You are on page 1of 20

Apa itu syahadat ???

Islam menurut bahasa, islam memiliki arti ; selamat, kedamaian, sentausa, sedangkan dalam
istilah syar'i islam berserah diri, tunduk patuh, dengan kesadaraan yang tinggi tanpa paksaan.
Sedangkan islam secara makna, maka akan menjadi sangat luas jika dikaitkan dengan beberapa
arti di atas.

Makna dalam arti kata selamat, maka islam adalah jalan hidup (way of life) satu-satunya yang
paling selamat mengantarkan manusia sampai tujuan akhirnya yaitu…kehidupan akhirat.  

Jika di umpamakan islam sebagai sebuah bangunan, maka tiang-tiangnya adalah hal yang sudah
sering kita dengar, yaitu rukun islam. Rukun islam yang terdiri dari syahadat, shalat, puasa, zakat
dan haji, adalah bentuk dari amal terbaik yang Allah perintahkan. Masing-masing dari setiap
rukun tersebut akan membuahkan amal terbaik, yang akan mengantarkan manusia pada
kehidupan yang lebih baik.

Masin-masing dari pembahasan ini, merupakan bahasan yang sangat luas dan panjang, Insya
Allah dalam kesempatan ini kita akan membahas beberapa hal penting yang perlu di ketahui
berkaitan dengan amal sholeh yang merupakan wujud dari rukun iman yang telah di bahas secara
singkat sebelumnya.

Syahadat adalah amal yang menempati urutan pertama dalam rukun islam. Tanpa syahadat,
semua amal setelahnya seperti shalat, puasa, zakat, dan haji tidaklah akan diterima oleh Allah
sebagai amal kebaikan.

Ulama mengatakan bahwa kalimat “Asyhadu……” atau kalimat syahadat adalah kalimat yang
membedakan kedudukan dan posisi manusia di sisi Allah. Ilustrasinya seperti,

Sebuah aturan yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, dalam aturan itu tertulis “Jam kerja dari
perusahaan ini adalah mulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore”.  Melalui aturan inilah kita biasa
membedakan kedudukan karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut. Katakanlah, si a, ia
selalu masuk jam 10 pagi dan pulang jam 4 sore. Si B, ia selalu masuk jam 8 pagi dan pulang
jam 5 sore. Sedangkan si C, ia masuk jam 2 siang, dan pulang jam 12 malam.

Dari contoh sederhana ini, kita bisa mengetahui, siapakah karyawan yang baik, dan siapakah
karyawan yang tidak baik…? Tolok ukur untuk mengetahui mana karyawan yang baik dan yang
tidak, adalah aturan yang dibuat oleh perusahaan itu, yaitu, masuk jam 8 dan pulang jam 5. 
Siapa yang memenuhi aturan tersebut, maka ia adalah karyawan yang baik, karena ia berada
dalam aturan tersebut.

Demikian pula dengan kalimat syahadat… ia adalah kalimat yang membedakan satu manusia
dengan manusia yang lain, ia adalah kalimat yang membedakan mana manusia yang beriman dan
mana manusia yang kafir...
Sedangkan dari sisi bahasa syahadah yang berasal dari kata syahida pada mulanya berarti
‘menghadiri atau menyaksikan sesuatu dengan mata kepala atau mata hati’. Yang kemudian arti
tersebut berkembang maknanya menjadi bukti, sumpah, pengakuan dan lain sebagainya.

Makna kata ini bisa kita pahami dengan ilustrasi yang sering kita lakukan.

Ketika kita menawarkan obat batuk pada orang lain yang sedang batuk, tentunya hal terbaik yang
kita lakukan adalah obat yang kita tawarkan sudah pernah kita rasakan manfaatnya..

Biasanya, ketika kita menawarkan obat tersebut kita juga bercerita pengalaman ketika kita batuk.
Dan ketika minum obat tersebut, Alhamdulillah batuknya dapat disembuhkan… Dan ketika
gejala batuk mulai menyerang… saya selalu minum obat tersebut… sampai dengan saat ini…

Pengalaman yang kita ceritakan tentang obat tersebut, adalah satu bentuk kesaksian, bukti,
pengakuan kita terhadap obat tersebut.

Dan ilustrasi ini, dapat kita gunakan sebagai pendekatan dalam memahami makna kata syahadat.
Setidaknya, syahadat yang kita ucapkan haruslah mengandung makna, pengakuan kita terhadap
apa yang kita ucapkan.

Dengan bersyahadat, maka seseorang itu mengakui dengan bukti-bukti yang nyata dan jelas,
yang sudah ketahui, ia alami atau ia rasakan, sehingga dengan hal itu dirinya memberikan
kesaksian bahwa Laa Ilaha…….

Tiada ilah selain Allah, dan saya bersaksi Muhammad utusan Allah.

Dan ketika seseorang telah terikat dua kalimat tersebut maka inilah yang kemudian kita kenal
dengan sebutan ‘Aqidah. ‘Aqidah yang berasal dari kata ‘uqoda, yang bermakna ikatan atau
sesuatu yang mengikat. Dalam konteks agama, syadahat merupakan aqidah bagi kaum mu’minin
dan mu’minat. Syahadat merupakan satu ikatan yang sangat memperngaruhi amal atau perbuatan
mereka.

RUKUN dan SYARAT ???

Karena syadat adalah bagian yang fundamen dalam aqidah seorang muslim, dan karena
syahadat ini memiliki nilai-nilai dan pengaruh yang besar dalam kehidupan serta pentingnya
aqidah yang jelas dalam akal dan hati sehingga dapat melakukan ibadah kepada Allah dengan
hujjah yang nyata. Oleh karena itu merupakan suatu kewajiban bagi kita untuk mengenal lebih
dalam makna syahadat serta rukun-rukun dan syarat-syaratnya.

Makna syahadat ‘La Ilaaha Illallaah’ ( ‫ ) ال إله إال هللا‬adalah bahwa tidak ada sesembahan
yang berhak untuk disembah kecuali Allah SWT.

