You are on page 1of 17

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, akhirnya kami dapat menyelesaikan
karya tulis yang bertemakan Aqidah Islamiyah. Karya tulis ini merupakan sebuah terobosan baru
yang bisa membuka pikiran para pembaca lebih mengetahui tentang sejarah dan perkembangan
Aqidah Islamiyah.
Sesuai dengan judulnya, karya ilmiah ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan sejarah
dan perkembangan Aqidah Islamiyah. Hal-hal yang akan kami bahas adalah pengertian aqidah,
peranan aqidah, pengertian iman, penjelasan tentang rukun iman, dan pengertian tentang tauhid.
Besar harapan kami, makalah ini bisa bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Kami
juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak, yang tidak dapat
disebutkan disini satu-persatu yang telah membantu kami dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Tak ada gading yang tak retak, tidak ada yang sempurna di dunia ini, jika terdapat kekurangan
atau salah dalam penulisan kami selaku penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga
Allah meridai hasil karya tulis ini. Amin ya rabbal ‘alamin.

Jakarta, September 2010

Penyusun

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nilai suatu ilmu ditentukan oleh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar nilai
manfaatnya, semakin penting ilmu tersebut untuk dipelajari. Ilmu yang paling utama adalah ilmu
yang mengenalkan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Sehingga orang yang tidak kenal
Allah SWT adalah orang yang bodoh, karena tidak ada orang yang lebih bodoh dari pada orang
yang tidak mengenal penciptanya.
Allah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan selengkap- lengkapnya bentuk
dibanding dengan makhluk/ciptaan yang lain. Kemudian Allah bimbing mereka dengan
mengutus para Rasul-Nya (menurut hadits yang disampaikan Abu Dzar bahwa jumlah para Nabi
sebanyak 124.000 orang, namun jumlah yang sebenarnya hanya Allah saja yang mengetahuinya),
semuanya menyerukan kepada tauhid (diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam At Tarikhul Kabir
5/447 dan Ahmad dalam Al Musnad 5/178-179). Sementara dari jalan sahabat Abu Umamah
disebutkan bahwa jumlah para Rasul 313 (diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Al Maurid 2085
dan Ath-Thabrani dalam Al Mu’jamul Kabir 8/139) agar mereka berjalan sesuai dengan
kehendak Sang Pencipta melalui wahyu yang dibawa oleh Sang Rasul. Orang yang menerima
disebut mukmin, orang yang menolaknya disebut kafir serta orang yang ragu-ragu disebut
munafik yang merupakan bagian dari kekafiran.
Begitu pentingnya aqidah ini, sehingga Nabi Muhammad Saw, penutup para Nabi dan
Rasul membimbing umatnya selama 13 tahun ketika berada di Makkah dengan menekankan
masalah aqidah ini, karena aqidah adalah landasan semua tindakan, bahkan merupakan landasan
bangunan Islam. Oleh karena itu, maka para dai dan para pelurus agama dalam setiap masa
selalu memulai dakwah mereka dengan tauhid dan pelurusan aqidah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah

Kata Aqidah diambil dari kata dasar al-’Aqdu yaitu, ar-Rabth (ikatan), al-
Ibraam (pengesahan), al-Ihkam (penguatan), at-Tawatstsuq (menjadi kokoh,kuat),
asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-Tamaasuk (pengokohan) dan
al-Itsbaatu (penetapan).

Sedangkan menurut istilah (terminologi), Aqidah adalah iman yang teguh &
pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

Jadi Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh & bersifat pasti kepada
Allah dengan segala plaksanaan kewajiban, bertauhid, dan taat kepada-Nya. Beriman
kepada malaikat-malaikat Nya, Rasul-Rasul Nya, KitabNya, hari akhir, takdir baik
&buruk, dan mengimani seluruh apa apa yang telah shahih serta seluruh berita-berita
qathi (pasti), baik secara ilmiah maupun amaliyah yang telah ditetapkan menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah yang shahih serta Ijma’ Salaf as-Shalih.

