You are on page 1of 4

Gelong, Lama, Tulku, Rinpoche

BHIKSU & BHIKSUNI


Dalam Buddhisme Tibet, kebhiksuan
(kerahiban Buddhis) adalah bagian dari
sistem
"sumpah untuk pembebasan individual".
Sumpah ini diambil oleh para bhiksu dan
bhiksuni, yang membentuk 'Sangha' yang
biasa, untuk mengembangkan kehidupan
etikal pribadi.
Dalam Buddhisme Mahayana, istilah
'Sangha' pada prinsipnya dibatasi pada
orang-orang yang telah mencapai tingkat
pencerahan tertentu. Oleh karena itu,
mereka disebut "komunitas orang-orang
suci" (Tib. <mchog-kyi-tshogs>).
Orang-orang ini tidak harus menjadi
bhiksu atau bhiksuni.
Mengenai sumpah-sumpah pembebasan
pribadi, ada empat langkah. Langkah pertama,
sorang awam bisa mengambil 'Pancasila'
yang disebut "mendekati sila" (Tib.
'genyen', <dge-snyan>, setara dengan
'upasaka'). Langkah berikut, adalah masuk
ke dalam kehidupan biara (Tib.
'rabjung', <rab-byung>), dengan kewajiban
mengenakan jubah kerahiban Buddhis.
Setelah itu, orang menjadi 'calon' atau
'samanera' (Skt. 'shramanera', Tib.
'getshul' <dge-tshul>). Langkah terakhir
adalah mengambil semua sumpah dari
"bhiksu yang ditahbiskan penuh" (Tib.
'gelong', <dge-long>). 'Gelongma'
(<dge-long-ma>) adalah istilah untuk
bhiksuni.
Di Tibet, biasanya anak-anak kecil dari
usia 6 tahun dapat mengambil penahbisan
'rabjung' dan tinggal di vihara. Pada
usia 14 tahun, biasanya mereka mengambil
penahbisan 'getshul'. Setelah berusia 21
tahun, mereka bisa mengambil penahbisan
'gelong', atau keluar dari kehidupan biara.
JUBAH
Jubah dipakai khusus oleh seseorang yang
telah ditahbiskan. Jubah untuk
'getshul' berbeda dengan jubah untuk
'gelong', keduanya berbeda dengan jubah
untuk 'rabjung'.
*****
GURU
Para 'gelong' dan 'gelongma'
(orang-orang yang telah ditahbiskan
menjadi rahib)
harus dihormati dalam Buddhisme. Tapi
mereka belum dianggap sebagai "guru
spiritual" apa pun. Oleh karena itu,
perlu dipahami gelar-gelar berikut (semua
gelar-gelar ini tidak membutuhkan suatu
penahbisan):
Lama
‘Lama’ (Tib. bla-ma) adalah gelar bagi
seorang guru religius Tibet. Gelar ini
mirip istilah Sanskrit ‘guru’. Gelar ini
bisa digunakan sebagai gelar
penghormatan bagi seorang rahib Buddhis
laki-laki atau perempuan, untuk
menunjukkan tingkat pencapaian
spiritualnya dan otoritasnya untuk
mengajar, atau
bisa menjadi bagian dari suatu gelar,
seperti Dalai Lama atau Panchen Lama ,
yang dikenakan pada suatu garis
keturunan Lama-Lama yang berinkarnasi
(Tulku).
Mungkin karena kesalahpahaman di
kalangan para sarjana Barat, istilah “Lama”
secara historis, dan sampai sekarang,
kadang-kadang digunakan secara keliru
mengacu kepada para rahib Tibet secara
umum. Dari sini muncul istilah
“Lamaisme”, yang sekarang dianggap
sebagai istilah yang bersifat melecehkan.
Lama tidak terbatas bagi mereka yang
mengambil sumpah gelong/gelongma saja;
gelar ini diberikan kepada orang yang
memiliki kearifan untuk bertindak sebagai
guru spiritual bagi para muridnya.
Namun, dikatakan bahwa hanya orang yang
setidka-tidaknya telah mengambil sumpah
Pancasila ( genyen , upasaka) boleh
mengajarkan Buddhisme, menjadi Lama .
Rinpoche
Rinpoche (atau Rimpoche) adalah gelar
kehormatan religius/teologis dalam
Buddhisme Tibet. Secara harfiah,
“Rimpoche” berarti “yang berharga di antara
manusia”. Pada umumnya gelar ini khusus
diberikan bagi para “Tulku” (Lama yang
