You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat sekarang ini, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka

semakin tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terjadi di alam

sampai pada mikroorganisme yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Dari

hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang memperlajari tentang mikroorganisme

tersebut yang disebut dengan mikrobiologi. Para peneliti mulai mencari tahu akan

apa yang terkandung pada mikroorganisme tersebut. Dalam bidang penelitian

mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara-cara khusus untuk

mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti

mikroorganisme tersebut. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam

melakukan penelitian (Anonim, 2008).

Pelezar dan Chan (1986) berpendapat bahwa mikroorganisme merupakan

makhluk hidup dengan jumlah terbanyak, kerapatan tertinggi dan jenis terbanyak

namun ukurannya mikroskopis. Dari fakta-fakta yang terungkap mengenai

mikroorganisme maka saat ini dunia mikrobiologi semakin maju. Banyak

penelitian dilakukan guna mengungkap jenis, manfaat baik dari segi positif

ataupun segi negatif dari mikroorganisme berlomba-lomba diungkapkan oleh

scientist di sleuruh dunia. Kemajuan dunia mikrobiologi tidak lepas dari alat-alat

serta bahan yang mendukung, kelengkapan laboratorium mikrobiologi pun kian

berkembang. Hal inilah yang menjadikan pentingnya menguasai cara pemakaian

alat yang ada di laboratorium biologi agar dunia mikrobiologi kian berkembang.
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,

pengukuran atau pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk

memungkinkan dilakukan kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.

Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya

laboratorium mikrobiologi, laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium

biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Dalam kegiatan yang

dilakukan di dalam laboratorium tentunya memerlukan peralatan yang dapat

menunjang kegiatan praktikum ataupun riset (Lim, 1998).

Laboratorium mikrobiologi digunakan untuk penelitian mikroorganisme.

Ini banyak meneliti kemurnian satu organisme atau makhluk hidup yang kasat

mata. Misalnya menganalisis organisme dalam tanah, bagaimana dia bekerja

dalam tanah, apa yang dihasilkan, manfaat dan dampaknya kepada manusia.

Dalam praktiknya kita sering menggunakan produk kimia. Produk ini hanya jadi

medium untuk pembuatan alat-alat medium seperti agar-agar, sumber karbon,

glukosa dan lainnya. Bahan kimia ini hanya sebagai medium pengganti bagi

kehidupan organisme di dalam tanah. Misalnya untuk merekayasa habitat bagi

mikroorganisme dalam tanah, tumbuhan atau bahan-bahan biologi lainnya

(Hadioetomo, 1993).

Bekerja di ruang laboratorium mikrobiologi sebelumnya kita harus

mengetahui prinsip-prinsip penggunaan dan pemeliharaan alat serta fungsi.

Dengan demikian dalam pelaksanaannya dapat terhindar dari kerusakan alat,

kesalahan-kesalahan dalam prosedur kerja dan diperoleh hasil yang baik, tidak

terkontaminasi oleh bahan lain (Penn, 1991).


Untuk menelaah mikrorganisme di laboratorium, kita harus dapat

menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami

atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh

manusia diantaranya melalui substrat yang disebut dengan media. Untuk

melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang diisyaratkan oleh

bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum

bagi pertumbuhannya (Dwidjoseputro, 1989).

Alat-alat yang digunakan dalam perkembangbiakkan inipun harus

disterilisasi terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada mikroorganisme

yang tidak diinginkan tumbuh dalam media tersebut sehingga dapat menghambat

pertumbuhan mikroorganisme yang akan dibiakkan dalam media tersebut

(Dwidjoseputro,1989).

Di dalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-

alat yang berada dalam laboratorium. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang

fungsi-fungsi dan sifat-sifat dari alat yang digunakan. Peralatan yang digunakan

pada laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan yang

umumnya digunakan di laboratorium kimia yaitu berupa alat-alat gelas antara lain

adalah tabung reaksi, pipet ukur dan pipet volumetrik, labu ukur (tentukur), labu

erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, thermometer, botol tetes,

pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes dan rak tabung (Anonim, 2008).

