Professional Documents
Culture Documents
Metode identifikasi
Umum
identifikasi suatu kandungan tumbuhan, setelah kandungan itu oiisolasi dan
dimurnikan, pertama-tama harus kita tentukan dahulu golongannya, kemudian barulah
ditentukan jenis senyawa dalam golongan tersebut. Sebelum itu, keserbasamaan senyawa
tersebut harus diperiksa dengan cermat, artinya senyawa harus membentuk ^ercak
tunggal dalam beberapa sistem KLT dan/atau KKt.
Golongan senyawa biasanya dapat ditentukan dengan uji warna, penentuan
kelarutan, bilangan Rp, dan ciri spektrum UV. Uji bio-kimia dapat bermanfaat juga:
adanya glukosida dapat dipastikan dengan hidrolisis yang menggunakan j &
-glukosidase; adanya glukosida minyak amandel dengan hidrolisis yang menggunakan
mirosinase, dan sebagainya. Untuk senyawa pengatur tumbuh, uji biologi merupakan
bagian identifikasi yang penting.
Identifikasi lengkap dalam golongan senyawa bergantung pada peng-ukuran sifat
atau ciri lain, yang kemudian dibandingkan dengan data dalam pustaka. Sifat yang diukur
termasuk titik leleh (untuk senyawa padat), titik didih (untuk cairan), putaran optik (untuk
senyawa aktif optik), dan Rp atau RRt (pada kondisi baku). Tetapi, data mengenai
senyawa tumbuhan yang sama ialah ciri spektrumnya, termasuk pengukuran spektrum
UV, inframerah (IM), resonansi magnet inti (RMI), dan spektrum massa (SM). Biasanya
senyawa yang pernah diketahui dapat diidentifikasi berdasarkan data di atas. Untuk
pemastian akhir harus dilakukan pembandingan langsung dengan senyawa autentik (bila
ada). Bila senyawa autentik tidak ada, pembandingan saksama dengan data pustaka sudah
cukup untuk identifikasi. Bila menjumpai senyawa baru, semua data di atas sudah cukup
untuk menentukan cirinya. Tetapi, untuk senyawa baru, pemastian identitas sebaiknya
dengan penguraian kimia atau dengan mensintesis senyawa tersebut.
Identifikasi senyawa tumbuhan baru dengan kristalografi sinar-X sekarang sudah menjadi
rutin dan dapat dilakukan bila senyawa itu cukup jumlahnya dan berbentuk kristal. Cara
ini terutama sangat bermanfaat pada kasus terpenoid rumit karena dengan cara ini dalam
sekali kerja saja kita dapat menentukan sekaligus struktur kimia dan stereokimia.
Sekarang akan dikemukakan ulasan singkat mengenai berbagai cara spektrofotometri itu
dan perbandingan peranan masing-masing pada identifikasi fitokimia. Mengenai
pembahasan cara spektrofotometri yang lebih terinci, anda dipersilakan membaca salah
satu dari se-jumlah buku yang mengupas penggunaan cara spektrofotometri dalam kimia
organik (Brandt dan Eglinton, 1965; Williams dan Fleming, 1966; Scheinmann, 1970,
1974).