You are on page 1of 3

Kitab Kunjarakarna

Menurut dr. WK.Dharma, Kitab


Kunjarakarna terdiri dari dua redaksi,
yakni dalam bentuk Kakawin dan dalam
bentuk Prosa. Kitab Kunjarakarna hingga
saat ini belum diketahui siapa
pengarangnya. Kitab ini isinya antara
lain menggambar kan hukuman-hukuman yang
diberikan di dalam neraka, dan berisi
pujian pada Buddha Vairocana dengan
menganggapnya sebagai lambang
kebijaksanaan yang tertinggi serta
sebagai Guru yang termulia.
Ringkasan narasi dalam Kitab
Kunjarakarna sebagaimana telah dikutip,
adalah sebagai berikut :
Dalam keadaan hati yang bimbang,
Kunjarakarna pergi menemui Buddha
Vairocana untuk menerima pelajaran
Dharma dari beliau. Maka pergilah
Kunjara karna menuju Bodhicitta, tempat
tinggal Vairocana. Namun sesudah
menerima Kunjarakarna,Vairocana menolak
permintaannya. Dan pada Kunjarakarna,
Vairocana menyatakan agar pergi
menghadap Yama, Dewa neraka, supaya
dapat mengetahui tentang keadaan neraka,
setelah mengetahui keadaan di neraka,
barulah Vairocana akan memberikan
pelajaran tentang Dharma. Kunjarakarna
mengikuti nasehat Vairocana, dan pergi
menghadap Yama. Sesudahnya bertemu,
kemudian menguraikan maksud
kedatangannya, Yama kemudian memberikan
ilmu-ilmu yang diperlukan.
Setelah mendengar uraian-uraian Yama,
Kunjarakarna melihat sebuah ketel besar
yang sedang dipersiapkan untuk menghukum
orang. Lalu ia menanyakan pada Yama,
untuk siapa ketel tersebut dipersiapkan
Jawaban Yama sangat mengejutkan, karena
ketel tersebut dipersiapkan untuk
Purnawijaya,seorang Widyadhara, yang tak
lain adalah temannya sendiri. Sesudah
mendapatkan perintah dari Yama, lalu
segera kembali menjumpai Buddha
Vairocana, setelah itu Kunjarakarna pun
meninggalkan dunia neraka.
Kunjarakarna tidak segera menghadap
Vairocana, dan malah pergi menemui
temannya, Purnawijaya dengan maksud
memberitahukan pada Purnawijaya tentang
kejadian apa yang telah dilihatnya di
dunia neraka. Setelah memperoleh berita
dari Kunjarakarna, Purnawijaya sangat
terkejut dan meminta nasehatnya. Lalu
Kunjarakarna menjawab, bahwa ia tidak
dapat menolong Purnawijaya, karena diri
Purnawijayabelum dibersihkan dari
dosa-dosa yang telah diperbuat. Ia
kemudian mengajak Purnawijaya untuk
bersama-sama menemui Vairocana di
Bodhicitta.
Sesampai di Bodhicitta, Kunjarakarna
menyuruh Purnawijaya untuk bersembunyi
terlebih dahulu. Sedangkan dirinya
menghadap Vairocana lebih dahulu.
Setelah memohon pada Vairocana, agar
diberikan pelajaran tentang ilmu
kesempurnaan hidup untuk dapat mencapai
kebahagiaan, sambil menyinggung
nyinggung tentang keadaan Purnawijaya.
Setelah menerima pelajaran dari
Vairocana, ia pun mohon diri dan kembali
ke tempat Purnawijaya menyembunyikan diri.
Kemudian tibalah giliran Purnawijaya
untuk menghadap Vairocana untuk
mengajukan permohonan. Oleh Vairocana,
Purnawijaya kemudian diberikan pelajaran
dan menerima pelajaran tersebut,
segeralah lenyap semua nafsu yang
melekat pada dirinya yang menyebabkan ia
berbuat dosa. Walupun demikian,
Purnawijaya belum dapat tertolong dari
maut. Oleh karena dosa-dosa yang pernah
diperbuatnya, akhirnya Purnawijaya masuk
neraka, tetapi tak akan lama di dunia
neraka, hanya sepuluh hari saja. Hal itu
perlu untuk membersihkan diri dari
dosa-dosa yang pernah diperbuatnya.
Setelah menerima pelajaran dari
Vairocana, terhiburlah hati Purnawijaya.
Kemudian dengan semangatnya Purnawijaya
berlatih keras dalam samadhi dan dhyana,
sesuai dengan pelajaran yang telah
diterima dari Vairocana. Didampingi
istrinya, Gandhawati, Purnawijaya lalu
berpesan, apabila ajalnya tiba, istrinya
yang harus mengurus dan menjaga mayatnya
selama sepuluh hari, karena setelah
sepuluh hari ia akan bangun kembali.
Saat yang dinanti-nantikan pun tiba.
Jiwa meninggalkan tubuh, diikuti oleh
sebuah bayangan yang merupakan akibat
dosa yang telah diperbuatnya, pergi ke
dunia neraka dan menghadap pada Yama.
Sesamp[ainya dineraka, oleh para
pengawal neraka, Purnawijaya segera
dilemparkan dalam ketel panas itu. Namun
sekonyong-konyong ketel tersebut pecah
dan hancur lebur. Dan ditempat tersebut
muncul sebatang pohon surga, dikelilingi
kolam dan bunga teratai yang amat indah.
Para pengawal neraka sangat terkejut dan
melaporkan kejadian tersebut pada Yama.
Kemudian bertanyalah Yama pada
Purnawjaya tentang kejadian tersebut,
setelah mendapatkan penjelasan dari
Purnawijaya, yama lalu mengijinkan
Purnawijaya untuk kembali ke
asal(tubuh)nya. Setelah bangun kembali,
Purnawijaya lalu memangggil semua
Widyadhara dan Widyadhari untuk
menceritakan apa yang telah terjadi.
Kemudian ia mengajak mereka semua untuk
menghadap Vairocana dan meyampaikan puja
dan puji untukNya.
Pada saat hampir bersamaan,semua dewa,
seperti Indra, Waruna dan lain-lainnya
mendatangi Yama untuk menanyakan apa
yang telah terjadi. Setelah mendapatkan
penjelasan dari Yama, para dewa kemudian
menghadap Vairocana untuk memohon
penjelasan. Dengan suka hati Vairocana
lalu menceritakan kisah Kunjarakarna dan
Purnawijaya, mengingatkan para dewa pada
ilmu kenyataan itu. Setelah mendapatkan
penjelasan dari Vairocana, mereka pun
kembali ke alam sorga. Setelah mengalami
benyak peristiwa dan pelajaran,
Kunjarakarna dan Purnawijaya akhirnya
bersama-sama melanjutkan samadhi di kaki
gunung Mahameru. Setelah bersamadhi
selama dua belas tahun, mereka kemudian
naik ke sorga Siddha.

You might also like