Professional Documents
Culture Documents
Perhatian
• Denyut jantung yang abnormal hampir selalu disebabkan karena gangguan pada
irama jantung, atau disritmia dan apa yang dirasakan oleh pasien merupakan
perubahan sekunder pada output kardiak (ingat bahwa cardiac output berkaitan
langsung dengan stroke volume dan Heart rate).
• Takidisritmia menyebabkan peningkatan heart rate dan pengurangan stroke
volume, sedangkan premature ventricular contractions (PVCs) menghasilkan
peningkatan stroke volume pada setiap denyut yang mengikuti PVC sebagai hasil dari
peningkatan filling time selama compensatory pause.
• Jangan membuang waktu untuk mengidentifikasi sifat disritmia yang paling tepat,
namun prioritaskan untuk:
1. Periksa status hemodinamik pasien
2. Putuskan apakah keadaan tersebut termasuk narrow atau wide complex
dysrhythmia (tabel 1)
• Jika keadaan pasien tidak stabil dengan tanda-tanda serius seperti (1)
gagal jantung atau dispneu; (2). Syok; (3). AMS; (4). Nyeri dada, maka lakukan
immediate synchronized electrical cardioversion (untuk kedua tipe : narrow dan wide
complex).
• Bukti-bukti yang ada tidak mendukung penggunaan lignokain untuk
membedakan perfusi Ventricular tachycardia (VT) dan Wide complex Tachycardia
dengan asal yang tidak diketahui pasti.
• Bukti-bukti tidak mendukung penggunaan Adenosine untuk
membedakan perfusi VT dan Supraventrikular (SVT) dengan aberrant ventricular
contraction (SVT yang dikonduksi oleh 1 ventrikel saja akibat transient bundle
branch block).
• Amiodarone saat ini merupakan DOC pada manajemen takidisritmia
stabil, karena efek spectrum antidisritmia-nya yang luas serta lebih sedikit
menimbulkan efek inotropik negative dibandingkan dengan obat lainnya.
Gambar 1 : Supraventricular AV nodal reentrant tachycardia pada wanita usia 35th yang
datang dengan keluhan palpitasi
Catatan : (1) regular, narrow QRS tachycardia sekitar 200/menit. (2) Tidak ada
gelombang P yang terlihat. Pemeriksaan elektrofisiologi lanjutan mengkonfirmasikan
bahwa pasien menderita supraventricular AV nodal reentrant tachycardia.
Gambar 2 : Atrial flutter dengan konduksi AV 2:1
Catatan : Selama konduksi AV 2:1, gelombang flutter ‘F’ tersembunyi diantara QRS
complexes dan segmen ST/gelombang T. harus ada bukti yang menunjukkan adanya
peningkatan konduksi AV yang berakibat pada perlambatan ventricular rate (lihat tanda
panah). Arah panah menunjukkan gelombang Flutter (‘F’).
Penatalaksanaan
Lihat bab Cardiac Dysrhytmias/Resuscitation Algorithms untuk ringkasan
penatalaksanaannya.
Terapi Suportif
• Pasien harus ditangani pada area critical care, dimana monitoring EKG secara
terus-menerus dapat dilakukan, dan tersedia peralatan resusitasi serta defibrillator.
• Beri oksigen jika terjadi penurunan SpO2.
• Monitoring EKG, tanda vital tiap 15 menit, pulse oksimetri.
• Pasang jalur iv perifer.
• Lakukan pemeriksaan EKG 12 lead : apakah terdapat narrow atau wide complex
disritmia?
• Teknik Cardioversion
1. Tempatkan chest patches pada lokasi infraclavicular kanan dan apical (seperti
halnya defibrillation).
2. Berikan diazepam iv atau midazolam untuk efek sedasi (jika tersedia).
3. Tekan tombol SYNC (synchronization) (tidak seperti defibrillation).
4. Pilih level energi, dimulai dari 100 joule untuk dewasa dilanjutkan dengan
200 J, 300J, dan 360 J secara berurutan bila diperlukan.
Gambar 6 : Takikardi Supraventrikuler dengan induksi konduksi ventrikuler
tambahan pada laboratori elektrofisiologi seorang pasien usia 25th yang datang
dengan keluhan palpitasi.