1.1 Peranan Aqidah

• Sisi Pemikiran

i. Aqidah mampu untuk meningkatkan diri dan tidak membuat kita putus
asa dari rahmat Allah dan ampunan-Nya.

ii. Aqidah berhasil memerdekakan manusia dari pnindasan politik para


penguasa zalim dan membebaskan dari tradisi menuhankan manusia
lain
iii. Aqidah memberikan kebebasan penuh kepada kita. Namun dibatasi
dengan hukum-hukum syariat, penghambaan kepada Allah supaya
tidak menimbulkan kekacauan

iv. Aqidah membebaskan kita dari hawa nafsu

v. Aqidah mendorong manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan dan


mengikuti ilmu pengetahuan dengan iman

• Sisi Kejiwaan

i. Aqidah dapat mewujudkan ketenangan dan ketentraman bagi manusia


meskipun bencana sedang menimpa

• Sisi Akhlak

i. Aqidah mampu menjelaskan efek-efek ukhrawi dan duniawi dari


akhlak terpuji dan tidak terpuji

B. Iman

 Pengertian Iman Dalam Al-Qur’an & Hadis

Arti iman dalam Al-Qur’an adalah membenarkan dengan penuh keyakinan bahwa
Allah S.W.T mempunyai kitab-kitab yang diturunkan kepada hamba-hamba Nya
dengan kebenaran yang nyata & petunjuk yang jelas dan bahwasanya Al-Qur’an
adalah kalam Allah yang di firmankan dengan sebenarnya

Arti iman dalam Hadis maksudnya iman yang merupakan pembenaran batin. Rasul
menyebutkan hal-hal lain, seperti akhlak yang baik, bermurah hati, sabar, cinta rasul,
cinta sahabat, rasa malu, dsb.
 Arti Iman

Menurut bahasa, iman berarti pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah, iman
adalah membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan, dan mangamalkan
dengan anggota badan.

 Hadis tentang Iman

“ Engkau beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya,


kepada hari akhir, dan Engkau beriman kepada hari takdir, yang baik maupun buruk.”
(H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

 Firman Allah S.W.T

“ Sesungguhnya daam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (Q.S. Ali-Imran : 190)

 Rukun Iman

 Rukun Iman terbagi menjadi enam, yaitu :

1. Iman kepada Allah S.W.T

2. Iman kepada para malaikat

3. Iman kepada para Kitab-Kitab

4. Iman kepada para Rasul


5. Iman kepada hari kiamat

6. Iman kepada qada dan qadar

 Penjelasan Rukun Iman

• Iman Kepada Allah S.W.T

Iman kepada Allah adalah mepercayai atau meyakini akan adanya Allah sebagai Tuhan
Yang Maha Esa dengan segala kemahasempurnaanNya. Kepercayaan tersebut diyakini dalam
hati sanubari, diikrarkan dengan lisan ucapan dan dibuktikan dengan perbuatan amal soleh.

Firman Allah S.W.T:

“ Bukanlah Allah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan.
Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab kitab, nabi nabi, dan memberikan (sebagian) harta yang dicintainya kepada kerabatnya,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang-orang

yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan solat, menunaikan zakat,
dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji dan orang-orang yang sabardalam
kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar
beriman (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah : 177)

Rasa percaya akan adanya Sang Pencipta Tunggal, Allah S.W.T. Dapat ditumbuhkan
dengan berbagai cara. Diantaranya dengan menggunakan akal pikiran yang sehat unuk
memperhatikan segala apa yang telah diciptakan Allah, seperti alam semesta, dan segala isinya.
Imam syafi’i yang hidup antara tahun 150H – 240H, membuktikan kebenaran ADA dan
KUASANYA Allah itu dengan memperhatikan tumbuhan Murbei yang mempunyai bermacam
macam kegunaan. Apabila daun tersebut dimakan oleh ulat sutera, maka kepompong ulat sutera
itu akan menjadi bahan kain yang halus (kain sutera) yang indah dipakai.

Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi yang diperkuat oleh akal pikiran
sehat, maka hukum beriman kepada Allah itu adalah FARDU’AIN. Jika ada orang yang
mengaku islam, tapi tidak percaya kepada Allah, maka orang tersebut dianggap telah murtad
(keluar dari Islam).

1. Iman Kepada Malaikat

 Hukum beriman kepada malaikat adalah Fardu’ain. Seorang yang


mengaku beragama islam jika tidak percaya kepada adanya malaikat,
dapat dianggap murtad.

 Fungsi Iman kepada Malaikat

a. Meningkatkan iman kepada kemahakuasaan Allah

b. Mendekatkan diri pada Allah S.W.T dan betul-betul bertakwa


kepada-nNya

c. Menerima dengan Iklas setiap rezeki yang telah dikaruniakan


Allah dan mensyukurinya

d. Menjadikan manusia untuk senantiasa berhati hati dalam bersikap


dan bertingkah laku

e. Mendorong manusia agar mengingat mati dan hidup sesudah mati,


serta mempersiapkan bekal (takwa) untuk hidup sesudah mati.

Bagaimana kita mengimani dan mengetahui wujud malaikat yaitu :


- Melalui kabar yang disampaikan oleh Rasulullah S.A.W, baik
berupa Qur’an maupun Sunnah

- Lewat bukti-bukti nyata yang ada dalam semesta yang


menunjukkan bahwa malaikat itu ada.

3. Iman Kepada Kitab

 Secara Etimologis kata kitab adalah bentuk masdhar dari kata Ka-ta-ba
yang berarti menulis. Setelah menjadi masdhar baerarti tulisan atau yang
ditulis.

 Secara Terminologis al-kitab adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah
S.W.T kepada para Nabi dan Rasul-Nya.

Adapun kitab-kitab yang wajib kita tahu ada empat, yaitu :

- Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa A.S.

- Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa A.S

- Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud A.S

- Kitab Suci Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad


S.A.W

4. Iman Kepada Para Rasul

 Secara Etimologis, Nabi berasal dari na-ba artinya ditinggikan atau dari
kata na-ba-a artinya berita. Dalam hal ini seorang Nabi adalah seorang
yang ditinggikan derajatnya oleh Allah S.W.T, dengan memberinya berita
(wahyu). Sedangkan Rasul berasal dari kata al-sa-la artinya mengutus.
Setelah dibentuk menjadi Rasul berarti yang diutus. Dalam hal ini seorang
Rasul adalah seorang yang diutus Allah S.W.T untuk menyampaikan misi,
pesan (ar-risalah)

 Secara Terminologis, Nabi dan Rasul adalah manusia biasa, laki laki yang
yang dipilih oleh Allah untuk menerima wahyu. Apabila tidak diiringi
dengan kewajiban menyampaikan atau membawa satu misi tertentu, maka
dia disebut Nabi saja. Namun bila diikuti dengan kewajiban
menyampaikannya atau membawa satu misi tertentu maka dia disebut juga
Rasul. Mengenai jumlah para Rasul dan Nabi dalam Al-Qur’an tidak
menjelaskan secara keseluruhan. Akan tetapi rasul yang dikisahkan dalam
Al-Qur’an ada 25 orang.

 Hukum briman kepada Rasul adalah FARDU’AIN (Q.S. Al-Baqarah :


285)

 Fungsi Iman kepada Rasul –Rasul Allah

- Menjadikan risalah sebagai pedoman

- Menuntun manusia kepada kesempurnaan dan derajat yang tinggi

- Menjadikan Rasul sebagai teladan hidup

5. Iman Kepada Hari Kiamat

 Yang dimaksud hari akhir adalah kehidupan yang kekal sesudah


kehidupan di dunia fana ini berakhir. Tidak ada seorangpun yang tahu
terjadinya kiamat, Hanya Allah yang mengetahui akan datangnya kiamat
kelak.

