Professional Documents
Culture Documents
2. HIPOGLIKEMI
3. INFEKSI
5. SYOK
PENYEBAB HIPOTERMI
1. Tidak atau kurang atau jarang diberi makan.
2. Menderita infeksi.
3. Paparan angin:
a. genting bocor
b. dinding berlubang
c. tidur dekat pintu
d. selimut dan topi kurang rapat
4. Menempel benda yang dingin:
a. tidur di lantai
b. mandi terlalu lama
c. popok basah tidak segera diganti (ngompol,
diare).
PENYEBAB HIPOGLIKEMI
DI RUMAH DI RS
“Rumah” Dingin, bocor, Hangat, rapat,
kotor bersih
Perlengkapan Kurang Cukup
Tenaga Tidak terlatih Terdidik/terlatih
Manajemen Tidak ada Baku
Stres Sedikit Banyak
Keuangan Bukan masalah Masalah
JIKA KELUARGA GIZI BURUK
MEMILIH PERAWATAN DI
RUMAH
1. Petugas kesehatan segera mendatangi
keluarga
2. Petugas segera memberikan petunjuk
perawatan
a. penderita gizi buruk = sakit berat
b. pengelolaan: sulit (perawatan,
pengobatan, dll)
c. cara pengelolaan
3. Kerjasama: lintas sektoral
Kader dan dasa wisma
PENGELOLAAN
PENDERITA GIZI BURUK
Sesuai 10 langkah
Pengobatan : infeksi, dan jika ada tanda bahaya.
bahaya
Vitamin, mineral, obat kulit, salep
mata.
Perawatan : hipoglikemi, hipotermi,
diare/dehidrasi, kulit, mata.
Dietetik : benar, bertahap, sering, porsi kecil.
Pemantauan : suhu tubuh, tanda hipoglikemi, diet,
BB, perilaku sehat, sosial ekonomi.
Stimulasi : rasa aman, senyuman dan mainan
sesuai kemampuan anak.
Edukasi
PENGELOLAAN
PENDERITA GIZI BURUK
Dibagi dalam 4 fase:
1. Fase stabilisasi
2. Fase transisi
3. Fase rehabilitasi
4. Fase follow-up
PENGELOLAAN
1. Pokok-pokok pengelolaan
2. Perawatan harian
3. Perilaku sehat
4. Pemberian diet
5. Stimulasi
6. Pemantauan
FASE STABILISASI:
Ancaman komplikasi masih tinggi.
Perlu pengawasan ketat.
FASE TRANSISI:
Minggu ke 2-3.
Komplikasi sudah berkurang, infeksi dapat diatasi.
Sudah dapat tersenyum, mau minum, tiap 3 jam.
Mulai diberi F 100.
FASE REHABILITASI:
Anak mulai aktif, tidak ada penyakit penyerta,
mau makan. Mulai diberi makanan keluarga, dapat
diberi sirup besi.
FASE FOLLOW-UP:
Mempertahankan rehabilitasi.
PERAWATAN HARIAN
1. Mencegah hipotermi, hipoglikemi
a. ruangan hangat, angin sedikit, bersih.
b. baju cukup, hangat.
c. tidak terkena benda dingin (tidur di lantai,
popok basah, botol pemanas).
d. sering makan.
e. obati infeksi.
2. Perlakukan anak dengan lembut.
3. Pemberian obat .
4. Memandikan penderita.
TINDAKAN UNTUK MENCEGAH
HIPOTERMI DAN HIPOGLIKEMI
1. Suhu kamar hangat
a. atap tidak bocor, dinding tidak berlubang.
b. tidur tidak dekat jendela.
c. jangan gunakan kipas angin.
2. Tubuh anak dihangati
a. gunakan cara kanguru.
b. gunakan selimut, topi, dan kaus kaki.
c. jangan mandi terlalu lama (< 5 menit).
d. jangan gunakan botol panas.
3. Sering diberi makan (makanan yang benar).
4. Obati infeksi.
PERILAKU SEHAT
Manusia dapat menjadi penular penyakit.
Kebersihan diri dan lingkungan mengurangi penularan
penyakit.
3.Kebersihan diri
1. Suhu tubuh
2. Perkembangan anak
3. Akseptabilitas makanan
4. Peningkatan berat badan
5. Perilaku sehat
6. Perubahan psikososek
Memantau Suhu Tubuh
Jawab: TIDAK !!
Petugas kesehatan berperan utama
dalam mendiagnosis, dan memberikan
terapi awal (fase stabilisasi), dan
membuat program terapi.
Bagaimana program itu dapat
dilaksanakan, perlu kerja sama
lintas sektoral.
KASUS LINTAS SEKTORAL
Ibu tak mau KB, ayah PHK BKKBN
TOGA
Depnaker
Ibu TKW, ayah kawin lagi Depnaker
2 bl anak diberi air gula Depsos
Pemda
Ibu meninggal, anak ikut nenek
pekarangan tak dimanfaatkan,
Pertanian
ayah penghasilan rendah, merokok
TOMA
KEWASPADAAN DASAWISMA DALAM DETEKSI GIZI BURUK
1. balita > 2
11. <4 bln disapih
2. ibu KEP
12. ibu bekerja
3. ortu PHK 10. gizi buruk
13. sering sakit
4. ortu † 14. tdk dpt vit. A
5. BBLR DASAWISMA
15. kena Tb/campak
6. cacad bawaan 16. kel. diare
7. tidak dapat ASI 17. tdk dpt beli mkn
8. KMS: 2 T 18. perilaku sehat (-)
9. tdk kontrol Posy.
PERAN DASA WISMA DALAM
A PENDAMPINGAN PENDERITA GIZI BURUK
Anak
a. klinis D
b. komplikasi
c. pengobatan Penderita
Gizi buruk 1. Petugas kesehatan
d. perawatan 2. Lintas sektoral
e. diet
f. mental
DASAWISMA
g. pemantauan
Orang tua
B - mampu beli mkn Pemantauan C
- dapat merawat Lingkungan
- ortu cerai Perilaku
KEGAGALAN PENGOBATAN
1. Penderita meninggal
2. Masih terjadi komplikasi pada hari ke-3
3. Infeksi belum teratasi pada akhir mg I
4. Tidak terjadi tumbuh kejar akhir mg III.
5. Tidak mencapai BB/PB -1 SD setelah 6
bulan
ALUR KERJA DI POSYANDU DALAM
GMP
Timbang
Plotting
Grafik KMS
N
Interpretasi
T
Identifikasi Masalah
Penentuan Masalah
Solusi
Evaluasi
T N
SKDN atau SKDT
PENYEBAB KEGAGALAN
1. Kunjungan dan bimbingan petugas
kesehatan kurang.
2. Keluar dari RS tidak diberi
bimbingan/bantuan.
3. Tidak ada rujukan dari RS ke Dinkes.
4. Sarana perawatan tidak memadai
a. Rumah
b. Pakaian
c. Makanan
d. Pemantauan
5. Tidak ada kerja sama lintas sektoral.