Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peran seorang guru atas terciptanya suatu proses pembelajaran yang bernilai
edukatif seperti tujuan, bahan pelajaran, metode, adal dan sumber, serta
metode mengajar yang berisi prosedur baku untuk melakukan penyajian materi
menentukan metode mengajar yang tepat agar tujuan dari pembelajaran tapad
1
2
mengajar harus memperhatikan beberapa faktor antara lain, tujuan yang ingin
belajar yang mendukung. Selain itu, juga ditunjang dengan fasilitas yang
diperlukan metode atau suatu rumusan sistem cara pengajaran karena metode
Peran suatu metode sangatlah besar dalam suatu pengajaran dan bersangkutan
mengajar
Mata Pelajaran IPA memiliki sejumlah materi yang cukup padat dengan
alokasi waktu penyajian yang terbatas, salah satu diantaranya adalah pesawat
yang harus dimiliki siswa sebagai modal dasar untuk mempelajari materi inti
dari suatu materi maka materi tersebut akan lebih mudah dikuasai siswa.
2010 di SD No. 11 Inpres Allaere, yaitu rendahnya nilai rata-rata untuk nilai
mata pelajaran khususnya mata pelajaran IPA dan ini bisa dilihat dari nilai
rata-rata kelas untuk ulangan semester siswa yaitu Bahasa Indonesia 8,00,
matematika 7,50, IPA 5,25, dan PKn 8,00. Ini disebabkan karena banyak hal
pembelajaran.
materi ini cukup sulit dikuasai siswa, sehingga diperlukan suatu metode yang
meningkatkan prestasi siswa dalam hal ini, sesuai dengan bunyi hukum latihan
(law of exercise) yang dikemukakan oleh Higard dan Bower (dalam syah:
4
2004) bahwa “semakin sering sebuah perilaku dilatih atau digunakan semakin
A. Rumusan Masalah
1. Tujuan penelitian
1. Manfaat penelitian
5
a. Manfaat teoritis
sains di SD.
a. Manfaat praktis
sederhan.
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengolah informasi yang berupa
fakta, data dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam
suatu strategi. Demonstrasi adalah unjuk rasa untuk menyatakan sikap (Tim
proses terjadinya suatu peristiwa sampai pada penampilan tingkah laku yang
dicontohkan agar dapat dipahami oleh peserta didik, baik secara nyata maupun
benar.
yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu
lebih jelas tentang hal-hal dengan mengatur sesuatu, membuat sesuatu, bekerja
membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain dan untuk
model yang dapat dilakukan. Agar dapat meniru contoh perbuatan yang
didemonstrasikan oleh guru, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan
diamati secara jelas oleh anak yang diajar. Bilamana merasa perlu
dengan jelas
telinganya secara terpadu, sehingga hasil pengamatan kedua indera itu akan
berikut ini:
2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
berpikir
1. Urgensi pembelajaran
semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut
proses pendidikan.
Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
metode dalam pembelajaran dilandasi oleh dua alasan, yakni alasan teoritis
dan empiris. Alasan teoritis ini didukung oleh karena dasar belajar IPA adalah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
11
Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan, demontrasi proses
dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Tujuan dari praktek ialah agar
terjadi interaksi antara murid dengan lingkungan termasuk guru, alat pelajaran
12
pembelajaran yang telah ditentukan (Bagus, 2009 : 1). Dengan demikian pada
belajarnya.
demonstrasi adalah :
terlebih dahulu guru menentukan tingkah laku atau tujuan yang ingin
teori orientasi model dan apersepsi. Pada tahap ini guru mengajukan
adalah:
dapat diamati.
dijelaskan oleh guru agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat dan jelas
demonstrasi
1. Prestasi belajar
Istilah belajar tersusun atas dua kata yaitu kata prestasi dan belajar.
Menurut Syaiful Bahri (1994: 32) bahwa : “prestasi merupakan suatu kegiatan
lain yang dikemukakan oleh RIdwan (2004: 23) bahwa “belajar adalah proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu, sehingga belajar
bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami.”
dan belajar di atas, maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang
diperoleh individu setelah melalui suatu kegiatan dalam hal ini adalah proses
belajar.
peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah
simbol, huruf yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
pada periode tertentu. Prestasi menjadi ukuran terhadap peserta didik yang
16
pembelajaran.