berinkarnasi), dan bagi mereka yang
diakui oleh otoritas yang berwenang di dalam
suatu garis keturunan sebagai “Choje
Lama” (“Guru Dharma Tinggi”). Di Tibet dan
Bhutan, bila istilah “Rinpoche”
digunakan sendirian, istilah itu mengacu
kepada
Padmasambhava, yang juga disebut “Guru
Rinpoche”, yang pertama kali membawa
Buddhisme Tibet ke pegunungan Himalaya.
Beberapa definisi yang ditemukan di
internet mungkin membantu dalam memahami
penggunaan secara lebih spesifik dan
implikasi religius dari gelar itu:
* (Tib. = “Berharga”). Gelar kehormatan
yang diberikan kepada Lama-Lama yang
berinkarnasi dan tokoh-tokoh lain yang
sangat dihormati.
* (Tibetan rin-po-che) – secara harfiah,
berharga. Suatu gelar penghormatan yang
ditambahkan di belakang nama seorang Lama.
* Gelar bagi seorang Lama yang
berinkarnasi, dalam bahasa Tibet berarti
“Orang
yang Berharga”.
* “Orang yang berharga” – suatu istilah
yang menunjukkan kehangatan, digunakan
sebagai penghormatan bagi seorang Guru.
Gelar itu tidak memiliki makna teknis
atau menyiratkan suatu tingkatan hirarki
di antara guru-guru dari satu garis
keturunan.
* Secara harfiah, “orang yang berharga”.
“Rinpoche” digunakan sebagai bentuk
pengacuan secara hormat bagi guru
seseorang. Adalah keliru bila diasumsikan
bahwa gelar “Rinpoche” menunjukkan
seorang Lama yang berinkarnasi; sekalipun
semua Lama yang berinkarnasi disebut
Rinpoche oleh para siswanya.
* “Sangat berharga”, sebuah gelar
penghormatan yang biasanya khusus diberikan
kepada inkarnasi Guru-Guru yang amat
dihormati.
Dalam sejarah, terdapat kesan bahwa
gelar “Rinpoche” digunakan secara
berlebihan, dan menunjukkan tidak lebih
daripada suatu gelar penghormatan,
terutama bila gelar itu dipakai untuk
diri sendiri.
Tulku
Seorang Tulku (Tib.: sprul sku, trulku)
adalah seorang Lama Buddhisme Tibet,
atau seorang tokoh religius lain, yang
secara sadar telah menetapkan akan lahir
kembali, sering kali berulang-ulang,
untuk melanjutkan upaya religiusnya. Yang
paling terkenal adalah garis keturunan
Dalai Lama, yang dipercaya sebagai
reinkarnasi-reinkarnasi dari tiga belas
Dalai Lama sebelumnya, mulai dari Gedun
Trub (1391 – 1474). Garis keturunan
Tulku yang paling tua adalah garis Karmapa,
yang mulai dengan Dusum Khyenpa (1110 –
1193).
Istilah ‘tulku’ adalah terjemahan ke
bahasa Tibet dari istilah filosofis
Sanskrit ‘nirmanakaya’. Menurut sistem
filosofis ‘trikaya’, atau “tiga tubuh
Buddha”, ‘nirmanakaya’ adalah tubuh
Buddha dalam arti jasmani fisik. Jadi,
pribadi Siddhartha Gautama, Buddha
historis, adalah contoh dari ‘nirmanakaya’.
Dalam konteks Buddhisme Tibet, istilah
‘tulku’ digunakan untuk mengacu kepada
eksistensi jasmani dari para Guru
Buddhis yang tercerahkan pada umumnya. Jadi,
oleh karena reinkarnasi seorang Lama
dianggap sbagai kelanjutan dari
batin/kesadaran pendahuluya di dalam
sebuah tubuh yang baru, maka reinkarnasi
yang baru itu disebut ‘tulku’.
Geshe
Geshe (Tib. <dge-shes>) adalah seorang
sarjana, ahli filsafat Buddhis. Di
beberapa kalangan, sarjana ini disebut
juga Khempo (Tib. <mkhan-po>). Tingkat
Geshe dapat dibandingkan dengan
tingkat doktoral di Eropa. Tapi perlu
diingat,
bahwa dengan pendidikan saja orang tidak
bisa menjadi Lama .
Semua gelar-gelar di atas tidak
membutuhkan penahbisan, dan tidak ada
kaitannya
dengan jubah yang dikenakan seseorang.

You might also like