You are on page 1of 26

PEMOTRETAN UDARA

Kuliah tanggal 15 November 2008


PENDAHULUAN

Pemetaan fotogrametris menggunakan foto udara sebagai sumber


data utamanya. Kualitas peta atau informasi yang dihasilkan
sangat tergantung dari kualitas metrik maupun kualitas gambar
(pictorial quality) sumber data tersebut. Pengadaan foto udara
biasanya bertitik tolak dari tujuan peruntukannya. Untuk keperluan
studi penjajakan (feasibility study) misalnya, informasi yang
diperlukan tidak perlu akurat, tapi keragaman informasinya yang
lebih diutamakan. Sebaliknya, bila informasi atau peta yang
dibutuhkan pada tahap pembuatan rancangan detail (detail design)
atau konstruksi, maka yang diutamakan adalah ketelitian
geometriknya. Untuk mendapatkan foto udara sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan, oleh karenanya, suatu misi
pemotretan udara membutuhkan suatu perencanaan yang baik.
P e r s ia p a n
Pemotretan Udara pada
STRUKTUR PROYEK P e n g u k u r a n titik P e m o tr e ta n

FOTOGRAMETRI k o n tr o l ta n a h u d a ra

T itik k o n tr o l F o to u d a ra
ta n a h

T r ia n g u la s i
u d a ra

In te r p r e ta s i
fo to
T itik k o n tr o l
m o d e l

R e s tit u s i fo to
o r. d a la m
o r. r e la tif
o r. a b s o lu t

M o d e l a b s o lu t

D ig ita s i d e ta il D ig ita s i k o n tu r
p la n im e t r ik a ta u D T M

P e ta m a n u s k r ip

P e n y e m p u rn a a n
la p a n g a n
K a rto g ra fi

P e ta g a r is
KOMPONEN PEMOTRETAN UDARA

Secara teknis, misi pemotretan memperhitungkan penggunaan :

 jenis pesawat, sistem navigasi


 kamera/ sensor,
 film/ media

Perencanaan misi pemotretan yang meliputi pembuatan (1) peta


rencana terbang dan (2) ketentuan-ketentuan / spesifikasi penerbangan
yang harus dipenuhi.
Jenis Kamera
• kamera format kecil 35 mm x 24 mm atau 60 mm x 60 mm.
• kamera metrik WA 23 cm x 23 cm dengan f = 152 mm. Atau SWA
23 cm x 23 cm dengan f = 88 mm.

Jenis film
• panchromatic B&W,
• true color,
• false color atau
• infrared.
Ketentuan teknis utama dalam pemotretan udara

 Skala foto,
 Overlap/ sidelap
 Arah terbang

ru n 2
sid e la
p
over
la p ru n 1
Faktor Lapangan Yang Perlu Diperhitungkan
Dalam suatu Misi Pemotretan Udara

Disamping faktor teknis yang berkaitan dengan pemrosesan


datanya, faktor lapangan juga harus diperhitungkan.
Faktor lapangan meliputi :
 lokasi pemotretan terhadap lapangan terbang terdekat,
 kondisi topografi,
 kondisi cuaca : angin, awan, turbulensi,
 halangan-halangan (obstacle),
 jalur penerbangan sipil
 daerah larangan (restricted area)
FOTO UDARA FORMAT BESAR

Berdasarkan jenis kamera yang dimaksud disini adalah berdasarkan ukuran


bingkai negatifnya (negative frame), yang dapat dibedakan menjadi :
Foto udara format besar, dengan ukuran 23 cmm x 23 cm. Jenis foto ini diambil
dengan kamera metrik dan paling umum digunakan dalam fotogrametri.
 

Kamera metrik Wild RC-9 dan foto udara 23 cm x 23 cm

Untuk kamera metrik ukuran normal dikenal tiga sudut bukaan ( angle field of view),
yakni :
Normal Angle (NA), f = 210 mm
Wide Angle (WA), f = 152 mm
Super Wide Angle (SWA), f = 88 mm
Kalibrasi Kamera

