You are on page 1of 25

VIROLOGI

BLOK VI

Oleh : Dr. Rochman Basuki

Universitas Muhammadiyah
Semarang
Virologi di bagi 2 :
1. Virologi dasar
2. Virologi medik
VIROLOGI DASAR
Virologi dasar
Struktur dan stabilitas virus
Penggolongan virus
Reproduksi virus
Patogenesisi infeksi virus
Pencegahan dan pengobatan virus
VIROLOGI DASAR
Virus merupakan kesatuan yang mengandung
asam nukleat DNA atau RNA, mengandung
protein selubung.
Virus bermultiplikasi di dalam sel hidup dengan
menggunakan mesin penyintesis dari sel inang.
Inang virus meliputi : bakteri, fungi, protista,
tanaman, dan hewan vertebrata maupun
invertebrata.
STRUKTUR DAN STABILITAS
VIRUS
Asam nukleat virus berupa DNA atau RNA,
beruntai tunggal ataupun ganda. Dapat berbentuk
linear dan sirkuler.
Kapsid adalah susunan protein yang mengelilingi
asam nukleat virus. Kapsid tersusun atas subunit-
subunit protein yang disebut kapsomer.
Kapsid ada 2 :
1. Tertutup (envelope), terdiri dari kombinasi antara lipid
(mayoritas), protein, dan karbohidrat. Envelope dapat
ditutupi oleh struktur serupa paku (spike) yang merupakan
kompleks karbohidrat dan protein, spike ini berperan proses
perlekatan virus pada sel inang
2. Tidak tertutup (telanjang), pada virus ini kapsid
melindungi asam nukleat virus dari enzim nuklease dalam
cairan biologis inang dan mendukung perlekatan virus.
5 KELOMPOK VIRUS YANG
TELANJANG
1. Picornavirus
2. Reovirus
3. Adenovirus
4. Papovavirus
5. parvovirus
MORFOLOGI UMUM VIRUS
1. Virus heliks
menyerupai bentuk batang yang panjang, bersifat kaku atau
fleksibel
contoh : virus rabies dan ebola haemorhagic fever
2. Virus polihedral
terdiri dari banyak sisi, kapsomer di setiap permukaan
berbentuk segitiga sama sisi.
contoh : adenovirus, poliovirus
3. Virus bersampul (envelope)
berbentuk bulat.
Contoh : virus influensa, virus herpes simpleks
4. Virus kompleks
memiliki struktur yang kompleks
contoh : bakteriofag, poxvirus
STABILITAS VIRUS
 Pada umumnya virus sangat labil terhadap panas, suhu 55-60 C
selama beberapa menit menyebabkan denaturasi kapsid dan
hilangnya infektifitas virion.
 Virus bersampul umumnya lebih labil terhadap panas daripada
virus ikosahedral telanjang.
 Semua virus dapat diinaktifkan oleh radiasi elektromagnetik,
terutama sinar pengion dan sinar gelombang pendek.
 Bahan-bahan kimia seperti fenol, kresol, HCL encer, natrium
hipoklorit dapat menginaktifkan virus dengan cepat, terdapat
juga yang bersifat stabilisator seperti serum normal, albumin,
susu bebas lemak, dan gliserol.
PENGGOLONGAN VIRUS
 International Committee on The Taxonomy of Virses (ICTV)
mengelompokkan virus menjadi beberapa famili (suku
Virus digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu :
1. klasifikasi, ada 2 bagian :
 bergenom DNA
 bergenom RNA

Ada juga yang digolongkan berdasarkan atas :


 patogen
 tropisma dan cara penularan

2. tidak berklasifikasi
REPRODUKSI VIRUS
Ada beberapa tahap :
1. Penempelan (attachment)
2. Penyusupan (penetrasi)
3. Pelepasan pembungkus luar (uncoating0
4. Replikasi asam nukleat dan sintesisi komponen virus
Reproduksi virus di laboratorium
5. In vitro
6. In ovo
7. In vivo
PATOGENESIS INFEKSI VIRUS
Secara umum dapat digolongkan sbb :
1. Virus yang menyebabkan kematian sel
2. Virus yang tidak menimbulkan kematian sel langsung tetapi
hanya menimbulkan kelainan kecil
3. virus yang mengubah tumbuh kembang sel sehingga sel tumbuh
kembang berlebihan
Port d’entree virus
 Saluran pernafasan
 Saluran pencernaan
 Kulit dan mukosa genetalia
 Plasenta
Penyebaran virus
1. Dekat
2. jauh
PENCEGAHAN DAN
PENGOBATAN PENYAKIT
VIRUS
Terdapat 3 cara :
1. Kemoterapi

2. Imunisasi

3. Pemakaian zat-zat yang menginduksi


pembentukan interferon atau mekanisme
pertahanan tubuh
SINDROM KLINIK UMUM INFEKSI
VIRUS
 Eksantemata dan demam berdarah (haemorhagic virus)
 Penyakit virus pada saluran pernafasan

 Infeksi virus pada sistem saraf

 Meningitis viral (aseptik)

 Ensefalitis letargaika (ensefalitis dari von economo)

 Neuromiastenia epidemik (ensefalomielitis mialgik benigna)