Di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih

ada alat yang khusus antara lain adalah autoclave, oven, mikroskop, jarum ose

(inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk

sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang


konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspense atau larutan

Penangas air untuk mencairkan medium, magnetik stiter untuk mengaduk dan

tabung durham untuk penelitian fermentasi (Anonim, 2008).

Secara umum, peralatan di laboratorium berupa bahan yang terbuat dari

gelas atau kaca. Hanya beberapa alat pendukung yang terbuat dari karet, kayu,

ataupun besi. Misalnya gelas dapat dikelompokkan sesuai dengan fungsi dan

ukurannya :

a. Peralatan dasar berbagai jenis dan ukuran : gelas breaker, gelas ukur,

erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi, botol, dan lain-lain.

b. Peralatan ukur berbagai jenis dan ukuran : labu ukur, pipet, buret, botol

BOD, dan lain-lain.

c. Peralatan analisis : termometer, piknometer dan lain-lain. Adapun

beberapa conoh alat pendukung yang dimaksud misalnya : bul pipet (karet)

dan spatula (kayu, besi) (Lim, 1998).

Di dalam pekerjaan mikrobiologi dibutuhkan alat yang khusus untuk

melihat mikroorganisme. Salah satu alat yang sering digunakan adalah mikroskop.

Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati

objek yang berukuran kecil. Mikroskop dalam bahasa Yunani dari micron yaitu

kecil dan scopos yaitu tujuan. Jadi, mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat

objek yang terlalu kecil. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan

menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat

kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Daya pembesaran mikroskop menyebabkan

kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat terlihat dengan mata
telanjang. Pembesaran yang dapat mikroskop adalah sekitar 100 kali sampai

400.000 kali. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan objek yang

diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga

dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya,

mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron

(Anonim, 2008).

Dalam dunia mikrobiologi, alat-alat yabg disebutkan di atas memegang

peranan yang sangat besar dalam kelancaran praktikum ataupun penelitian.

Dalam dunia mikrobiologi ketelitian dalam pengamatan sangat diperlukan.

Dalam bidang mikrobiologi, ternyata mikroorganisme diketahui berada dalam

populasi yang besar dan beragam terdapat di mana-mana atau sering disebut

cosmopolitan (Pelezar dan Chan, 1986).

1.2 Tujuan

Memperkenalkan mahasiswa prinsip-prinsip berpraktikum, alat/bahan,

serta cara penggunaan dan pemeliharaan yang baik.


BAB II

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada pukul 09.00 – 11.00 WITA, hari Selasa

tanggal 5 Oktober 2010. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Lab. Dasar

FMIPA UNLAM, Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah neraca analitik, neraca

ohauss, refrigenerator, lemari media, oven, laminar air flow, vortex mixer, jarum

ose, spritus dan pembakar gas Bunsen, inkubator, sheal, pipet volumetrik + tip

pipet, autoclave, hemasitometer, sentrifuge, shaker, waterbath, colony counter,

spektrofotometer, tabung spektrofotometer, water destilator, magnetic stiter dan

hot plate.

3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dalam praktikum kali ini adalah diamati berbagai

alat-alat yang terdapat dalam laboratorium Mikrobiologi. Diambil foto sebagai

alat-alat yang terdapat dalam laboratorium Mikrobiologi. Kemudian dicatat semua

berbagai fungsi dari masing-masing dan cara penggunaan serta pemeliharaan yang

baik.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.3 Hasil

Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

No. Nama Alat Gambar Fungsi


1. Autoclave Untuk sterilisasi
dengan uap
bertekanan tinggi

2. Cawan petri Sebagai medium


tumbuh mikroba.

3. Sheal Untuk menutup


bagian atas tabung
reaksi.

4. Colony counter Untuk menghitung


jumlah koloni
5. Water Destilator Untuk membuat
aquades.

6. Erlenmeyer Sebagai wadah


larutan.

7. Hemasitometer Untuk menghitung


jumlah sel
mikroba.

8. Hot plate Sebagai pemanas

9. Mikropipet Untuk mengambil


cairan
10. Inkubator Untuk
menginkubasi
mikroba.

