apa akibat yang ditimbulkan jika tubuh mengalami asidosis dan alkalosis?
Jawab :
Akibat dari asidosis berat
- Kardiovaskular
 Gangguan kontraksi otot jantung.
 Dilatasi arteri kontriksi vena, dan sentralisasi volume darah.
 Peningkatan tahanan vaskular paru.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 14


 Penurunan curah jantung, tekanan darah arteri, dan aliran darah hati dan ginjal.
 Sensitif terhadap reentrant arrhythmia dan penurunan ambang fibrilasi
ventrikel.
 Menghambat respon kardiovaskular terhadap katekolamin.
- Respirasi
 Hiverpentilasi
 Penurunan kekuatan otot nafas dan menyebabkan kelelahan otot.
 Sesak
- Metabolik
 Peningkatan kebutuhan
 Metabolisme
 Resistensi insulin
 Menghambat glikolisis anaerob
 Penurunan sintesis ATP
 Hiperkalemia
 Peningkatan degradasi protein
- Otak
 Penghambatan metabolisme dan regulasi volume sel otak.
 Koma

Akibat dari alkalosis berat


- Kardiovaskular
 Konstriksi arteri
 Penurunan aliran darah koroner
 Penurunan ambang angina
 Predisposisi terjadinya supraventrikal dan ventrikel aritmia yang refrakter.
- Respirasi
 Hipoventilasi yang akan menjadi hiperkarbi dan hipoksemia
- Metabolic
 Stimulasi glikolisis anaerob dan produksi asam organik
Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 15
 Hipokalemia
 Penurunan konsentrasi Ca terionisasi plasma
 Hipomagnesia dan hipofosfatemia

- Otak
 Penurunan aliran darah otak
 Tetani, kejang, lemah delirium dan stupor
7. Apa hubungan antara hasil pemeriksaan pH, HCO3 dan PCO2?
Jawab :

Ph H+ PCO2 HCO3-
Normal 7,4 40 mEq/L 40 mmHg 24 mEq/L
Asidosis
respiratori
k
Alkalosis
respiratori
k
Asidosis
metabolik
Alkalosis
metabolik

Keterangan :

atau : kejadian primer.

8. Bagaimana cara pemeriksaan pH darah?


Jawab :
Pemeriksaan laboratorium pada gangguan keseimbangan air, elektrolit dan asam basa:
- Pengambilan darah arteri radialis.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 16


Sebelum pengambilan darah arteri radialis sebaiknya dilakukan uji allen
untuk pemeriksaan system kolateral pembuluh darah.
- usahakan agar lengan dalam posisi abduksi dengan telapak tangan menghadap
ke atas dan pergelangan tangan ekstensi 30° agar jaringan lunak terfiksasi oleh
ligament dan tulang. Bila perlu bagian bawah pergelangan dapat diganjal
dengan bantal kecil.
- Jari pemeriksa diletakkan di atas arteri radialis ( proksimal dari lipatan kulit
pergelangan tangan ) untuk meraba denyut nadi agar dapat memperkirakan
letak dn kedalam pembuluh darah.
- Setelah melakukan tindakan asepsis atau antiepsis jarum 5-10 mm ditusukkan
pada daerah distal dari jari pemeriksa yang menekan arteri ,jarum ditusukkan
membentuk sudut 30 ° dengan permukaan lengan dengan posisi lubang jari
menghadap ke atas.
- Jarum yang masuk ke dalam arteri akan menyebabkan torak semprit terdorong
oleh tekanan darah.pada penederita hipotensi torak semprit dapat ditarik
perlahan ( jangan terlalu cepat karena akan mengisap udara ) setelah darah
jumlah diperlukan terpenuhi ( minimal 1 ml) cabut jarum dengan cepat .dan
ditempet tusukan jarum lakukan penekanan dengan jari selama 5 menit untuk
mencegah keluarnya darah dari pembuluh arteri.

- pengambilan darah arteri brachialis


arteri brakhialis letaknya lebih dalam dari arteri radialis yaitu di fossa ante
cubiti .pengembilan dari arteri brakhialis harus dilakukan dengan memperhatikan
letak saraf ,jangn sampai mencederai nervus medianus yang letaknya
berdampingan dengan arteri brakialis .lengan pasien dalam posisi ekstensi
maksimal ,raba denyut arteri brakhialis dengan jari,dan lakukan tindakan asepsis
dan antisepsis .tusukkan jarum dengan sudut 45° dan lubang jarum menghadap ke
atas,5-10 mmm distal dari jari pemeriksa yang menekan pembuluh darah. Setelah
pengambilan,tekan daerah tusukan selama 5 menit atau lebh hingga perdarahan
terhenti .

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 17


- Pengambilan darah kapiler
Bila dijumpai kesulitan pada pengambilan darah arteri ,darah kapiler
dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan keseimbangan asam basa.sepotong
logam dimasukkan ke dalam tabung kapiler selanjutnya gerakkan sepotong magnet
pada dinding luar tabung kapiler agar antikoagulan tercampur dengan baik .syarat
yang harus diperiksakan untuk pemeriksaan dengan penggunaan darah kapiler :
- sebelum pengambilan darah dilakukan pemijatan ( massage) dan penghangatan
pada daerah yang akan ditusuk ( umumnya tumit ) .penghangatan dilakukan
dengan suhu 35°- 40° selama 10 menit.
- Tusukan harus cukup dalam ,sehingga darah keluar dengan sendirinya .alat
penusuk yang digunakan dalah lanset ukuran 2,5 x 1,5 mm.setelah penusukan
daerah tusukan tidak dipijat lagi
- Darah ditampunng dalam 2 tabung kapiler berisi heparin tanpa gelembung
udara.setelah tabung terisi darah lalu masukkan pengaduk ke dalam tabung
kapiler.tutup tabung kapiler dengan sumbat penutupnya ,sehingga dapat
dengan mudah diaduk dengan magnet dari luar
- Setelah pengambilan darah selesai daerah tusukan jarum ditekan secara 5 menit
,kemudian tutup dengan menggunakan plaster.