Adapun rukun syahadat ada dua:

1. Nafyun artinya meniadakan.


2. Itsbaatun artinya menetapkan.

Kalimat ( ‫ ) ال إله إال هللا‬di dalam syahadat yang berarti ‘tidak ada tuhan’ merupakan bentuk
nafyun atau peniadaan dan pengingkaran bagi seluruh sesembahan selain Allah. Sedangkan
kalimat ( ‫ ) إال هللا‬yang berarti ‘kecuali Alla’ merupakan bentuk penetapan ibadah bagi Allah
semata, tidak ada sekutu baginya dalam ibadah, sebagaimana juga tidak ada sekutu bagiNya
dalam kekuasaanNya.

Adapun syarat-syarat syahadat ( ‫ ) ال إله إال هللا‬yang merupakan tolak ukur kesempurnaan
tauhid seseorang dan belum sempurna tauhidnya kecuali dengan syarat-syarat tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Ilmu yang meniadakan kebodohan ( ‫) العلم المنافي للجهل‬

Allah SWT berfirman:

﴾19 :‫ت َوهللاُ يَ ْعلَ ُم ُمتَقَلَّبَ ُك ْم َو َم ْث َوا ُك ْم ﴿محمد‬


ِ ‫ك َولِ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َوال ُم ْؤ ِمنَا‬
َ ِ‫فَا ْعلَ ْم أَنَّهُ الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوا ْستَ ْغفِرْ لِ َذ ْنب‬
Artinya:
Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah, dan
mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan
perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu. (QS: Muhammad:
19).
﴾86:‫ق َوهُ ْم يَ ْعلَ ُمونَ ﴿الزخرف‬ َ ِ‫ك الَّ ِذ ْينَ يَ ْد ُعونَ ِم ْن ُدوْ نِ ِه ال َّشفَا َعةَ إِالَّ َم ْن َش ِه َد ب‬
ِّ ‫الح‬ ُ ِ‫َوالَ يَ ْمل‬

