You are on page 1of 18

PEMBAHASAN

Klasifikasi Tanaman

Bawang merah merupakan tanaman berumbi lapis, tinggi 60 – 1,20 cm, umbi lapis
berkembang baik, berbentuk bulat telur, bulat atau bulat pipih tertekan; bentuk dan
besarnya sangat bervariasi dengan tebal 4 – 15 cm, dengan atau tanpa umbi lapis
tambahan. Daun roset, akar lebih pendek dari ibu tangkai bunga payung, tangkai bunga 3
kali panjang mahkota bunga atau lebih, kepala oval sampai bulat me manjang dan
tumpul, dengan garis tengah berwarna hijau di bagian tengahnya putih kehijauan atau
violet, panjang 4-6 mm. Tangkai benang sari mempunyai pangkal lebih besar dengan
bakal buah tiga ruangan.Tanaman ini berasal dari Asia Barat yaitu Palestina dan masuk
ke Indonesia melalui India. Berikut adalah klasifikasi tanaman bawang merah.

Famili : Liliaceae
Divisio : Spermathophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Monokotiledon
Ordo : Liliaceae
Spesies : Allium ascalonicum L.

Pada garis besarnya dikenal 2 jenis bawang merah yaitu bawang merah biasa (Allium
ascolanum) dan bawang merah bombay (Allium cepa L.). Allium ascolonicum dikenal
dengan bawang merah blambangan merupakan jenis bawang merah yang banyak
digunakan.
Tempat Tumbuh
Tanaman bawang merah lebih senang tumbuh di daerah beriklim kering. Tanaman
bawang merah peka terhadap curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi, serta cuaca
berkabut. Tanaman ini membutuhkan penyinaran cahaya matahari yang maksimal, suhu
udara 25 – 32 oC, dan kelembaban nisbi 50 – 70%.

Tanaman bawang merah dapat membentuk umbi di daerah yang suhu udaranya rata-rata
22 oC, tetapi hasil umbina tidak sebaik di daerah yang suhu udaranya lebih panas.
Bawang merah akan membentuk umbi lebih besar bilamana ditanam di daerah dengan
penyinaran lebih dari 12 jam. Dibawang suhu udara 22 oC tanaman bawang merah tidak
akan berumbi. Oleh karena itu, tanaman bawang merah lebih menyukai tumbuh di
dataran rendah dengan iklim yang cerah.

Di Indonesia bawang merah dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m
di atas permukaan laut. Ketinggian tempat yang optimal untuk pertumbuhan dan
perkembangan bawang merah adalah 0 – 450 m di atas permukaan laut. Tanaman bawang
merah masih dapat tumbuh dan berumbi d dataran tinggi, tetapi umur tanamanya lebih
panjang dan hasil umbinya lebih rendah.

Kandungan Gizi dan Non-gizi


Umbi bawang merah mengandung zat-zat gizi dan zat-zat non gizi (fitokimia). Zat gizi
yang terkandung dalam bawang merah dimanfaatkan oleh tubuh menyediakan energi,
membangun jaringan, dan mengatur fungsi tubuh. Sementara, senyawa fitokimia
memiliki efek farmakologis dalam penyembuhan penyakit. Berikut ini adalah kandungan
zat-zat gizi dan non gizi pada 100 gr bawang merah.

Zat Gizi Massa (mg)


Karbohidrat 200
Protein 150
Kalsium 36
Fosfor 45
Vitamin B2 0,02
Vitamin B1 0,04
Vitamin C 9
Air 88000
Lemak 0,3
Tiamin 30
Ribovlafin 0,04
Niasin 0,3
Kalium 334
Besi 0,8
Natrium 12
Tabel 1. Kandungan zat gizi dalam bawang merah

Zat Fitokimia Konsentrasi (ppm)


Allisin 330
Allin 345
Alilpropil disulfida 700
Asam fenolat 390
Asam fumarat 600
Asam kaflirat 550
Dihidroalin 240
Floroglusin 323
Fitosterol 50
Propilmetil disulfida 632
Flavonol 420
Flavonoid 846
Kaempfenol 100
Kuersetin 330
Kuersetin glikosida 350
Saponin 400
Sikloaliin 400
Tripropanal sulfoksida 744
Propil disulfida 339
Tabel 2. Kandungan zat fitokimia dalam bawang merah

Efek Farmakologis Untuk Kesehatan


Bawang merah mengandung zat-zat aktif yang mempunyai efek farmakologis
terhadap tubuh. Beberapa bahan aktif yang berguna tersebut adalah sebagai
berikut.

1. Allisin dan alliin

S CH2
H2C S
O

Allisin

Allisin bersifat mengiritasi kulit, bila direbus atau disuling akan mengalami
dekomposisi. Indeks biasnya 1,561 (20oC), bobot jenis 1,112 gr/cm3 (20oC).
Kelarutan dalam air 2,5% w/w (suhu 10oC). pH sekitar 6,5.

