You are on page 1of 3

PENGGENDALIAN PENYAKIT “PATEK” PADA TANAMAN

CABAI DENGAN MENGGUNAKAN PUPUK AGEN HAYATI ABG-


BIO
20 September 2010 oleh

Bisnis Pupuk ABG


http://amazingbiogrowth.wordpress.com/
Penyakit patek (antraknosa) pada cabai diakibatkan oleh
cendawan Colletotrichum capsici Sydow
dan Colletotrichum gloeosporioides. Penyakit patek
banyak mendatangkan kerugian bagi para petani karena
telah menghancurkan hasil panen hingga 20-90 %
terutama pada saat musim penghujan. Cendawan
penyebab penyakit ini akan berkembang dengan sangat
pesat jika kelembaban udara cukup tinggi yaitu lebih
dari 80 rH dengan suhu 320C.

Gejala serangan penyakit patek pada cabe yaitu :

1. Busuk buah (berwarna kuning-coklat


seperti terkena sengatan matahari) dan diikuti oleh busuk basah yang
terkadang ada jelaganya berwarna hitam.
2. Sedangkan pada biji dapat menimbulkan kegagalan berkecambah atau bila
telah menjadi kecambah dapat menimbulkan rebah kecambah.
3. Pada tanaman dewasa dapat menimbulkan mati pucuk, infeksi lanjut ke
bagian lebih bawah yaitu daun dan batang yang akan menimbulkan busuk
kering warna cokelat kehitam-hitaman.

Cara Pengendalian Penyakit Patek Dengan ABG-Bio

Tindakan Pengobatan
• Untuk tanaman cabai yang sudah terserang patek,
terlebih dahulu encerkan satu bungkus ABG Bio ke
dalam 50 liter. Tambahkan pula 10 tutup botol ABG-
Daun atau Buah ( jika belum berbunga/berbuah
gunakan ABG-Daun, jika sudah berbunga/berbuah
gunakan ABG-Buah ), 2 bungkus ABG-Bios, dan 2 kg
dedak. Kemudian diamkan campuran tersebut selama
30 menit, baru setelah itu disiramkan ke areal perakaran. Setiap tanaman kira-kira
memperoleh 1 gelas air minuman mineral.
• Penyiraman tersebut dilakukan setiap 10 hari sekali diikuti dengan
menyemprotkan ABG Daun dengan dosis 3 tutup botol untuk 1 tangki sprayer ke
batang dan daun tanaman cabe pada hari yang sama. Kemudian hentikan
penggunaan, lalu diganti dengan menyemprotkan ABG Buah ke batang dan daun
tanaman cabe dengan dosis 3 tutup botol untuk 1 tangki spryer setiap 10 hari
sekali. Maka bakal bunga akan muncul kembali dan tanaman cabe yang telah
terserang akan kembali menghasilkan buah untuk dipanen.
• Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi, namun perlu diperhatikan saat
melakukan pemusnahan, tangan yang telah menyentuh (sebaiknya diusahakan
tidak menyentuh) luka pada tanaman tidak menyentuh tanaman/buah yang sehat,
dan sebaiknya dilakukan menjelang pulang sehingga kita tidak terlalu banyak
bersinggungan dengan tanaman/buah yang masih sehat.
Tindakan Pencegahan
• Melakukan perendaman biji dalam air panas (sekitar 55 derajat Celcius)
selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik yaitu golongan triazole
dan pyrimidin (0.05-0.1%) sebelum ditanam atau menggunakan agen hayati ABG-
Bio.
• Penyiraman fungisida atau agen hayati ABG-Bio pada umur 5 sebelum pindah
tanam.
• Penggiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman lain yang bukan famili
solanaceae (terong, tomat dll) atau tanaman inang lainnya misal pepaya karena
patogen antraknosa pada pepaya dapat menyerang cabai pada pertanaman.
• Penggunaan fungisida fenarimol, triazole, klorotalonil, dll. khususnya pada
periode pematangan buah dan terutama saat curah hujan cukup tinggi.. Fungisida
diberikan secara bergilir untuk satu penyemprotan dengan penyemprotan
berikutnya, baik yang menggunakan fungisida sistemik atau kontak atau bisa juga
gabungan keduanya.
• Penggunaan mulsa hitam perak, karena dengan menggunakan mulsa hitam
perak sinar matahari dapat dipantukan pada bagian bawah permukaan
daun/tanaman sehingga kelembaban tidak begitu tinggi.
• Menggunakan jarak tanam yang lebar yaitu sekitar 65-70 cm (lebih baik yang
70 cm) dan ditanam secara zig-zag ini bertujuan untuk mengurangi kelembaban
dan sirkulasi udara cukup lancar karena jarak antar tanaman semakin lebar,
keuntungan lain buah akan tumbuh lebih besar.
• Jangan gunakan pupuk nitrogen (N) terlalu tinggi, misal pupuk Urea, Za,
ataupun pupuk daun dengan kandungan N yang tinggi.
• Penyiangan / sanitasi gulma atau rumput-rumputan agar kelembaban
berkurang dan tanaman semakin sehat.
• Jangan menanam cabai dekat dengan tanaman cabai yang sudah terkena lebih
dahulu oleh antraknosa / patek, ataupun tanaman inang lain yang telah terinfeksi.
• Pengelolaan drainase yang baik di musim penghujan.
Agen hayati sangat efektif untuk mengatasi penyakit patek pada cabai sebagai suatu
upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimia. Perlu diperhatikan
bila menggunakan agen hayati sebaiknya tidak menggunakan pestisida kimia terutama
bakterisida, karena akan menyebabkan kematian pada agen hayati tersebut. Agen
hayati tersebut dapat diperoleh dalam bentuk jadi, yang dinamakan PUPUK AGEN
HAYATI ABG-BIO sehingga lebih mudah untuk digunakan dan harganya sangat
terjangkau.

Selamat membuktikan.

You might also like