- pengambilan darah vena


Darah vena kurang baik untuk pengaturan keseimbangan asam
basa,tetapi dapat digunakan dalam penetuan elektrolit,nilai ph dan pCO2
.pengambilan darah vena dilakukan melaluii vena cubiti. Bila menggunakan
vacutainer, tabung dilepaskan sebelum mencabut jarum.
- Anti koagulan
 Antikoagulan yang umum digunakan untuk pemeriksaan keseimbangan basa.asam
basa adalah garam heparin .heparin adalh anti koagulan yang normal ada pada
semua mamalia,diberi nama heparin karena pada mulanya ( tahun 1916)
ditemukan dalam jaringan hati.disintesa dalam sel mast dan basofil dan disimpan
dalam granul sel.heparin komersial berasal dari mukosa intima usus babi.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 18


 Heparin termasuk dalam keluarga karbohidrat kompleks .glycosa minoglycan atau
mucopolysakarida .heparin mencegah pembekuan darah karen memiliki gugus
pentasaccharida yang mampu mengikat anti trombin III .antitrombin III adalah
protein plasma yang mencegah pembekuan darah dengan menghambat reaksi
enzimatik faktor pembekuan aktif seperti Xia,Xa,Ixa dan Iia ( trombin ) .ikatan
heparin pada antitrombin III ,menigkatkan aktifitas antitrombin III hingga 1000
kali.
 Penggunaan heparin sebagai antikoagulan pada pemeriksaan kimia darah sudah
digunakan pada pemeriksaan kimia darah sudah digunakan lebih dari 50
tahun.pada tahun 1960 siggaard-andersen menggunakan Na heparin 200 IU/ml
darah untuk pemeriksaan keseimbangan asam basa karena tidak mempengaruhi
ph dan pa co2 . bila Na heparin digunakan secara berlebih maka ph akan rendah
dan Pa co2 akan tinggi.dalam perkembangan untuk peningkatan mutu hasil
pemeriksaan keseimbangan asam basa digunakan litium heparin cukup dengan 0,2
ml ( 1000 IU/ml) litium heparin sudah dapat mencegah beku 5 ml darah atau
konsentrsi litium heparin sebesar 40 IU/ml darah .
 Penggunaan heparin cair memiliki potensi kesalah pada hasil pemeriksaan karena
terjadinya pengenceran bahan ,terdapat perbedaan PH ,Pa Co2 sdan Pa O2 antara
darah dan cairan heparin.heparin cair memiliki Ph : 6,4,Pa Co2 2,75 mmhg dan Pa
O2 160 mmhg.pengaruh ini dapat dihilangkan dengan penggunaan semprit atau
tabung ,vakum berisi heparinkering ( Lyophilized )
 Pemeriksaan keseimbangan asam basa biasanya disertai pemeriksaan elektrolit
seperti K,Na,Cl,kalsium ion .kesalahan dapat terjadi dengan pengukuran kadar ino
kalsium
 Calsium balanced heparin,suatu campuran litium –sodium heparin yang ditambah
dengan kalsium klorida sedemikian hingga kadar ion kalsium 1,25 mml/L ( rerata
kadar ion kalsium pada orang dewasa sehat ) kadar ion kalsium pada 90 % -95%
pasien berkisar antara 0,9 – 1,8 mmol/L
 Pengiriman bahan darah ke laboratorium
Bahan darah harus langsung dikirim di dalam termos berisi air es dan es
batu ( tabung dibungkus plastik agar air tidak masuk kedalam tabung ). Keadaan

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 19


dingin 4 ° C bertujuan memperkecil terjadinya perubahan biokimiawi ( proses
metabolisme akan menigkatkan CO2 )

KERANGKA KONSEP

Hubungan

HIPOTESIS

Pasien yang diperiksa oleh Sima dan Mila mengalami asidosis metabolik yang terkompensasi
sebagian

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 20


SINTESIS

ERITROSIT ( SEL DARAH MERAH )

a. Bentuk dan ukuran eritrosit

Seperti gambar diatas, sel darah merah berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter
rata-rata 7,8 mikro meter dan tebal sekitar 2,5 mikrometer di bagian pinggir serta 1 mikrometer
dibagian tengah.volume rata-rata sel darah merah adalh 90- 95 mm 3. Bentuk khas sel darah
merah ikut berperan melalui dua cara, terhadap efisiensi eritrosit melakukan fungsi mereka
mengangkut O2 dalam darah. Pertama, bentuk bikonkaf menghasilkan luas permukaan yang lebih
besar bagi difusi O2 menembus membran daripada yang dihasilkan oleh sel bulat dengan volume
yang sama. Kedua, tipisnya sel memungkinkan O2 berdifusi secara lebih cepat antara bagian
dalam sel dengan eksteriornya.

Ciri lain dari eritrosit yang mempermudah fungsi transportasi mereka adalah kelenturan
( fleksibilitas ) membran mereka, yang memungkinkan eritrosit berjalan melalui kapiler yang
sempit dan berkelok-kelok untuk menyampaikan kargo O2 mereka ke jaringan tanpa mengalami
ruptur dalam prosesnya.