O OH

S
H2C O

NH2
Alliin

Alliin berupa hemihidrat yang tidak berwarna C6H11NO2S.½H2O bentuk jarum


tumpul yang diperoleh dari hasil rekristalisasi menggunakan pelarut aseton. Titik
leburnya 164-166oC (dengan mengeluarkan gas), praktis larut dalam air.

Allisin dan Alliin bersifat hipolipidemik, yaitu dapat menurunkan kadar kolesterol
darah. Mengonsumsi satu suing bawang merah segar dapat meningkatkan kadal
kolesterol baik (HDL) sebesar 30 %. Senyawa ini juga berfungsi sebagai
antiseptik, yaitu menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

2. Flavonoid

Flavonoid
Bahan aktif ini dikenal sebagai antiinflamasi atau anti radang. Jadi, bawang
merah bisa digunakan untuk menyembuhkan radang hati (hepatitis), radang sendi
(arthritis), radang tonsil (tonsillitis), radang pada cabang tenggorokan (bronchitis),
serta radang anak telinga (atitis media). Flavonoid juga berguna sebagai bahan
antioksidan alamiah, sebagai bakterisida, dan dapat menurunkan kolesterol jahat
(LDL) dalam darah secara efektif.

3. Alilpropil disulfide

S CH2
H2C S
Alilpropil disulfida

Seperti flavonoid, senyawa ini juga bersifat hipolipidemik atau mampu


menurunkan kadar lemak darah. Khasiat lainnya yaitu sebagai antiradang.
Kandungan sulfur dalam bawang merah sangat baik untuk mengatasi reaksi
radang, terutama radang hati, bronchitis, maupun kongesti bronchial.

4. Fitosterol

Fitosterol
Fitosterol adalah golongan lemak yang hanya bisa diperoleh dari minyak tumbuh-
tumbuhan atau yang lebih dikenal sebagai lemak nabati. Jenis lemak ini cukup
aman untuk dikonsumsi, termasuk oleh para penderita penyakit kardiovaskuler.
Oleh karena itu, penggunanya justru akan menyehatkan jantung.

5. Flavonol

OH
O
Flavonol
OH
OH

HO O

OH
OH O

Kuersetin
OH

O OH

O
O O
HO OH
OH
HO OH
OH
Kuersetin glikosida

Flavonol bersama kuersetin dan kuersetin glikosida, memiliki efek farmakologis


sebagai bahan antibiotic alami. Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk
menghambat pertumbuhan virus, bakteri, maupun cendawan. Senyawa ini juga
mampu bertindak sebagai antikoagulan dan anti kanker.

6. Pektin

Bahan ini merupakan golongan polisakarida yang sukar dicerna. Oleh karena itu,
seperti pada flavonoid, pektin bersifat menurunkan kadar kolesterol. Senyawa ini
juga mempunya kemampuan mengendalikan pertumbuhan bakteri.
7. Saponin

Saponin termasuk senyawa penting dalam bawang merah, yang memiliki cukup
banyak khasiat. Senyawa ini berperan sebagai antikoagulan, yang berguna untuk
mencegah penggumpalan darah. Saponin juga dapat berfungsi sebagai
ekspektoran, yaitu mengencerkan dahak.

8. Tripropanal sulfoksida

Ketika umbi bawang merah diiris atau dilukai, akan keluar gas tripropanal
sulfoksida. Gas ini termasuk salah satu senyawa aktif eteris dalam bawang merah
yang menyebabkan keluarnya air mata (lakrimator). Agar mata tidak pedih dan
berair saat mengiris bawang merah, simpanlah bawang merah dalam lemari
pendingin selama kurang lebih 30 menit. Bersamaan dengan keluarnya tripropanal
sulfoksida, akan muncul pula bau menyengat yang merupakan aroma khas
bawang merah. Bau ini berasal dari senyawa propil disulfide dan propilmetil
disulfide. Ketika bawang merah ditumis atau digoreng, senyawa ini menebarkan
aroma harum. Baik tripropanal sulfoksida, propil disulfida, maupun propilmetil
disulfide dapat berfungsi sebagai stumulansia atau perangsang aktivitas fungsi
organ-organ tubuh. Jadi, senyawa-senyawa ini sangat berguna untuk merangsang
fungsi kepekaan saraf maupun kerja enzim pencernaan.

