You are on page 1of 29

I

ISO 9001 - 2008

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejak didirikannya bidang pendidikan maka berbagai upaya perubahan system


pendidikan dan perangkatnya di Indonesia sering di lakukan akibatnya muncul
berbagai peraturan pendidikan untuk saling melengkapi dan menyempurnakan peraturan
pendidikan untuk peraturan-peraturan yang di pandang tidak relevan lagi dengn
kebutuhan saat ini. Hal ini berlangsung terus dalam upaya meningkatkan produktifitas
beljar guna menciptakan sumber daya manusia yang handal dalam menyongsong era
globalisasi .
Khusus untuk bidang pendidikan kejuruan sejak tahun 1994 telah banyak
dilakukan perubahan-perubahan yang menyangkut system (stuktur), kulkur, dan
figurnya. Sejumlah perubahan dalam sytem pendidikan kejuruan yang telah di lakukan
tersebut menurut Astati dkk (1999:1) antara lain:
a. Pengenalan Penddidikan System Ganda (PSG)
b. Pembentuk majelis pendidikan kejuruan di tingkat pusat, wilayah,dan sekolah.
c. Pengenalan sytem rektrutmen dan seleksi serta pengembangan Kepala Sekolah.
Selain perubahan-perubahan tersebut di atas yang tidak kalah penting, pendidikan
kejuruan dan telah melakukan perubahan kulturnya. Kebiasaan-kebiasaanbekerja sama
dengan dunia usaha dan dunia industry,telah di gerakkan kerja sama tersebut selain di
wujudkan da;am bentuk praktek kerja indusrtri (prakerin), juga dalam pelaksanaan Uji
Kompetensi.
Praktek kerja industry (prakerin) di maksudkan untuk memberikan kesempatan kepada
siswa SMK yang duduk pada tingkt akhir guna melakukan praktek secara langsung di
lapangan sesuai program keahlian TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK di berikan
kesempatan selama kurang lebih tiga bulan dalam melakukan prektek di
PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) atau Instalasi lain yang relevan dengan
jurusan tersebut. Demikian pula dengan siswa dibidang keahlian lainnya yang terdapat
pada SMK kelompok Teknologi dan Industri, seluruh siswa diberikan kesempatan
melaksanakan praktek kerja Industri sesuai dengan program keahlian yang ditekuni.

Berkenan dengan uraian di atas penyusun salah seorang siswa tingkat XII bidang
keahlian TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK (TITL) SMK NEGERI 3
GORONTALO tahun pelajaran 2010-2011 beroleh kesempatan untuk melaksanakan
praktek kerja Industri (prakerin) di Bengkel Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri
3 Gorontalo. Selama melaksanakan prakerin di perusaan tersebutpenyusun mendapat
pengetahuan yang cukup luas tentang berbagai hal khususnya yang berkenan dengan
kelistrikan yang juga spesifikasi ilmu yang tekuni penyusun selama ini.

[Laporan Generator Syncron] Page 1


I
ISO 9001 - 2008

1.2 DASAR PELAKSANAN

Dalam kurikulum sekolah menengah kejuruan di tugaskan bahwa setiap siswa


harus dan wajib melaksakan prakerin, karena hal tersebut bagian dari proses belajar
mengajar. Prakeri di laksakan, yakni dengan menempetkan siswa-siswa tingkat akhir
pada usaha atau dunia Industri (DUDI) dan Istalasilain yang menerima dengan bidang
keahlian mereka. Prakerin dilaksanakan guna menambah pengalaman dan meningkatkan
daya dimiliki siswa.

Adapun yang mendasari pelaksananan Praktek Kerja Industri (prakerin) oleh


siswa tinkat XII SMK NEGERI 3 GORONTALO, tahun pelajaran 2010/2011 adalah
sebagai berikut.
a. UU No.20 tahun 2003 tetang system pendidikan Nasional
b. Keputusan mendikbut RI No.0490/1992 tentang kurikulum.
c. Kalender pendidikan tahun plajaran 2010/2011
d. Program kerja SMK NEGERI 3 GORONTALO tahun pelajran 2010/2011.

1.3 TUJUAN

1.3.1. TUJUAN UMUM


a. Sebagai informasi ilmiah guna menambah wawasan dan pengetahuan tentang
pelaksanaan prakerin dan siswa SMK NEGERI 3 GORONTALO
b. Sebagai pembanding terhadap pelaksanaan prakeri yang dilakukan oleh Industri
pendidikan lainnya, selain SMK NEGERI 3 GORONTALO.