Sel darah merah ini tidak memiliki inti dan juga mengandung hemoglobin ( setiap
molekul RBC mengandung sekitar 280 juta molekul hemoglobin). Usia dari eritrosit ini adalah

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 21


120 hari, setelah itu akan di bongkar pada sum-sum tulang melalui proses yang disebut
erithropoesis.

b. Konsentrasi eritrosit dalam darah

Konsentrasi eritrosit pada pria normal yaitu sekitar 5.200.000 mm 3 dan sekitar 4.700.000
mm3 pada wanita normal. Sedangkan pada orang-orang yang tinggal di dataran tinggi memiliki
jumlah eritrosit yang lebih besar.

c. Fungsi eritrosit
Fungsi utama sel darah merah yang juga dikenal dengan eritrosit adalah pengangkutan
hemoglobin yang selanjutnhya mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Selain itu, sel
darah merah juga memiliki fungsi lain. Misalnya, sel tersebut mengandung sejumlah besar
karbonik anhidrase, suatu enzim yang mengkatalisis suatu reaksi reversibel antara CO 2 dan H2O
untuk membentuk H2CO3 yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi ini beberapa ribu kali lipat.
Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah dapat mengangkut sejumlah besar CO 2 dalam
bentuk ion bikarbonat ( HCO3- )dari jaringan ke paru-paru. Di paru-paru ion tersebut diubah
kembali menjadi CO2 dan dikeluarkan ke dalam atmosfer sebagai produk limbah tubuh.
Hemoglobin yang terdapat di dalam sel sebagai dapar asam-basa yang baik, sehingga sel darah
merah bertanggung jawab terhadap daya dapar asam-basa tubuh.

d. Hemoglobin

Hemoglobin terdiri dari dua bagian (1) bagian globin, suatu protein yang terbentuk dari
4 rantai polipeptida ynag sangat berlipat-lipat (2) gugus nitrogenosa non-protein mengandung
besi yang dikenal sebagai gugus heme, yang masing-masing terikat ke satu polipeptida. Setiap
atom besi dapat berikatan secara reversibel dengan satu molekul O 2, dengan demikian setiap
molekul hemoglobin dapat mengangkut 4 penumpang O2, ikatan ini dikenal dengan nama
oksihemoglobin . Karena O2 kurang larut dalam plasma, 98,5% O2 yang diangkut dalam darah
terikat pada hemoglobin. Hemoglobin ini merupakan suatu pigmen yang secara alamiah
berwarna.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 22


Sel darah merah mampu mengonsentrasikan hemoglobin dalam cairan sel sampai sekitar
34 gram 100mL sel. Pada orang normal, persentase hemoblobin hampir mendekati nilai
maksimum dalam setiap sel. Namun, bila pembentukan hemoglobin dalam sum-sum tulang
berkurang maka persentase hemoglobin akan berkurang begitupun dengan volume darah.
Bila hematokrit dan jumlah hemoglobin dalam masing-masing sel bernilai normal, maka
seluruh darah seorang pria rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin /mL sel dan pada wanita
sekitar 14 gram/mL sel.

e. Eritropoesis

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 23


Sebagian besar sel darah merah mengakhiri hidupnya di limpa, karena jaringankapiler
organ ini sempit dan berbelit-belit, sehingga sel-sel rapuh ini terjepit. Selain menyingkirkan
sebagian eritosit tua dari sirkulasi, limpa memiliki kemampuan terbatas untuk menyimpan
eritrosit sehat di dalam pulpa interiornya.

Karena eritrosit tidak dapat membelah diri untuk menggantikan jumlah mereka sendiri,
sel-sel tua yang ruptur diganti oleh sel baru yang dihasilkan oleh pabrik eritrosit “sumsum
tulang”, yaitu jaringan lunak yang sangat seluler mengisi rongga-rongga internal tulang. Sumsum
tulang dalam keadaan normal menghasilkan sel darah merah, suatu proses yang dikenal sebagai
eritropoesis, dengan kecepatan luar biasa dua sampai tiga juta perdetik untuk mengimbangi
musnahnya sel tua.

Eritropoesis ini dikontrol oleh eritropoetin yang disekresi oleh ginjal. Eritropoetin ini
disekresi jika terjadi penurunan penyaluran O2 ke ginjal yang kemudian disalurkan ke dalam
darah, hormon inilah yang kemudian merangsang eritropoesis dalam tulang. Sel-sel di ginjal
yang mengeluarkan eritropoetin belum diketahui secara pasti, namun tempat kerjanya sudah
diketahui yaitu pada turunan sel-sel bakal yang belum berdiferensiasi yang telah berkomitmen
untuk menjadi sel darah merah yang merangsang proliferasi dan pematang mereka. Peningkatan

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 24


aktivitas eritropoesis menambah jumlah sel darah merah dalam darah, sehingga terjadi
peningkatan kapasitas darah dalam mengangkut oksigen dan memulihkan penyalurannya ke
jaringan ke tingkat normal.

Satu-satunya jenis eritrosit yang dapat masuk ke jaringan adalah retikulosit atau eritrosit imatur.
Kadar retikulosit dalam darah sekitar 0,5% sampai 1,5% dari total eritrosit darah.

