VISUAL POST IMPRESSIONISME TINGKATAN:6 RENDAH AHLI KUMPULAN
SITI UMAIRAH BINTI SULAIMAN
DARLINA BINTI TUMIN NORHASNI BINTI SALIM SEJARAH Sejarah perubahan Paris oleh Napoleon III, Académie des beaux-arts mendominasi kegiatan seni di abad 19. Tema historis, religius, dan potret sangat dihargai pada saat itu, sementara tema pemandangan dan still life hanya dipandang sebelah mata. Académie des beaux-arts juga menginginkan setiap lukisan memperhatikan setiap detail dan finishing yang sempurna, dan jika bisa mendekati kemiripan fotografis.
Akademi mengadakan pameran tahunan Salon de Paris, dan pelukis
yang terpilih akan memenangkan sejumlah hadiah dan penugasan yang kemudian akan menjamin keberlangsungan karya-karya pelukis tersebut. Beberapa pelukis muda kemudian semakin cenderung memakai warna-warna cerah dan terang dibanding generasi sebelumnya, dengan maksud mengembangka gaya Realisme Gustave Courbet dan kemudian mendapat pengaruh Kelompok Barbizon yang berusaha membiasakan diri melukis alam secara jujur di tempat yang di anggap indah. Istilah "Impresionis" menjadi sangat populer di kalangan seniman, tidak hanya sebagai sindiran, tetapi kadang juga sebagai "lencana kehormatan". Pemberontakan dan kemandirian menjadi jiwa utama dari gerakan ini, meskipun teknik masing-masing pelukis boleh sahaja berbeza. Monet, Sisley, Berthe Morisot dan Camille Pissarro bisa digolongkan Impresionis "murni". Sementara Degas menolak pakem impresionisme yang sudah ada dengan karya-karya drawing dan grafisnya. Renoir berbalik menentang Impresionisme sejak 1880an, dan tidak pernah kembali lagi kepada aliran ini. Gelora impresionisme lenyap seiring dengan perpecahan di antara penganutnya. Terutama pada pameran terakhir di mana seniman muda seperti Seurat mengemukakan teori-teori baru dalam karya impresionisme dengan teknik pointillismenya. Akhirnya masing- masing anggota memasuki babak baru dengan melepaskan diri dari teori ideal impresionisme dengan memasuki masa post-impresionisme. CIRI-CIRI impresionisme mempelopori penerapan kembali teori-teori sains terbaru dalam dunia seni lukis Hampir seluruh contoh karya impresionisme memperlihatkan kesadaran pelukisnya bahwa warna- warna, meskipun tidak dicampurkan dengan palet, namun saat didekatkan akan menghasilkan ilusi warna tertentu. Misalnya kuning yang didekatkan dengan hijau akan membuat warna kuning tersebut seolah mendekati warna hijau. Sebaliknya warna kuning jika didekatkan dengan warna ungu akan membuat warna tersebut semakin menyala dan memperlihatkan identitas kuningnya secara optis. Impresionisme juga membuat penggunaaan warna hitam di dalam lukisan berkurang jauh. Sebab seniman kemudian menyadari bahwa bagaimanapun hitam bukanlah warna. Secara visual adalah mustahil bagi seseorang untuk mendapatkan suasana dengan warna hitam. Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya. Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina. Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan). Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya. Pengolahan sifat transparansi cat dihindari. Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan. Dikerjakan di luar ruangan (en plein air) POST IMPRESSIONNISME Post-Impresionisme adalah suatu masa yang masih dipengaruhi sisa-sisa impresionisme. Pada awal 1880 pelukis mulai mengeksplorasi sisi lain dari penggunaan warna, pola, bentuk, dan garis yang sedikit berlawanan dari pencapaian impressionnisme. Pelukis pada era ini contohnya adalah Vincent Van Gogh, Paul Gauguin, Georges Seurat dan Henri de Toulouse-Lautrec. Camille Pissarro, yang sebelumnya adalah seniman impresionis kemudian mengembangkan gaya pointilisme. PELUKIS-PELUKIS Frédéric Bazille Childe Hassam Jean Beraud Wilson Irvine Eugène Boudin Johan Jongkind Mary Cassatt Konstantin Korovin Gustave Caillebotte Stanislas Lépine Paul Cézanne Max Liebermann Lovis Corinth Laura Muntz Lyall Edgar Degas Édouard Manet Giuseppe De Nittis Jacob Maris Frederick Carl Frieseke Willem Maris Eva Gonzalès Anton Mauve Armand Guillaumin Willard Metcalf Berthe Morisot Alfred Sisley Francisco Oller y Cestero John Henry Twachtman William McGregor Paxton J. Alden Weir Lilla Cabot Perry Konstantin Yuon Camille Pissarro Federico Zandomeneghi Władysław Podkowiński Pierre-Auguste Renoir Theodore Robinson Auguste Rodin Zinaida Serebryakova Valentin Serov