1. TUJAN KHUSUS
a. Melatih siswa agar mampu memahami serta mengembangkan keterampilan
yang telah di dapat di sekolah dan menerapkannya selama berada di lingkungan
lapangan kerja.
b. Merupakan latihan sekaligus puluang bagi siswa peserta prakerin untuk masuk
ke dunia Industri setelah tamat sekolah nanti.

1.4 MANFAAT

1. Bagi peserta diklat


a. Melatih untuk bekerja, terampil dan bertanggung jawab

[Laporan Generator Syncron] Page 2


I
ISO 9001 - 2008

b. Menciptakan kreatifitas dan inisiatif dalam dunia industri guna melahirkan


siswa dan tamatan yang berkualitas.

2. Bagi sekolah dan Dunia usaha/dunia industri


a. Meningkatkan kerja sama yang baik antara sekolah menengah kejuruan
(SMK) dengan dunia usaha /dunia industry
b. Menciptakan link dab matc antara industri pendidikan khusunya SMK
dengan dunia usaha dan dunia industry.

[Laporan Generator Syncron] Page 3


I
ISO 9001 - 2008

BAB II

ORIENTASI KEGIATAN PRAKERIN

1.1 SEJARAH SINGKAT PT. PLN SUB RANTING PAGUAT.

SNK Negeri 3 Gorontalo berdiri pada tahun 1979, pada saat itu sekolah itu masi
dikelola oleh swasta dan masih bernama STM Gorontalo. Kemisdian pada tahiun 1982
sekolah ini mendapat bantuan dari Bank Dunia ( World Bank ), dan pada tahun 1986
sekolah ini dipindahkan tempatnya dari SMA 1 Gorontalo ke bangunan yang baru di
Kelurahan paguyaman, dan berubah nama menjadi STM Negeri Gorontalo. Kemudian
Pada tahun 2002 berubah nama menjadi SMK Negeri 3 Gorontalo hingga sekarang
1.2 TATA TERTIP

Perusahaan Jasa Teknik SMK Negeri 3 Gorontalo, Ada beberapa peraturan


berupa tata tertip yang berlaku di antaranya sebagai berikut :
1. menjaga nama baik serta rahasia perusahaan
2. menjga dan memelihara barang-barang milik perusahaan atau yang di
gunakan perusaan dengan sebaik-baiknya.
3. Memperhatikan dan melaksankan segala ketentuan perusahaan, baik yang
langsung menyangkut juga kedinasannya maupun secara umum.
4. Berpakaian baik dan rapi serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun
terhadap masyarakat sesama karyawan dan terhadap atasan.
5. Bekerja dengan jujur, tertip, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
perusaan.

1.3 RUANG LINGKUP

pada pelaksaan prakerin di Bengkel TITL SMK Begeri 3 Gorontalo, siswa di beri
kesempatan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang di anggap muda atau pekerjaan
yang pernah dilakukan oleh siswa tersebut. Seperti :
a. Memasang Instalasi Listrik
b. Memasang dan Mempernaiki Panel Listrik
c. Memasang Merakit Panel PHB, ATS, Syngkronisasi Generator, dan
sebagainya

[Laporan Generator Syncron] Page 4


Page 5 [Laporan Generator Syncron]
Burha
n
Liputo
S.T 2.4
Pengendali STRUK
Dan TUR
Pengukura Drs.Ir
n ORGA
( Penanggu wan
ng Jawab ) Mai NISASI
Nateneace TEKNI
And
Repare K
INSTA
LASI
GARIS INTUKSI

Astin TENA
Aneta GA
GARIS KOORDINASI S.Pd
Instalasi
LISTRI
Penerangan K
& Tenaga
( Penanggu
ng Jawab ) Arjan
SISWA
Masuar
a S.Pd
KETUA
UNIT
Drs. BAGIAN
Sufarn
o
Madjo
wa
Reparasi Alat
Rumah
Tangga &
Pendingin
( Penanggu
ng Jawab )
UNIT
PROD
UKSI
DAN
Drs. JASA
Sufarn
o
Madjo
wa
Reparasi
Mesin
Listrik &
Kerja
Bangku
( Penanggu
ng Jawab )
ISO 9001 - 2008
I
I
ISO 9001 - 2008

BAB III
PEMBAHASAN

Generator Sinkron
Generator sinkron 3 phase merupakan sumber utama energi yang paling banyak
dipakai di power plant maupun di dunia industri dan pertambangan. Mesin ini merupakan
konverter energi terbesar di dunia, yang prinsip kerjanya mengubah energi makanik
menjadi energi listrik dalam range daya hingga 1500MW. Pada kesempatan ini akan
dijelaskan mengenai konsep dasar pembangkitan, jenis penguatan pada generator, prinsip
dasar regulasi tegangan, cara kerja generator paralel dan sinkronisasi generator.