LEUKOSIT( SEL DARAH PUTIH)

a. Bentuk dan jenis leukosit


Leukosit disebut juga sel darah putih, merupakan unit sistem pertahanan tubuh yang
mobile. Sel darah sedikit berbeda dari sel darah merah karena selnya memiliki inti. Leukosit
sebagian dibentuk di sum – sum tulang ( granulosit dan monosit serta sedikit limfosit) dan
sebagian lagi dijaringan limfe ( limfosit dan sel – sel plasma ). Sel darah putih jauh lebih besar
dari pada sel darah merah. Jumlahnya dalam setiap 1 cm3 darah adalah 5000- 9000 /mm3
Ada enam macam sel darah putih yang biasa ditemukan dalam darah. Keenam sel
tersebut adalah netrofil polimorfonuklear, eosinofil polimorfonuklear, basofil polimorfonuklear,

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 25


monosit, limfosit dan kadang-kadang sel plasma. Selain itu, terdapat sejumlah besar trombosit
yang merupakan pecahan dari sel jenis lain yang serupa dengan sel darah putih yang dijumpai
dalam sum-sum tulang, yaitu megakariosit. Ketiga tipe pertama sel-sel ini, yaitu sel-sel
polimorfonuklear seluruhnya mempunyai gambaran granular. Karena alasan itu, sel-sel tersebut
disebut sel granulosit, atau dalam terminal lebih klinis disebut “poli” karena intinya yang
multiple.

Granulosit dan monosit melindungi tubuh terhadap organisme penyerang terutama


dangan cara memakannya yaitu melalui fagositosis. Fungsi limfosit dan sel-sel plasma terutama
berhubungan dengan sistem imun. Akhirnya, fungsi trombosit terutama mengaktifkan
mekanisme pembekuan darah.

b. Konsentrasi berbagai macam sel darah putih dalam darah.


Manusia dewasa mempunyai sekitar 7000 sel darah putih / µL darah (dibandingkan
dengan sel darah merah yang berjumlah 5 juta). Persentase normal berbagai jenis sel darah putih
kira-kira sebagai berikut:
o Netrofil polimorfonuklear 62,0%
o Eosinofil polimorfonuklear 2,3%
o Basofil polimorfonuklear 0,4%
o Monosit 5,3%
o Limfosit 30,0%

Trombosit, yang hanya merupakan fragmen-fragmen sel, dalam keadaan normal


jumlahnya kira-kira 300.000/µL darah.

c. Pembentukan Leukosit

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 26


Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 27
Granulosit dan monosit hanya dibentuk di dalam sumsum tulang. Limfosit dan sel plasma
terutama diproduksi di berbagai jaringan limfogen—khususnya di kelenjar limfe, limpa, timus,
tonsil, dan berbagai kantong jaringan limfoid dimana saja di dalam tubuh, seperti sumsum tulang
dan plak preyer dibawah epitel dinding usus.Sel darah putih yang dibentuk didalam sumsum
tulang , di simpan dalam sumsum sampai diperlukan di sistem sirkulasi. Kemudian bila
kebutuhan sel darah putih ini muncul, berbagai macam faktor akan menyebabkan leukosit
tersebut dilepaskan. Biasanya, leukosit yang bersirkulasi dalam seluruh darah kira-kira tiga kali
lipat jumlah yang disimpan dalam sumsum. Jumlah ini sesuai dengan persediaan leukosit selama
6 hari.
Limfosit sebagian besar disimpan di berbagai area jaringan limfoid, kecuali sejumlah
kecil limfosit yang diangkut dalam darah untuk sementara waktu. Megakariosit juga dibentuk
dalam sumsum tulang lalu membentuk fragmen-fragmen dalam sumsum tulang, menjadi
fragmen kecil yang dikenal sebagai platelet ( trombosit ) yang selanjutnya masuk ke dalam
darah.
Masa hidup granulosit sesudah diepaskan dari sumsum tulang normalnya 4 sampai 8 jam
dalam sirkulasi darah,dan 4 sampai 5 hari berikutnya dalam jaringan yang
membutuhkan.Monosit juga mempunyai masa edar yang singkat,yaitu 10 sampai 20 jam dalam
darah, sebelum mengembara melelui membrane kapiler ke dalam jaringan.Sel-sel ini
membengkak sampai ukurannya besar sekali dan mempunyai makrofag jaringan,dalam bentuk
ini sel-sel tersebut dapat hidup berbulan-bulan kecuali bila sel-sel itu dimusnahkan saat
melakukan fungsi fagositik.
Limfosit memiliki sistem sirkulasi secara kontinu,bersama dengan aliran limfe dari nodus
limfe dan jaringan limfoid lainnya. Setelah beberapa jam limfosit keluar dari darah dan kembali
ke jaringan dengan cara diapedesis. Dan selanjutnya memasuki limfe dan kembali ke darah lagi,
demikian seterusnya,sehingga terjadi sirkulasi limfosit yang terus menerus di seluruh
tubuh.Limfosit memiliki masa hidup berminggu-minggu atau berbulan-bulan, masa hidup ini
tergantung pada kebutuhan tubuh akan sel-sel tersebut.
Trombosit dalam darah akan di ganti kira-kira 10 hari, dengan kata lain,setiap hari kira-
kira terbentuk 30000 trombosit per mikroliter darah.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 28


Sifat pertahanan Netrofil dan makrofag terhadap infeksi
Ternyata netrofil dan makrofag jaringan yang terutama menyerang dan menghancurkan
bakteri,virus dan agen-agen merugikan lain yang menyerbu masuk ke dalam tubuh.
Netrofil adalah sel matang yang dapat menyerang dan menghancurkan bakteri, bahkan di
dalam sirkulasi darah, yang merupakan sel imatur walaupun tetap berada dalam darah dan
memiliki sedikit kemampuan untuk melawan agen-agen infeksius pada saat itu.

