Professional Documents
Culture Documents
Kerajaan Aceh
Identifikasi Kerajaan Aceh
Letak Geografis
Berdirinya Kerajaan Aceh
INGGRIS
• Mengizinkan Inggris untuk berlabuh dan berdagang di
wilayah kekuasaan Aceh
• mengirim hadiah-hadiah yang amat berharga termasuk
sepasang gelang dari batu rubi dan surat yang ditulis
diatas kertas yang halus dengan tinta emas kepada
Queen Elizabeth I
• Raja James mengirim sebuah meriam sebagai hadiah
untuk Sultan Aceh. Meriam tersebut hingga kini masih
terawat dan dikenal dengan nama Meriam Raja James.
Belanda
Selain Kerajaan Inggris, Pangeran Maurits -pendiri
dinasti Oranje- juga pernah mengirim surat dengan
maksud meminta bantuan Kesultanan Aceh
Darussalam.
Sultan menyambut maksud baik mereka dengan
mengirimkan rombongan utusannya ke Belanda,
dipimpin Tuanku Abdul Hamid.
Dalam perjalanannya, Tuanku Abdul Hamid sakit dan
akhirnya meninggal dunia.
Beliau dimakamkan secara besar-besaran di Belanda
dengan dihadiri oleh para pembesar-pembesar Belanda.
Namun karena orang Belanda belum pernah memakamkan
orang Islam, maka beliau dimakamkan dengan cara
agama nasrani di pekarangan sebuah Gereja.
Kini di makam beliau terdapat sebuah prasasti yang
diresmikan oleh Mendiang Yang Mulia Pangeran
Bernard, suami mendiang Ratu Juliana dan Ayahanda
Yang Maha Mulia Ratu Beatrix.
Turki
Pada masa Iskandar muda, Kerajaan Aceh mengirim utusannya
untuk menghadap sultan Empayar Turki Uthmaniyyah yang
berkedudukan di Konstantinopel
Sultan
kepala pasukan
tentara
pelabuhan (Syahbandar)
Struktur pemimpin agama
• Tengku Meunasah memimpin masalah-masalah yang
berhubungan dengan keagamaan pada satu unit
pemerintah Gampong (kampung).
• Imum Mukim (Imam Mukim) mengurusi maslah
keagamaan pada tingkat pemerintahan mukim
• Qadli (kadli) memimpin pengadilan agama
• Teungku-teungku pengelola lembaga-lembaga
pendidikan keagamaan . Bergelar Teungku Chiek.
• Kelompok Syaed laki-laki bergelar Sayyed, dan yang
perempuan bergelar Syarifah.
Kehidupan sehari-hari
• Sebagai tempat tinggal sehari-hari, orang Aceh
membangun rumah yang sering disebut juga dengan
rumoh Aceh. Untuk mencukupi kebutuhan hidup,
mereka bercocok tanam di lahan yang memang
tersedia luas di Aceh.
• Bagi yang tinggal di kawasan kota pesisir, banyak
juga yang berprofesi sebagai pedagang.
• Senjata tradisional orang Aceh yang paling terkenal
adalah rencong, bentuknya menyerupai huruf L, dan
bila dilihat dari dekat menyerupai tulisan kaligrafi
bismillah. Senjata khas lainnya adalah Sikin Panyang,
Klewang dan Peudeung oon Teubee.
Hasil kebudayaan
Taman Gunongan
• Prosa
• Asrar al-Arifin (Rahasia Orang yang Bijaksana)
• Sharab al-Asyikin (Minuman Segala Orang yang Berahi)
• Zinat al-Muwahidin (Perhiasan Sekalian Orang yang Mengesakan)
• Puisi