Professional Documents
Culture Documents
Di Susun Oleh
Siti Nuriah
Semester IV
Dosen Pembimbing
Amsori Jayadi M. Ag
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan taufik dan
rahmatnyalah makalah ini dapat saya selesaikan sehingga dapat melengkapi tugas.
Secara garis besar makalah strategi dan metode belajar ini berisikan cara-cara
menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan tertentu.
Penyusun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Amsori
Jayadi M.Ag selaku dosen pembimbing, demikian pula terima kasih kepada teman-teman
yang sudah membantu untu melengkapi penulisan ini, dan juga kepada semua pihak.
Penyusun juga memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat kesalahan-kesalahan baik kesalahan tulisan maupun
kesalahan isi dari makalah ini.
Agustus 2010
Penyusun
Daftar Isi
PRAKATA i
Daftar Isi ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
BAB II : PEMBEHASAN
A. Pengertian Strategi, Metode dan Teknik Belajar Mengajar 2
B. Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar 3
C. Prinsip-pinsip CBSA 7
D. Pemilihan Strategi Belajar Mengajar 9
Daftar Pustaka 11
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua metode mengajar sama, semua mendeskripsikan kegiatan belajar mengajar
daya upaaya mencapai tujuan pembelajaran. Metode mengajar mendeskripsikan
interaksi antara guru dengan siswa dalam proses belajar. Metode mengajar
mendeskripsikan pengalaman belajar siswa yang berproses sehingga jelas
pentahappannya. Dari metode dapat kita lihat bagai mana pengalaman belajar siswa
berkembang sehingga siswa menguasai pengetahuan, meningkatkan ketrampilan dan
menguatkan sikap yang terbentuk melalui proses belajar.
Setiap metode memiliki kebermaknaan tertentu terhadap hasil belajar siswa.
Namun semua bergantung pada guru juga yang menggunakan metode. Bergantung pada
keterampilannya menggunakan metode, bergantung pada factor-faktor lain yang
mendukung kegiatan pembelajaran.
Penggunaan metode mengajar dapat dibagi dua kategori yaitu, langsung dan tak
langsung. Pengkategorian ini jika diurai lebih lanjut kelebihannya jauh sedikit rumit
dari pada yang dapat dilihat secara sepintas. Tiap metode pembelajaran memiliki
kelebihan, kekurangan, serta membutuhkan persiapan awal yang berbeda-beda.
Kelebihan dan kekurangan bias juga secara alami terkait erat pada metode yang lain.
Guru perlu memiliki keterampilan khusus untuk mengaitkan setiap metode yang
digunakan untuk memudahkan siswa menyerap materi pelajaran.
B. Tujuan
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas ujian tengah semester dalam
mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN STRATEGI, METODE DAN TEKNIK BELAJAR MENGAJAR
Strategi belajar-mengajar adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup dan urutan
kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa (Gerlach dan Ely).
Strategi belajar-mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga
termasuk di dalamnya materi atau paket pengajarannya (Dick dan Carey).
Strategi belajar-mengajar terdiri atas semua komponen materi pengajaran dan
prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pengajaran
tertentu dengan kata lain strategi belajar-mengajar juga merupakan pemilihan jenis
latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai (Gropper).
Setiap tingkah laku yang harus dipelajari perlu dipraktekkan. Karena setiap materi
dan tujuan pengajaran berbeda satu sama lain, maka jenis kegiatan yang harus
dipraktekkan oleh siswa memerlukan persyaratan yang berbeda pula.
Menurut Gropper sesuai dengan Ely bahwa perlu adanya kaitan antara strategi
belajar mengajar dengan tujuan pengajaran, agar diperoleh langkah-langkah kegiatan
belajar-mengajar yang efektif dan efisien. Ia mengatakan bahwa strategi belajar-mengajar
ialah suatu rencana untuk pencapaian tujuan. Strategi belajar-mengajar terdiri dari
metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin siswa betul-betul akan mencapai
tujuan, strategi lebih luas dari pada metode atau teknik pengajaran.