3.1. Mesin Listrik

Mesin listrik merupakan alat listrik yang berputar dan dapat mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik dan dapat mengubah energi listrik menjadi energi
mekanis, serta dapat juga mendistribusikan energi listrik dari suatu rangkaian ke
rangkaian lain dengan tegangan yang bisa berubah-ubah dengan frekuensi yang sama
melalui suatu medium berupa medan magnet atas dasar prinsip elektro magnetis. bMesin
listrik dibagi dua yaitu mesin listrik statis dan mesin listrik dinamis. Mesin listrik statis
adalah alat untuk mentransfer energi listrik dari sisi primer ke sekunder dengan
perubahan tegangan pada frekuensi yang sama. Contoh mesin listrik stasis adalah
transformator. Mesin listrik dinamis dibagi menjadi dua macam yaitu motor listrik dan
generator. Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanis
putaran. Sedangkan generator adalah alat untuk mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik.

3.2. Generator Sebagai Pembangkit

Berikut ini adalah penampang melintang generator yang memiliki bagianbagian


umum antara lain rotor, stator, kutub, slip ring, inti besi dan lilitan

[Laporan Generator Syncron] Page 6


I
ISO 9001 - 2008

Gambar 1 Penampang melintang generator sinkron

Agar bisa menjadi pembangkit energi listrik, generator sinkron harus memiliki 3
syarat utama, yaitu:

 Medan magnet
Medan magnet Yaitu adanya induksi magnetisasi di sekitar penghantar atau
konduktor.
 Penghantar (konduktor)
Konduktor berfungsi sebagai jalan atau media induksi magnetisasi untuk menjadi
tegangan atau beda potensial.
 Relative motion
Gerakan yang terus menerus atau konstan yang berfungsi agar induksi dari satu
penghantar yang berputar (rotor) dapat memotong induksi dari penghantar tetap
(stator) atau yang disebut dengan perpotongan medan magnet atau perpotongan
fluks magnetik (garis-garis medan magnet).

3.3. Jenis Generator Sinkron

Generator sinkron dibagi menjadi dua macam yaitu generator sikron stationary
field dan generator sinkron revolving field. Generator sinkron stationary field memiliki
kesamaan penampakan luar yang sama dengan generator dc. Salient pole membentuk
medan dc yang dipotong oleh armature. Armature tersebut memiliki lilitan 3 phase yang
terminalnya terhubung ke 3 slip ring yang menempel pada shaft.

`Sepasang brush pada slip ring memungkinkan armature untuk dihubungkan


dengan beban eksternal 3 phase. Armature digerakkan oleh mesin gas atau sumber energi
lain. Ketika berputar tegangan 3 phase terinduksi, yang besarnya tergantung pada
kecepatan putar dan arus eksitasi dc di stationary pole. Frekuensi tegangan tergantung
pada kecepatan dan jumlah pole. Generator sinkron stationary pole generator digunakan
untuk output tegangan kurang dari 5kVA. Generator sinkron revolving field memiliki

[Laporan Generator Syncron] Page 7


I
ISO 9001 - 2008

stationary armature yang disebut stator. Lilitan stator 3 phase langsung dihubungkan ke
beban. Medan dibangkitkan oleh generator dc. Generator jenis ini umum disebut juga
alternator. 4. Schematic Diagram Generator Sinkron Di bawah ini adalah gambar
schematic diagram generator sinkron dengan rating 500 MW, main exciter 2400 kW dan
pilot exciter 25 kW. Terminal output

Gambar 2 Schematic diagram generator sinkron


3.4. Jumlah Pole

Jumlah pole generator sinkron tergantung pada kecepatan putaran dan frekuensi
yang ingin dihasilkan. Formulasi jumlah pole dan frekuensi ini direpresentasikan dalam
persamaan berikut ini.

p.n = 120 f
n = kecepatan rotor (r/min)
p = jumlah pole pada rotor
f = frekuensi tegangan induksi (Hz)

Formulasi ini bisa digunakan untuk menentukan kecepatan putar rotor sesuai
dengan frekuensi tegangan outputnya. Misalnya, generator sinkron memiliki 36 pole, jika
kita menginginkan tegangan output dengan frekuensi 60 Hz. Maka kita dapat menentukan
kecepatar rotor generator tersebut.

p * n = 120 * f
36 * n = 120 * 60
36 * n = 7200
N = 200 r/min

Dari perhitungan diketahui bahwa generator harus berputar dengan kecepatan 200
putaran per menit.

3.5. Komponen Dasar Generator

Bagian utama generator ada 3 yaitu, armature (main stator), rotor dan prime
mover (tenaga penggerak).