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara
individu maupun secara kelompok. Pendapat ini berarti prestasi tidak akan
atau prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah
dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes sebagai alat pengukur
siswa dalam belajar dan bagi guru dalam proses pembelajaran. Dengan
itu bagi guru, prestasi belajar yang dicapai oleh siswa akan dijadikan masukan
yaitu:
2. Lingkungan
3. Faktor instrumental
kegiatan yang paling pokok. Hal ini dikarenakan berhasil tidaknya tujuan
menekankan pada aspek perubahan tingkah laku sebagai dampak dari adanya
tersebut terjadi sebagai akibat dari belajar. Setelah dikemukakan arti belajar,
19) sebagai “hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik
Dari pendapat di atas, prestasi belajar tidak lain adalah yang dicapai
kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan menggunakan tes hasil
1) Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri
2) Faktor eksternel, ialah yaitu faktor yang dating dari luar diri anak
sebagainya.
mempengaruhi prestasi belajar meliputi: faktor dari dalam diri muri dan dari
luar murid. Lebih jelasnya mengenai faktor-faktor yang berasal dari luar diri
b. Cara penyajian
e. Media pendidikan
f. Kurikulum
g. Keadaan gedung
h. Waktu sekolah
i. Pelaksanaan disiplin
a. Massa media
b. Teman bergaul
c. Kegiatan lain
a. Cara mendidik
b. Suasana keluarga
1) Faktor intern
Dalam membahasa faktor intern, berikut ini akan akan dibahas dua
a) Faktor jasmaniah
b) Faktor psikologi
(1)Intelegensi
cepat.
(2)Perhatian
yang maksimal.
(3)Minat
22
(4)Bakat
(5)Motif
(6)Kematangan
menerus.
(7)Kesiapan
(8)Faktor kelelahan
1) Faktor ekstern
Faktor-faktor ekstern atau yang bersumber dari luar diri murid yang
a) Faktor keluarga
25
Siswa yag belajar akan menerima pengaruh dari keluarga, berupa: cara
orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga,
yang pertama dan utama. Oleh kerana itu, orang tua harus mampu
Dalam setiap keluarga diharapkan terjalin suatu relasi yang baik. Relasi
antar anggota keluarga yang baik adalah adalah relasi antara orang tua
dengan anaknya. Selain itu, reaksi anak dengan saudaranya atau dengan
Wujud relasi itu misalnya, apakah hubungan itu pernah dengan kasih
yang sering terjadi di dalam keluarga di masa anak berada dan belajar.
fasilitas belajar, fasilitas belajar anak baru dapat terpenuhi jika keluarga
a) Faktor sekolah
27
pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain menerima,
(2) Kurikulum
tersebut dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri.
merasa jauh dari guru, maka murid akan enggan untuk berpartisipasi
28
Dalam kelas sering ada kelompok yang bersaing secara tidak sehat.
mengganggu belajarnya.
A. Kerangka Pikir
diperlukana perhatian yang besar, karena itu pada akhir-akhir ini perhatian
terhadap peningkatan mutu sekolah dasar sudah mulai muncul antara lain
Untuk itu guru yang mengajar khususnya bidang studi IPA harus
belajar mengajar siswa dapat secara langsung mengamati sendiri tentang apa
yang disajikan guru di depan kelas, bahkan dapat dicoba secara langsung oleh
prestasinya.
pemahaman konsep dan prinsip yang bersifat abstrak demi teriptanya prestasi
Pembelajaran
Materi
Referensi
Prestasi
Metode
Silabus
Minat
RPPAjarIPA
Pembelajaran
Demonstrasi
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
1. Variabel penelitian
31
1. Desain penelitian
tujuan pembelajaran.
pembelajaran.
proses pembelajaran.
Siklu II
Perencanaan
I
1. Tes
2. Observasi
khususnya dari pihak sekolah yang terkati secara langsung dalam kegiatan
penelitian ini.
3. Dokumentasi
Jenis data dalam penelitian ini adalah perilaku guru dan siswa dalam
belajar, dan gambar-gambar atau catatan-catatan yang diperoleh baik dari asrip
sekolah ataupun gambar yang direkam oleh peneliti. Sumber data penelitian
ini adalah guru dan siswa kelas V SD Inpres No 11 Allaere dalam proses
pembelajaran.
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
dari 100 orang maka sampel penelitian adalah populasi itu sendiri, sehingga
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adlaah model
Alir (Miles dan huberman dalam Salam, 2004). Hasil perpaduan kedua konsep
dimaksudkan untuk menyesuaikan bentuk data yang ada dengan bentuk data
yang dibutuhkan dengan kegiatan analisis. Kegiatan reduksi data setiap saat
dapat dilakukan selama dalam proses pengumpulan dan analisis data. Apabila
ada data yang tidak relevan dengan masalah, dilakukan reduksi data berupa
pembuangan data.
