Professional Documents
Culture Documents
Istilah - istilah
Acantolisis : hilangnya pertautan antara sel epidermal/epithelial akibat degenerasi
substansi semen interseluler/penghubung interseluler. Ini menghasilkan
pembentukan bulla, vesicle dan lacuna dalam epidermis.
Bulla : sebuah rongga dibentuk di dalam atau di bawah epidermis dan berisi cairan, plasma
darah dan sering sel radang. Bulla berukuran < 5 mm disebut vesicle.
Dyskeratosis : keratinisasi yang salah dan premature dari keratinosit. Ada 2 jenis :
1. terjadi pada penyakit acantolytic
2. pada neoplasia epidermal.
Keratohyaline : granule irregular, basofilik (biru) tua terdapat dalam sel-sel lapisan
granulosum. Keratohyalin membentuk substansi interfibriler yang
menyemen fibril-fibril keratin atau tonofibril, menghasilkan “soft”
keratin dari sel tanduk. “Hard” keratin dari rambut dan kuku dibentuk
tanpa interposisi keratohyaline antar fibril keratin.
Leucocytoclasis : disintergrasi dari leukosit, terutama terjadi pada alergik vasculitis yang
menghasilkan nuclear dust.
Parakeratosis : keratinisasi incomplete yang khas ditandai oleh retensi inti dalam
lapisan tanduk dan berhubungan dengan kurang
berkembangnya/menghilangnya lapisan granulosum. Parakeratosis
pernah diartikan sebagai akibat dari proliferasi sel yang terlalu cepat
mengganggu maturasi sel. Sudah dibuktikan bahwa defek diferensiasi
sel adalah peristiwa primernya.
1
Suatu proses dimana edeme intracellular hebat mengakibatkan meledaknya sel
epidermal dan terjadi pembentukan bulla multilocular. Septa dalam
bulla dibentuk oleh dinding sel yang tertinggal.
Spongiosis : suatu proses dimana edeme intercellular antar sel squamous dari
epidermis menyebabkan pelebaran rongga antar mereka. Bisanya
terjadi pada proses radang dari kulit (pada dermatitis akut dan subakut.
Spongiosis = faktor penting terjadinya bulla yang merupakan ciri khas
dermatitis). Spongiosis hebat dapat disertai intracellular edeme
Reticular degeneration.
2. Tuberkulosis kulit
jarang terjadi secara primer pada kulit. Dapat terjadi pada anak maupun dewasa yang
dipercaya didapat mengikuti trauma minor atau kontak dengan bahan yang terinfeksi
oleh basil TBC.
Mikroskopik : epidermis bereaksi lichenoid, sebagian dengan pola pertumbuhan
verucous, hyperkeratosis. Superfisial dermis bersebuk padat sel radang limfosit dan sel
plasma, diantaranya dijumpai bentukan granuloma-granuloma terdiri dari sel datia
Langhans, sel-sel epiteloid, nekrosis pengijuan. Deep dermis terdiri dari kelenjar
sudorifera dan fokus extravasasi eritrosit.
2
3. Moluscum contagiosum
Terdiri dari sejumlah kecil, diskret, waxy, skin colored, dome shaped papul. Ukuran 2
sampai 4 mm. Kadang papul ditandai peradangan dan lesi dapat involusi secara
spontan. Dapat timbul pada folikel rambut.
4. Kelloid
Mikroskopik : Sediaan dari regio pipi kanan berupa massa tumor bentuk nodular
terdiri dari epidermis berlapis epitel squamous kompleks parakeratosis,
dengan rete ridges sebagian besar memendek dan rata (atrofik),
dermis, terdiri dari jaringan ikat fibrokolagen yang hyperplastik
bersebuk fokal ringan sel radang limfosit, PMN dan sel plasma serta
tidak dijumpai adneksa kulit.
5. Psoriasis vulgaris
adalah kelainan kronik ditandai adanya papul dan plaque yang merah kecoklatan. Lesi
berbatas tegas, kering biasanya ditutupi sisik bewarna keperakan (silvery/white scales),
meliputi regio kepala, sacrum, permukaan extensor extremitas, pada penderita tertentu
dapat mengenai area flexural dan intertrigineus.
Mikroskopik :Sediaan terdiri dari epidermis berlapis epitel squamous kompleks
parakeratosis, akantosis, rete ridges memanjang dan menebal (psoriatic
form), papila dermis memanjang dan edeematous, exocitosis. Pada
stratum corneum (parakeratotik horn layer) tampak mikroabses
dengan lumen berisi sel radang neutrofil (Munro), di bawah
parakeratotik stratum corneum (subcorneal) tampak spongiosis
intradermal bersebut sel radang neutrofil dan limfosit (Kogoj
spongioform pustula), fokus-fokus penipisan suprapapillary plate
dengan pembuluh-pembuluh darah dilatasi dan bekelok, infiltrat padat
sel radang sel radang limfosit dan neutrofil di superfisial dermis
membentuk pita, dikelilingi kelenja-kelenjar sudorifera.
6. Chromoblastomycosis
adalah
Mikroskopik :Sediaan kulitmenunjukkan reaksi granulomatous supurstif, tampak
granuloma-granuloma yang terdiri dari sel-sel epiteloid, sel datia
langhans, sel radang neutrofil, eosinofil. Dijumpai juga spora bentuk
bulat-spheris dengan membran tebal warna kecoklatan dalam
kelompok amupun terlepas satu-satu pada granuloma stratum korneun.
Epidermis yang melapisi menunjukkan pola pseudoepitheliomatous
hyperplasia.
7. Veruka (Warts)
3
adalah : infeksi yang disebabkan oleh infeksi HPV, sering dijumpai pada anak dan
orang dewasa pada semua usia. Transmisi melalui kontak langsung dan
autoinoculation. Penyakit ini dapat sembuh sendiri dan regresi spontan pada
usia 6-12 tahun.
Mikroskopik :Epidermis bereaksi lichenoid, sebagian dengan pola pertumbuhan
verrucous, hyperkeratosis.