Professional Documents
Culture Documents
2. Melimpahkan Wewenang
Ketika Anda melimpahkan wewenang kepada pegawai Anda, artinya Anda
menyerahkan sebagian tugas Anda kepadanya. Pelimpahan wewenang seperti ini
dapat memberikan motivasi yang kuat, asalkan dilakukan pada waktu yang tepat
dengan orang yang benar-benar sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya
saat itu.
3. Memperkaya Tugas
Program memperkaya tugas yang bisa disebut memperdalam jangkauan tugas atau
istilah bisnisnya “vertical loading”, memiliki peranan penting bagi manajer untuk
member keleluasaan lebih bagi pegawainya dalam hal mengontrol pekerjaan mereka.
Dalam hal ini pekerja bertanggungjawab atas perencanaan, pembuatan agenda kerja
dan pengerjaannya, kemudian mengukur sendiri bagaimana mereka bekerja dan
membuat perbaikan atau penyesuaian pada bagian-bagian yang diperlukan.
7. Menegakkan Keadilan
Seorang manajer cakap pasti memperhatikan sungguh-sungguh persamaan
pegawainya mengenai keadilan – kepercayaan bahwa mereka mendapatkan perlakuan
yang adil dan tidak berat sebelah.
Ada tiga keadaan mengenai keadilan dalam perusahaan:
• Seimbang. Di sini pekerja memberikan tenaga dan pikiran, atau
usahanya sesuai dengan hasil kerja mereka, dan mereka merasa telah
terpenuhi hak-haknya.
• Input tak seimbang. Pekerja merasa usaha atau input yang
mereka berikan melebihi apa yang diberikan perusahaan atau output.
• Output tidak seimbang. Pekerja merasa apa yang mereka peroleh
dari perusahaan melebihi apa yang mereka berikan. Hal ini akan
membuat pekerja yang memiliki kesadaran tinggi menjadi merasa
bersalah.
Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan
tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan
atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu.
Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau
penghargaan kepada pekerja.
Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan
perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat pencapaian
sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau
penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan tercapai. Hasil
evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak penggunaan.
• Peningkatan kinerja
• Pengembangan SDM
• Pemberian kompensasi
• Program kepegawaian
Ada pendekatan ganda terhadap tujuan penilaian prestasi kerja sebagai berikut:
1. Tujuan Evaluasi
2. Tujuan Pengembangan
Tiga dimensi kinerja yang perlu dimasukkan dalam penilaian prestasi kerja,
yaitu:
1. Meningkatkan Komitmen
Langkah- langkah untuk meningkatkan komitmen:
• Libatkan karyawan dalam mendiskusikan tujuan dan nilai- nilai organisasi.
• Berbicaralah kepada para anggota tim secara informal dan formal mengenai apa yang
sedang terjadi di dalam departemen, dan recanakanlah masa depan yang akan
mempengaruhi mereka.
• Libatkanlah anggota tim dalam menetapkan harapan bersama sehingga mereka
merasa “memiliki” dan melaksanakan tujuan tersebut.
• Ambillah langkah untuk meningkatkan kualitas kerja dalam departemen, cara
melakukan pekerjaan, cara mendesain pekerjaan, gaya manajemen serta lingkup
partisipasi.
• Bantulah karyawan mengembangkan keterampilan dan kompotensinya unuk
meningkatkan “ kemampuan kerja” mereka baik di dalam maupun di luar perusahaan
• Kerangka berpikir mereka tidak selalu sama dengan kerangka berpikir Anda.
Membangun kepercayaan merupakan satu- satunya cara untuk menciptakan
komitmen. Kepercayaan dari karyawan tidak akan diperoleh apabila mereka hanya
diperlakukan sebagai salah satu faktor produksi, bukan sebagai asset utama
perusahaan.
2. Menghargai Karyawan
Menghargai Karyawan adalah upaya untuk menciptakan dan memelihara “iklim
organisasi” yang positif. Hal ini menyangkut perasaan:
o Tanggung jawab, dipercaya untuk menangani pekerjaan penting;
o Umpan balik, memberikan pengakuan terhadap penyelesaian yang baik dalam
pekerjaan;
o Penghargaan, menyakinkan bahwa karyawan dihargai secara adil sesuai kontribusi,
baik menggunakan imbalan finansial maupun non finansial;
o Identitas, diakui sebagai seorang anggota yang dihargai dalam kelompok kesatuan
karyawan;
o Dukungan, bantuan dari para manajer dan rekan kerja;
o Mendengarkan, para manajer dan rekan kerja meminta pendapat, mendengarkan
perkataannya, memperhatikan dan bertindak sesuai dengan usulannya, memberi
penjelasan mengapa usulannya tidak bisa dijalankan.