Penyajian
TPenarikan
Reduksi
Sementara
Data
Akhir
Kesimpulan
Data
Perencanaan
R Silabus
Pelaksanaan
AI PBM
Evaluasi
A
N
Tindak
N
A Lanjut
G
L
GI
U
S
LI
SA
S
I
37
tidak:
BAB IV
Pada penelitian ini akan dibahas hasi dari data-data yang diambil
proses meningkatkan hasil prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Inpres No.
Data tentang hasil belajar siswa yang diambil dari hasil tes akan
A. Hasil Penelitian
1. Aktivitas siswa
siklus I dan siklus II. Lembar observasi siklus I merupakan gambaran sikap
selama mengikuti proses pembelajaran tiap pertemuan pada siklus II. Berikut
4 Mengajukan Pertanyaan 10 10 10 56 56 56
Kegiatan yang tidak relevan
5 dengan KBM
a Keluar Masuk Kelas 1 0 0,5 6 0 2,8
b Mengganggu teman 2 0 1 11 0 5,6
6 Menjawab Pertanyaan 3 18 11 17 100 58
7 Keterampilan Proses 13 18 16 72 100 86
a Mengamati
b Mengklasifikasikan 5 5 5 28 28 28
c Mengkomunikasikan 9 16 13 0 89 44
d Mengukur 0 13 6,5 0 72 36
e Memproduksi 0 0 0 100 0 50
f Menyimpulkan 18 18 18 100 100 100
g Merancang Penelitian 18 18 18 100 100 100
h Bereksperimen 18 18 18 60 100 80
Sumber : Hasil Lembar Observasi, 2010
menyimak penjelasan guru pada siklus I dan siklus II adalah 15 orang dengan
persentase 92%, rata-rata siswa yang meminta bantuan guru adalah 8 orang
dengan persentase 86%, rata-rata siswa yang sering keluar masuk 0,5 dengan
dengan persentase 44%, rata-rata yang dapat mengukut adalah 6,5 dengan
2. Analisis kuantitatif
41
dipelajari oleh siswa pada saat itu serta sesuai dengan kurikulum, lembar
a. Siklus I
siswa. Siklus I dilakukan dua kali pertemuan proses belajar mengajar, dan tes
akhir siklus I pada pertemuan ketiga. Khusus untuk pertemuan pertama semua
siswa hadir, dan begitu pun pada pertemuan kedua semua siswa hadir yang
merupakan tes akhir siklus I semua siswa menjadi sampel hadir. Tes akhir ini
tela diberikan, adapun skor hasil prestasi belajar IPA siswa dapat dilihat pada
tabel 2 berikut
42
Dari tabel 2 di peroleh data bahwa tidak ada siswa yang memperoleh
skor 10 sampai dengan 20 pada siklus I, namun siswa yang memperoleh skor
Data tabel 2 di atas dapat dibuat dalam bentuk dalam data statistik
sebaga berikut.
penelitian, nilai mean yang diperoleh adalah 59,44, nilai median yang
diperoleh adalah 60, nilai modus yang diperoleh adalah 70, nilai standar
deviasi yang diperoleh adalah 15,52, nilai tertinggi yang diperoleh adalah 80,
dalam lima kategori, maka diperoleh distriusi frekuensi skor seperti yang
Tabel 4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Prestasi Belajar siswa
Kelas V SD Inpres No. 11 Allaere Kecamatan Tanralili Kabupaten
Maros pada Siklus I
untuk kategori tinggi frekuensinya adalah 11,11%, dan untuk kategori sangat
Dari data tabel 4 di atas dapat pula dilihat dalam bentuk grafik berikut.
Gambar 4 Grafik Persentase Skor Hasil Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I
tabel berikut.
45
kategori tuntas dalam pembelajaran IPA. Hal ini berarti masih ada siswa
Dari tabel 5 di atas, dapat pula ditunjukkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut.
Gambar 5 Grafik Ketuntasan Hasil Prestasi Belajar IPA Siswa pada Siklus I
Dari grafik tersebut jelas sekali menunjukkan bahwa pada siklus masih
b. Siklus II
Setelah melihat siklus tes akhir siklus I, maka semua yang ada pada
siklus I dilakukan perbaikan pada proses tindakan siklus II. Proses belajar
mengajar pada siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan dan pertemuan
46
ketiga diadakah tes akhir. Hasil akhir siklus II dapat dilihat pada tabel 5
berikut.
