You are on page 1of 4

BAGAN ALIR PROSES DAN PROSEDUR PENGADAAN BARANG DAN JASA UNIVERSITAS

HASANUDDIN

PELAKSANA: BIRO PERLENGKAPAN

Panitia / Pejabat Pengadaan Penyedia barang, jasa, Kuasa pengguna Dokumen


barang dan jasa lainnya anggaran (pejabat
pembuat komitmen)

1.
Mengundang calon penyedia
barang, jasa dan jasa lainnya
2.
Mengambil dokumen
isian kualifikasi dan
dokumen pengadaan

3.
Memasukkan dokumen
5. isian kualifikasi
Menjelaskan pekerjaan

6.
4. Memasukkan dokumen
Memeriksa dokumen penawaran
prakualifikasi
7.
Evaluasi, klarifikasi dan negosiasi dokumen penawaran

8. 9.
Mengusulkan pemenang Menetapkan pemenang

10.
Menandatangani SPK / Kontrak

11.
Melaksanakan
pekerjaan

12.
Menandatangani BA pemeriksaan dan penerimaan
pekerjaan
Bagan tersebut menunjukkan prosedur pengadaan barang dan jas dalam lingkup
Universitas hasanuddin. Pelaksana kegiatan tersebut adalah Biro perlengkapan yang
berada dibawah garis kewenangan rektor dan pembantu rektor. Pejabat administrasi dan
pejabat kebendaharaan masing-masing terbagi dalam dua biro, yaitu biro perlengkapan
dan biro administrasi keuangan. Dari bagan tersebut, dapat kita lihat bahwa ada dua
pejabat yang berperan, yaitu pejabat administrasi dan pejabat kebendaharaan. Pejabat
administrasi dalam bagan ini ialah:
1. Kepala biro perlengkapan
2. Pejabat pengadaan barang
3. Kepala biro administrasi keuangan
4. Kepala bagian anggaran masyarakat
Pejabat kebendaharaan adalah bendahara pengeluaran (bagian keuangan)

Alur kerjanya ialah, biro perlengkapan yang berwenang salah satunya dalam
pengadaan barang dan jasa membuat penawaran kepada para penyedia barang dan jasa
melalui pejabat pengadaan barang. Barang dan jasa yang dimaksud tentunya telah
memiliki alokasi dananya dalam anggaran rutin dan pembangunan. Setelah melalui
prosedur administrasi pengadaan barang dalam kewenangan biro perlengkapan,
selanjutnya proses administrasi pembayaran dilakukan dalam kewenangan biro
administrasi keuangan dan pelaksanaan pembayaran sebagai bagian dari pengeluaran
dilaksanakan dibawah wewenang bendahara pengeluaran sebagai pejabat
kebendaharaan.
Mekanisme wewenang yang ada ialah sebagai berikut:

REKTOR

PEMBANTU REKTOR II

KEPALA BIRO
PERLENGKAPAN

BIRO PERLENGKAPAN
PEJABAT PENGADAAN
BARANG

KEPALA BIRO
ADMINISTRASI
KEUANGAN

BIRO ADMINISTRASI KEPALA BAGIAN


KEUANGAN ANGGARAN
MASYARAKAT

BENDAHARA
PENGELUARAN

Sejalan dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun


2003 tentang Keuangan Negara Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam
bidang keuangan pada hakikatnya adalah Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah
Republik Indonesia, sementara setiap menteri/pimpinan lembaga pada hakikatnya adalah
Chief Operational Officer (COO) untuk suatu bidang tertentu pemerintahan.
Sesuai dengan prinsip tersebut Kementerian Keuangan berwenang dan
bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan kewajiban negara secara nasional,
sementara kementerian negara/lembaga berwenang dan bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Konsekuensi pembagian tugas antara Menteri Keuangan dan para menteri lainnya
tercermin dalam pelaksanaan anggaran. Untuk meningkatkan akuntabilitas dan menjamin
terselenggaranya saling-uji (check and balance) dalam proses pelaksanaan anggaran perlu
dilakukan pemisahan secara tegas antara pemegang kewenangan administratif dengan
pemegang kewenangan kebendaharaan. Penyelenggaraan kewenangan administratif
diserahkan kepada kementerian negara/lembaga, sementara penyeleng-garaan
kewenangan kebendaharaan diserahkan kepada Kementerian Keuangan. Kewenangan
administratif tersebut meliputi melakukan perikatan atau tindakan-tindakan lainnya yang
mengakibatkan terjadinya penerimaan atau pengeluaran negara, melakukan pengujian
dan pembebanan tagihan yang diajukan kepada kementerian negara/lembaga
sehubungan dengan realisasi perikatan tersebut, serta memerintahkan pembayaran atau
menagih penerimaan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan anggaran.
Di lain pihak, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dan pejabat
lainnya yang ditunjuk sebagai Kuasa Bendahara Umum Negara bukanlah sekedar kasir
yang hanya berwenang melaksanakan penerimaan dan pengeluaran negara tanpa berhak
menilai kebenaran penerimaan dan pengeluaran tersebut. Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara adalah pengelola keuangan dalam arti seutuhnya, yaitu
berfungsi sekaligus sebagai kasir, pengawas keuangan, dan manajer keuangan.
Fungsi pengawasan keuangan di sini terbatas pada aspek rechmatigheid dan
wetmatigheid dan hanya dilakukan pada saat terjadinya penerimaan atau pengeluaran,
sehingga berbeda dengan fungsi pre-audit yang dilakukan oleh kementerian teknis atau
post-audit yang dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional. Dengan demikian, dapat
dijalankan salah satu prinsip pengendalian intern yang sangat penting dalam proses
pelaksanaan anggaran, yaitu adanya pemisahan yang tegas antara pemegang
kewenangan administratif (ordonnateur) dan pemegang fungsi pembayaran (comptable).
Penerapan pola pemisahan kewenangan tersebut, yang merupakan salah satu kaidah
yang baik dalam pengelolaan keuangan negara, telah mengalami ”deformasi” sehingga
menjadi kurang efektif untuk mencegah dan/atau meminimalkan terjadinya
penyimpangan dalam pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara. Oleh karena itu,
penerapan pola pemisahan tersebut harus dilakukan secara konsisten.

You might also like