Sel darah putih memasuki ruang jaringan dengan cara diapedesis. Netrofil dan
monosit dapat terperas melalui pori-pori kapiler darah dengan cara diapedesis. Jadi walaupun
pori ukurannya jauh lebih kecil dari pada sel,pada suatu ketika sebagian kecil sel tersebut
meluncur melalui pori-pori , bagian yang meluncur tersebut untuk sesaat terkonstriksi sesuai
dengan ukuran pori.
Sel darah putih bergerak melewati ruang jaringan dengan gerakan ameboid.Netrofil
dan makrofag dapat bergerak melalui jaringan-jaringan dengan gerakan amobeid
Sel darah putih tertarik ke daerah jaringan yang meradang dengan cara
kemotaksis.Banyak jenis zat kimia dalam jaringan dapat menyebabkan netrofil dan makrofag
bergerak menuju sumber zat kimia
Fagositosis, fungsi netrofil dan makrofag yang terpenting adalah fagositosis ,yang berarti
pencernaan seluler terhadap agen yang mengganggu.Terjadinya fagositosis terutama bergantung
pada tiga prosedur selektif berikut.
Pertama ,sebagian besar struktur alami dalam jaringan memiliki permukaan halus,yang
dapat menahan fagositosis.Tetapi jika permukaan nya kasar ,maka kecendrungan fagositosis
akan meningkat.
Kedua, sebagian besar bahan alami tubuh mempunyai selubung protein pelindung yang
menolak fagositosis.Sebaliknya sebagian besar jaringan mati dan pertikel asing tidak mempunyai
selubung pelindung ,sehingga jaringan atau partikel tersebut menjadi subjek untuk di fagositosis.
Ketiga, sistem imun tubuh membentuk antibodi untuk melawan agen infeksius seperti
bakteri.
Fagositosis oleh netrofil.Netrofil sewaktu memasuki jaringan sudah merupakan sel-sel
natur yang dapat segera memulai fagositosis.Sewaktu mendekati suatu partikel untuk

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 29


difagositosis,mula-mula melekatkan diri pada partikel kemudian menonjolkan pseudopodia ke
semua jurusan di sekeliling partikel.
Fagositosis oleh Makrofag.Makrofag merupakan produk tahap akhir monosit yang
memasuki jaringan dari dalam darah .Bila makrofag di aktifka oleh system imun ,makrofag
merupakan sel fagosit yan gjauh lebih kuat dari pada netrofil,seringkali mampu memfagositosis
sampai 100 bakteri.
Setelah di fagositosis,sebagian besar partikel dicerna oleh enzim intraselular.Netrofil
dan makrofag ,keduanya mempunyai sejumlah besar lisosom yang berisi enzim proteolitik yang
khusus dipakai untuk mencerna bakteri dan bahan protein asing lainnya.

d. Eosinofil
Eosinofil normal nya mencakup sekitar 2 persen dari seluruh leukosit darah. Eosinofil
merupakan sel fagosit yang lemah dan menunjukkan fenomena kemotaksis, namun bila
dibandingkan dengan netrofil, peran eosinofil dalam pertahanan tubuh terhadap tipe infeksi yang
umum masih diragukan.

e. Basofil.
Basofil dalam sirkulasi darah serupa dengan sel mast jaringan yang besar yang terletak
tepat disisi luar banyak kapiler dalam tubuh. Sel mast dan basofil melepaskan heparin ke dalam
darah, yaitu suatu bahan yang dapat mencegah pembekuan darah.

f. Kelainan pada Leukosit


 Leukopenia.
Kondisi klinis yang di kenal sebagai leucopenia terjadi bila sumsum tulang belakang
memprodksi sangat sedikit sel darah putih,sehingga tubuh tidak terlindung terhadap
banyak bakteri dan agen lain yang mungkin masuk menginvasi jaringan.
 Leukemia
Kelainan ini terjadi apabila produksi sel darah putih yang tidak terkontrol disebabkan
oleh mutasi yang bersifat kanker pada sel mielogen atau sel limfogen. Biasanya kondisi
ini ditandai dengan sel darah putih abnormal yang sangat meningkat dalam sirkulasi
darah.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 30


TROMBOSIT

Trombosit adalah fragmen sel yang berasal dari megakarosit. Selain eritrosit dan leukosit,
trombosit adalah unsur sel darah ketiga yang terdapat di dalam darah. Trombosit bukanlah suatu
sel utuh, tetapi fragmen atau potongan kecil sel (bergaris tengah sekitar 2-4 µm) yang terlepas
dari tepi luar suatu sel besar (bergaris tengah sampai 60µm).

Trombosit merupakan komponen sel darah yang dibentuk di sum- sum tulang dari
megakariosit . trombosit ini juga merupakan unsur paling kecil dalam darah, tidak memilik inti
serta dapat mensekresikan berbagai substansi.

Trombosit ini dapat berkontraksi , karena mengandung aktin dan miosin . Kadar normal
trombosit dalam darah 250.000 – 400.000 / mm3 yang berperan dalam hemostasis (mencegah
kehilangan darah) .

Pembekuan Darah

3 tahap dasar dalm pembekuan darah, yaitu :

1. Pembentukan tromboplastin

Tahap pertama

• Tromboplastogenesis

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 31


• Dimulai dengan kerja TF 3 (faktor trombosit 3) dan faktor pembekuan lain
pada permukaan asing atau pada sentuhan dengan kolagen .

• Faktor IV, V, VIII, IX, X, XI, XII

• Kemudian faktor III dan VII

2. Perubahan protrombin menjadi trombin

Tahap kedua

Dikatalisasi oleh

• Tromboplastin

• faktor IV,V,VII, dan IX

3. Perubahan fibrinogen menjadi fibrin

Tahap ketiga

Dikatalisasi oleh :

• Trombin

• TF 1

• TF 2

Faktor Pembekuan Darah

I. Fibrinogen

II. Protrombin

III. Tromboplastin

IV. Kalsium dalam bentuk ion

V. Proeselerin, faktor labil

VI. unnamed
Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 32
VII. Prokonvertin, faktor stabil

VIII. Antihemophilic Globulin (AHG)

IX. Plasma thromboplastin Component (PTC)

X. Faktor Stuart-Prower

XI. Plasma Thromboplastin Antecedent

XII. Faktor Hageman

XIII. Faktor stabilisasi fibrin

PLASMA DARAH
Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi
medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup, yang berbentuk butiran-butiran darah. Di
dalamnya terkandung benang-benang fibrin/fibrinogen yang berguna untuk menutup luka yang
terbuka.