Teori Sosiologis
Identifikasi tujuan kerap kali memberikan petunjuk yang diperlukan oleh para
pengikut. Mereka mengetahui hasil – hasil apa , kepercayaan apa , dan kelakuan apa
yang diharapkan dari mereka.
Teori Suportif
Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas – kualitas pribadi atau pun
pola – pola kelakuan para pemimpin. Pendekatan ini melakukan apa yang dilakukan
oleh pemimpin dalam hal pemimpin. Salah satu sumbangsih penting teori ini
menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun melakukan
tindakan – tindakan identik dalam setiap situasi yang dihadapi olehnya
Diantara sifat – sifat yang dianggap yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dapat
disebut :
1. Intelegensi :
Orang umumnya berangagpan bahwa tingkat intelegensi seorang individu memberikan
petunjuk tentang kemungkinan – kemungkinan baginya untuk berhasil sebagai seorang
pemimpin ( hingga suatu tingkat intelegensi tertentu )
2. Inisiatif
Hal ini terdiri dari dua bagian :
1. Kemampuan untuk bertindak sendiri dan mengatur tindakan – tindakan
2. Kemampuan untuk melihat arah tindakan yang tidak terlihat oleh pihak lain. Sifat
ini sangat diinginkan oleh setiap calon manager.
3. Energi atau ransangan
Banyak orang berpendapat bahwa salah satu diantara c iri pemimpin yang menonjol
adalah bahwa ia adalah lebih energik dalam usaha m,encapai tujuan dibandingkan
dengan seorang bukan pemimpin. Energi mental dan fisik diperlukan.
4. Kedewasaan emosional
Didalam sifat ini tercakup dapat diandalkan ( Dependa Ability ) persistensi dan
objektivitas. Seorang pemimpin dapat diandalkan janii-janjinya mengenai apa yang
akan dilaksanakannya. Ia bersedia bekerja lama dan menyebarluaskan sikap
enthusiasme diantara para pengikutnya. Ia mengetahui apa yang ingin dicapainya hari
ini, tahun depan atau lima tahun yang akan datang
5. Persuasif
Tidak terdapat adanya kepemimpinan tanpa persetujuan pihak yang akan di pimpin.
Untuk emmperoleh persetujuan tersebut seorang pemimpin biasanya harus
menggunakan persuasi.
6. Skill Komunikatif
Seorang pemimpin pandai berbicara dan menulis dengan jelas serta tegas. Ia memiliki
kemampuan untuk mengemukakan secara singkat pendapat – pendapat orang lain dan
emngambil inti sari dari pernyataan pihak lain. Seorang pemimpin menggunakan
komunikasi dengan tepat untuk tujuan – tujuan persuasif , informatif serta stimulatif.
7. Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Hal tersenut dapat dinyatakan sebagai kepercayaan dalam skill kepemimpinanya
seorang pemimpin adalah seorang pemimpin yang cukup matang dan ia tidak banyak
memiliki sifat – sifat anti sosial. Ia berkeyakinan bahwa ia dapat menghadapi secara
berhasil, kebanyakan situasi yang d ihadapinya.
8. Perseptif
Sifat ini berhubungan dengan kemampuan untuk mendalami ciri – ciri dan kelakuan
orang – orang lain dan terutama pihak abwahannya. Hal tersebut juga mencakup
kemmapuan untuk memproyeksi diri sendiri secara mental dam emosional ke dalam
posisi orang lain.
9. Kreativitas
Kapasitas untuk bersifat orisinal, untuk memikirkan cara – cara baru merintis jalan
baru sama sekali guna memecahka sebuah problem merupakan sifat yang sangat
didambakan para seorang pemimpin.
10. Partisipasi Sosial
Seorang pemimpin mengerti manusia d an ia mengetahui pula kekuatan serta
kelemahan mereka . Ia menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok dan ia memiliki
ekmampuan untuk berhadapan dengan orang – orang dari kalangan manapun juga dan
ia pula berkemampuan untuk melakukan konversasi tentang amcam – macam subjek.