 Ensefalomielitis pasca infeksi dan paska vaksinasi

 Penyakit degenaratif pada sistem saraf pusat

 Penyakit virus pada mata

 Penyakit virus pada hati

 Gastroenteritis viral

 Infeksi genitourinarius

 Miokardiopati

 Infeksi virus neonatal


ADENOVIRIDAE
 Ada 2 genus, yaitu : Mastadenovirus dan Aviadenovirus
 Sifat adenovirus

 Bergenom DNA

 Tahan eter

 Tidak tahan pemanasan

 Gambaran klinik

paling dikenal sindrom penyakit pernafasan akut, terutama oleh


tipe 4 dan 7.
penyakit akut ditandai oleh : demam, faringitis, batuk dan
kadang2 conjungtivitis, rhinitis, otitis, laringitis,
trakheobronkitis atau pneumonitis.
 Patogenesis dan kekebalan
berkembang biak mula2 dalam faring, conjungtiva atau intestin.
Proses penyakit bersifat setempat dengan masa inkubasi 5-7 hari.
Tipe antigen adenovirus :
1. Antigan hexon

2. Antigen penton

3. Antigen serat

Adanya antibodi netralisasi yang khas tipe dapat melindungi


seseorang terhadap penyakit, tetapa proteksi ini tidak mutlak.
 Diagnosis laboratorium

dapat diambil dari usapan tenggorok, feses, atau konjungtiva dan


membiakkannya dalam jaringan.
 Pencegahan

pembuatan vaksin adenovirus hidup


HERPESVIRIDAE
 Virus bergenom DNA
 Terdiri atas 3 genus :

1. Alphaherpesvirinae (virus herpes simplek tipe


1 dan 2, serta varicella-zoster)
2. Betaherpesvirinae (cytomegalovirus)

3. Gammaherpesvirinae (virus Epstein-Barr)

Ditemukan herpesvirus human baru yaitu herpes


lymphotropic
 Gambaran klinik
virus herpes simplek dapat menimbulkan pelbagai lesi yang
diklafikasikan menjadi 4 golongan :
1. Lesi setempat pada kulit atau membran mukosa

2. Lesi pada sistem saraf pusat

3. Eczema herpeticum

4. Herpes yang disseminated


 Patologi dan patogenesis

infeksi herpes mempunyai lesi yang bersifat khas berupa vesikel


pada kulit. Patogenesis VHS masuk melalui bibir, mulut, kulit,
kantung konjungtiva atau genetalia.
 Epidemiologi

VHS dapat ditularkan melalui kontak langsung (antar manusia


maupun alat). Mudah ditularkan pada penghuni yang padat.
 Diagnosis laboratorium
terdiri dari 4 macam pemeriksaan :
1. Pemariksaan langsung secara mikroskopik

2. Pemeriksaan serologik

3. Isolasi dan identifikasi virus

4. Percobaan binatang
 Terapi

obat2 anti viral tergantung pada letak lesinya


contoh : mata  iododeoxyuridin (IDU), 5-
trifluorothymidin (TPT), arabinosyl adenin (ARA-A),
kulit  acyclovir
POXVIRIDAE
Merupakan virus binatang yang paling besar dan komplek yang
dapat menyerang vertebrata.bergenom DNA dan reproduksi
intrasitoplasma.
Anggota poxvirus yang dapat menyerang manusia antara lain :
1. Variola mayor (mortalitas hingga 50%)

2. Variola minor

3. Vaccinia

4. Cacar sapi

5. Moluscun contagiosum

6. Paravaccinia

7. Dermatitis pustularis contagiosum

8. Komplikasi vaksinasi : ensefalitis pasca vaksinasi, vaccinia


gangrenosa, eczema vaccinatum
 Diagnosis laboratorium
1. Pemeriksaan mikroskopik

2. Pembiakan

3. Serologi (reaksi pengikatan komplemen, presipitasi,


netralisasi, hambatan hemaglutinasi imunofluoresensi
 Vaksinasi

sebagai tindakan preventif terhadap virus yang dikehendaki


seperti virus variola menggunakan vaksin virus vaccinia
respon terhadap vaksinasi :
 Vaksinia primer

 Vaksinoid

 Vaksinia immediate / kebal

 Vaksinia revaksinasi
 Pengobatan
menggunakan anti viral, contoh : penyakit cacar ialah
methisazon
PICORNA VIRIDAE
 Virusnya kecil, tidak berselubung, bergenom RNA.
meliputi 4 genus :
 Enterovirus : poliovirus, coxsackievirus, echovirus.

 Rhinovirus

 Cardiovirus

 Aphtovirus

Hanya enterovirus dan rhinovirus yang potensial bersifat


patogen bagi manusia. Dari semua enterovirus hanya
poliovirus yang dapat dicegah dengan vaksinasi.
ORTHOMYXOVIRIDAE
 Bergenom RNA dan terdiri dari 3 tipe virus influensa
yang patogen bagi manusia, yaitu : tipe A, B, dan C yang
dapat dibedakan berdasarkan spesitifitas antigeniknya
ribonukleoprotein.
 Virus influensa berasal dari sekret tenggorok manusia

 Influensa ditandai dengan adanya sindrom demam, sakit


kepala, menggigil, myalgia hebat, kelemahan, batuk2,
dan selaput lendir setelah masa inkubasi selama 2 hari.
Sebagai komplikasi dapat terjadi infeksi sekunder.

You might also like