11. Jarum Untuk mengambil


ose/inokulasi mikroba dalam
media padat

12. Labu ukur Sebagai tempat


pengenceran
larutan, untuk
menghomogenkan
larutan
13. Laminar air flow Sebagai tempat
mengisolasi suatu
mikroba.

14. Lampu Bunsen Untuk sterilisasi.


& spiritus

15. Lemari Untuk menyimpan


penyimpanan media.
16. Magnetic stirer Untuk mengaduk.

17. Mikroskop Untuk mengamati


mikroorganisme.

18. Neraca analitik Untuk menimbang


media.

19. Oven Untuk menyimpan


alat yang sudah
disterilkan

20. Refrigerator Untuk menyimpan


media biakkan.

21. Sentrifuge Menghomogenkan


larutan &
danmemisahkan
gas pada larutan
22. Shaker Untuk
menginkubasi
mikroorganisme.

23. Spektrofotometer Untuk menghitung


kerapatan media
berdasarkan
kekeruhan.

24. Tabung Tabung khusus


spektofotometer spektofotometer.

25. Vortex mixer Untuk


menghomogenkan
larutan.

26. Water bath Untuk


memanaskan
media.

27. Pipet Volumetrik Untuk meneteskan


cairan dengan
volume tertentu.

3.2 Pembahasan
Secara umum, peralatan di laboratorium berupa bahan yang terbuat dari

gelas atau kaca. Hanya beberapa alat pendukung yang terbuat dari karet, kayu

ataupun besi. Misalnya peralatan gelas dapat dikelompokkan sesuai fungsi dan

ukurannya antara lain : a) Peralatan dasar berbagai jenis dan ukuran : gelas

breaker, gelas ukur, erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi, dan lain-lain ; b)

Peralatan ukur berbagai jenis dan ukuran : labu ukur, pipet, buret dan lain-lain ;

c)Peralatan analisis : termometer, pH meter dan lain-lain. Adapun beberapa

contoh alat pendukung yang di maksud misalnya : bul pipet (karet), dan spatula

( kayu, besi).

Beberapa alasan mengapa peralatan praktikum di ruang praktikum

mikrobiologi banyak yang menggunakan peralatan yang terbuat gelas karena

peralatan praktikum bersifat transparan sehingga memudahkan pembacaan dalam

skala ukur, peralatan gelas lumayan kuat terhadap suhu tinggi dikarenakan dalam

mikrobiologi diperlukan sterilisasi dan sterilisasi selalu memanfaatkan suhu

tinggi, peralatan gelas biasanya tidak bereaksi dengan bahan kimia lain dan tidak

aktif secara biologi dan peralatan gelas mudah dibersihkan dari kotoran atau debu.

Namun demikian alat gelas pada umumnya mudah pecah dan sangat

rentan terhadap sentuhan apabila tidak berhati-hati dalam penggunaannya. Oleh

karena itu, pemeliharaan secara khusus terhadap alat-alat gelas sangat diperlukan

yaitu dengan cara membaca petunjuk penggunaan peralatan jika disediakan,

membaca petunjuk praktikum dengann cermat, jangan menggunakan alat gelas

yang belum diketahui fungsinya, ketelitian dan hati-hati dalam bekerja serta yang

paling penting membersihkan kembali alat-alat gelas dan menyimpan kembali

alat-alat gelas pada tempatnya semula.


Mikroskop di laboratorium mikrobiologi sangat membantu kita dalam

mengamati mikroorganisme yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata

langsung. Oleh karena itu, diharuskan peduli terhadap prinsip pemeliharaan dan

penggunaan mikroskop yang benar. Mikroskop mempunyai beberapa bagian

yang sangat rentan terhadap partikel asing, mengalami disfungsi, harga yang

mahal dan sangat mudah pecah. Mikroskop di laboratorium biasanya dilengkapi

dengan 3 lensa obyektif yaitu lensa 16 mm berkekuatan rendah (10x), lensa 4 mm

berkekuatan tinggi (40-45x) dan lensa celup minyak 1,8 mm (97-100x) serta

dilengkapi oleh statif mekanik sebagai alat penggeser.

