Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
mati) yang terakumulasi di sebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi
(biasanya oleh bakteri atau parasit) atau karena adanya benda asing (misalnya
serpihan, luka peluru, atau jarum suntik). Proses ini merupakan reaksi perlindungan
tubuh.1
Organisme atau benda asing membunuh sel-sel lokal yang pada akhirnya
(peradangan), yang menarik kedatangan sejumlah besar sel-sel darah putih (leukosit)
Pada umumnya kasus Abses paru ini berhubungan dengan karies gigi, epilepsi
negara-negara maju jarang dijumpai kecuali penderita dengan gangguan respons imun
seperti penyalahgunaan obat, penyakit sistemik atau komplikasi dari paska obstruksi.
Pada beberapa studi didapatkan bahwa kuman aerob maupupn anaerob dari koloni
teknik biopsi perkutan atau aspirasi transtrakeal ditemukan terbanyak adalah kuman
anaerob.2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Definisi
Abses paru adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi material
purulent berisikan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses
terinfeksi. Bila diameter kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak (multiple small
dan prinsip diferensial diagnose sama pula. Abses timbul karena aspirasi benda
terinfeksi, penurunan mekanisme pertahanan tubuh atau virulensi kuman yang tinggi.3
2.2. Etiologi
akibat bakteri anaerob di mulut. Penderita abses paru biasanya memiliki masalah
periodontal (jaringan di sekitar gigi). Sejumlah bakteri yang berasal dari celah gusi
sistem pertahanan terhadap infeksi semacam ini, sehingga infeksi hanya terjadi jika
- Seseorang yang berada dalam keadaan tidak sadar atau sangat mengantuk karena
pengaruh obat penenang, obat bius atau penyalahgunaan alkohol
- penderita penyakit sistem saraf.
tubuh, maka akan terjadi pneumonia aspirasi dan dalam waktu 7-14 hari kemudian
atau endokarditis katup trikuspidalis, akibat emboli septik pada paru-paru. Pada 89%
ke dalam
paru- paru
jaringan dan kemudian pembentukan abses. Abses biasanya pecah menjadi bronkus,
dan isinya ekspektorasi, meninggalkan udara dan rongga berisi cairan. Dalam
perpanjangan sekitar sepertiga dari kasus, langsung atau tidak langsung (melalui
Abses paru timbul bila parenkim paru terjadi obstruksi, infeksi kemudian
proses supurasi dan nekrosis. Perubahan reaksi radang pertama dimulai dari suppurasi
dan trombosis pembuluh darah lokal, yang menimbulkan nekrosis dan likuifikasi.
dengan jaringan fibrotik. Suatu saat abses pecah, lalu jaringan nekrosis keluar
bersama batuk, kadang terjadi aspirasi pada bagian lain bronkus terbentuk abses baru.
Sputumnya biasanya berbau busuk, bila abses pecah ke rongga pleura maka terjadi
empyema.5
air fluid level bakteria masuk kedalam parenkim paru selain inhalasi bisa juga
penderita emphisema paru atau polikisrik paru yang mengalami infeksi sekunder.
paru. Hal ini sering terjadi pada obstruksi karena kanker bronkogenik. Gejala
yang sama juga terlihat pada aspirasi benda asing yang belum keluar. Kadang-
peribronkial.
yang cepat tidak diimbangi peningkatan suplai pembuluh darah, sehingga terjadi
Gejala klinis yang ada pada abses paru hampir sama dengan gejala pneumonia
a. Panas badan Dijumpai berkisar 70% - 80% penderita abses paru. Kadang
b. Batuk, pada stadium awal non produktif. Bila terjadi hubungan rongga abses
dengan bronkus batuknya menjadi meningkat dengan bau busuk yang khas
f. Gejala tambahan lain seperti lelah, penurunan nafsu makan dan berat badan.
suara nafas yang meningkat, sering dijumpai adanya jari tabuh serta
takikardi.
Pada foto torak terdapat kavitas dengan dinding tebal dengan tanda-tanda
ukuran 2 – 20 cm.
Gambaran ini sering dijumpai pada paru kanan lebih dari paru kiri. Bila
terdapat hubungan dengan bronkus maka didalam kavitas terdapat Air fluid
level. Tetapi bila tidak ada hubungan maka hanya dijumpai tanda-tanda
konsolidasi (opasitas).
jam. Pada hitung jenis sel darah putih didapatkan pergeseran shit to the left
tepat.
2.5. Diagnosis
Diagnosa abses paru tidak bisa ditegakkan hanya berdasarkan kumpulan gejala
berdasarkan : (1, 2, 3, 4, 5, 6)
Keluhan penderita yang khas misalnya malaise, penurunan berat badan, panas
badan yang ringan, dan batuk yang produktif. Adanya riwayat penurunan
penyalahgunaan obat yang mungkin teraspirasi asam lambung waktu tidak sadar
2. Hasil pemeriksaan fisik yang mendukung adanya data tentang penyakit dasar
yang mendorong terjadinya abses paru.
3. Pemeriksaan laboratorium sputum gram, kultur darah yang dapat mengarah pada
disekitarnya, adanya air fluid level yang berubah posisi sesuai dengan gravitasi.
5. Bronkoskopi
Gambar 3. Rontgen pada dada bagian lateral menunjukkan tingkat karakteristik air-
fluid level pada abses paru-paru.
dan data penyakit dasar penderita serta kondisi yang mempengaruhi berat ringannya
infeksi paru. Ada beberapa modalitas terapi yang diberikan pada abses paru :
1. Medika Mentosa
Pada era sebelum antibiotika tingkat kematian mencapai 33% pada era
antibiotika maka tingkat kkematian dan prognosa abses paru menjadi lebih
baik. Pilihan pertama antibiotika adalah golongan Penicillin pada saat ini
(lebih dari 35% kuman gram negatif anaerob). Maka bisa dipikrkan untuk
Cefoxitin.
gejala atau adanya resolusi kavitas, jadi diberikan antibiotika minimal 2-3
minggu.
Antibiotik:
Alternatif:
Penisilin G 2-10 juta unit/hari. Kombinasi dgn streptomisin. Kemudian
dilanjutkan dgn penisilin oral 4x500-750 mg/hari.
Obat injeksi diganti oral jika tidak panas lagi dan merasa baikan.
2. Bedah
Indikasi operasi:
Lobectomy7
Kondisi dada dan paru-paru yang dilakukan lobektomi :
atau lebih lobus dari paru-paru, lapisan pleura, dan / atau jaringan paru-paru
lainnya.7
b. Empyema
c. Abses otak
d. Atelektasis
e. Sepsis
2. Prognosa
kematian Abses paru karena CAP dibanding 66% Abses paru karena HAP.
sebagai berikut :8