[Laporan Generator Syncron] Page 8


I
ISO 9001 - 2008

3.5.1. Armature / Main Stator

Armature adalah bagian generator yang berfungsi sebagai tempat untuk menerima
induksi magnet. Arus ac yang menuju ke beban disalurkan melalui armature, komponen
ini berbentuk sebuah rangka silinder dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak.
Armature selalu diam (tidak bergerak). Oleh karena itu komponen ini juga disebut
dengan main stator. Lilitan armature generator dalam wye & titik netral dihubungkan ke
ground. Lilitan dalam wye dipilih karena:

 Meningkatkan daya output.


 Menghindari tegangan harmonic,

sehingga tegangan line tetap sinusoidal dalam kondisi beban apapun. Dalam
lilitan wye tegangan harmonic ketiga masing-masing fasa saling meniadakan, sedangkan
dalam lilitan delta tegangan harmonic ditambahkan. Karena koneksi delta tertutup,
sehingga membuat sirkulasi arus harmonic ketiga yang meningkatkan rugi-rugi I2R.
Nominal tegangan line generator sinkron tergantung pada rating kVA. Pada umumnya
semakin besar rating power, semakin besar pula tegangan. Akan tetapi nominal line to
line voltage jarang melebihi 25 kVA.

3.5.2. Rotor atau Magnetik Field

Untuk menginduksikan tegangan ke dalam stator maka medan magnet harus


berputar terhadap main stator. Magnetic field ini terdiri dari sebuah inti besi yang dililit
dengan kawat yang sangat banyak. Pada saat arus DC dialirkan ke field winding maka
akan membentuk kutub magnet pada field core. Arus yang dialirkan ini biasa disebut
dengan eksitasi. Generator sinkron didesign menggunakan 2 type rotor, yaitu:

 Salient pole rotor .


 Cylindrical rotor.

Perbedaan utama antara keduanya adalah salient pole rotor digerakkan oleh turbin
hidrolik kecepatan rendah sedangkan cylindrical rotor digerakkan oleh turbin uap
berkecepatan tinggi. Sebagian besar turbin hidraulic harus berputar pada kecepatan
rendah (50 – 300 r/min). Salient pole rotor dihubungkan langsung ke roda kincir dan
frekuensi yang diinginkan 60 Hz. Jumlah pole yang dibutuhkan di rotor jenis ini sangat
banyak. Sehingga dibutuhkan diameter yang besar untuk memuat pole yang sangat
banyak tersebut. Cylindrical rotor Lebih kecil dan efisien daripada low-speed turbine.
Untuk 2 pole, frekuensi 60 Hz, putarannya 3600 r/min. Untuk 4 pole, putarannya 1800
r/min.

3.5.3. Prime Mover


Engine yang dipasang pada generator akan dihubungkan melalui sebuah coupling
yang diikat pada flywheel engine.

[Laporan Generator Syncron] Page 9


I
ISO 9001 - 2008

Gambar 3 Prime mover generator

Beberapa macam penggerak utama generator adalah:

 Gas Turbine.
 Wind Turbine.
 Water Turbine.
 Steam Turbine.
 Diesel Engine.
 Gas Engine.

3.6. Field Excitation dan Exciters

Gambar 4 500 MW Generator Sinkron dan 2400 kW dc Exciter


Field excitation dan exciters merupakan bagian penting design generator sinkron.
Bagian ini memastikan stabilitas tegangan terminal ac dan merespon perubahan beban
yang terjadi secara mendadak untuk menjaga kestabilan sistem . Fitur terpenting field
excitation dan exciters adalah kecepatan respon dari field excitation. Untuk mendapatkan

[Laporan Generator Syncron] Page 10


I
ISO 9001 - 2008

fitur-fitur di atas digunakan 2 generator dc yaitu main exciter & pilot exciter. Main
exciter mengalirkan arus eksitasi ke medan generator sinkron melalui sikat dan slip ring.
Sedangkan pilot exciter menghasilkan sinyal kontrol (Ic), untuk mengontrol main exciter.

3.7. Brushless Excitation

Gambar 5 Typical Brushless Exciter System

Brusless exciter sistem hampir sama dengan sistem eksitasi konvensional.


Perbedaannya adalah digunakannya rectifier 3-phase menggantikan komutator, slip ring
dan brush. Komutator digantikan oleh electronic rectifier, brush dan slip ring tidak
digunakan lagi.