Catatan : (1) heart rate yang cepat yaitu 160x/menit (2) regular dan wide QRS
complexes (0,12 detik) dengan konfigurasi right bundle branch block yang khas (pola
trifasik rSR’ pada V1). (3) tidak ada gelombang p yang jelas terlihat.
Terapi
Narrow Complex Tachydysrhythmias
• Terapi sangat tergantung dari diagnosa, misal sinus takikardi membutuhkan terapi
penyebabnya (nyeri, perdarahan, ansietas, efek antikolinergik, dsb).
• Non farmakologis : penting dimana 25% pasien dengan SVT dapat dibantu
dengan valsava maneuver atau pemijatan sinus carotid (carotid sinus massage =
CSM).
Catatan : Sinus carotid berlokasi di sudut mandibula, kemudian dengarkanlah suara
‘bruits’ sebelum melakukan CSM. Beberapa klinisi menghindari CSM secara total pada
pasien di atas 50 th untuk mengantisipasi eksistensi plak, tanpa memperhatikan kehadiran
atau tidak adanya bruit. Jangan lakukan CSM pada pasien yang diketahui memiliki
riwayat CVA atau TIA.
Catatan : pretreatment dengan bolus cairan dan kalsium klorida (0,5 – 1g iv selama 5
menit) cukup bermanfaat untuk mencegah hipotensi yang diinduksi verapamil.
Perhatian : verapamil tidak boleh digunakan bersamaan dengan beta blockers iv,
dan harus dihindari pada pasien dengan wide complex tachycardias.
Dosis : 2,5-10mg iv; dapat diulang 15 -20menit kemudian; dosis total maksimum
20mg.
Keuntungan Kerugian
T ½ yang pendek <10 detik - Efek samping flushing, dispneu dan nyeri dada
Efek hipotensi dan depresi miokard - Rekurensi SVT sering terjadi (pada 50-60%
yang lebih rendah pasien)
- Interaksi obat cukup bermakna: antagonis dengan
teofilin dan kafein, potensiasi dengan
dipyridamole dan carbamazepine
Catatan : Adenosine bisaanya tidak mengubah
disritmia pada paroxysmal atrial tachycardia,
atrial flutter atau atrial fibrillation, namun akan
mengurangi ventricular rate karena penurunan
konduksi atrioventricular.
Catatan : Direct Cardioversion aman dan efektif (90% conversion rate) pada konversi
AF menjadi sinus rhythm.
Hospitalization : tidak harus dilakukan pada seluruh pasien AF, namun perlu dilakukan
bila :
• Dengan gangguan hemodinamik
• Terdapat gejala aritmia yang hebat (misal nyeri dada, tanda iskemik koronaria,
CCF)
• Terdapat resiko tinggi untuk embolisme (misal gagal jantung, CCF, mitral
stenosis, riwayat CVA, usia >65tahun)
• Terdapat AF>48 jam atau durasi yang tidak pasti untuk mengkontrol heart rate
dan menginisiasi antikoagulasi.
• Terdapat kegagalan cardioversion pada ED
AF dapat dipertimbangkan untuk KRS bila :
• Durasi <48jam, juga mengalami keberhasilan dalam terapi cardioversion di
ED, tanpa adanya tanda gagal jantung atau iskemik.
• Onset awal AF dengan control ventricular rate yang baik, keadaan umum
baik, dan telah mengalami pengaturan terapi antikoagulasi. Atur jadwal control
untuk follow up pada spesialis jantung.
Tabel 3 : Cara Membedakan VT dari SVT dengan Aberrant Conduction atau Prior
Bundle Branch Block
VT SVT
Riwayat
IHD; CCF; usia > 35 tahun 90% spesifik untuk VT Bagaimanapun, riwayat (-)
tidak dapat menyingkirkan
diagnosa SVT
Pemeriksaan Fisik
1. Irregular cannon Mungkin ada Tidak ada
gelombang ‘a’ pada
pulsasi vena jugularis
2. Intensitas suara
jantung pertama yang Mungkin ada Tidak ada
bervariasi
EKG
1. Lebar QRS Bisaanya >140 ms <140 ms
2. Hubungan AV AV dissociation (<50% VT) (Gambar 3)
Fusion Beats (kombinasi sinus dan
takikardi QRS) (gambar 3)
Capture Beats (depolarisasi total dari
ventrikel oleh konduksi sebuah sinus
beat)