Dari Tabel 6 di peroleh data bahwa tidak ada siswa yang memperoleh
skor 10 sampai dengan 60 pada siklus II, siswa yang memperoleh skor 70
Data Tabel 6 di atas dapat dibuat dalam bentuk dalam data statistik
sebaga berikut.
Subjek Penelitian 18
Mean 77,78
Median 80
Modus 80
Standar Deviasi 5,48
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 70
Sumber : Hasil Statistik, 2010
penelitian, nilai mean yang diperoleh adalah 77,78, nilai median yang
diperoleh adalah 80, nilai modus yang diperoleh adalah 80, nilai standar
deviasi yang diperoleh adalah 5,48, nilai tertinggi yang diperoleh adalah 90,
dalam lima kategori, maka diperoleh distriusi frekuensi skor seperti yang
Tabel 8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Prestasi Belajar siswa
Kelas V SD Inpres No. 11 Allaere Kecamatan Tanralili Kabupaten
Maros pada Siklus I
Dari data Tabel 8 di atas dapat pula dilihat dalam bentuk grafik berikut.
Gambar 6 Grafik Persentase Skor Hasil Prestasi Belajar Siswa pada Siklus II
tabel berikut.
49
IPA melalui demonstrasi dan 100% siswa termasuk dalam kategori tuntas
sebagai berikut.
Gambar 7 Grafik Ketuntasan Hasil Prestasi Belajar IPA Siswa pada Siklus II
Dari grafik tersebut jelas sekali menunjukkan bahwa pada siklus tidak
terdapat siswa yang belum tuntas pembelajaran IPA pada siklus II. Hal ini
Tabel 10. Statistik hasil prestasi belajar siswa kelas V SD Inpres No. 11
Allaere Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros
Dari Tabel 10 di atas diperoleh data statistik pada siklus I dan siklus II,
dimana bahwa terjadi peningkatan pada sikus I ke siklus II, diketahui bahwa
nilai rata-rata pada siklus I adalah 59,44 dan pada siklus II senilai 77,78. Nilai
median pada siklus I adalah 60 dan pada siklus II senilai 80, nilai modus pada
siklus I adalah 70 dan pada siklus II senilai 80, nilai tertinggi pada siklus I
adalah 80 dan pada siklus II senilai 90, dan nilai terendah pada siklus I adalah
Tabel 10. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar IPA melalui
Metode Demonstrasi siswa kelas V SD Inpres No. 11 Allaere
Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros
siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I frekuensi skor hasil belajar siswa
yang berada pada kategori sangat rendah yaitu 2 orang dengan persentase
11,11% dan pada siklus II frekuensinya adalah 0 atau 0%, kategori rendah
pada siklus I yaitu 3 orang dan siklus II adalah 0 atau 0%, kategori sedang
tinggi pada siklus I adalah tidak ada, namun pada siklus II bernilai 1 dengan
presentase 5,56%.
Dari tabel 12 di atas, diketahui bahwa pada siklus I masih ada siswa
yang tidak menuntaskan hasil belajar IPA, namun pada siklus II tidak ada lagi
siswa yang tak menuntaskan hasil belaja IPA, diketahui bahwa pada siklus II
Gambar 12. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II
siswa yang tidak tuntas belajar IPA. Namun pada siklus II tidak ada siswa
A. Pembahasan
1. Aktivitas siswa
pada siklus I, dikarenakan masih banyak siswa yang melakukan aktivitas yang
tersebut tidak terlalu signifikan dan masih terktegori ditoleransi, namun tetap
harus menjadi perhatian karena jika dibiarkan tanpa tindakan korektif akan
siswa sudah Nampak, dorongan dan minat siswa dalam belajar sudah dapat
terlihat dari keaktifannya bertanya, bekerja sama dalam kelompok dan hasil
belajarnya.