Artinya:
Dan orang-orang yang menyeru kepada selain Allah tidak mendapat syafa’at (pertolongan di
akhirat); kecuali orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini. (QS: Az-
Zukhruf: 86).
Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW bersabda:
‫ (من مات وهو يعلم أن ال إله إال هللا دخل الجنة‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن عثمان بن عفان قال‬
Artinya:
Dari Utsman bin Affan, dia berkata: Rasulallah SAW bersabda, “Siapa saja yang mati dan
dia mengetahui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka dia masuk sorga.
Dan dari Abi Sa’id Al Khudri RA beliau meriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah bersabda:
‫يري واألرض‬‰‰‫امرهن غ‬‰‰‫ يا موسى لو أن السموات السبع وع‬:‫ قال‬،‫قال موسى يا رب علمني شيئا أذكرك وأدعوك به‬
)‫ مالت بهن (ال إله إال هللا) رواه ابن حبان والحاكم في صحيحه‬،‫السبع في كفة وال إله إال هللا في كفة‬
Artinya:
Musa berkata,”Ya Tuhanku! Ajarilah aku sesuatu yang dengannya aku bias mengingatmu
dan berdoa kepadaMu.” Allah berkata, “Hai Musa! Sekiranya tujuh lapis langit dan
ditempati selain aku, dan tujuh lapis bumi berada di sebuah piringan timbangan. Kemudian
(kalimat) La Ilaaha Illallaah berada di piringan timbangan yang lainnya, maka pastilah
piringan timbangan tersebut akan miring kepada kalimat ‘La Ilaaha Illallaah’. (HR. Ibnu
Hibban dan Hakim).
2. Keyakinan yang meniadakan keragu-raguan ( ‫) اليقين المنافي للشك‬
Hendaknya seorang yang mengucapkan kalimat ‘La Ilaaha Illallaah’ ( ‫ ) ال إله إال هللا‬dengan
penuh keyakinan akan kandungan kalimat ini. Tidak ragu-ragu dan bimbang. Allah SWT
berfirman:
‫ولَهُ الَ يَلِ ْت ُك ْم ِم ْن‬‰ ‫وا هللاَ َو َر ُس‬‰‰‫ َوإِ ْن تُ ِط ْي ُع‬،‫وبِ ُك ْم‬‰‰ُ‫ َولَ َّما يَ ْد ُخ ِل ا ِإل ْي َمانُ فِي قُل‬،‫ قُلْ لَ ْم تُ ْؤ ِمنُوا َولَ ِك ْن قُولُوا أَ ْسلَ ْمنَا‬،‫ت األَ ْع َرابُ آ َمنَّا‬ ِ َ‫قَال‬
‫بِ ْي ِل‬‰‫ إِن َما ال ُم ْؤ ِمنونَ ال ِذ ْينَ آ َمنوا بِاهللِ َو َرسُولِ ِه ث َّم ل ْم يَرْ تَابُوا َو َجاهَدُوا بِأ ْم َوالِ ِه ْم َوأنف ِس ِه ْم فِي َس‬،‫أَ ْع َمالِك ْم َشيْئا إِ َّن هللاَ َغفو ٌر َر ِح ْي ٌم‬
ُ ْ َ َ َ ُ ُ َّ ُ َّ ُ ً ُ
﴾15-14 :‫ك هُ ُم الصَّا ِدقُونَ ﴿الحجرات‬ َ ِ‫هللاِ أُولَئ‬
Artinya:
Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka),
“Kami belum beriman, tetapi katakanlah ‘kami telah tunduk (islam); karena iman belum
masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan rasulNya, Dia tidak akan
mengurangi sedikit pun (pahala) amalmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang.
Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah meraka yang beriman kepada
Allah dan rasulNya, kemudia mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan
jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS: Al-Hujurat: 14-15).
Dalam ayat ini Allah SWT memberikan syarat bagi kejujuran iman orang-orang Arab Badui
tersebut, yaitu agar mereka tidak ragu-ragu dan tidak bimbang dalam keimanan kepada
Allah SWT.
Dan diriwayatkan dalam hadis yang shahih:
‫ه إال هللا‬‰‰‫هد أن ال إل‬‰‰‫ط يش‬‰‰‫ذا الحائ‬‰‰‫ (من لقيت من وراء ه‬:‫أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم أرسل أبا هريرة بنعليه قائال له‬
‫مستيقنا بها قلبه فبشره بالجنة‬
Artinya: bahwa Rasulallah SAW mengutus Abu Hurairah dengan membawa kedua
sendalnya seraya berkata kepadanya, “Siapa saja yang engkau temui di balik dinding ini, dia
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan hatinya yakin dengan kalimat itu, maka
berilah dia kabar gembira akan sorga.
‫ريك‬‰‰‫ده ال ش‬‰‰‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم (من شهد أن ال إله إال هللا وح‬:‫وعن عبادة بن الصامت رضي هللا عنه قال‬
‫ار‬‰‫ والن‬،‫ق‬‰‫ة ح‬‰‫ وأن الجن‬،‫ه‬‰‫ريم وروح من‬‰‫ا إلى م‬‰‫ه ألقاه‬‰‫ وكلمت‬،‫وله‬‰‫ وأن عيسى عبد هللا ورس‬،‫له وأن محمدا عبده ورسوله‬
)‫ أدخله هللا الجنة على ما كان من العمل (أخرجه البخاري ومسلم‬،‫حق‬
Artinnya:
Dari Ubadah bin Shomit RA, dia berkata: Rasulallah SAW bersabda, “Siapa saja yang
bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah semata, tidak ada sekutu baginya, dan
Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Dan bahwa Isa adalah hamba Allah dan
utusanNya, dan kalimatNya yang disampaikan kepada Maryam, dan merupakan ruh (yang
ditiup) dariNya. Dan Bahwasanya sorga adalah sesuatu yang benar, dan neraka adalah benar.
Allah masukkan dia ke dalam sorga berdasarkan amalannya. (HR. Bukhori dan Muslim).
3. Ikhlas yang meniadakan perbuatan syirik ( ‫) اإلخالص المنافي للشرك‬
Ikhlas adalah membersihkan amalan dengan niat yang bersih dari seluruh perbuatan
syirik, baik yang besar maupun yang kecil.
Allah SWT berfirman:
﴾5 :‫صالَةَ َوي ُْؤتُوا ال َّزكاَةَ َو َذلِكَ ِديْنُ القَيِّ َم ِة ﴿البينة‬ ِ ِ‫َو َما أُ ِمرُوا إِالَّ لِيَ ْعبُدُوا هللاَ ُم ْخل‬
َّ ‫ َويُقِ ْي ُموا ال‬،‫ص ْينَ لَهُ ال ِّد ْينَ ُحنَفَا َء‬
Artinya:
Padahal merka hanya diperintah untuk menyembah Allah dengan ikhlas mentaatiNya
semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar), (QS: Al-
Baiyyinah: 5).
Artinya:
Maka barang siapa yang mengharap pertemuan dengan TuhanNya hendaklah dia
mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam
beribadah kepada Tuhannya. (QS: Al-Kahfi: 110).
‫ الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ خَالِصا ً ِم ْن قَ ْلبِ ِه َونَ ْف ِس ِه‬:‫اس بِ َشفَا َعتِي َم ْن قَا َل‬
ِ َّ‫أَ ْس َع ُد الن‬
Artinya:
Manusia yang paling berbahagia dengan syafaatku adalah orang yang berkata ‘La Ilaaha
Illallaah’ tiada Tuhan selain Allah, secara ikhlas dari hati dan jiwanya.
Di dalam hadis yang shahih juga Rasulallah SAW pernah bersabda:
Artinya:
Dari Utsman bin Malik RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah
telah mengharamkan bagi neraka orang yang berkata, ‘La Ilaaha Illallaah’ (tidak ada
Tuhan selain Allah).
4. Kejujuran yang meniadakan kebohongan ( ‫) الصدق المنافي للكذب‬
Allah SWT berfirman:
Artinya:
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian[22]," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka Hanya
menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS: Al-Baqoroh: 8-9).
Artinya:
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang Telah
mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara
mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya). (QS:
Al-Ahzab:23).
‫دا‬‰‰‫ه إال هللا وأن محم‬‰‰‫هد أن ال إل‬‰‰‫د يش‬‰‰‫ا من أح‬‰‰‫ م‬:‫ال‬‰‰‫لم ق‬‰‰‫عن معاذ بن جبل رضي هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وس‬
‫عبده ورسوله صدقا من قلبه إال حرمه هللا على النار‬
Artinya:
Dari Mu’az bin Jabal RA, dari Nabi SAW dia berkata, “Tidak lah seseorang bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hambaNya dan
utusanNya, dengan segenap kejujuran dari hatinya kecuali Allah haramkan dirinya dari
neraka.
5. Cinta yang meniadakan kemarahan dan kebencian
Allah SWT berfirman:
Artinya:
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang
yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa
kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya
(niscaya mereka menyesal). (QS: Al Baqoroh: 165).
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya,
Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan
merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin,
yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang
tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya
kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha
Mengetahui. (QS: Al Maidah: 54).
Dan di dalam hadis Rasulallah bersabda:
‫ه إال‬‰‰‫رء ال يحب‬‰‰‫ وأن يحب الم‬،‫واهما‬‰‰‫ أن يكون هللا ورسوله أحب إليه مما س‬:‫ثالث من كن فيه وجد بهن حالوة اإليمان‬
)‫ وأن يكره أن يعود إلى الكفر بعد أن أنقذه هللا منه كما يكره أن يقذف في النار (متفق عليه‬،‫هلل‬
Artinya:
Ada tiga hal yang apabila ada pada seseorang dengannya dia akan merasakan manisnya
iman; Allah dan rasulNya lebih dia cintai dari pada yang lainnya, mencintai seseorang,
dia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan dia benci untuk kembali kepada
kekufuran setelah Allah menyelamatkan dia darinya sebagaimana dia benci dilemparkan
kedalam neraka. (HR. Bukhori dan Muslim).
6. Sikap menerima yang meniadakan penolakan
Allah SWT memberitakan tentang sebuah kaum yang Dia timpakan azab kepada mereka
karena mereka menolak untuk menerima kaliamat syahadah ini:
Artinya:
Maka Sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab. Sesungguhnya
Demikianlah kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat. Sesungguhnya
mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan
yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri, Dan mereka
berkata: "Apakah Sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami
Karena seorang penyair gila?" (QS: As-Shoffat:33-36)
Dan dalam sebuah hadis Rasulallah bersabda:
‫ب‬‰‫أنبتت الكأل والعش‬‰‫اء ف‬‰‫ا قبلت الم‬‰‫ان منه‬‰‫ فك‬،‫مثل ما بعثني هللا به من الهدى والعلم كمثل الغيث الكثير أصاب أرضا‬
‫ا‬‰‫رى إنم‬‰‫ة أخ‬‰‰‫ا طائف‬‰‰‫اب منه‬‰‫ وأص‬،‫وا‬‰‫ فشربو وسقوا وزرع‬،‫ وكان فيها أجادب أمسكت الماء فنفع هللا به الناس‬،‫الكثير‬
‫ل من لم‬‰‰‫ ومث‬،‫ه فعلم وعلم‬‰‰‫ني هللا ب‬‰‰‫ا بعث‬‰‰‫ه م‬‰‰‫ه في دين هللا ونفع‬‰‰‫ فذلك مثل من فق‬،‫هي قيعان ال تمسك ماء وال تنبت كأل‬
.‫يرفع بذلك رأسا ولم يقبل هدى هللا الذي أرسلت به‬
Artinya:
Perumpamaan ilmu dan hidayah yang Allah mengutus Aku dengannya adalah bagaikan
hujan deras yang jatuh ke tanah. Di antara tanah itu ada yang menyerap air sehingga
menumbuhkan pepohonan dan rerumputan yang banyak. Dan di antara tanah itu ada
yang gersang, menahan air sehingga Allah memberikan kebaikan dengan air itu kepada
manusia, maka minumlah mereka, menyiram dan menanam. Dan ada (air) yang jatuh
pada jenis (tanah) yang lain, tanah itu adalah Qii’aan, tidak menahan air dan tidak juga
bisa menumbuhkan pepohonan. Itulah perumpamaan orang yang memahami agama
Allah dan mendapatkan manfa’at dari apa yang aku diutus dengannya, lalu dia
mengetahui dan mengajarkannya, dan perumpamaan orang yang bodoh dan tidak
menerima hidayah yang Allah telah mengutusku dengannya.
7. Sikap manut yang meniadakan sikap menolak, meninggalkan dan tidak melaksanakan
Allah SWT berfirman:
Artinya:
Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang
berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang
kokoh. dan Hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan. (QS: Luqman: 22).
Artinya:
Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan
rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka[1045] ialah ucapan.
"Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.
Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan
bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan.
(QS: An-Nuur: 51-52).
Allah SWT berfirman:
Artinya:

Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika
kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya
Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah
mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya;
dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS: Al-Baqoroh:284).

Dan diriwayatkan dari rasulallah, ketika turun ayat ini kepadanya, para sahabatnya
merasa berat, lalu mereka mendatangi Rasul SAW dan membungkuk seraya berkata,
“Wahai rasulallah! Kami telah dibebani dengan amalan-amalan yang tidak bisa kami
kerjakan; Sholat, Jihad, Puasa dan Sedekah. Dan ayat ini telah turun juga kepadamu.
Kami tidak sanggup untuk melaksanakannya.” Kemudian Rasulallah berkata, “Apakah
kalian ingin berkata sebagaimana apa yang elah dikatakan oleh ahli dua kitab sebelum
kalian “Kami dengar dan Kami langgar”? Akan tetapi katakanlah, “Kami dengar dan
Kami taati, ampunanMu ya Tuhan kami dan hanya kepadaMu lah tempat kembali.
Ketika para sahabat rasulallah menerima dan menyebutkan kata-kata itu dengan lidah
mereka, Allah turunkan setelah itu ayat selanjutnya:
Artinya:
Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. (QS: Al-Baqoroh: 285).
Ketika para sahabat telah melaksanakan kandungan ayat tersebut kemudian Allah
menghapus hukum ayat tersebut, lalu menurunkan ayat:
Artinya:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. (QS: Al-Baqoroh:286).
Rasulallah berkata, “Ya.”
Artinya:
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. (QS: Al-Baqoroh:
286).
Rasulallah berkata, “Ya.”
Artinya:
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. (QS: Al-Baqoroh: 286).
Rasulallah berkata, “Ya.”
Artinya:
beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami,
Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS: Al-Baqoroh: 286).
Rasulallah berkata, “Ya.” Dan di dalam riwayat Ibnu Abbas rasul berkata, “Telah Aku
laksanakan.”
Apa itu Syahadat?
Syahadat adalah rukun Islam pertama. Arti penting (ahammiyatusy-syahadatain) bagi seorang
muslim :

1. Dua kalimat syahadat adalah pintu masuk Islam (al-madkhalu ilal islam).

Dengan mengucapkan dua kalimat syahadat seseorang telah diakui sebagai muslim yang
memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan muslim yang lain. “Maka ketahuilah, bahwa
tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan
atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah Mengetahui tempat usaha
dan tempat tinggalmu.” (QS Muhammad/47 : 19); “Allah Menyatakan bahwa tidak ada tuhan
selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak
ada tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS Ali-Imran/3 :18);“Katakanlah
(Muhammad), “Apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, wahai orang-orang yang
bodoh?” Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu,
“Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah
engkau termasuk orang yang rugi.” (QS Az-Zumar/39 : 64-65); (QS 37 : 35, QS 7 : 172) ;Sabda
Rasulullah saw : “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan
laa ilaha illallah, apabila mereka telah mengucapkan laa ilaha illallah maka darah dan harta
mereka menjadi suci (haram dibunuh / dirampas).”