Setelah kamera selesai dibuat dan sebelum dipergunakan harus dilakukan


kalibrasi untuk menentukan konstanta-konstanta kamera untuk orientasi
dalam secara teliti. Konstanta kamera meliputi :
1. panjang fokus ekivalen, efektif untuk daerah sekitar tengah lensa kamera,
2. panjang fokus terkalibrasi (calibrated focal length), yang mewakili distribusi
pengaruh distorsi radial lensa,
3. distorsi radial lensa rata-rata, Distorsi citra sepanjang garis-garis radial dai
titik utama foto,
4. xo dan yo, koordinat dari titik utama foto terhadap tanda-tanda tepi,
5. Jarak antara dua tanda tepi yang bersebrangan,
6. sudut perpotongan antara garis-garis fidusial, tidak lebih dari 90  1,
7. kedataran bidang fokus, deviasi tidak lebih dari  0.01 mm
Contoh distorsi radial kamera udara Zeiss Pleogon [wolf,1974]
Sertifikat kalibrasi kamera
CONTOH SERTIFIKAT KALIBRASI KAMERA
Dibawah ini adalah contoh sebuah sertifikat kalibrasi kamera untuk jenis kamera medium format Hasselblad oleh Adam
Technology, Perth Australia.
Camera body : Hasselblad 500 ELM
Lens type : Carl Zeiss Distagon 150
Lens Calibration : Undertaken with infinity fokus using the self calibrating bundle method.
Reseau plate : Adam Technology standard 27 point reseau. The central and four corner reseaux have been calibrated as
fiducial mark.
Focussing ring shifts : 4.5 mm right (see temporary mark)
Fiducial coordinates (the principal point of autocollimation is the origin) :

Pt x(mm) y(mm)
1 22.631 22.851
2 22.631 -22.149
3 -22.369 -22.149
4 -22.369 22.851
5 0.131 0.351
Calibrated principal distance : 151.246 mm
Symmetric lens distortion :
to suit Adam systems
polynomial coefficients from dr = Kor + K1r3 + K2r5 + K3r7
Ko = -0.9E-03, K1 = 0.27E-05, K2 = -0.722E-09, K3 = 0.000
to suit Leica systems
distortion related to radial distance from PPA
r (mm) 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39
dr(m) -3 -5 -6 -6 -5 -2 3 10 18 28 39 50 60
Asymmetric lens distortion :
The computed parameters were small and consequently failed the Fisher statistic test at the 1.96 level

Perth,AU 3/12/93
NA, WA, SWA
FOTO UDARA FORMAT KECIL

Foto udara format kecil (small format aerial photograph) - SFAP dengan ukuran 6
cm x 6 cm atau 24 mm x 35 mm. Gambar No.4 dan No.5 masing-masing
menunjukan jenis kamera untuk kedua ukuran foto diatas.
 
 
 
 

 
 
 

Kamera format 6 cm x 6 cm Kamera format 24 mm x 35 mm


Rollei 6002 Nikon AF 600
UKURAN FOTO UDARA
Jenis pesawat
Beban angkut (payload) kira-kira 200 kg dan awak pesawat sejumlah minimal 4
orang (1 pilot, 1 navigator, 1 camera man dan 1 technician), contoh : Piper PA-31
Navajo, Cessna 402 B, Beech King Air A-100, Dornier Do28 D-2 Skyservant, Gates
Learjet 24D, 25C, 35,dlsb. Untuk FUFK digunakan pesawat ringan seperti Gelatik
PZL-105 dan sejenisnya atau dengan pesawat terkendali radio (R/C) bila daerahnya
relatif kecil.
Tinggi terbang
Tinggi terbang = f (fokus kamera dan skala foto). Pada tahun 1970-an untuk
sejumlah alat restitusi pernah digunakan besaran Cfaktor yakni Cfaktor = H/IK, dimana H
= tinggi terbang pesawat terhadap permukaan tanah rata-rata dan IK = interval
kontur dari peta yang akan diturunkan. sampai dengan 1/8 bahkan lebih. Disamping
pertimbangan pemrosesan data faktor lapangan juga harus diperhitungkan seperti
kondisi topografi, kondisi cuaca (cloud ceiling) dan kemungkinan adanya
rintangan (obstacle).
WAHANA PEMOTRETAN UDARA

L a y a n g - la y a n g

B a lo n U d a r a P e s a w a t m in ia tu r

P e s a w a t b e ra w a k
Trike
Pola Pemotretan

POLA PEMOTRETAN
 

Pemotretan pola blok Pemotretan pola strip


Kemungkinan terjadinya
single coverage dan gap
pada pemotretan daerah
berbukit
Drift

Kemungkinan oleh karena adanya angin samping


Crab
Premark
Premark adalah suatu tanda lapangan yang
dipasang pada titik di tanah sehingga dapat
terlihat pada foto udara.
PremarkTermasuk dalam lingkup perencanaan
pemotretan adalah pemasangan tanda lapangan
atau premark pada titik-titik kontrol untuk
triangulasi udara. Tergantung dari jenis
permukaan tanahnya premark dapat dibuat dari d

bahan plastik, kain atau cat. Bentuk nya dapat


berupa tanda silang dengan tiga atau empat 5d

lengan. Sedang ukurannya disesuaikan dengan


skala foto udara yang akan diambil. Gambar 32 d

memperlihatkan salah satu bentuk premark yang


paling banyak digunakan, d = 30 s/d 50  pada
skala foto.