Plasma , karena berupa cairan 90% terdiri dari air, yang berfungsi sebgaia medium untuk
mengangkut berbagai bahan dalam darah. Selain itu, karena air memiliki kemampuan menahan
panas dengan kapasitas tinggi, plasma mampu menyerap dan mendistribusikan banyak panas
yang dihasilkan oleh metabolisme di dalam jaringan, sementara suhu udara itu sendiri hanya
mengalami sedikit perubahan. Energi panas yang tidak diperlukan untuk mempertahankan suhu
tubuh dikeluarkan ke lingkungan ketika darah mengalir ke permukaan kulit.

Sejumlah besar zat organik dan anorganik larut dalam plasma. Konstituen organik yang
paling banyak berdasarkan beratnya adalah protein plasma, yang membentuk 6%-8% dari berat
total plasma. Elektrolit yang paling banyak dalam plasma adalah Na+ dan Cl- ( garam dapur ).
Jumlah HCO3-, K+, Ca2+ dan ion lain lebih sedikit. Fungsi paling menonjol dari ion-ion cairan
ekstrasel ( CES ) ini adalah peran mereka dalam eksitabilitas membran, distribusi osmotik cairan
antara CES dan sel, dan menyangga perubahan pH. Persentase plasma sisanya ditempati oleh
nutrien, misalnya glukosa, asam amino, lemak dan vitamin serta produk sisa (kreatinin, bilirubin,
dan zat-zat bernitrogen seperti urea), gas O2 dan CO2
dan hormon. Sebagian besar zat tersebut hanya diangkut dalam plasma.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 33


Protein plasma adalah sekelompok konstituen plasma yang tidak sekedar diangkut.
Komponen ini dalam keadaan normal tetap berada di dalam plasma, tempat mereka melakukan
banyak fungsi yang bermanfaat. Protein plasma ini, biasanya tidak keluar dari pori-pori di
dinding kapiler dan dalam dispersi koloid.

Terdapat tiga kelompok protein plasma, yaitu albumin, globulin, dan fibrinogen yang
diklasifikasikan berdasarkan berbagai sifat fisik dan kimia yang memiliki beberapa fungsi yaitu;

1. Karena keberadaan mereka sebagai dispersi koloid dalam plasma dan kelangkaan
mereka di cairan interstisium, protein-protein plasma membentuk gradien osmotik
antara darah dan cairan interstitium. Tekanan osmotik koloid ini adalah gaya utama
yang menghambat pengeluaran berlebihan plasma dari kapiler ke dalam cairan
iterstitium dan demikian membantu mempertahankan volume plasma
2. Protein plasma ikut berperan menyangga perubahan PH darah
3. Protein plasma ikut menentukan kekentalan (viskositas) darah, tetapi dalam hal ini
eritrosit jauh lebih penting.
4. Protein plasma dalam keadaan normal tidak digunakan sebagai bahan bakar metabolik,
tetapi dalam keadaan kelaparan akan digunakan sebagai energi sel.
5. Selain fungsi umum tersebut, tiap jenis protein plasma memiliki tugas khusus :
 Albumin, protein plasma yang paling banyak mengikat zat untuk transportasi
melalui plasma dan berperan dalam menentukan osmotik koloid.
 Terdapat tiga subkelas globulin : alfa, beta dan gamma
 Fibrinogen adalah faktor kunci dalam proses pembekuan darah

Protein-protein plasma biasanya disintesis oleh hati, kecuali globulin gamma yang
dihasilkan oleh limfosit, salah satu jenis sel darah putih.

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

Yang termasuk dalam pemeriksaan darah lengkap :

1. Hb (hemoglobin)........ g/ dl
2. Haematocrite ( Hct )
3. Laju endapan darah ( ESR) .......... mm/jam

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 34


4. Jumlah sel darah putih ............ x103 /mm3
5. Hitung jumlah sel darah putih
6. Jumlah sel darah merah ..........Jt/mL
7. Jumlah trombosit............/mm3
8. indeks eritrosit

pH darah merupakan suatu keadaan dimana darah berada dalam keadaan netral, asam
atau basa. pH darah normal yaitu 7,4 dengan range antara 7,35-7,45

Faktor Yang Mempengaruhi pH Darah :

1. Penurunan ventilasi dan peningkatan PCO2


2. Peningkatan ventilasi dan penurunana PCO2
3. Penurunana konsentrasi bikarbonat cairan ekstraseluler
4. Penigkatan konsentrasi bikarbonat cairan ekstaseluler

Produksi sel darah merah

• Minggu pertama kehidupan embrio,sel darah primitif yang berinti diproduksi dalam yolk
sac.

• Selama pertengahan trimester masa gestasi, hati sebagai organ utama untuk meproduksi
sel-sel darah merah, walaupun cukup banyak di produksi juga dalam limpa dan
limfonodus.

• Pada dasarnya sumsum tulang dari semua tulang memproduksi sel darah merah sampai
seseorang berusia 5 tahun; tetapi sumsum dari tulang panjang, kecuali proksimal humerus
dan tibia, menjadi sangat berlemak dan tidak memproduksi lagi setelah kurang lebih
berusia 20 tahun.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 35


• Di atas umur 20 tahun, kebanyakan sel darah merah diproduksi dalam sumsum tulang
membranosa, seperti vertebra, sternum, iga dan ilium. Sehingga bertambahnya usia
tulang-tulang ini sumsum menjadi kurang produktif.