2. Syahadatain merupakan intisari ajaran Islam (khalasatu ta’alimil islam)

Implementasi syahadatain adalah ibadah, akhlak dan mu’amalat. “Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS Adz-Dzariyat/51 : 56); “Sungguh,
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
(QS Al-Ahzab/33 : 21); “Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.”(QS Al-An’am/6 : 162); “Kemudian
Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah
(syariat itu) dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS Al-
Jatsiyah/45 : 18).(QS 2:21, QS 21:25, QS 3 : 19, QS 3 : 31, QS 3 : 85, QS 6 : 153).

3. Titik tolak perubahan (asasul inqilab)

Perubahan yang sangat mendasar dalam seluruh aspek kehidupan bermula dari syahadatain.
Seperti perubahan dari jahiliyah menuju Islam, dari kegelapan menuju cahaya, dari
keterbelakangan menuju kemajuan. “Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami Hidupkan
dan Kami Beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak,
sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana?
Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan.”
(QS Al-An’am/6 : 122). (QS 33:23, QS 37:35-37, QS 85;6-10, QS 18:2)

4. Inti dakwah para rasul (haqiqatu da’watir-rasul).


Syahadatain adalah konsep dasar yang didakwahkan oleh seluruh rasul. “Katakanlah
(Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah
menerima wahyu bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Maka
barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan
kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada-
Nya.” (QS Al-Kahfi/18 : 110)

Apa saja kandungan Syahadat

Dalam bahasa Arab syahadat memiliki lebih dari satu makna tergantung konteks kalimat :

1. Ikrar / proklamasi (al-iqrar) QS 3:18, QS 3:81, QS 7:172


2. Berjanji, bersumpah (al-qasam) QS 4:138-145, QS 63:1-2
3. Perjanjian (al-mitsaq) QS 2:93, QS 2:285, QS 5:7
Ikrar, sumpah dan perjanjian (bai’at) hanya akan dilakukan ketika orang benar-benar mengetahui
dan yakin dengan apa yang ia nyatakan (al-iman).

“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad)
sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa
keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.” (QS An-Nisa’/4 : 65) (QS 2:80, QS 3:64, QS 4:123-125, QS 33:36, QS
49:15)

Iman tercermin dalam :

1. Ucapan lisan (al-qaul), QS 2:8, QS 63:1-2, QS 48:11


2. Pembenaran oleh hati (at’tashdiq), QS 49:15
3. Bukti dalam perbuatan (al-‘amal), QS 9:105

Keimanan yang terdiri atas tiga hal itulah yang dapat menjamin keteguhan prinsip (al-istiqomah).

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka
tetap teguh dalam pendirian maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada
(pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan
atas apa yang mereka kerjakan.” (QS Al-Ahqaf/46 : 13-14) (QS 11:112, QS 41:30-32)

“Dari Abu ‘Amr, ada yang mengatakan Abi ‘Amrah Sufyan bin ‘Abdullah ra. berkata : “Saya
berkata kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepada saya suatu ucapan yang
mencakup tentang islam, yang mana saya tidak akan bisa menanyakan kepada selain tuan.”
Beliau menjawab : “Katakanlah saya beriman kepada Allah, kemudian teguhlah kamu dalam
pendirianmu itu.” (HR Muslim)

Konsistensi iman dan ketaatan akan memunculkan :


1. Keberanian (asy-syaja’ah), QS 3:157-158, QS 41:30, QS 9:52
2. Ketenangan (al-ithmi’nan), QS 3:173, QS 33:23, QS 13:28, QS 47:7
3. Optimisme (at-tafaul), QS 3:160, QS 33:22-23

Apa makna al-ilah


ilah terbentuk dari kata kerja aliha, yang dalam bahsa Arab alihahu berarti:

1. Merasa tenteram kepadanya sehingga ia enggan meninggalkannya (sakana ilaihi). (QS 7:138,
QS 10:7-8)
2. Berlindung dengannya karena kagum kepada kekuatan, kehebatan, dan kekuasaannya (istajara
bihi).  (QS 36:74-75, QS 72:6)
3. Rindu kepadanya dan berusaha untuk selalu dekat dengannya (isytaqa ilaihi). (QS 2:93, QS
20:91, QS 26:71)
4. Sangat mencintai dengan ketulusan hati (condong) kepadanya(wuli’a bihi). (QS 2:93, QS
20:91, QS 26:71)
  
Bila keempat hal tersebut diketahui, dirasakan dan diyakini maka ia akan menyembahnya dan
siap mengorbankan apa saja untuk sesuatu yang dipuja itu dengan sepenuh hati (kamalul
mahabbah) (QS 39:45, QS 71:23); kerendahan hati (kamalul tadzalul) (QS 21:59); dan
ketundukan tanpa reserve (kamalul khudu’) (QS 6:137, QS 36:60). Sesuatu yang mendapat
perlakuan seperti itu, itulah ilah. Maka ilah adalah :

1. Sesuatu yang diharapkan (al-marghub) karena kemampuannya memberi manfaat dan


memenuhi permintaan. (QS 2:163-64)
2. Sesuatu yang ditakuti (al-marhub) karena ia akan marah dan menyiksa siapa yang
membangkang kehendaknya. (QS 2:186, QS 40:60, QS 94:7-8, QS 21:90-91, QS 2:40, QS 9:13,
QS 33:39)
3. Sesuatu yang diikuti karena jaminan keselamatan darinya (al-matbu’) (QS 51:50, QS 37:99)
4. Sesuatu yang dicintai karena berbagai kelebihannya (al-mahbub). (QS 2:165, QS 8:2, QS
9:24)

Karenanya, maka ia adalah sesuatu yang disembah (al-ma’bud) dan dianggap sebagai sesuatu
yang maha segalanya karena :