2. Hasil belajar
Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah dilakukan tes siklus I dalam
metode demonstrasi adalah rata-rata yang diperoleh adalah 59,44 dengan nilai
54
tertinggi 80 dan terendah adalah 30 serta mediannya adalah 60 dari skor ideal
100, berada pada ketegori sangat rendah yaitu frekuensinya adalah 2 dengan
namum dalam siklus I siswa belum dapat bekerja seefisien mungkin, dalam
berkelompok masih banyak siswa yang memonopoli tugas yang diberikan dan
yang lainnya hanya bercerita dan tidak membantu temannya. Siswa belum
mengetahui apa arti dalam bekerja sama dalam kelompok. Oleh karen itu,
Tes siklus II menunjukkan nilai yang lebih baik dari siklus I yaitu
dengan rata-rata 77,78%, nilai tertinggi adalah 90 dan terendah adalah 70,
berada pada kategori tinggi. Dengan metode demonstrasi aktivitas siswa dalam
terjadi peningkatan mulai dari rata-ratanya naik sebesar 18,34. Dan standar
menjadi 70 dan nilai yang paling banyak muncul pada siklus I adalah 70 naik
menjadi 80, jadi kebanyak siswa telah memperoleh nilai 80 pada siklus II.
hasil belajar IPA, dari pembahasan di atas menjelaskan bahwa pada siklus I
yang menyebakan rendahnya hasil belajar hal ini disebabkan kerana masih ada
siswa yang melakukan hal-hal yang tidak relevan dengan proses pembelajaran
seperti masih ada siswa yang mengganggu temannya dan tidak mengerjakan
tugas sesuai dengan lembar kerja yang diberikan serta masih banyak siswa
penjelasan guru. Oleh karena itu pada siklus I dibuatkan refleksi untuk
dijadikan bahan perencanaan pada siklus II. Upaya yang dilakukan peneliti
yang diberikan. Hal ini yang menyebabkan sehingga pada siklus II meningkat
BAB V
A. Kesimpulan
akan dapat :
terendah adalah 30 serta mediannya adalah 60 dari skor ideal 100, berada
11,11%. Tes siklus II menunjukkan nilai yang lebih baik dari siklus I yaitu
dengan rata-rata 77,78%, nilai tertinggi adalah 90 dan terendah adalah 70,
berada pada kategori tinggi. diketahui bahwa pada siklus I dengan siklus II
terjadi peningkatan mulai dari rata-ratanya naik sebesar 18,34. Dan standar
60
57
menjadi 70 dan nilai yang paling banyak muncul pada siklus I adalah 70
naik menjadi 80, jadi kebanyak siswa telah memperoleh nilai 80 pada
siklus II
persentase 55,56%, namun pada siklus II tidak ada lagi siswa yang tidak
tuntas.
3. Aktivitas siswa dan guru juga terjadi peningkatan ke arah yang lebih baik
siswa diperoleh bahwa pada siklus I masih ada 13 orang yang tak
tidak relevan seperti menggaggu teman pada siklus I siswa yang sering
mengganggu temannya adalah 2 orang dan pada siklus II sudah tidak ada
demonstrasi yang akan siswa lakukan sehingga tak ada perhatian lain
selain dari pada konsentrasi pada demonstrasi yang yang dilakukan berupa
pesawat sederhana.
A. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Zain Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta. Rineka Cipta.
SILABUS
Materi Pembelajaran
Pesawat sederhana
Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran
a. Direct Instruction (DI)
b. Cooperative Learning (CL)
1. Metode
a. Demonstrasi
b. Eksperimen
c. Diskusi tanya jawab
62
Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Kegiatan Awal
a. Memotivasi
Guru menanyakan kepada peserta didik dapatkah orang mengangkat
mobil?
b. Pengetahuan prasyarat
Mengapa dibengkel satu orang saja yang mampu mengangkat mobil
dengan mudah?
1. Kegiatan Inti
a. Guru membagi peserta didik secara berpasangan
b. Guru mengarahkan jawaban pertanyaan dengan meminta peserta didik
untuk membuka dan membaca buku siswa.
c. Guru mempresentasikan pengetahuan deklaratif tentang jenis-jenis
pesawat sederhana dan kegunaannya.
d. Guru meminta peserta didik untuk membuktikan jenis pekerjaan yang
menggunakan pengungkit percobaan pesawat sederhana.
e. Guru mempresentasikan pengetahuan deklaratif tentang prinsip kerja
bidang miring.
f. Guru mendemonstrasikan prinsip kerja bidang miring.
g. Guru meminta peserta didik mengerjakan LKS yang sudah disiapkan
oleh guru
h. Guru memeriksa kegiatan peserta didik apakah sudah dilakukan dapat
melakukan kegiatan dengan benar, guru dapat langsung memberikan
bimbingan.
1. Kegiatan Akhir
a. Memberi penghargaan pada kelompok kerja dengan kerja yang baik
b. Membimbing siswa merangkum pelajaran
c. Uji kompetensi lisan
Sebutkan benda-benda yang termasuk pesawat sederhana di sekitarmu!
Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Awal
a. Motviasi
Guru menanyakan kepada peserta didik bagaimana cara mengambil air
dari dalam sumur !
b. Pengetahuan Prasayarat
Mengapa besi kamu menggunakan timba?
63
1. Kegiatan Inti
a. Guru membagi peserta didik secara berpasangan
b. Guru mengarahkan jawaban pertanyaan dengan meminta peserta didik
untuk membuka dan membaca buku siswa
c. Guru mempresentasikan pengetahuan deklaratif tentang jenis-jenis
katrol serta roda berporos
d. Guru meminta peserta didik untuk mempraktikan percobaan untuk
mengetahui prinsip kerja roda berporos
e. Guru meminta peserta didik untuk mempraktikkan percobaan untuk
mengetahui prinsip kerja roda pada traktor
f. Guru meminta peserta didik mengerjakan LKS yang sudah disiapkan
oleh guru.
g. Guru memeriksa kegiatan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan
benar. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat melakukan
kegiatan dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
1. Kegiatan Akhir
a. Memberi penghargaan pada kelompok kerja dengan kinerja yang baik
b. Membimbing siswa merangkum pelajaran
c. Uji Kompetensi tertulis
Sebutkan 2 (dua) contoh alat yang kerjanya menggunakan prinsip
katrol
Sumber belajar
1. Buku IPA Kelas V untuk SD/MI
2. Aneka benda disekitar siswa
Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Tes unjuk kerja
b. Tes identifikasi
c. Uji petik kerja prosedur
2. Bentuk Instrument
a. Tes Terulis PG
b. Essai
3. Contoh Instrument
a. Soal Identifikasi dan uji petik kerja prosedur
Lakukan pengujian untuk mengetahui jenis pekerjaan yang
menggunakan pengungkit.
b. Contoh tes PG dan Essai
64
Lampiran 1
d. Paku jarum
1. Tuas disebut juga …
a. Bidang miring
b. Pengungkit
c. Katrol
d. Pesawat
1. Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi … macam.
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
Jawaban
1. A
2. A
3. D
4. B
5. A
6. D
7. D
8. B
9. D
10. D
b. Katrol lepas
c. Katrol bebas
d. Katrol majemuk
1. Iwan sedang memotong kukunya yang panjang, maka ia menggunakan
pesawat jenis …
a. Tuas
b. Katrol
c. Bidang miring
d. Roda
Lembar
Jawaban
1. A.
2. D
3. A
4. A
5. C
6. B
7. C
8. D
9. C
10. A
4 Ahmad 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 70 Tuntas
5 Asriani 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 70 Tuntas
6 Mega 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 40 Tidak Tuntas
7 Hasbiah 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 70 Tuntas
8 Hasriadi 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 40 Tidak Tuntas
9 Husain 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 70 Tuntas
10 Husnah 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 70 Tuntas
11 Ikhwana 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 80 Tuntas
12 Imran 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 60 Tidak Tuntas
13 Iqbal B. 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 30 Tidak Tuntas
14 Khaerawati 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 60 Tidak Tuntas
15 Lukman H 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 30 Tidak Tuntas
16 Marlina 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 80 Tuntas
17 Mirnawati 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 50 Tidak Tuntas
18 Muliana 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 60 Tidak Tuntas
1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 4 1 5 1070
2 0 1 3 7 7 7
59,44
Rata-Rata 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
4
Nilai Terendah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30
Nilai Tertinggi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 80
15,51
Standar Deviasi
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 9
Median 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 60
Modus 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 70
1 Risal 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 80 Tuntas
2 Kamariah 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 80 Tuntas
3 Sulhan 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 70 Tuntas
4 Ahmad 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 80 Tuntas
5 Asriani 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 80 Tuntas
6 Mega 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 80 Tuntas
7 Hasbiah 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 80 Tuntas
8 Hasriadi 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 80 Tuntas
9 Husain 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 80 Tuntas
10 Husnah 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 80 Tuntas
11 Ikhwana 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 80 Tuntas
12 Imran 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 70 Tuntas
13 Iqbal B 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 70 Tuntas
14 Khaerawati 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 80 Tuntas
15 Lukman H 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 70 Tuntas
16 Marlina 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 90 Tuntas
17 Mirnawati 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 70 Tuntas
18 Muliana 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 80 Tuntas
1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 7 3
7 8 1 5 8 7 7 7 1400
77,77
Rata-Rata 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0
8
Nilai Terendah 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 70
Nilai Tertinggi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 90
5,483
Standar Deviasi
2
Median 80
Modus 80