Selain mempunyai efekfarmakologis zat-zat aktif yang telah dijelaskan di atas, bawang
merah juga mempunyai beberapa khasiat lainnya, yaitu :

1. Menyembuhkan diabetes

2. Menyembuhkan sembelit

3. Menyembuhkan hipertensi

4. Menyembuhkan angina pectoris

5. Menyembuhkan lemah syahwat

6. Menyembuhkan gangguan ginjal

7. Mengatur system pernapasan

8. Mengobati mata bengkak dan selaput putih mata

9. Mengobati luka

10. Mengatasi rambut rontok, dan masih banyak lagi khasiat lainnya.

Penggunaan Bawang Merah sebagai Obat

Penggunaan bawang merah sebagai bisa sangat menolong dan menguntungkan,


mengingat tanaman ini banyak tersedia di hampir setiap keluarga. Demikian juga,
harganya relatif terjangkau.
Bawang merah yang berkualitas memiliki bentuk normal (tidak cacat), dengan kondisi
cukup kering dan agak keras jika dipencet. Aromanya kuat, kulit umbi berwarna terang,
dan tidak sedang berkecambah. Berikut ini beberapa tips jika menggunakan bawang
merah sebagai obat.

1. Bawang merah harus terbebas dari zat-zat toksik, seperti pestisida atau senyawa
beracun lainnya, dan harus dibersihakan atau dicuci terlebih dahulu agar higienis.

2. Gunakan jenis dan jumlah bawang merah sesuai keperluan. Jangan sampai
berlebihan karena akan membebani metabolism tubuh. Pengobatan menggunakan
bawang merah mesti dilakukan secara kontinu agar efek penyembuhan tercapai.

3. Jangan memasak bawang merah dalam kondisi terlalu panas karena akan merusak
ikatan kimia dari zat-zat yang ada di dalamnya. Kecuali jika sediaan memang
berupa air rebusan, yakni untuk mengeluarkan zat-zat aktif hingga larut dalam air
perebus.

4. Jangan disimpan terlalu lama dalam freezer karena akan menghilangkan sebagian
kandungan zat aktifnya. Ini akan mengurangi daya khasiatnya.

5. Bawang merah hanyalah berperan sebagai terapi pendukung (support therapy)


dari terapi medis yang tingkat akurasi penyembuhannya lebih meyakinkan. Oleh
karena itu, diagnosis dan saran dari dokter sangat diperlukan sebelum dan sesudan
menggunakan bawang merah sebagai obat.

Bentuk Sediaan Bawang Merah

Untuk keperluan penyembuhan suatu penyakit, bawang merah perlu dibuat menjadi
ramuan terlebih dahulu dalam bentuk sediaan. Pembuatan ramuan ini cukup mudah dan
bisa dilakukan oleh banyak orang. Berikut adalah berbagai macam sediaan bawang merah
yang biasa digunakan dalam terapi.

1. Bawang merah tumbuk


Sediaan ini banyak digunakan sebagai oba luar, antara lain untuk mengobati luka,
terapi gosok atau pijat. Namun, ada juga yang dikonsumsi bersama makanan atau
ramuan lainnya. Cara membuatnya, tumbuk bawang merah hingga halus, bisa
secara manuat atau menggunakan blender.

2. Irisan bawang merah

Bahan ini digunakan bersama bahan ramuan lain, direbus atau ditumis sebagai
bumbu masakan. Perlakuan menumis memang menyebabkan kandungan minyak
atsirinya keluar, namun masih ada kandungan zat-zat lain yang berkhasiat untuk
menyembuhkan suatu penyakit.

3. Bawang merah rebus

Kupas bawang merah terlebih dahulu, kemudian rebus dalam air. Ke dalam
rebusan bawang merah itu dapat ditambahkan beberapa bahan lain untuk
memperkuat khasiat bahan aktif yang terkandung di dalamnya.

4. Rendaman bawang merah

Sediaan ini dibuat untuk mendapatkan bahan-bahan aktif yang larut dalam
rendaman. Rendam bawang merah dalam larutan gula atau madu selama beberapa
hari (biasanya 3 hari). Kemudian, saring larutan perendam tersebut dan gunakan
dalam penyembuhan.

5. Bawang merah kukus

Ini merupakan salah satu cara memperoleh sediaan bawang merah dengan
memanfaatkan uap air panas, tanpa melalui kontak langsung dengan air. Dengan
cara mengukus seperti ini, bahan-bahan yang semestinya menguap akan keluar
bersama uap air. Sementara, bahan aktif lainnya masih tertinggal dan tidak larut
bersama air yang digunakan untuk memanaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Sopiyudin. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba

Medika.

Jaelani. 2007. Khasiat Bawang Merah. Yogyakarta : Kanisius.

Prabowo. 2007. Budidaya bawang merah. Jakarta : Erlangga.


PERTANYAAN DISKUSI

1. Apa yang menyebabkan keluarnya air mata saat mengiris bawang merah ?

Jawab :

Saat bawang merah dilukai atau diiris akan keluar gas tripropanal sulfoksida. Zat ini
jika terkena mata akan terasa pedih, maka mata kita secara refleks akan mengeluarkan
air mata untuk membersihkan mata kita dari gas tripropanal sulfoksida.