Sebelum membawa mikroskop dan meletakkannya di atas meja terlebih

dahulu kita harus mematuhi beberapa aturan yaitu membawa mikroskop dalam

posisi tegak dengan memegang tangkainya dengan satu tangan dan menyangga

dasarnya dengan tangan yang lain serta harus berdekatan dengan badan dan saat

meletakkannya harus pelan dan hati-hati.

Dari hasil yang diperoleh diketahui ada beberapa alat yang memiliki

fungsi yang sama yaitu untuk berbagai macam proses dalam praktikum

mikrobiologi, yaitu :

Alat-alat yang berfungsi untuk mengukur volume suatu zat atau larutan

dan menghitung jumlah mikroba (biakkan), yaitu : a) Colony Counter. Merupakan

alat yang digunakan untuk menghitung kepadatan sel mikroba. Kelebihan alat ini

adalah pengukuran dirasa efektif karena dilengkapi spidol saat mengukur jadi sel

yang telah dihitung akan diberi tanda dan perhitungan tidak akan terulang lagi.

b) Spektrofotometer. Alat ukur kepadatan jumlah bakteri berdasarkan kekeruhan

media. Alat ini mengandalkan bantuan cahaya jadi pengukuran harus pada tempat
yang cahayanya sesuai. Kekurangannya yaitu mencari tempat dengan cahaya

yang tepat sangatlah sulit selain itu alat-alat ukur biasanya sulit dipindahkan

karena kalibrasinya sulit ; c) Hemasitometer. Alat ukur jumlah sel mikroba

berdasarkan kerapatanya, alat ini mengandalkan manusia saja sebagai satu-

satunya subjeknya, kekurangannya yaitu tingginya peluang terjadi kesalahan

(human error) ; d) pH meter. Alat ukur tingkat keasaman medium. Alat ini sangat

bermanfaat di dalam menjalankan praktikan mikrobiologi, karena medium harus

berada dalam pH yang cocok agar mikroba yang dibiakkan tumbuh dengan baik

dan diperlukan suatu untuk menentukan pH yang sesuai ; d) Neraca analitik. Alat

ukur massa yang sangat efisien namun ada kekurangan dalam penggunaan alat ini

yang tidak dapat dipindahkan kemana-mana karena memerlukan kalibrasi yang

cukup sulit.

Alat-alat yang berfungsi untuk mengambil atau meneteskan cairan dengan

jumlah tertentu, yaitu : a) Mikro pipet + tip pipet. Merupakan serangkaian alat

untuk mengambil biakkan dalam bentuk cairan dan mengeluarkan cairan secara

tepat ; b) Pipet volumetrik. Merupakan alat yang berfungsi untuk meneteskan

cairan dengan volume tertentu. Ukuran yang tersedia dalam pipet volumetrik

dimulai dari 0 ml, 5 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml,4 ml, 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml, 25 ml,

50 ml dan 100 ml.

Alat-alat yang berfungsi untuk mensterilkan berbagai macam alat (proses

sterilisasi) serta sebagai penyaringan, yaitu : a) Oven. Merupakan alat sterilisasi

yang digunakan untuk alat ataupun bahan yang harus dalam keadaan kering saat

disterilkan atau dengan kata lain digunakan untuk sterilisasi kering. Keuntungan

penggunaan alat ini adalah karena alat ini merupakan alat untuk memanaskan
dengan suhu 121oC yang memerlukan waktu sekitar 2-3 jam jika dipakai alat ini

maka jalannya praktikum akan lebih santai namum hal ini juga sekaligus menjadi

kekurangannya jika menginginkan praktikum yang lebih cepat dan efisien ; b )

Autoclave. Merupakan sterilisasi yang jauh lebih maju dibandingkan dengan oven,

hanya memakan waktu sekitar 20-30 menit untuk mensterilkan alat dengan suhu

250oC dan hanya memakan waktu sekitar 15 menit untuk mensterilkan bahan.

Autoclave ini digunakan yntuk sterilisasi dengan uap bertekanan. Cara ini

digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan atau material sperti air medium dan

sebagainya ; c) Lampu Bunsen atau lampu spiritus. Merupakan alat sterilisasi

yang digunakan untuk mensterilisasi jarum ose atau jarum inokulasi; d) Laminar

air flow. Merupakan media untuk mengisolasi mikroba dalam keadaan steril.