BILANGAN SKALA FOTO


d = 50 μ 5000 7500 10000 15000 20000 25000 30000
d [cm] 25 37.5 50 75 100 125 150
5d [cm] 125 187.5 250 375 500 625 750
Hitungan-hitungan dalam perencanaan misi pemotretan

Tinggi terbang.
• Tinggi terbang pesawat ditentukan sesuai dengan jenis kamera dengan panjang fokus tertentu
dan skala foto yang ingin dihasilkan. Terbang makin tinggi skala semakin kecil dan sebaliknya.
Skala foto erat kaitannya dengan resolusi citra. Pada tahun 1970-an untuk sejumlah alat restitusi
pernah digunakan besaran C-faktor yakni C-faktor = H/IK, dimana H = tinggi terbang pesawat
terhadap permukaan tanah rata-rata dan IK = interval kontur dari peta yang akan diturunkan.
Contoh : Cfaktor alat restitusi yang akan digunakan = 1000, IK = 5 meter maka H = 5 m x 1000 =
5000 m. Bila kamera yang digunakan adalah WA dengan f = 150 mm, maka skala fotonya = 1 :
33.000. Umum Cfaktor dari alat sukar ditentukan sehingga untuk aplikasi pemetaan dengan
menggunakan alat restitusi analog atau analitik banyak kalangan praktisi menerapkan besaran
skala maksimal 1/5 X skala peta akhir. Sedang bila digunakan alat restitusi softcopy, skala foto
dapat digunakan lebih kecil sampai dengan 1/8 bahkan lebih. Disamping pertimbangan
pemrosesan data di atas, faktor lapangan juga harus diperhitungkan seperti kondisi topografi,
kondisi cuaca (cloud ceiling) dan kemungkinan adanya rintangan (obstacle) seperti gedung,
menara lalulintas udara, dlsb. Hal-hal tersebut dapat membuat rencana tinggi terbang harus
dibuat lebih rendah atau lebih tinggi terhadap perhitungan teknis yang normal.
• Untuk kamera digital selain C-faktor pertimbangan lain dalam menentukan ketinggian terbang
pesawat adalah resolusi pixel di tanah (ground resolution). Resolusi pixel di tanah ditentukan
oleh (1) resolusi dari sensor CCD dalam mega-pixel, (2) ukuran (panjang & lebar) CCD, (3)
panjang fokus kamera dan (4) skala maksimum peta yang akan dibuat.
a) tinggi terbang Hr = Sf x f
dimana : Hr = tinggi terbang terhadap tinggi tanah rata-rata
Sf = bilangan skala foto
f = panjang fokus kamera
bacaan ketinggian pada altimeter pesawat dan kamera udara biasanya
dihitung terhadap ketinggian permukaan air laut rata-rata atau mean sea
level ( msl), dengan demikian maka H = Hr + Ht.
Bila skala foto yang dikehendaki 1 : 10.000, ketinggian tanah rata-rata =
700 m, kamera yang digunakana WA, berapa ketinggian pesawat terhadap
msl harus terbang untuk mendapatkan foto tersebut diatas ?.

b) Jarak antar dua jalur

W = (100-sl)% X lf X bsf

dimana : W = adalah jarak antar dua jalur pemotretan


sl = pertampalan ke samping (sidelap)
lf = lebar sisi foto
bsf = bilangan skala foto
c) Interval waktu pemotretan

Interval waktu pemotretan (eksposur) diset pada intervalometer sesuai


dengan panjang basis udara (B) dan kecepatan pesawat terbang (Vkm/jam).
Sedang panjang basis udara dihitung dari skala foto dan pertampalan
kedepan (overlap %) yang ditetapkan.

B (km)
dt = = …… detik
V (km/jam)
Contoh :
skala foto = 1 : 10.000, WA, (23 cm x 23 cm)
overlap = 60 %
kecepatan pesawat = 200 km/jam = 200 km / 3600 det = 0.055
km/det
solusi :
Basis udara (B) = (100-ol)% X lf X bsf) = 40% X 23 cm X 10.000 = 0.92 km
Interval waktu pemotretan (dt) = 0.92 km/ (0.055 km/det) = 16.56 det.

You might also like