PEMBENTUKAN DARAH

Keterangan :

 Sel stem Hemopoietik Pluripoten, penginduksi pertumbuhan dan penginguksi


diferensiasi.

Tahap-tahap diferensiasi sel darah merah

Proeritroblas è Sel pertama yang dapat dikenali sebagai bagian dari rangkaian sel darah merah

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 36


Basofil eritroblas è Sel-sel generasi pertama yang terbentuk banyak sel darah merah yang matur
dari pembelahan beberapa kali sebab dapat dipulas dengan zat warna basa

Retikulosit è Retikulum endoplasma direabsorbsi karena masih mengandung sedikit bahan


basofilik;terdiri dari golgi, mitokondria dan sedikit organel sitoplamik.

Eritrosit è Bahan basolfilik yang tersisa sedikit demi sedikit akan menghilang dalam 1 sampai 2
hari dalam retikulosit normalnya

Pematangan Sel darah merah

2 vitamin yang penting :

1. B12

2. Asam folat

☼ keduanya bersifat penting untuk sintesis DNA karena masing-masing dalam cara yang
berbeda dibutuhkan untuk pembentukan timidin trifosfat, yaitu salah satu blok pembangun
penting dari DNA.

Penguraian sel darah merah

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 37


Pengaturan keseimbangan asam-basa oleh ginjal
Ginjal mengatur keseimbangan asam-basa dengan mengekskresikan urin yang asam atau
basa. Pengeluaran urin asam akan mengurangi jumlah asam dalam cairan ekstrasel, sedangkan
pengeluaran urin basa berarti menghilangkan basa dari cairan ekstrasel.
Keseluruhan mekanisme ekskresi urin asam atau basa oeh ginjal adalah sebagai berikut ;
sejumlah besar HCO3- ini diekskresikan kedalam urin, keadaan ini menghilangkan basa dari
darah. Sejumlah besar H+ juga dieksresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel epitel tubulus,
sehinga menghilangkan asam dari darah. Bila lebih banyak H+ yang disekresikan dari pada
HCO3- yang difiltrasi dari pada H+ yang disekresikan, akan terjadi kehilangan basa.
Jadi, ginjal mengatur konsentrasi H+ cairan ekstrasel melalui tiga mekanisme dasar :
1. Sekresi ion H+
2. Reabsorbsi HCO3- yang difiltrasi
3. Produksi HCO3- baru

Sekresi Ion Hidrogen dan Reabsorbsi Ion Bikarbonat Oleh Tubulus Ginjal
Sekresi ion hidrogen dan reabsorbsi bikarbonat terjadi hampir di seluruh bagian tubulus
kecuali segmen tipis desenden dan asenden ansa henle. Ingatlah bahwa untuk setiap bikarbonat
yang direabsorbsi, satu H+ harus disekresikan.
Sekitar 80 sampai 90 persen reabsorbsi bikarbonat (dan sekresi H +) terjadi di tubulus
proksimal, sehingga hanya sejumlah kecil bikarbonat yang mengalir ke dalam tubulus distal dan
duktus koligentes. Di segmen tebal asenden ansa henle, terjadi reabsorbsi terhadap 10 persen
bikarbonat yang difiltrasi dan reabsorbsi sisanya terjadi di tubulus distal dan duktus koligentes.
Seperti telah dibahas sebelumnya, mekanisme reabsorbsi bikarbonat juga melibatkan sekresi H +
oleh tubulus, tetapi tugas ini dilakukan secara terpisah oleh segmen tubulus yang berbeda.
Ion hidrogen disekresikan oleh transpor aktif sekunder di segmen tubulus awal.
Proses sekresi dimulai ketika CO2 berdifusi ke dalam sel tubulus atau dibentuk melalui
metabolisme di dalam sel epitel tubulus. CO2 dibawah pengaruh enzim karbonik anhidrase,

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 38


bergabung dengan H2O untuk membentuk H2CO3, yang berdisosiasi menjadi HCO3- dan CO2. H+
disekresikn dari sel masuk ke dalam lumen tubulus melalui transpor-imbangan Natrium-
hidrogen. Artinya, ketika Na+ bergerak dari lumen tubulus ke bagian dalam sel, Na + mula-mula
bergabung dengan protein pembawa di batas luminal membran sel, pada waktu bersamaan, H+ di
bagian dalam sel bergabung dengan protein pembawa Na+ bergerak ke dalam sel mengikuti
gradien konsentrasi yang telah dihasilkan oleh pompa natrium-kalium ATPase di membran
basolateral. Gradien untuk pergerakan Na+ ke dalam sel kemudian menyediakan energi untuk
menggerakkan H+ ke arah yang berlawanan, dari dalam sel ke lumen tubulus.

Ion Bikarbonat (HCO3-) Difiltrasi, Direabsorbsi Melalui Interaksi Dengan Ion Hidrogen
Dalam Tubulus
Reabsorbsi HCO3- diawali oleh reaksi di dalam tubulus antara HCO 3- yang difiltrasi pada
glomerulus dan H+ yang disekresikan oleh sel tubulus. H 2C03- yang terbentuk kemudian
berdisosiasi menjadi CO2 dan H2O. CO2 dapat bergerak dengan mudah melewati membran
tubulus. Oleh karena itu, CO2 berdifusi masuk ke dalam sel tubulus, tempat CO 2 bergabung
kembali dengan H2O di bawah pengaruh karbonik anhidrase, untuk menghasilkan molekul
H2CO3- yang baru. H2C03- berdisosiasi membentuk HCO3- dan H+; HCO3- berdifusi melalui
membran basolateral masuk ke dalam cairan intertisial dan di bawa ke darah kapiler peritubulus.