1. Dialah pemilik segala loyalitas (shahibul walayah) (QS 109:1-6, QS 16:36, QS 2:21, QS 2:
257, QS 7:196)
2. Pemilik segala ketaatan (shahibuth-tha’ah). (QS 7:54)
3. Pemilik tunggal kekuasaan (shabibul hakimiyah). (QS 12:40, QS 24:1, QS 5:44,45,47)

Islam memandang bahwa sesuatu yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan tersebut hanyalah
Allah SWT. Memperlakukan selain Allah dengan perlakuan tersebut adalah kemusyrikan yang
sangat dibenci Allah.
Apa persyaratan diterimanya syahadat
Syahadat dapat diterima dan sah dengan syarat :

1. Pengetahuan, bukan kebodohan (al-‘ilmu al-munafi lil jahl)(QS 3:18, QS 47:19). Syahadatain
berdasarkan pengetahuan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Keyakinan tanpa keraguan (al-yaqin al-munafi lisy-syak)(QS 2:1-5, QS 32:24, QS 49:15).
Syahadatain berdasarkan keyakinan yang mantap tanpa keraguan sedikit pun di dalam hati.
Sabda Rsulullah saw : “iman itu bukan angan-angan dan hiasan. Ia adalah sesuatu yang
bersemayam di dalam hati dan dibenarkan oleh amal perbuatan.”

3. Keikhlasan tanpa kesyirikan (al-ikhlashu al-munafi lisy-syirk)(QS 18:110, QS 39:65, QS


98:5). Bersyahadat harus dengan ikhlas karena Allah dan tidak ada niat selain mengharap ridha-
Nya, karena niat yang tidak ikhlas termasuk syirik.
4. Jujur, bukan dusta (ash-shidqu al-munafi lil kadzib) (QS 2:8-10, QS 39:33, QS 33:23-24, QS
29:2-3)
5. Cinta, bukan benci (al-mahabbatu al-munafiyah lil bughdh)(QS 2:165, QS 9:24)
6. Penerimaan, bukan penolakan (al-qabulu al-munafi lir-radd)(QS 4:65, QS 24:51, QS 28:68,
QS 33:26). Syahadatain dan konsekuensinya harus diterima dengan lapang hati, tidak ada alasan
untuk menolaknya karena ia jaminan kebaikan dunia akhirat.
7. Kepatuhan yang bergairah, bukan keengganan beramal (al-inqiyad al munafi lil imtina’i wat-
tarki wa ‘adamil amal)(QS 4:65, QS 33:36, QS 28:68, QS 24:51)

Syarat-syarat tersebut saling terkait dan menjadikan seseorang ridha Allah sebagai tuhannya,
Rasul sebagai suri teladannya dan islam sebagai jalan hidupnya.

Siapa Allah itu.


Mengenal Allah sangat penting bagi seorang mukmin (QS 47:19, QS 3:18, QS 22:72-73, QS
39:67) karena :

1. Tema (al-maudhu’) yang kita bahas ini adalah Allah Sang Pencipta seluruh alam semesta
(Allahu rabbul ‘alamin) (QS 13:16, QS 6:12, QS 6:19, QS 27:59, QS 24:35, QS 2:255), yang
kecil maupun yang besar, yang tampak maupun yang ghaib, termasuk kita di dalamnya. Karena
itu tentulah sangat urgen mengenal Dzat yang menciptakan kita agar kita tahu harus berbuat apa
untuk Sang Pencipta kita.

2. Dalil-dalil yang ada sangat kuat (quwwatud-dalil). Dalil yang dimaksud dalam Islam adalah
dalil naqli (nash, tertulis dalam kitab) (QS 6:19), dalil aqli (logika, akal) (QS 3:190) dan dalil
fitri (fitrah, sunnatullah) (QS 7:172). Semua itu telah membuktikan keberadaan Dzat, sifat-sifat
dan nama-nama-Nya secara jelas dan tak terbantahkan.

3. Buah atau pengaruh (ats-tsamrah) dari pendalaman materi ini sangat besar yaitu meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan (ziyadatul imani wat-taqwa). Pengaruhnya :
• Kebebasan/kemerdekaan sejati (al-hurriyah) (QS 6:82). Terutama jiwanya yang takut dan
berharap hanya kepada Allah SWT.

• Ketenteraman yang sejati (ath-thuma’ninah) (QS 13:28). Seorang mukmin merasa tenang dan
tenteram di bawah jaminan dan perlindungan dalam kehidupannya.

• Keberkahan dari Allah (al-barakaat) (QS 7:96). Cinta dan kebersamaan Allah menjadikan
hidupnya senantiasa diberkahi oleh Allah.

• Kehidupan dan penghidupan yang baik (al-hayatuth-thayyibah) (QS 16:97). Dalam menjalani
kehidupan untuk mencapai kebaikan dan kebahagiaan, Allah senantiasa memberi bimbingan dan
kemudahan.

• Surga (al-jannah) (QS 10:25-26) telah menanti orang-orang yang beriman dan mengenal Allah
dengan baik.

Keridhaan Allah (mardhatullah) (QS 98:8) di surga adalah puncak kebahagiaan seorang
mukmin ,di mana ia akan dipertemukan dengan wajah Allah, yang hanya dikenalnya di dunia
secara ghaib.

Bagaimana Cara mengenal Allah


Cara yang dapat digunakan untuk ma’rifatullah (Ibnul Qayyim Al-Jauziyah) :

1. Melihat tanda-tanda kekuasaan Allah (ayat kauniah).Lihatlah setiap hal dari yang besar hingga
yang paling kecil yang ada di sekeliling kita dan pada diri kita. (QS 2:164, QS 3:190-191)

2. Merenungi dan mentadabburi ayat-ayat Qauliyah (Qur’aniyah).(QS 4:82, QS 38:2, QS 23:12-


14, 68, QS 41:53)

3. Memahami dan mencontoh Asmaul Husna (QS 59:24).Bersikaplah sesuai dengan apa yang
diajarkan dalam nash wahyu tentang sifat-sifat Allah dan asma-asma-Nya.