3.8. Efisiensi Generator Sinkron

Umumnya semakin tinggi power generator maka generator tersebut semakin


efisien. Generator dengan rating 1 kW memiliki efisiensi 50%, sedangkan generator
model yang sama dengan kapasitas 100 MW memiliki efisiensi 90%. Untuk generator
sinkron dengan kapasitas di atas 1000 MW efisiensi mencapai 99%. Power generator
semakin tinggi maka power output per kg berat semakin meningkat. Berat mesin
kapasitas besar relatif lebih kecil daripada mesin dengan kapasitas kecil. Contohnya
adalah generator sinkron kapasitas 1 kW dengan berat 20 kg memiliki output per kg berat
sebesar 50 W/kg. sedangkan generator sinkron model yang sama dengan kapasitas 10
MW, berat 20.000 kg, memiliki output per kg berat 500 W/kg. 10. Sistem Pendingin
Generator Sinkron Generator sinkron dengan rating kurang dari 50 MW menggunakan
system sirkulasi cold-air, rating 50 MW – 300 MW berpendingin hydrogen, sedangkan
rating 1000 MW menggunakan water-cooled conductor. Sistem pendingin yang mahal
dan melebihi nilai ekonomis menjadi titik limit ukuran generator sinkron.

Generator kecepatan rendah memiliki dimensi lebih besar daripada generator


kecepatan tinggi dengan rating power yang sama. Dimensi besar menyederhanakan
sistem pendingin. Slow speed generator sinkron 500 MVA, 200 r/min memiliki dimensi
sangat besar pada suatu power plant berpendingin aircooled. Sedangkan high speed

[Laporan Generator Syncron] Page 11


I
ISO 9001 - 2008

generator sinkron 500 MVA, 1800 r/min, memiliki dimensi kecil berpendingin hydrogen-
cooled.

3.9. Pusat Pembangkitan

Pusat pembangkitan merupakan area yang dikhususkan untuk menempatkan


generator pembangkit lengkap dengan elemen-elemen pendukungnya. Berikut ini adalah
beberapa gambar yang didapatkan dari area pembangkitan.

Gambar 6 Pusat pembangkitan

Gambar 7 Generator sinkron

Gambar 8 Instalasi generator sinkron

[Laporan Generator Syncron] Page 12


I
ISO 9001 - 2008

3.10. Pembangkitan Tegangan

Pembangkitan tegangan merupakan proses yang paling penting dalam suatu


power plant. Dalam proses ini pula energi listrik didapatkan dari konvers energi mekanis.
Berikut ini adalah gambar penampang melintang generator sinkron.

Gambar 9 Penampang melintang generator

Berikut ini proses dasar pembangkitan tegangan elektrik dengan melibatkan


sepasang slip ring dan brush.

Gambar 10 Model pembangkitan

[Laporan Generator Syncron] Page 13


I
ISO 9001 - 2008

Beberapa gambar berikut ini mendeskripsikan proses pembangkitan tegangan


dengan beberapa sudut yaitu 45°, 90°, 270° dan 360°.

Gambar 11 Pembangkitan dengan sudut 45°

Gambar 12 Pembangkitan dengan sudut 90°

[Laporan Generator Syncron] Page 14


I
ISO 9001 - 2008

Gambar 13 Pembangkitan dengan sudut 270°

Gambar 14 Pembangkitan dengan sudut 360°

[Laporan Generator Syncron] Page 15


I
ISO 9001 - 2008

Gambar 15 Konfigurasi koil generator

3.11. Struktur Generator

Generator dibagi menjadi dua yaitu permanent magnet generator dan self excited
generator. Permanent magnet generator menerima power untuk regulator dari pilot
exciter generator. Pilot exciter generator terdiri dari permanent magnet (rotor) dan
armature (rotor). Pilot exciter generator juga bekerja secara tersendiri/terpisah dari main
generator. Pada kondisi beban besar, excitation pada exciter-nya akan lebih stabil.
Oscillation voltage pada kondisi perubahan beban tidak akan langsung mempengaruhi
kondisi pilot exciter.

Gambar 16 Permanent magnet pilet exciter

Self exited generator menerima tenaga untuk excitation dan voltage sensing untuk
regulator dari output main generator armature (stator). Dimana system ini sebuah
generator mengandalkan residual magnetism yang terdapat pada main field coil, main
armature coil, AVR, dan exciter. Pada saat start awal sisa Kemagnetan dari gulungan
tersebut terinduksi, dan main field rotor diputar engine, dan mulai menginduksikan ke
main armature stator dan menghasilkan power output.

[Laporan Generator Syncron] Page 16


I
ISO 9001 - 2008

Gambar 17 Self Excited generator sinkron

3.12. Komponen Generator

Komponen generator terdiri dari beberapa bagian yaitu rotor utama (main field),
stator utama (main armature), penguat (exciter), penguat medan (field exciter), penguat
rotor (armature exciter) dan dioda & varistor (RFA).