Orang – orang bekerja sama secara sukarela dengannya. Ia dapat didekati , ia seorang
yang ramah dan suka menolong orang lain. Teori tentang sifat emmiliki banyak
kekurangan dalam hal mencapai pengertian mengenai kepemimpinan
Teori Situasi
Pada teori ini dianggap bahwa kepemimpinan terdiri dari tiga macam elemen yaitu
yakni : pemimpin pengikut – situasi. Situasi dianggap sebagai elemen yang terpenting
karena ia memiliki paling banyak varuiabel.
Fielder berpendapat bahwa kita dapat menggunakan tiga dimensi untuk mengukur
efektiivitas pemimpin yang mencakup :
1. Tingkat kepercayaan para pengikut terhadap pemimpin.
2. tingkat hingga dimana pekerjaan para pengikut hanya bersifat rutin atau
terstrukturisasi kurang baik.
3. Tingkat kekuasaan yang interen dengan posisi kepemimpinan.
(3) serve as a publication medium for various special interest groups in the
performance community at large. (3) berfungsi sebagai media publikasi untuk
berbagai kelompok kepentingan khusus dalam kinerja masyarakat pada umumnya.
Topics are drawn from, but are not restricted to, the following areas: Topik diambil
dari, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut:
• Resource allocation and control methods and algorithms (eg routing and flow control
in networks, bandwidth allocation, processor scheduling, memory management) •
Alokasi Sumber Daya dan metode pengendalian dan algoritma (misalnya routing dan
kontrol aliran dalam jaringan, alokasi bandwidth, penjadwalan prosesor, manajemen
memori)
• Case studies and model validations. • Studi kasus dan validasi model.
Types of articles include: original work, tutorials and surveys, news items, articles and
book abstracts and reviews, and short communications. Jenis artikel meliputi:
pekerjaan aslinya, tutorial dan survei, item berita, artikel dan abstrak buku dan resensi,
dan komunikasi singkat.
Hide Aims & Scope
Editor-in-Chief: Editor-in-Chief:
P. Nain P. Nain
Apa yang dimaksud dengan kinerja
Menurut Robbins (1996) yang dikutip oleh Rivai dan Basri dalam bukunya yang
berjudul performance apprasial, pada halaman 15 menyatakan bahwa ada tiga kriteria
dalam melakukan penilaian kinerja individu yaitu:
(a) tugas individu.
(b) perilaku individu.
(c) dan ciri individu.
3. Dari beberapa pengertian kinerja di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
adalah suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau
pekerjaannya, sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan dalab pekerjaan itu.
Prestasi yang dicapai ini akan menghasilkan suatu kepuasan kerja yang nantinya akan
berpengaruh pada tingkat imbalan.
Suatu kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan
kemampuan. Kinerja individu sendiri dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan
kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perasaan ini berupa
suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu
memuaskan kebutuhannya. Dalam hal ini dibutuhkan suatu evaluasi, yang kemudian
dikenal dengan penilaian kinerja.
Penilaian kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai kinerja yang
paling umum digunakan. Dalam penilaian kinerja melibatkan komunikasi dua arah
yaitu antara pengirim pesan dengan penerima pesan sehingga komunikasi dapat
berjalan dengan baik. Penilaian kinerja dilakukan untuk memberi tahu karyawan apa
yang diharapkan pengawas untuk membangun pemahaman yang lebih baik satu sama
lain. Penilaian kinerja menitikberatkan pada penilaian sebagai suatu proses
pengukuran sejauh mana kerja dari orang atau sekelompok orang dapat bermanfaat
untuk mencapai tujuan yang ada.
Efektifitas dari penilaian kinerja diatas yang dikategorikan dari dua puluh macam
tujuan penilaian kinerja ini tergantung dalam sasaran bisnis strategis yang ingin
dicapai. Oleh sebab itu penilaian kinerja diintegrasikan dengan sasaran-sasaran
strategis karena berbagai alasan (Schuler&Jackson ,1996 : 48), yaitu:
1. Mensejajarkan tugas individu dengan tujuan organisasi yaitu, menambahkan
deskripsi tindakan yang harus diperlihatkan karyawan dan hasil-hasil yang harus
mereka capai agar suatu strategi dapat hidup.
2. Mengukur kontribusi masing-masing unut kerja dan masing-masing karyawan.
3. Evaluasi kinerja memberi kontribusi kepada tindakan dan keputusan-keputusan
administratif yang mempetinggi dan mempermudah strategi.
4. Penilaian kinerja dapat menimbulkan potensi untuk mengidentifikasi kebutuhan
bagi strategi dan program-program baru.