Islam menunjukkan cara mengenal Allah dengan merujuk pada dalil naqli sebagai patokan pasti
dan dalil aqli sebagai penguat hasil pengamatan alam dan pemahaman ayat (an-naql wal ‘aql)
(QS 10:100-101, QS 65:10, QS 67:10). Sabda Rasulullah saw : “Berpikirlah kamu tentang
makhluk-makhluk Allah dan jangan berpikir tentang dzat Allah karena akanl kalian tidak akan
dapat menjangkau-Nya.” Kombinasi yang baik dari pemahaman ayat naqli dan aqli mendorong
seorang muslim untuk membenarkan (at-tashdiq) dan mempercayai Allah serta meantapkan
keimanan kepada-Nya.

Metode jahiliyah berangkat dari prasangka dan kepentingan nafsu (azh-zhanu wal hawa) (QS
2:55, QS 10:36, QS 6:115). Metode ini tidak menjadikan dalil naqli sebagai rujukan karena
dipandang membelenggu akal, sementara tidak pula menjadikan akal untuk berpikir jernih
menganalisis fenomena alam yang merupakan bukti kebesaran Allah. Metode ini hanya
menghasilkan keraguan dan kebimbangan (al-irtiyab) (QS 22:55, QS 24:50) yang ujung-
ujungnya mengingkari (al-kufru) keberadaan dan kekuasaan Sang Pencipta.

Apa saja yang dapat menghalangi dalam ma’rifatullah

Pengahalang ma’rifatullah bersumber pada dua hal yaitu penyakit syahwah (hawa nafsu dan
kesenangan) dan penyakit syubhah (keraguan).

1. Penyakit syahwat (maradhusy-syahwah) (QS 3:14, QS 45:23), antara lain:

• Kefasikan (al-fisqu). Orang fasik adalah orang yang ternoda kehormatan dan kredibilitasnya
akibat dosa dan kesalahan yang ia lakukan. (QS 2:26-27, QS 59:19)

• Kesombongan (al-kibru). Rasulullah saw mendefinisikan kesombongan itu adalah menolak


kebenaran dan meremehkan orang lain. (QS 16:22, QS 40:35,56, QS 7:12-13)

• Kezhaliman (azh-zhulmu). Kezhaliman adalah sikap melampaui batas atau menempatkan


sesuatu bukan pada tempatnya. (QS 61:7, QS 32:22, QS 31:13)

• Dusta (al-kadzibu). Dusta adalah ketidaksesuaian antara perkataan dengan pengetahuan hati
atas perkara yang sebenarnya. (QS 2:10, QS 77:19)

• Banyak bermaksiat (katsratul-ma’ashi). Semua yang berlawanan dengan ketaatan adalah


kemaksiatan. (QS 83:14)

Penyakit-penyakit hati itu akan mengundang kemurkaan Allah (al-maghdhubun ‘alaihim) dan
juga akan menggelapkan hati sehingga sulit untuk mengenal Allah lebih dekat. Maka solusinya
adalah setiap mukmin harus bangkit, bertobat, dan dengan kesungguhan (mujahadah)
mengembalikan jati dirinya yang jauh dari penyakit hati (QS 29:69)

2. Penyakit syubhat (maradhusy-syubhah)

• Kebodohan (al-jahl) inilah biang kesesatan. Kebodohan berarti ketidaktahuan,


ketidakmengertian, dan jauh dari informasi realitas kebenaran. (QS 39:65-66, QS 17:36)

• Keragu-raguan (al-irtiyab). Penyakit ini tandanya adalah kepribadian yang tidak jelas, plin-
plan, dan selalu bimbang dalam mengambil keputusan (QS 22:55). Rasulullah menyuruh kita
meninggalkan yang meragukan dan mengambil yang tidak meragukan.

• Penyimpangan (al-inhiraf). Penyimpangan yang disengaja atau tidak, akan menjauhkan


seseorang dari kebenaran. (QS 5:13)

• Kelalaian (al-ghaflah). Seseorang yang lalai akan menjadi tidak tahu arah, akhirnya ia
mengalami kebimbangan hidup. (QS 7:179)
Kebodohan, keragu-raguan, penyimpangan dan kelalaian akan mengarahkan orang pada
kesesatan(adh-dhallun) yang sama sekali jauh dari petunjuk Allah Swt. Maka obatnya adalah
mengasah hati dengan ilmu yang menunjuki ke jalan kebenaran, niscaya cahaya Allah akan
menerangi hati yang gersang itu.
 

Syahadat merupakan asas dan dasar bagi rukun Islam lainnya. Syahadat merupakan ruh, inti dan
landasan seluruh ajaran Islam. Syahadat sering disebut dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat
(Dalam bahasa Arab Syahadatain berarti 2 kalimat Syahadat). Kedua kalimat syahadat itu adalah:

* Kalimat pertama :

Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh


artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah

* Kalimat kedua :

wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh


artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah Rasul / utusan Allah.

Makna Syahadat

* Kalimat pertama menunjukkan pengakuan tauhid. Artinya, seorang muslim hanya mempercayai Allâh
sebagai satu-satunya Ilah. Ilah adalah Tuhan dalam arti sesuatu yang menjadi motivasi atau menjadi
tujuan seseorang. Jadi dengan mengikrarkan kalimat pertama, seorang muslim memantapkan diri untuk
menjadikan hanya Allâh sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup.

* Kalimat kedua menunjukkan pengakuan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allâh. Dengan
mengikrarkan kalimat ini seorang muslim memantapkan diri untuk meyakini ajaran Allâh seperti yang
disampaikan melalui Muhammad saw, seperti misalnya meyakini hadist-hadist Muhammad saw.
Termasuk di dalamnya adalah tidak mempercayai klaim kerasulan setelah Muhammad saw.

Kandungan Kalimat Syahadat

* Ikrar

Ikrar yaitu suatu pernyataan seorang muslim mengenai apa yang diyakininya.Ketika kita mengucapkan
kalimat syahadah, maka kita memiliki kewajiban untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang kita
ikrarkan itu.

