You are on page 1of 2

ETOS KERJA DAN PENDIDIKAN

Pada bagian awal tulisan ini, telah disampaikan pengertian tentang etos kerja
dan beberapa teori kependidikan. Telah kita ketahui bahwa semangat dan
produktivitas kerja warga masyarakat dipengaruhi oleh etos kerjanya. Etos kerja yang
tinggi akan menghasilkan semangat dan produktivitas yang tinggi. Nabi Muhammad
Saw dalam beberapa haditsnya selalu menyampaikan agar umatnya senantiasa
bekerja keras dan semangat dalam menambah berbagai ilmu pengetahuan dan
ketrampilan.

Dari berbagai hadits yang telah yang ada, diketahui bahwa Nabi Muhammad
Saw menganjurkan umatnya untuk:
a) bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup.
b) mencari ilmu/belajar untuk meningkatkan kualitas diri, karena orang
berilmu lebih utama daripada orang yang tidak berilmu.
c) Mengajarkan ketrampilan pada anak-anak.

Berikut ini akan diuraikan masing-masing dari hal tersebut:


a. Bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup, tentu seseorang harus bekerja. Jenis
pekerjaan yang dilakukan biasanya dipengaruhi oleh pendidikan yang dimiliki. Untuk
itu setiap orang harus berupaya untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan sesuai
dengan minat dan bakatnya. Apabila itu sudah diperoleh, langkah berikutnya adalah
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya dengan sungguh-sungguh
dan bersemangat. Dengan etos kerja yang tinggi, didasari oleh pendidikan dan
ketrampilan yang cukup serta kesungguhan dalam bekerja, kemungkinan besar orang
akan mampu mencukupi kebutuhan hidupnya. Namun perlu pula diingat bahwa dalam
bekerja ada norma-norma agama yang harus diikuti, antara lain halal dan thayib;
seperti yang firman Allah Swt dalam surat al-Maidah ayat 88,
Artinya: ” Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah Telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya.
Karena kita diperintahkan untuk makan makanan yang halal dan thayib dari segala
sesuatu yang Allah karuniakan kepada kita, maka dalam mencari dan mendapatkan
rizki Allah juga harus dengan cara yang halal dan thayib.

b. Mencari ilmu/belajar untuk meningkatkan kualitas diri.


Untuk meningkatkan kualitas diri salah satu caranya adalah dengan belajar
atau menuntut ilmu, yang itu bisa diperoleh melalui pendidikan. Keberhasilan
seseorang dalam belajar dipengaruhi antara lain oleh motivasi/dorongan untuk belajar
yang kuat. Motivasi adalah suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam
diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari atau tidak disadari.
Sukmadinata (2004) menyebutkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh guru
untuk meningkatkan motivasi belajar muridnya, antara lain yaitu:
• Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pelajaran yang diberikan. Motivasi
belajar murid akan tumbuh bila ia betul-betul mengerti dan merasakan bahwa apa
yang dia pelajari jelas manfaat dan tujuannya.
• Memilih materi atau bahan pelajaran yang dibutuhkan murid, serta cara
penyajiannya yang bervariasi. Hal ini akan menarik minat murid, dan minat
merupakan salah satu bentuk motivasi.
• Memberikan kesempatan pada murid untuk sukses. Tugas, latihan,
pertanyaan, dan sebagainya hendaklah yang kira-kira bisa dikerjakan oleh semua
murid. Kesuksesan yang dicapai oleh murid akan mampu membangkitkan
motivasi murid untuk terus meningkatkan kemampuannya.
• Memberikan penghargaan, pujian dan ganjaran untuk keberhasilan murid.
Hal ini akan membuat murid senang dan bangga akan prestasinya. Rasa senang
akan memotivasi murid untuk terus belajar.

c. Mengajarkan ketrampilan pada anak-anak.


Ketrampilan sangat berguna bagi semua orang. Memiliki ketrampilan tertentu
akan membantu seseorang dalam kehidupannya. Untuk memperoleh ketrampilan
yang diinginkan, guru hendaknya memberikan kesempatan yang luas pada muridnya
untuk mempraktikkan ketrampilan yang sedang dipelajari. Pendidikan hendaknya
tidak memisahkan antara teori dan praktik, karena akan menjadikannya tidak efektif.
Belajar dengan menggunakan lebih dari satu indra akan lebih mudah diingat dan
difahami oleh murid. Hal ini sebagaimana slogan sepatu Nike yang menyatakan :
“Praktekkan saja! Anda belajar berbicara dengan berbicara. Anda belajar berjalan
dengan berjalan. Anda belajar bermain golf dengan bermain golf. Anda belajar
mengetik dengan mengetik. Anda belajar paling baik dengan mempraktikkannya”.

5. KESIMPULAN
5.1. Etos kerja sangat berpengaruh pada keberhasilan seseorang. Demikian juga
kesuksesan dalam pendidikan. Dengan etos kerja yang tinggi diharapkan seseorang
menjadi cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab, terutama pada dirinya
sendiri.
5.2. Nabi Muhammad Saw menganjurkan umatnya agar bekerja dan berkarya dengan
kemampuan sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidup, mencari ilmu/belajar untuk
meningkatkan kualitas diri, dan mengajarkan ketrampilan pada anak-anak.
5.3. Untuk melaksanakan anjuran Nabi tersebut ada beberapa hal yang bisa dilakukan,
yaitu:
a. dalam bekerja dan berkarya, selain diperlukan pendidikan yang cukup
dan semangat yang tinggi, juga harus dengan cara yang halal dan thayib,
sesuai dengan ajaran Islam.
b. selalu menumbuhkan motivasi dan semangat untuk meningkatkan
keilmuan dengan berbagai cara
c. untuk mempelajari ketrampilan, akan lebih berhasil bila kesempatan
untuk mempraktikkannya diberikan dengan luas.

You might also like