Metode, adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru (metode mengajar) maupun bagi siswa
(metode belajar). Semakin baik metode yang dipakai, semakin efektif pula pencapaian
tujuan (Winamo Surakhmad)
Kadang-kadang metode juga dibedakan dengan teknik. Metode bersifat prosedural,
sedangkan teknik lebih bersifat implementatif. Maksudnya merupakan pelaksanaan apa
yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan. Contoh: Guru A
dengan guru B sama-sama menggunakan metode ceramah. Keduanya telah mengetahui
bagaimana prosedur pelaksanaan metode ceramah yang efektif, tetapi hasilnya guru A
berbeda dengan guru B karena teknik pelaksanaannya yang berbeda. Jadi tiap guru
mungakui mempunyai teknik yang berbeda dalam melaksanakan metode yang sama.
Dapat disimpulkan bahwa strategi terdiri dari metode dan teknik atau prosedur yang
menjamin siswa mencapai tujuan. Strategi lebih luas dari metode atau teknik pengajaran.
Metode atau teknik pengajaran merupakan bagian dari strategi pengajaran. Untuk lebih
memperjelas perbedaan tersebut, ikutilah contoh berikut:
Dalam suatu Satuan Acara Perkuliahan (SAP) untuk mata kuliah Metode-metode
mengajar bagi para mahasiswa program Akta IV, terdapat suatu rumusan tujuan khusus
pengajaran sebagai benikut: ?Para mahasiswa calon guru diharapkan dapat
mengidentifikasi minimal empat jenis (bentuk) diskusi sebagai metode mengajar?.
Strategi yang dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran tersebut misalnya:
1. Mahasiswa diminta mengemukakan empat bentuk diskusi yang pernah dilihatnya,
secara kelompok.
2. Mahasiswa diminta membaca dua buah buku tentang jenis-jenis diskusi dari Winamo
Surakhmad dan Raka Joni.
3. Mahasiswa diminta mendemonstrasikan cara-cara berdiskusi sesuai dengan jenis yang
dipelajari, sedangkan kelompok yang lain mengamati sambil mencatat kekurangan-
kekurangannya untuk didiskusikan setelah demonstrasi itu selesai.
4. Mahasiswa diharapkan mencatat hasil diskusi kelas.
Dari contoh tersebut dapat kita lihat bahwa teknik pengajaran adalah kegiatan no 3
dan 4, yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi dan diskusi. Sedangkan seluruh
kegiatan tersebut di atas merupakan strategi yang disusun guru untuk mencapai tujuan
pengajaran. Dalam mengatur strategi, guru dapat memilih berbagai metode seperti
ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan sebagainya. Sedangkan berbagai media
seperti film, kaset video, kaset audio, gambar dan lain-lain dapat digunakan sebagai
bagian dan teknik teknik yang dipilih.
C. PRINSIP-PRINSIP CBSA
Uraian di atas kita ketahui bahwa prinsip CBSA adalah tingkah laku belajar yang
mendasarkan pada kegiatan-kegiatan yang nampak, yang menggambarkan tingkat
keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar baik intelektual-emosional maupun
fisik, Prinsip-Prinsip CBSA yang nampak pada 4 dimensi sebagai berikut:
a. Dimensi subjek didik :
* Keberanian mewujudkan minat, keinginan, pendapat serta dorongan-dorongan yang
ada pada siswa dalam proses belajar-mengajar. Keberanian tersebut terwujud karena
memang direnca nakan oleh guru, misalnya dengan format mengajar melalui diskusi
kelompok, dimana siswa tanpa ragu-ragu mengeluarkani pendapat.
* Keberanian untuk mencari kesempatan untuk berpartisipasi dalam persiapan maupun
tindak lanjut dan suatu proses belajar-mengajar maupun tindak lanjut dan suatu
proses belajar mengajar. Hal mi terwujud bila guru bersikap demokratis.
* Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai
suatu keberhasilan tertentu yang memang dirancang olch guru.
* Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai
suatu keberhasilan tertentu, yang memang dirancang oleh guru.
* Peranan bebas dalam mengerjakan sesuatu tanpa merasa ada tekanan dan siapapun
termasuk guru.
b. Dimensi Guru
* Adanya usaha dan guru untuk mendorong siswa dalam meningkatka kegairahan serta
partisipasi siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar.
* Kemampuan guru dalam menjalankan peranannya sebagai inovator dan motivator.
* Sikap demokratis yang ada pada guru dalam proses belajar-mengajar.
* Pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan cara, mama serta
tingkat kemampuan masing-masing.
* Kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis strategi belajar-mengajar serta
penggunaan multi media. Kemampuan mi akan menimbulkan lingkungan belajar
yang merangsang siswa untuk mencapai tujuan.
c. Dimensi Program
* Tujuan instruksional, konsep serta materi pelajaran yang memenuhi kebutuhan, minat
serta kemampuan siswa; merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan guru.
* Program yang memungkinkan terjadinya pengembangan konsep mau pun aktivitas
siswa dalam proses belajar-mengajar.
* Program yang fleksibel (luwes); disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
d. Dimensi situasi belajar-mengajar
* Situasi belajar yang menjelmakan komunikasi yang baik, hangat, bersahabat, antara
guru-siswa maupun antara siswa sendiri dalam proses belajar-mengajar.
* Adanya suasana gembira dan bergairah pada siswa dalam proses belajar-mengajar.
Rambu-rambu CBSA :
Yang dimaksud dengan rambu-rambu CBSA adalah perwujudan prinsip-prinsip
CBSA yang dapat diukur dan rentangan yang paling rendah sampai pada rentangan yang
paling tinggi, yang berguna untuk menentukan tingkat CBSA dan suatu proses belajar-
mengajar. Rambu-rambu tersebut dapat dilihat dari beberapa dimensi. Rambu-rambu
tersebut dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan apakah suatu proses belajar-
mengajar memiliki kadar CBSA yang tinggi atau rendah. Jadi bukan menentukan ada
atau tidak adanya kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar. Bagaimanapun lemahnya
seorang guru, namun kadar CBSA itu pasti ada, walaupun rendah.
1. Berdasarkan pengelompokan siswa : Strategi belajar-mengajar yang dipilih oleh guru
hams disesuaikan dengan tujuan pengajaran serta materi tertentu. Ada materi yang
sesuai untuk proses belajar secara individual, akan tetapi ada pula yang lebih tepat
untuk proses belajar secara kelompok. Ditinjau dari segi waktu, keterampilan, alat atau
media serta perhatian guru, pengajaran yang berorientasi pada kelompok kadang-
kadang lebih efektif.
2. Berdasarkan kecepatan nzasing-rnasing siswa : Pada saat-saat tertentu siswa dapat
diberi kebebasan untuk memilih materi pelajaran dengan media pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Strategi ini memungkinkan siswa
untuk belajar lebih cepat bagi mereka yang mampu, sedangkan bagi mereka yang
kurang, akan belajar sesuai dengan batas kemampuannya. Contoh untuk strategi
belajar-mengajar berdasarkan kecepatan siswa adalah pengajaran modul.
3. Pengelompokan berdasarkan kemampuan : Pengelompokan yang homogin han
didasarkan pada kemampuan siswa. Bila pada pelaksanaan pengajaran untuk
pencapaian tujuan tertentu, siswa harus dijadikan satukelompok maka hal mi mudah
dilaksanakan. Siswa akan mengembangkan potensinya secara optimal bila berada
disekeliling teman yang hampir sama tingkat perkembangan intelektualnya.
4. Pengelompokkan berdasarkan persamaan minat : Pada suatu guru perlu memberi
kesempatan kepada siswa untuk berkelompok berdasarkan kesamaan minat.
Pengelompokan ini biasanya terbentuk atas kesamaan minat dan berorientasi pada suatu
tugas atau permasalahan yang akan dikerjakan.
A. Kesimpulan
Strategi belajar-mengajar adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan
materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup
dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.
Klasifikasi strategi belajar-mengajar, berdasarkan bentuk dan pendekatan:
a. Expository dan Discovery/Inquiry
b. Discovery dan Inquiry
c. Pendekatan konsep
d. Pendekatan Cara Belajar Stswa Aktif (CBSA)
Prinsip CBSA adalah tingkah laku belajar yang mendasarkan pada kegiatan-
kegiatan yang nampak, yang menggambarkan tingkat keterlibatan siswa dalam proses
belajar-mengajar baik intelektual-emosional maupun fisik
Rambu-rambu CBSA adalah perwujudan prinsip-prinsip CBSA yang dapat diukur
dan rentangan yang paling rendah sampai pada rentangan yang paling tinggi, yang
berguna untuk menentukan tingkat CBSA dan suatu proses belajar-mengajar.
Titik tolak untuk penentuan strategi belajar-mengajar tersebut adalah perumusan
tujuan pengajaran secara jelas. Agar siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar-
mengajar secara optimal.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis dengan rendah hati mengakui banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih
sempurna.
Daftar Pustaka