Gambar 18 Rotor utama

[Laporan Generator Syncron] Page 17


I
ISO 9001 - 2008

Gambar 19 Stator utama

Gambar 20 Penguat (exciter)

Gambar 21 Penguat medan

[Laporan Generator Syncron] Page 18


I
ISO 9001 - 2008

Gambar 22 Penguat rotor

Gambar 23 Dioda dan varistor (RFA)

3.13. Pengontrolan Generator

AVR (Automatic Voltage Generator) fungsinya untuk menjaga tegangan yang


dihasilkan generator tetap konstan. Tegangan yang diatur adalah ketika tegangan pada
beban nol sampai tegangan pada beban penuh dimana untuk menjaga eksitasi dan
putarannya tetap. Pengaturan dilakukan dengan cara membandingkan tegangan dari
generator dan tegangan dari sistem. Voltage regulator memvariasikan tahanan pada field
winding circuit untuk mempertahankan agar terminal voltage konstan secara otomatis.
Bila beban dihubungkan dengan generator, maka akan terjadi penurunan tegangan.
Hasilnya, tegangan output generator akan jatuh.

Field output terminal merupakan connection point untuk exciter field. Regulator
power stage harus dapat memasok tegangan yang cukup ke field. Power stage harus
mempunyai current rating yang cukup untuk field resistance pada exciter. AVR terdiri
dari 3 bagian utama, yaitu:

[Laporan Generator Syncron] Page 19


I
ISO 9001 - 2008

1. Komponen untuk memonitor tegangan output dari generator.


2. Komponen untuk menentukan tegangan set point.
3. Komponen untuk membandingkan tegangan output generator & set point
sehingga menhasilkan error signal.

Tiga keadaan AVR, yaitu:

1. Jika tegangan output tinggi maka error signal (+) AVR akan memberian perintah
untuk mengurangi arus eksitasi.
2. Jika tegangan cocok dengan harga set point (0) maka AVR tidak akan
memberikan perintah apapun.
3. Jika tegangan output rendah maka error signal akan (-) maka AVR akan memberi
perintah agar menambahkan arus eksitasi.

3.14. Reverse power relay

Reverse Power Relay berfungsi untuk mencegah terjadinya sistem eksitasi yang
melampaui batas (loss of field), kondisi dimana generator mendapatkan tegangan dari
sistem sehingga generator akan menjadi motor sinkron yang juga berarti generator
menjadi beban.

3.15. Governor

Gambar 24 Governor

Fungsi governor adalah menjaga agar kecepatan motor tetap konstan sehingga
frekuensi generator tetap stabil. Untuk mesin sinkron frekuensi generator harus sama
dengan frekuensi busbar, permasalahannya frekuensi dari jaringan tidak selamanya
konstan sehingga frekuensi generator harus menyesuaikan.

[Laporan Generator Syncron] Page 20


I
ISO 9001 - 2008

3.16. Rugi-rugi Generator Sinkron

Daya mekanik ke generator tidak sepenuhnya diubah menjadi daya listrik, daya
yang tidak menjadi energi listrik inilah yang menjadi rugi-rugi generator. Rugi-rugi
generator sinkron yaitu:

1. Rugi-rugi gesekan dan angin.


2. Rugi-rugi inti.
3. Rugi-rugi tembaga.
4. Rugi-rugi stray.

Rugi-rugi gesekan dan angin & rugi-rugi inti merupakan rugi-rugi tetap generator
sinkron. Rugi-rugi tembaga & rugi-rugi stray merupakan rugi-rugi berubah. Kedua rugi-
rugi ini berubah seiring dengan berubahnya beban generator. 19. Rangkaian Pengganti
Generator Sinkron

Gambar 25 Rangkaian pengganti generator sinkron


Parameter-parameter tersebut adalah:

E1 : Gaya gerak elektrik


Rs : Resistansi stator
Rr : Resistansi rotor
m : Induktansi magnetisasi
Lls : Induktansi bocor stator
Llr : Induktansi bocor rotor
S: Slip

3.17. Karakteristik Beban

3.17.1. Generator Tanpa Beban

Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, sehingga
tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If). Bila
besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan keluaran juga akan naik sampai titik
saturasi (jenuh).

[Laporan Generator Syncron] Page 21


I
ISO 9001 - 2008

Gambar 26 Karakteristik generator tanpa beban

Gambar 27 Generator beroperasi tanpa beban

Gambar di atas adalah generator sinkron 2 kutub, tanpa beban digerakkan oleh
turbin dengan kecepatan konstan. Terminal outputnya A, B, C & N dengan variabel
exciting current Ix. Rangkaian pengganti generator tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut ini.