* Sumpah

Syahadat juga bermakna sumpah. Seseorang yang bersumpah, berarti dia bersedia menerima akibat dan
resiko apapun dalam mengamalkan sumpahnya tersebut. Artinya, Seorang muslim itu berarti siap dan
bertanggung jawab dalam tegaknya Islam dan penegakan ajaran Islam.

* Janji

Syahadat juga bermakna janji. Artinya, setiap muslim adalah orang-orang yang berjanji setia untuk
mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah SWT, yang terkandung dalam
Al Qur'an maupun Sunnah Rasul.
Syarat Syahadat

Syarat syahadat adalah sesuatu yang tanpa keberadaannya maka yang disyaratkannya itu tidak
sempurna. Jadi jika seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa memenuhi syarat-syaratnya,
bisa dikatakan syahadatnya itu tidak sah.

Syarat syahadat ada tujuh, yaitu:

* Pengetahuan

Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia wajib memahami isi
dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi ucapannya.

* Keyakinan

Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat tanpa sedikitpun
keraguan terhadap makna tersebut.

* Keikhlasan

Ikhlas berarti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna syahadat. Ucapan
syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima oleh Allah SWT.

* Kejujuran

Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus dinyatakan
dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal perbuatan.

* Kecintaan
Kecintaan berarti mencintai Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman. Cinta juga harus
disertai dengan amarah yaitu kemarahan terhadap segala sesuatu yang bertentangan dengan syahadat,
atau dengan kata lain, semua ilmu dan amal yang menyalahi sunnah Rasulullah SAW.

* Penerimaan

Penerimaan berarti penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Dan
hal ini harus membuahkan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT, dengan jalan meyakini bahwa tak
ada yang dapat menunjuki dan menyelamatkannya kecuali ajaran yang datang dari syariat Islam.
Artinya, bagi seorang muslim tidak ada pilihan lain kecuali Al Qur'an dan Sunnah Rasul.

* Ketundukan

Ketundukan yaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya secara lahiriyah. Artinya,
seorang muslim yang bersyahadat harus mengamalkan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua
larangan-Nya. Perbedaan antara penerimaan dengan ketundukan yaitu bahwa penerimaan dilakukan
dengan hati, sedangkan ketundukan dilakukan dengan fisik.Oleh karena itu, setiap muslim yang
bersyahadat selalu siap melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupannya.
Urgensi Syahadat

* Pintu gerbang masuk Islam


* Inti ajaran Islam Laa Ilaha Ilallah
* Dasar perubahan total pribadi dan masyarakat (al an’am:128, ar ra’du:13)
* Hakikat dakwah Rasul
* Diajarkan tauhid
* Keutamaan yang besar

Yang membatalkan syahadat

* Thaghut:
o Bekerja untuk selain Allah
o Memberikan kepada selain Allah (melakukan sesuatu dan meninggalkan sesuatu bukan karena Allah)
o Memberikan ketaatan kepada selain Allah
o Berhukum kepada selain Allah
o Benci dan lari meninggalkan keyakinan terhadap keesaan Allah
o Tidak mengenal Allah dengan cara yang benar, tidak bersumber pada AlQu’an dan sunnah

* Syirik:
o Berjampi/meru’yah tidak sesuai dengan AlQur’an dan sunnah
o Berhubungan dengan jin (secara langsung)
o Meminta tolong kepada yang berhubungan dengan jin
o Meramal nasib
o Menghadiri majelis dukun dan paranormal
o Meminta berkah kepada kuburan
o Meminta tolong kepada orang yang telah meninggal
o Bersumpah kepada selain Allah
o Merasa sial karena melihat/mendengar sesuatu

Yang Bisa Membatalkan Syahadat

Syeikh Naim Yasin mengumpulkan berbagai perkataan atau perbuatan yang bisa membatalkan
syahadat menjadi empat macam :

1. Segala macam yang mengandung pengingkaran terhadap Rububiyah Allah swt atau
percercaan terhadapnya, seperti : meyakini bahwa pancipta dan pengatur alam ini adalah selain
Allah atau meyakini bahwa Allah lah yang menciptakan semua makhluk lalu Dia swt
membiarkannya, tidak mengatur urusannya dan menjaga mereka.

2. Segala macam yang mengandung pencercaan terhadap nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya,
seperti : menafikan bahwa Allah swt memiliki kesempurnaan, kekuasaan atas segala sesuatu,
pendengaran atau penglihatan-Nya. Termasuk dalam hal ini juga pengukuhan seseorang bahwa
Allah memiliki anak, istri atau Allah tidur, mengantuk, lengah, mati.

3. Segala macam yang mengandung pencercaan terhadap uluhiyah-Nya, seperti : seorang


meyakini bahwa ada selain Allah yang berhak diibadahi, atau meyakini bahwa ada selain Allah
yang memiliki hak membuat syari’at tanpa seidzin Allah swt, memiliki hak untuk menghalalkan
yang dharamkan atau mengharamkan yang dihalalkan syari’at, merubah batasan-batasan syari’at,
taat atau berwala kepada oang-orang kafir atau thoghut (sembahan-sembahan selain Allah swt).

4. Segala macam yang mengandung pengingkaran terhadap risalah atau pencercaan terhadap
para sahabatnya saw, seperti : orang yang mencerca kejujuran, amanah, iffah, keshalehan
akalnya saw atau melakukan penghinaan terhadapnya. Termasuk juga mengingkari berita-berita
ghaib yang datang darinya saw, seperti : pengingkaran terhadap hari kebangkitan, perhitungan,
shirath, surga, neraka atau lainnya. Termasuk juga orang yang mengingkari sesuatu dari ayat-
ayat Al Qur’an, ridho kepada kekufuran dan tidak ridho kepada islam.

Keempat macam tersebut meliputi perkataan, perbuatan maupun keyakinan dan seluruhnya bisa
membatalkan dua kalimat syahadat dan mengeluarkan si pelakunya dari islam—naudzu billah--.

You might also like