2. Zat apa yang berperan menyembuhkan jari ibu kaki bengkak ?

Jawab :

Jari ibu kaki membengkak dapat disebabkan karena pembekuan darah dan bakteri
akibat dari jari ibu kaki terluka. Zat dari bawang merah yang dapat menyembuhkan
penyakit ini adalah flavonol dan saponin. Flavonol bersama kuersetin dan kuersetin
glikosida merupakan zat antibiotik yang terdapat dalam umbi bawang merah yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan virus. Sementara saponin merupakan zat
yang berperan sebagai antikoagulan yaitu zat yang dapat mencegah pengumpalan
darah.
3. Apakah kandungan dalam bawang merah biasa dan bawang merah Bombay sama ?

Jawab :

Dari data hasil analisis, kandungan zat kimia dalam bawang merah biasa lebih banyak
dari pada bawang Bombay. Dalam bawang Bombay, kandungannya didominasi oleh
kadar air yang sangat tinggi.

4. Apakah bawang merah dan bawang putih mempunyai kandungan zat dengan jumlah
yang sama?

Jawab :

Berdasarkan data hasil analisis, bawang putih mempunyai kandungan zat gizi dan zat
non gizi yang relatif lebih tinggi dari pada bawang merah. Bahkan bawang putih
dijuluki sebagai raja antibiotik alami karena kandungan zat fitokimianya yang tinggi.

5. Apakah sama efek yang dihasilkan pada bawang merah mentah dengan bawang
merah yang sudah diolah ?

Jawab :

Tidak sama, efek dari bawang merah mentah lebih tinggi dari pada bawang merah
yang sudah diolah. Hal ini disebabkan karena, jika bawang merah diolah dengan cara
diberikan panas (dimasak) yang terlalu tinggi maka sebagian besar zat fitokimia akan
menguap. Zat-zat fitokimia bersifat eteris (volatile) yaitu mudah menguap.

6. Zat-zat aktif mana yang menyebabkan bau badan?

Jawab :
Bawang merah mempunyai aroma yang khas yang berasal dari propil disulfida dan
propilmetil disulfide. Jika kita memakan bawang merah makan zat-zat ini akan ikut
kedalam metabolisme tubuh sehingga hasil sekresinya berupa keringat akan
menyebabkan bau badan tak sedap.

7. Berapakah konsentrasi/massa zat-zat fitokimia dalam 100 gr bawang merah ?

Jawab :

Data konsentrasi zat-zat fitokimia ada dihalaman pembahasan kandungan zat gizi dan
non gizi.

8. Zat apa yang menyebabkan efek samping migraine ?

Jawab :

Jika kita mengkonsumsi bawang merah secara berlebihan makan akan membebani
metabolisme tubuh. Dalam bawang merah terdapat zat tripropanal sulfoksida,
propil disulfida, dan propilmetil disulfide yang dapat berfungsi sebagai
stumulansia atau perangsang aktivitas fungsi organ-organ tubuh. Jadi, senyawa-
senyawa ini sangat berguna untuk merangsang fungsi kepekaan saraf maupun
kerja enzim pencernaan. Jika tubuh menyerap zat-zat ini secara berlebih justru
akan mengganggu fungsi organ-organ tubuh dan fungsi kepekaan saraf serta
mengganggu fungsi kerja enzim pencernaan. maka efek samping yang
ditimbulkan salah satunya adalah migrain.

9. Zat-zat aktif apa saja yang menguap saat direbus ?

Jawab :

Zat-zat aktif dalam bawang merah adalah senyawa organik yang bersifat eteris
(volatile). Zat-zat yang menguap pada saat direbus dengan panas yang terlalu tinggi
adalah zat-zat nonpolar yang mempunyai bobot molekul yang rendah seperti alliin
dan alliisin.

10. Zat apa yang terkandung dalam bawang merah yang berperan sebagai antivirus?

Jawab :

Zat yang berperan sebagai antivirus adalah flavonol. Senyawa ini, bersama kuersetin
dan kuersetin glikosida, memiliki efek farmakologis sebagai bahan antibiotic alami.
Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan virus, bakteri,
maupun cendawan. Senyawa ini juga mampu bertindak sebagai antikoagulan dan anti
kanker.

11. Bagaimana zat-zat aktif dalam bawang merah menurunkan kadar kolesterol jahat
dalam tubuh ?

Jawab :

Zat-zat aktif pada bawang merah yang berperan dalam menurunkan kadar kolesterol
jahat adalah senyawa fito-kimia saponin dan fito-sterol, zat-zat ini bisa menurunkan
tingkat absorpsi kolesterol dan meningkatkan ekskresi, sehingga secara langsung
dapat mengurangi kolesterol yang masuk ke dalam tubuh.

You might also like