 Kiamat ada 2 macam yaitu kiamat sugra (kecil) dan kiamat kubra (besar).
 Kiamat Sugra (kecil) adalah suatu kematian yang terjadi pada setiap
makhluk atau berakhirnya kehidupan setiap ondividu (manusia).

 Kamat Kubra (besar) adalah kiamat yang sangat besar, yaitu hancurnya
bumi dan alam semesta. Hari kiamat Kubra inilah yang biasa diebut
dengan hari akhir.

 Hikmah Iman kepada Hari Akhir

- Mengontrol diri dalam berbuat sesuatu

- Menjadikan Ikhlas dalam berbuat

- Menjadikan hidup penuh semangat

- Mendapatkan nilai ganda

 Menambah ketakwaan kepada Allah S.W.T

 Mempertinggi tanggung jawab dan disiplin

6. Iman Kepada Qada dan Qadar

 Menurut bahasa, qada dan qadar berasal dari bahasa arab qada’an yang
berarti suatu keputusan atau ketetapan dan qadaran yang berarti suatu
ukuran atau ketentuan.

 Menurut terminologi qada dan qadar, para ulama berbeda pendapat.


Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa qada adalah penciptaan
segala sesuatu oleh Allah sesuai dengan ilmu dan Iradah-Nya. Sedangkan
qadar adalah ilmu Allah S.W.T tentang apa-apa yang akan terjadi pada
seluruh makhluk-Nya pada masa yang akan datang.
 Singkatnya, qada adalah keputusan atau ketetapan Allah S.W.T terhadap
sesuatu sejak zaman azali (Kehendak Allah). Sedangkan qadar adalah
ketentun atau ketetapan Allah yang telah berlaku atau telah terjadi pada
makhluk (ketentuan Allah).

 Iman kepada qada dan qadar dalam ungkapan sehari-hari kita kenal
dengan sebutan iman kepada takdir. Iman kepada takdir bararti percaya
sepenuh hati terhadap segala ketentuan dan ketetapan Allah S.W.T yang
berlaku terhadap segala makhluk-Nya yang berada di alam jagad raya,
ketentuan ini baik yang telah terjadi, sedang terjadi, maupun yang pasti
akan terjadi.

 Takdir terbagi menjadi dua macam yaitu takdir mubram dan takdir
muallaq.

 Hikmah Beriman kepada Qada dan Qadar

1. Menciptakan keasadaran bagi umat manusia bahwa segala sesuatu


di alam ini berjalan sesuai dengan ketetapan Allah

2. Mendorong manusia untuk berusaha dengan sungguh-sungguh


dalam mencapai kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat

3. Mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada


Allah

4. Mendatangkan ketenangan jiwa karena meyakini bahwa apapun


yang terjadi hanyalah atas kehendak dan qadar Allah S.W.T
semata.

C. Tauhid
• Definisi

Tauhid adalah konsep dalam aqidah islam yang menyatakan keesaan Allah.
Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat
syahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.

• Kedudukan Tauhid dalam Islam

Seorag muslim meyakini bahwa tauhid adalah dasar islam yang palng agung dan
hakikat islam yang paling besar dan merupakan salah satu syarat diterimanya
amal perbuatan disamping harus sesuai dengan tuntutan Rasulullah.

• Pembagian Tauhid

Tauhid dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Tauhid Al-Uluhiyyah
2. Mengesakan Allah S.W.T dalam ibadah,yakni beribadah hanya
kepada Allah dan karena Allah semata.
3. Tauhid Ar-Rububiyyah

4. Mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya, yakni mengimani bhwa


hanya Allah yang mencipta, menguasai dan mengatur alam
semesta ini.
5. Tauhid Al-Asma’was-sifat
6. Mengesakan Allah dalam Asma dan sifat-Nya, artinya mengimani
bahwa tidak ada makhluk yang serupa Allah dalam dzat, Asma
maupun sifat.