Respon kompensatorik terhadap perubahan pH


1. Asidosis metabolik primer (penurunan HCO3-)
Dikompensasi dengan hiperventilasi respiratorik, sehingga menurunkan PCO 2 dan
memulihkan pH ke nilai normal.
2. Alkalosis metabolik primer ( peningkatan HCO3-)
Dikompensasi dengan hipoventilasi respiratorik, sehingga meningkatkan PCO2 dan
memulihkan pH ke nilai normal.

Respon Kompensatorik Pernapasan Terjadi Dalam Beberapa Menit Sebaliknya Kompensasi


Ginjal Untuk :

1. Asidosis respiratorik primer ( peningkatan PCO2 ) atau alkalosis ( penurunan PO2)

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 39


Terjadi melalui retensi atau eksresi ion HCO3- atau H+. Namun demikian, kompensasi
yang dilakukan ginjal berlangsung lambat sehingga efeknya tidak dapat terlihat sampai
kira-kira 24 jam. Kompensasi penuh memerlukan waktu sekitar 2-3 hari. Dengan
demikian, asidosis respiratorik diklasifikasikan sebagai keadaan akut. Bila tidak terjadi
kompensasi ginjal dan HCO3 masih dalam keadaan normal. Bila terjadi kompensasi
ginjal dan HCO3 telah meningkat maka keadaan ini diklasifikasikan sebagai keadaan
kronis.
2. Alkalosis respiratorik primer
Dapat digolongkan dalam keadaan akut atau kronis, bergantung pada kompensasi ginjal
yang terjadi sebagian atau lengkap. Apabila pembilang dalam persamaan Henderson
Hasselbach meningkat, maka penyebut harus meningkat pula agar perbandingan tetap 20 : 1
dan memperkecil penyimpangan pH dari normal.

FISIOLOGI KESEIMBANGAN ASAM-BASA

Menurut Bronsted Lowri, Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H + ke zat
lain.(sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H + dari zat lain
( sebagai akseptor electron ).

KLASIFIKASI Bronsted dan Lowry

Berdasarkan kemampuan melepaskan ion H+, asam dan basa masih dapat dibagi menjadi:

Asam Lemah

Asam lemah adalah asam yang hanya terdisosiasi sebagian dalam air ( berdisosiasi tidak
sempurna). Asam karbonat dalam air hanya akan terdisosiasi sebagain menjadi ion H+ dan
HCO3 –

Asam Kuat

Asam kuat adalah asam yang berdisosiasi sempurna dalam air . HCl dalam air akan berdisosiasi
seluruhnya menjadi ion H+ dan Cl-.ion H+ yang terbentuk akan diikat oleh molekul air

Basa Lemah
Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 40
Basa Lemah adalah basa yang hanya terdisosiasi sebagian dalam air atau suatu persenyawaan
yang bergabung tidak sempurna dengan ion hydrogen dalam larutan air.

Basa Kuat

Basa kuat adalah persenyawaan yang terdisosiasi secara sempurna dalam larutan air.NaOH
dalam air akan terdisosiasi seluruhnya menjadi ion Na + dan OH-

SISTEM BUFFER

Sistem buffer disebut juga sebagai sistem penahan atau sisitem penyangga, karena dapat
menahan perubahan Ph. Sistem buffer merupakan larutyan yang mengandung
konjugasinya..buffer ini terdiri dari asam lemah yang menjadi donor ion hydrogen dan basa
lemah yang berfungsi sebagai akseptor ion hydrogen.

Di dalam tubuh terdapat sistem buffer, yaitu sistem buffer asam karbonat-bikarbonat,
sistem buffer protein sistem buffer hemoglobin dan sistem buffer fosfat.

Fungsi utama sisitem buffer ini adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh
pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan ekstraseluler.Sebagai buffer, sistem ini
memiliki keterbatasan , yaitu:

 Tidak dapat mencegah perubahn Ph di cairan ekstraseluler yang disebabkan


karena peningkatan CO2
 Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendali sistem
pernafasan bekerja normal
 Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada tersedianya ion
bikarbonat

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 41


Gangguan Asam-Basa Sederhana

Gangguan Sebab Perbandingan bikarbonat-asam karbonat


20 : 1 Kompensasi
Asam – Basa
Asidosis Hipoventilasi Perbandingan Ginjal :
Respiratorik (CO2 tertahan) < 20 : 1 - Retensi HCO3-
- Ekskresi garam-garam
asam
- Meningkatnya
pembentukan ammonia
Alkalosis Hiperventilasi Perbandingan Ginjal :
Respiratorik (pelepasan CO2 > 20 : 1 - Ekskresi HCO3-
berlebihan) - Retensi garam-garam
asam
- Pembentukan ammonia
Asidosis Metabolik Retensi asam terfiksasi Perbandingan Paru-paru :
Kehilangan bikarbonat < 20 : 1 - Hiperventilasi
basa Ginjal :
- Seperti pada asidosis
respiratorik
Alkalosis Metabolik Kehilangan asam Perbandingan Paru – paru :
terfiksasi > 20 : 1 - Hipoventilasi
Peningkatan bikarbonat Ginjal :
basa - Seperti pada alkalosis
Penurunan K+ respiratorik

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 42


DAFTAR PUSTAKA

Edisi kedua.2008.Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa.Jakarta:Balai


Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia.

Guyton,Arthur C.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC.

Price,Sylvia Anderson.2005.Patofisiologi,konsep Klinis Proses-Proses


penyakit.Jakarta:EGC.

Baron,D.N. 1990. Kapita Selekta “Patologi Klinik”. Jakarta : EGC.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 43

You might also like