Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Permanganometri
Permanganometri adalah titrasi yang dilakukan berdasarkan pada
reaksi oksidasi – reduksi oleh ion permanganat. Kalium permanganat dapat
bertindak sebagai indikator, dan umumnya titrasi dilakukan dalam suasana
asam karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada
beberapa senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam suasana netral atau
alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida dan tiosulfat .
Kalium permanganat telah digunakan sebagai pengoksid secara
meluas lebih dari 100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak
memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer.
Permanganat bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki
keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6 dan +7.
Pada permanganometri titran ini yang digunakan adalah kalium
permanganat. Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan
indikator kecuali digunakan larutan yang sangat encer serta telah digunakan
secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Setetes
permanganat memberikan suatu warna merah muda yang jelas kepada
volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi.
Kalium permanganat sukar diperoleh secara sempurna murni dan
bebas sama sekali dari mangan oksida. Lagipula, air suling yang biasa
mungkin mengandung zat-zat pereduksi yang akan bereaksi dengan kalium
permanganat dengan membentuk mangan dioksida serta bukanlah suatu
larutan standar primer.
Kalium permangatat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemah, netral atau basa lemah. Dalam larutan yang bersifat basa
kuat, ion permanganat dapat tereduksi menjadi ion manganat yang berwarna
hijau.
Titrasi harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat karena
reaksi tersebut tidak terjadi bolak balik, sedangakan potensial elektroda
sangat tergantung pada pH.
Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak
langsung dengan permanganometri seperti:
(1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai
oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H 2SO4
berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat
inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion
logam yang bersangkutan.
(2) ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah
disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku
FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya
dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.
Unit
Mikro Unit mikro Unit
sterilisator
strainer filter RO
UV
Air
Sungai
3.1 Bahan
3.1.1 Kalium Permanganat ( KMnO4 )
A. Sifat Fisika
1. Berat molekul :158,04 gr/mol
2. Titik didih : 270 °C
3. Titik beku : 2,830C
4. Berat jenis : 2,703 gr/ml
5. Viskositas : 0,985 centipoise
6. Kelarutan dalam air : 6.38 g/100 ml at 20 °C
7. Entalpi pembentukan : -813.4 kJ/mol
8. Entropi molar standar : 171.7 J/Kelvin mol
9. Larut dalam air.
10. Berupa larutan berwarna ungu tua.
B. Sifat kimia :
1. Merupakan zat pengoksidasi.
2. Dapat digunakan sebagai disinfektan dan pembersih air.
3. Perubahan reduksi yang dialaminya saat mengoksidasi zat lain:
Mn+7 Mn+2 atau Mn+7 MnO2
4. Penguraian termalnya menghasilkan K2MnO4, MnO2, dan oksigen.
2KMnO4 K2MnO4 + MnO2 + O2
5. Hasil penguraian KMnO4 berupa MnO2 jika direaksikan dalam
hidrogen peroksida akan menghasilkan air dan juga oksigen.
MnO2
2H2O2 2H2O + O2
6. Bereaksi dengan kalium hidroksida menghasilkan K2MnO4, air,
dan oksigen.
4KMnO4 + 4KOH 4K2MnO4 + 2H2O + O2
7. Bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan kalium sulfat serta
mangan sulfat.
10KMnO4 + 15H2SO4 2K 2SO4 + 10MnSO4 + 15H2O +
5O2
8. Dapat menimbulkan ledakan apabila direaksikan dengan asam
sulfat dengan konsentrasi tinggi.
9. Bereaksi dengan kalium iodida dan air menghasilkan kalium iodat,
kalium hidroksida dan mangan dioksida.
KI + 2KMnO4 + H2O KIO3 + 2KOH + 2MnO2
10. Diperoleh dari reaksi kalium manganat dengan air.
3K2MnO4 + 2H2O 2KMnO4 + 4 KOH + MnO2
Mulai
Ditambahkan 8 ml H2SO4 6 N
Diaduk rata
Tidak
Apakah larutan
berubah warna menjadi
warna pink yang stabil?
Ya
Selesai
Gambar 3.3 Flowchart Standarisasi KMnO4
Mulai
Ditambahkan 10 ml H2SO4 6N
dan 5 ml H3PO4 85%
Tidak
Apakah larutan
berubah warna menjadi
warna pink yang stabil?
Ya
Selesai
Gambar 3.4 Flowchart Penentuan Kadar Fe
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Persiapan Larutan Standar KMnO4
Berat KMnO4 = 4,108 gram
Volume Pelarut = 200 ml
Konsentrasi KMnO4 = 0,13 N
4.1.2 Standarisasi Larutan KMnO4
Tabel 4.1 Hasil Standarisasi Larutan KMnO4 0,13 N
Konsentrasi KMnO4
Vol H2C2O4 Vol. H2SO4
No Vol. KMnO4 (N) % ralat
0,1 N 6N
NT NP
1 15 ml 8 ml 5,2 ml
2 15 ml 8 ml 5,1 ml
3 15 ml 8 ml 5,2 ml 0,13 N 0,145 N 11,54 %
Rata-
15 ml 8 ml 5,167 ml
rata
5.1 Kesimpulan
1. Kalium permanganat merupakan oksidator yang baik dalam titrasi
permanganometri untuk penentuan Fe.
2. Konsentrasi KMnO4 yang diperoleh dari percobaan adalah 0,13 N.
3. Konsentrasi Fe yang terkandung dalam sampel adalah 0,00145 N.
4. % ralat dalam percobaan ini diperoleh sebesar 99,147%.
5.2 Saran
1. Praktikan lebih berhati-hati saat melakukan titrasi dengan larutan KMnO4
karena larutan ini mudah terurai oleh sinar.
2. Praktikan harus memakai sarung tangan dan masker pada saat menggunakan
bahan-bahan berbahaya.
3. Praktikan mengikuti prosedur percobaan dengan benar agar mendapat hasil
yang bagus.
LAMPIRAN A
DATA PERCOBAAN
Konsentrasi KMnO4
Vol H2C2O4 Vol. H2SO4
No Vol. KMnO4 (N) % ralat
0,1 N 6N
NT NP
1 15 ml 8 ml 5,2 ml
2 15 ml 8 ml 5,1 ml
3 15 ml 8 ml 5,2 ml 0,13 N 0,145 N 11,54 %
Rata-
15 ml 8 ml 5,167 ml
rata
n = M.V
n = 0,13 M . 0,2 L
n = 0,026 mol
gr = n . Mr
gr = 0,026 . 158
gr = 4,108 gram
0 ,13−0,145
= [ 0 , 13 ]
×100%
= 11,54 %
B.4 Penentuan kadar Besi (Fe)
1. Konsentrasi Besi secara Praktek
N KMnO4.V KMnO4 = NFe.VFe
0,145 . 0,1 = M2 . 10
M2 = 0,00145
M2 = Mpraktek = 0,00145 M
2. Konsentrasi Besi secara Teori MTeori = 0,17 M