Gambar 28 Rangkaian representsi generator tanpa beban

Eo adalah tegangan terminal dan netral. Semakin besar Ix, semakin besar Eo
dengan proporsi yang sama. Ketika terjadi saturasi kenaikan tegangan Eo semakin kecil
dengan penambahan nilai Ix yang sama. Karakteristik ini hampir sama dengan generator
DC. Kurva saturasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

[Laporan Generator Syncron] Page 22


I
ISO 9001 - 2008

Gambar 29 Kurva saturasi generator tanpa beban

3.17.2. Generator Berbeban

Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan terminal V akan
berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan pada:

1. Resistansi jangkar Ra
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian fasa (tegangan
jatuh/fasa) dan I. Ra yang sefasa dengan arus jangkar.
2. Reaktansi bocor jangkar Xl
Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi tidak
mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut Fluks Bocor.
3. Reaksi Jangkar Xa
Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator dibebani akan
menimbulkan fluksi jangkar (ΦA ) yang berintegrasi dengan fluksi yang
dihasilkan pada kumparan medan rotor(ΦF), sehingga akan dihasilkan suatu fluksi
resultan.

3.18. Relay Proteksi Generator

Gambar 30 Relay proteksi generator

[Laporan Generator Syncron] Page 23


I
ISO 9001 - 2008

Relay proteksi pada generator memiliki fungsi antara lain:

1. Loss excitation.
2. Over excitation.
3. Current unbalance.
4. Under and over voltage.

3.19. Sinkronisasi Generator

Generator yang dikoneksikan ke bus sistem atau generator lain harus


disinkronisasi dahulu. Disinkronisasi berarti:

1. Frekuensi generator sama dengan frekuensi sistem.


2. Tegangan generator sama dengan tegangan sistem.
3. Tegangan generator se-fase dengan tegangan sistem.
4. Urutan fase generator sama dengan urutan fase sistem.

Proses umum sinkronisasi:

1. Mengatur kecepatan regulator turbin sehingga frekuensi generator mendekati


frekuensi sistem.
2. Mengatur eksitasi sehingga tegangan generator (Eo) sama dengan tegangan sistem
(E)
3. Mengamati sudut fase antara Eo dan E melalui Synchroscope .

Gambar 31 Synchroscope

Cek tegangan alternator, harus sama dengan tegangan sistem. Tunggu sampai saat
jarum penunjuk menyentuh 0, berarti kedua generator sefase.

[Laporan Generator Syncron] Page 24


I
ISO 9001 - 2008

Gambar 32 Line diagram sinkronisasi generator sinkron

4. Menutup line circuit breaker, menghubungkan generator ke sistem.

Umumnya sinkronisasi generator dilakukan oleh sistem secara otomatis. Metode


paralel generator sinkron:

1. Polaritas dari generator harus sama.


2. Nilai efektif tegangan harus sama (Vrms).
3. Tegangan Generator yang diparalelkan mempunyai bentuk gelombang yang sama.
4. Frekuensi kedua generator dan frekuensi generator dengan jala-jala harus sama.
5. Urutan fasa dari kedua generator harus sama.

3.19.1. Kerja Paralel Generator:

1. Lampu Cahaya berputar dan Volt-meter.


2. Voltmeter, Frekuensi Meter, dan Synchroscope.
3. Cara Otomatis (Memakai Modul Sinkronisasi Genset ).

Menggunakan alat yang secara otomatis memonitor perbedaan fasa, tegangan,


frekuensi, dan urutan fasa. Apabila semua kondisi telah tercapai alat memberi suatu
sinyal bahwa saklar untuk paralel dapat dimasukkan
.
3.19.2. Double Volt, Double Hz Dan Syncronoscope

Ketepatan sudut fasa dapat dilihat dari synchroscope. Bila jarum penunjuk
berputar berlawanan arah jarum jam, berarti frekuensi generator lebih rendah dan bila
searah jarum jam berarti frekuensi generator lebih tinggi. Pada saat jarum telah diam dan
menunjuk pada kedudukan vertikal, berarti beda fasa generator dan jala-jala telah 0 (Nol)
dan selisih frekuensi telah 0 (Nol), maka pada kondisi ini saklar dimasukkan (ON).

[Laporan Generator Syncron] Page 25


I
ISO 9001 - 2008

3.19.3. Daya Aktif Generator

Daya yang dihasilkan oleh generator sinkron dapat dirumuskan dalam

P : Daya Aktif ( W )
E0 : tegangan Induksi per Phasa ( V )
E : Tegangan Terminal per Phasa ( V )
X0 : Reaktasi Singkron per Phasa ( Ω )
δ : Sudut torsi antara E0 dan E

Besarnya sudut antara E dan Eo (d) berpengaruh pada besar daya aktif yang
dihasilkan. Semakin besar sudut torsi semakin besar Daya Aktif yang dihasilkan. Akan
tetapi terdapat batas maksimum daya aktif yang bisa dihasilkan yaitu pada d=90. Lewat
dari itu daya yang di hasilkan akan turun kembali.