Adapun syarat-syarat bekerja di ruang laminar yaitu harus memakai jas

laboratorium, harus memakai masker dan ruangan dilengkapi dengan AC (Air

Conditioner) untuk menghambat mikroba; e) Water desilator. Merupakan suatu

alat yang berfungsi dalam mensterilkan air atau penyulingan air menjadi akuades.

Alat-alat yang berfungsi untuk penyimpanan mikroba (biakkan) selama

waktu dan suhu tertentu, yaitu : a) Inkubator. Merupakan alat penyimpanan yang

sudah cukup canggih, keuntungannya dapat diatur suhu yang diinginkan,

kemungkinan terjadi penurunan suhu yang sangat kecil. Suhu akan mengalami

penurunan jika listrik padam sehingga perlu sekali kehati-hatian dalam

menyimpan bahan dengan menggunakan alat ini ; b) Refrigerator. Alat

penyimpanan yang mempertahankan suhu sekitar 4oC, efektif digunakan untuk

menyimpan koloni bakteri tertentu yang harus berada pada suhu mendekati titik

beku.
Alat-alat yang berfungsi untuk menghomogenkan dan memanaskan

sampel, yaitu antara lain : a) Waterbath (pemanas air). Merupakan alat untuk

pemanasan dengan suhu air pada posisi tetentu selama selang waktu tertentu dan

didalamnya diisi dengan air dan diletakkan tabung atau wadah reaksi ; b) Shaker.

Merupakan alat untuk menghomogenkan sampel atau larutan dengan skala besar ;

c) Hot plate. Merupakan alat untuk menghomogenkan serta memanaskan larutan

dengan dilengkapi sensor temperatur tertentu ; d) Vortex mixer. Merupakan alat

untuk pengaduk atau pengenceran dalam proses menghomogenkan larutan ; e)

Sentrifuge. Merupakan alat untuk menghomogenkan larutan yang berada di dalam

tabung reaksi.

Laboratorium adalah suatu tempat dimana melakukan percobaan.

Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan, peralatan gelas dan

instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan kecelakaan bila dilakukan dengan

cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat terjadi karena kelalaian atau

kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan bagi

orang disekitanya. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan keinginan bagi

setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan

kenyamanan kerja. Walaupun petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam

setiap penuntun praktikum, namum hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang agar

setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan bahwa alat-alat gelas merupakan salah satu peralatan yang harus

dimiliki oleh suatu laboratorium terutama laboratorium Mikrobiologi. Salah satu

alasan peralatan di ruang praktikum mikrobiologi banyak menggunakan peralatan

yang terbuat dari gelas adalah peralatan gelas lumayan kuat terhadap suhu tinggi

karena dalam mikrobiologi diperlukan sterilisasi dan sterilisasi ini memerlukan

suhu yang tinggi. Pemeliharaan secara khusus terhadap alat-alat gelas sangat

diperlukan salah satunya dengan cara membaca petunjuk penggunaan jika

disediakan dan membaca petunjuk praktikum dengan cermat,

Mikroskop di laboratorium mikrobiologi sangat membantu kita dalam

mengamati mikroba yang sangat kecil sekali yang tidak bisa dilihat dengan mata

kita langsung. Oleh karena itu, diharuskan pedul terhadap prinsip pemeliharaan

dan penggunaan mikroskop yang benar. Dari pengamatan yang diperoleh selama

praktikum diketahui ada beberapa alat yang memiliki fungsi yang sama yaitu

untuk berbagai macam proses dalam praktikum mikrobiologi.

4.2 Saran

Sebaiknya dalam praktikum, asisten dapat lebih banyak menjelaskan

bagaimana cara pengunaan alat-alat yang ada dalam laboratorium mikrobiologi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Praktium Mikrobiologi. Pengenalan Alat dan Sterilisasi.


Http://farmasia.blogspot.com
Diakses tanggal 6 Oktober 2010
Dwidjoseputro, D. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan.
Malang.
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan
Prosedur Dasar dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Lim, D. 1998. Microbiology. WCB McGraw Hill. Missouri
Pelezar, M.J dan E.C.S Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Penn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University Press.
Philadelphia.

You might also like