• Peranan Tauhid
1. Tauhid merupakan syarat diterimanya amalan

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi yang


sebelummu, “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah
amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi”

2. Orang yang bertauhid akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah S.A.W


3. Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya : “Orang yang paling
berbahagia mendapakan syafaatku pada hari kiamat adalah barangsiapa
mangatakan ‘Laa ilaaha illallah’ secara iklas dari hati/jiwanya” (H.R.
Bukhori : 99,66570)
4. Tauhid merupakan jalan keselamatan dari neraka
5. Rasul bersabda : “ Sesungguhnya Allah S.W.T mengharamkan atas neraka
terhadap orang yang berkata ‘Laa ilaaha ilaallah’, mencari wajah Allah
dengannya (iklas)” (H.R. Bukhori : 425)
6. Tauhid Pelebur Dosa
7. Dalam hadis Qudsi Allah berfirman : “ Hai Anak Adam, seandainya
engkau datang pada-Ku sedikitpun, niscaya aku berikan kepadamu
ampunan sepenuh bumi.” (H.R. Tirmidzi : 3540)

10

• Meningkatkan Tauhid

 Tauhid Imani
 Tauhid Yaqini
 Tauhid Haali
 Tauhid Mutakallimin
 Tauhid Mutasawwifin
• Realisai dari teknik meningkatkan bertauhid ini, kita harus melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mentadaburi Al-Qur’an, Hadis, dan ijtihad. Dengan mentadaburii Al-
Qur’an kita semakin paham tentang makna tauhid kepada Allah.
2. Memaknai kehidupan yang ada di sekitar kita
3. Mempelajari ilmu syari’at sekaligus mengamalkan sesuai dengan Al-
Qur’an dan sunnah.
4. Bertauladan, bercermin kepada orang-orang soleh serta menimba
pengalaman spiritual mereka
5. Melakukan mujahadah untukmendirikan dominasi iradah kebaikan
terhadap iradah keburukan atau menjauhi karakter buruk menjadi akhlak
mulia dan menumbuhkan tauhid rasa pengawasan (muraqabah) Allah
dalam diri kita untuk meningkatkan tauhid imani ini kepada tauhid Yaqini.
6. Berdzikir kepada Allah senantiasa, sehingga Istiqamah dalam takwa Allah
dan mendapatkan Musyahadah kepada-Nya demi mencapai tauhid Haali.

11

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Akidah Islam adalah prinsip utama dalam pemikiran Islami yang dapat membina setiap
individu muslim sehingga memandang alam semesta dan kehidupan dengan kaca mata tauhid
dan melahirkan konotasi-konotasi valid baginya yang merefleksikan persfektif Islam mengenai
berbagai dimensi kehidupan serta menumbuhkan perasaan-perasaan yang murni dalam dirinya.
Atas dasar ini, akidah mencerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu menciptakan
mu’jizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di zaman permulaan Islam.

Demi membina setiap individu muslim, perlu kiranya kita mengingatkannya tentang
sumbangsih-sumbangsih akidah yang telah dimiliki oleh orang-orang sebelumnya dan
meyakinkannya akan validitas akidah itu dalam setiap zaman dan keselarasannya dengan segala
era.

12
AQIDAH ISLAMIYAH

FISIOTERAPI

KELOMPOK 3

Faayakun Ramadhan, 1006719904

Gina Fazrina, 1006719961

Intan Rahmawati, 1006778200

Puti Lenggogeni, 1006720276

Tysha Amanda Febryana, 1006778434

Yuansyah Arief, 1006778472

Makalah bagi Pemicu

untuk Mata Kuliah

Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS VOKASI KEDOKTERAN


UNIVERSITAS INDONESIA

You might also like