[Laporan Generator Syncron] Page 26


I
ISO 9001 - 2008

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah saya melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di Bengkel TITL SMK

Negeri 3 Gorontalo dan saya banyak memperoleh keterangan dan pengetahuan yang

berhubungan dengan kelistrikan. Pada Bengkel TITL SMK Negeri 3 Gorontalo saya

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Bengkel TITL SMK Negeri 3 Gorontalo adalah BUMN yang bergerak di bidang

energi Kelistrikan untuk umum dan negeri.

2. Bengkel TITL SMK Negeri 3 Gorontalo adalah sarana yang sangat membantu

bagi masyarakat terutama dibidang teknologi, karena suatu teknologi identik

dengan energi listrik.

3. Secara reorganisir Bengkel TITL SMK Negeri 3 Gorontalo sudah berjalan dengan

baik dan pembagian wewenang sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing

bagian.

4. Pelakuan Bengkel TITL SMK Negeri 3 Gorontalo sangat baik dan memuaskan

bagi para pengguna jasa, serta prasarana yang cukup memadai.

5. Lokasi Bengkel TITL SMK Negeri 3 Gorontalo sangat strategis karena letaknya

sangat dekat dengan konsumen.

B. SARAN-SARAN

Setelah saya melaksanakan Prakerin di SMK Negeri 3 Gorontalo, maka saya

memberikan saran-saran, antara lain :

1. Tingkatkan pelayanan kepada masyarakat atau para pengguna jasa.

[Laporan Generator Syncron] Page 27


I
ISO 9001 - 2008

2. Usahakan tepat waktu dalam melakukan pekerjaan karena dengan kedisiplinan

akan memperoleh hasil yang lebih baik.

3. Sebaiknya dibuatkan gudang penyimpanan kabel-kabel bekas dan kertas kerja

yang sudah tidak dapat digunakan lagi.

C. PENUTUP

Setelah saya menguraikan hasil peninjauan dan penelitian Bengkel TITL SMK

Negeri 3 gorontalo secara sederhana maka saya hanya dapat mengucapkan sykur

Alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Laporan Prakerin

ini dengan baik walaupun dalam penyusunan masih banyak sekali kekurangan-

kekurangan.

Bila dalam menyusun Laporan ini saya masih banyak kekurangan maupun

kesalahan-kesalahan tidak lupa saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Oleh karena

itu, sudilah kiranya para pembaca memberikan maaf pada saya dan saya bersedia

menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun agar laporan yang saya susun

lebih sempurna.

Dan saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Pimpinan dan Stap

Bengkel TITL SMK Negeri 3 Gorontalo yang telah membimbing saya di Dunia

Industri, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan ini dengan baik. Dan harapan

saya semoga laporan Prakerin ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Sekian dan terima kasih.

[Laporan Generator Syncron] Page 28


I
ISO 9001 - 2008

DAFTAR PUSTAKA

1. Artono Arismunandar, DR. M.A.Sc, DR. Susumu Kuwahara. 1975. Buku


Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid II. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
2. APEI Pusat. 2004. Materi kursus/Pembekalan Uji Keahlian bidang
Teknik tenaga Listrik, Kualifikasi : AHLI MUDA. Jakarta: APEI.
3. APEI Pusat. 2006. Materi kursus/Pembekalan Uji Keahlian bidang
Teknik tenaga Listrik, Kualifikasi : AHLI MADYA. Jakarta: APEI.
4. Bambang Djaja. 1984. Distribution & Power Transformator. Surabaya : B
& D.
5. Bonggas L. Tobing. 2003. Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
6. Bonggas L. Tobing. 2003. Peralatan Tegangan Tinggi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
7. Daryanto Drs. 2000. Teknik Pengerjaan Listrik. Jakarta: Bumi Aksara.
8. Depdiknas. 2004. Kurikulum SMK 2004 Bidang Keahlian Teknik
Distribusi Tenaga Listrik. Dirjen Dikdasmen, Direktorat Dikmenjur.
9. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. 2004. Sosialisasi Standar
Latih Kompetensi (SLK) Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Bidang Distribusi
Tenaga Listrik. Jakarta: Pusat Diklat Energi dan Ketenagalistrikan.
10. Imam Sugandi Ir, dkk. 2001. Panduan Instalasi Listrik untuk Rumah
berdasarkan PUIL 2000. Jakarta: Yarsa Printing.
11. Modul VEDC Malang
12. Puil 2000
13. Jurnal Harian

[Laporan Generator Syncron] Page 29

You might also like