Professional Documents
Culture Documents
FOTOGRAMETRI k o n tr o l ta n a h u d a ra
T itik k o n tr o l F o to u d a ra
ta n a h
T r ia n g u la s i
u d a ra
In te r p r e ta s i
fo to
T itik k o n tr o l
m o d e l
R e s tit u s i fo to
o r. d a la m
o r. r e la tif
o r. a b s o lu t
M o d e l a b s o lu t
D ig ita s i d e ta il D ig ita s i k o n tu r
p la n im e t r ik a ta u D T M
P e ta m a n u s k r ip
P e n y e m p u rn a a n
la p a n g a n
K a rto g ra fi
P e ta g a r is
KOMPONEN PEMOTRETAN UDARA
Jenis film
• panchromatic B&W,
• true color,
• false color atau
• infrared.
Ketentuan teknis utama dalam pemotretan udara
Skala foto,
Overlap/ sidelap
Arah terbang
ru n 2
sid e la
p
over
la p ru n 1
Faktor Lapangan Yang Perlu Diperhitungkan
Dalam suatu Misi Pemotretan Udara
Untuk kamera metrik ukuran normal dikenal tiga sudut bukaan ( angle field of view),
yakni :
Normal Angle (NA), f = 210 mm
Wide Angle (WA), f = 152 mm
Super Wide Angle (SWA), f = 88 mm
Kalibrasi Kamera
Pt x(mm) y(mm)
1 22.631 22.851
2 22.631 -22.149
3 -22.369 -22.149
4 -22.369 22.851
5 0.131 0.351
Calibrated principal distance : 151.246 mm
Symmetric lens distortion :
to suit Adam systems
polynomial coefficients from dr = Kor + K1r3 + K2r5 + K3r7
Ko = -0.9E-03, K1 = 0.27E-05, K2 = -0.722E-09, K3 = 0.000
to suit Leica systems
distortion related to radial distance from PPA
r (mm) 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39
dr(m) -3 -5 -6 -6 -5 -2 3 10 18 28 39 50 60
Asymmetric lens distortion :
The computed parameters were small and consequently failed the Fisher statistic test at the 1.96 level
Perth,AU 3/12/93
NA, WA, SWA
FOTO UDARA FORMAT KECIL
Foto udara format kecil (small format aerial photograph) - SFAP dengan ukuran 6
cm x 6 cm atau 24 mm x 35 mm. Gambar No.4 dan No.5 masing-masing
menunjukan jenis kamera untuk kedua ukuran foto diatas.
L a y a n g - la y a n g
B a lo n U d a r a P e s a w a t m in ia tu r
P e s a w a t b e ra w a k
Trike
Pola Pemotretan
POLA PEMOTRETAN
Tinggi terbang.
• Tinggi terbang pesawat ditentukan sesuai dengan jenis kamera dengan panjang fokus tertentu
dan skala foto yang ingin dihasilkan. Terbang makin tinggi skala semakin kecil dan sebaliknya.
Skala foto erat kaitannya dengan resolusi citra. Pada tahun 1970-an untuk sejumlah alat restitusi
pernah digunakan besaran C-faktor yakni C-faktor = H/IK, dimana H = tinggi terbang pesawat
terhadap permukaan tanah rata-rata dan IK = interval kontur dari peta yang akan diturunkan.
Contoh : Cfaktor alat restitusi yang akan digunakan = 1000, IK = 5 meter maka H = 5 m x 1000 =
5000 m. Bila kamera yang digunakan adalah WA dengan f = 150 mm, maka skala fotonya = 1 :
33.000. Umum Cfaktor dari alat sukar ditentukan sehingga untuk aplikasi pemetaan dengan
menggunakan alat restitusi analog atau analitik banyak kalangan praktisi menerapkan besaran
skala maksimal 1/5 X skala peta akhir. Sedang bila digunakan alat restitusi softcopy, skala foto
dapat digunakan lebih kecil sampai dengan 1/8 bahkan lebih. Disamping pertimbangan
pemrosesan data di atas, faktor lapangan juga harus diperhitungkan seperti kondisi topografi,
kondisi cuaca (cloud ceiling) dan kemungkinan adanya rintangan (obstacle) seperti gedung,
menara lalulintas udara, dlsb. Hal-hal tersebut dapat membuat rencana tinggi terbang harus
dibuat lebih rendah atau lebih tinggi terhadap perhitungan teknis yang normal.
• Untuk kamera digital selain C-faktor pertimbangan lain dalam menentukan ketinggian terbang
pesawat adalah resolusi pixel di tanah (ground resolution). Resolusi pixel di tanah ditentukan
oleh (1) resolusi dari sensor CCD dalam mega-pixel, (2) ukuran (panjang & lebar) CCD, (3)
panjang fokus kamera dan (4) skala maksimum peta yang akan dibuat.
a) tinggi terbang Hr = Sf x f
dimana : Hr = tinggi terbang terhadap tinggi tanah rata-rata
Sf = bilangan skala foto
f = panjang fokus kamera
bacaan ketinggian pada altimeter pesawat dan kamera udara biasanya
dihitung terhadap ketinggian permukaan air laut rata-rata atau mean sea
level ( msl), dengan demikian maka H = Hr + Ht.
Bila skala foto yang dikehendaki 1 : 10.000, ketinggian tanah rata-rata =
700 m, kamera yang digunakana WA, berapa ketinggian pesawat terhadap
msl harus terbang untuk mendapatkan foto tersebut diatas ?.
W = (100-sl)% X lf X bsf
B (km)
dt = = …… detik
V (km/jam)
Contoh :
skala foto = 1 : 10.000, WA, (23 cm x 23 cm)
overlap = 60 %
kecepatan pesawat = 200 km/jam = 200 km / 3600 det = 0.055
km/det
solusi :
Basis udara (B) = (100-ol)% X lf X bsf) = 40% X 23 cm X 10.000 = 0.92 km
Interval waktu pemotretan (dt) = 0.92 km/ (0.055 km/det) = 16.56 det.