You are on page 1of 7

Kembali

PEMANFAATAN SENSOR KOIL SEBAGAI DETEKTOR PENCATAT WAKTU


PADA VISCOSIMETER METODE BOLA JATUH BERBASIS KOMPUTER

Sri Wahyu Suciyati, M.Si.* dan Arif Surtono, M.Si.*


Telp.0721 7406534, Fax. 0721 704625, email : suciyati@unila.ac.id
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas lampung.
Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145

Abstrak

Penyempurnaan pencatatan waktu pada viscosimeter metode bola jatuh telah dilakukan melalui
digitalisasi sistem yang berbantukan komputer. Digitalisasi sistemnya melalui bagian
pengkodisian sinyal (penguat sinyal dan sistem pensaklaran) dan bagian antarmuka dengan
komputer (register geser dan PPI 8255). Input sistem adalah tegangan induksi yang dihasilkan
oleh sensor koil akibat medan magnet induksi bola magnet, sedangkan outputnya adalah nilai
viscositas minyak goreng dan oli.

Kata kunci: viscositas, pengkondisian sinyal, antarmuka, medan magnet induksi, sensor koil.

PENDAHULUAN

Viskositas dalam istilah orang awam adalah ukuran kekentalan suatu cairan. Semakin besar nilai
viskositas suatu zat cair maka semakin besar pula kekentalan cairan tersebut. Secara umum
viskositas terdapat pada zat alir (fluida) seperti zat cair dan gas . Alat pengukur viskositas suatu
cairan disebut viskosimeter (viscometer). Pengukuran viskositas lebih banyak digunakan orang
untuk zat cair ketimbang zat gas, seperti viskositas oli pelumas mesin, produk susu, cat, air
minum, darah, minyak goreng, sirup dan sangat jarang digunakan untuk zat gas. Ini berarti tidak
sedikit bidang profesi yang membutuhkan data viskositas diantaranya fisikawan, kimiawan, analis
kimia industri, dokter, kimia farmasi, kimia lingkungan, perminyakan, biokimia dan sebagainya.
Ada beberapa metoda yang dapat digunakan untuk mengukur viskositas cairan yaitu metoda
bola jatuh (falling ball), bola bergulir (rolling ball), pipa kapiler, rotasi silinder kosentris
(Couette), rotasi kerucut-plat, pelat paralel dan Ford-cup (Walters, 1996). Diantara metoda-
metoda tersebut, metoda bola jatuh merupakan metoda yang sering digunakan karena
kesederhanaannya.
Prinsip pengukuran viskositas metode bola jatuh ialah dengan cara mengukur kecepatan
bola pejal jatuh di dalam cairan uji. Dengan terlebih dulu diketahui data jari-jari bola, massa
jenis bola, massa jenis cairan dan percepatan gravitasi maka viskositas cairan dapat dihitung.
Mengukur kecepatan bola jatuh biasanya dilakukan dengan cara mencatat waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu (Zemansky, 1991).
Kelemahan utama metode bola jatuh selama ini adalah: 1) kesalahan dalam pengamatan
gerak bola akibat tidak lurus pandangan (kesalahan paralak), 2) kelelahan atau kerusakan mata
pengamat, 3) ketidakakuratan dalam mengukur waktu tempuh bola jatuh karena tidak
serempaknya pengamatan bola dan pengamatan pencatatan waktu. Alhasil, data kecepatan bola
jatuh yang diinginkan tidak akurat. Meskipun dengan cara tersebut sudah memberikan hasil yang
cukup untuk praktikum di laboratorium, namun untuk mendapatkan data dengan keakuratan
tinggi misalnya untuk tujuan riset, perlu dilakukan perbaikan terhadap kelemahan tersebut.
Penelitian ini diusulkan sebagai penyempurnaan dan pengembangan cara pengukuran
viskositas metode bola jatuh dengan meminimalisir kelemahan yang ada didalamnya, terutama
dalam pencatatan waktu, sehingga diperoleh data viskositas yang akurat. Penelitian serupa
pernah dilakukan, yaitu menggunakan sensor fototransistor namun kelemahannya adalah tidak
dapat digunakan untuk cairan berwarna gelap (Surtono, 2006). Padahal penggunaan alat di
lapangan tidak hanya terbatas pada cairan bening saja.

Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009


A-144

Penyempurnaan alat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memanfaatkan dua buah
kumparan kawat sebagai detektor pencatat waktu. Kumparan kawat akan mengalami tegangan
listrik terinduksi (prinsip ggl induksi hukum Faraday) dari bola magnet yang dijatuhkan di dalam
cairan uji. Sensor kumparan kawat diantarmukakan (interfacing) dengan komputer melalui PPI
(Programmable Peripheral Interface) 8255 dan port printer. Ketika kumparan kawat pertama
terinduksi, komputer segera membaca sebagai start awal hitungan waktu dan ketika kumparan
kedua terinduksi, komputer segera mengakhiri hitungan waktu. Dengan diketahuinya kecepatan
bola magnet di dalam cairan maka komputer segera menghitung nilai viskositas cairan uji dan
menampilkan hasilnya di layar monitor.

Tujuan penelitian ini adalah:


1. Menyempurnakan sistem pencatat waktu pada pengukuran viskositas metode bola jatuh
menggunakan sensor berupa kumparan kawat terinduksi.
2. Mengembangkan sistem pengukuran viskositas metode bola jatuh berbasis komputer.

BAHAN DAN METODE

Bahan: Alat:
• Resistor • Solder
• IC 7400 • Multimeter
• Kapasitor • Logic probe
• X-tal clock • Bread board
• IC SIPO 74HC175 • Software printboard Eagle
• IC PPI 8255 • Software Pascal/Delphi
• Kabel paralel • Power Suply
• Jepit buaya • Stopwatch
• Baterai 9V • Multimeter sekrup
• Oli pelumas
• Photoresistif
• Tabung transparan
• Bola baja magnet
• Minyak goreng

Metode Penelitian
Secara garis besar rancangan penelitian ini dapat diuraikan dalam bentuk diagram blok
seperti pada gambar 1 berikut ini :

Kumparan kawat

Serial to PPI
Paralel
register
8255

Komputer
bola
sensor Clock

Gambar 1. Diagram blok rancangan alat

Bola magnet jatuh di dalam medium cairan dideteksi kecepatannya oleh sensor kumparan kawat
melalui pendeteksian waktu tempuh pada jarak sebesar jarak antar sensor. Cacahan pulsa waktu

Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009


A-145

tempuh itu merupakan rentetan data seri oleh register geser diubah menjadi data paralel 8 bit
agar dapat dibaca oleh PPI 8255. Data paralel itu oleh PPI 8255 selanjutnya diumpankan ke
dalam komputer. Komputer kemudian membaca data waktu dalam bentuk angka biner 8 bit.
Dengan menggunakan program akuisisi data yang telah dibuat, data biner tersebut diubah
menjadi bentuk desimal. Selanjutnya komputer menghitung kecepatan (v) dan viskositas ( η
)cairan yang diuji menggunakan persamaan:
s
v= (1)
t

2 r 2 (ρ ' − ρ)
η= g (2)
9 v

Tahapan Penelitian

a. Penyelidikan Besarnya Tegangan Induksi Kumparan Kawat


Mengetahui besarnya tegangan induksi dilakukan dengan mengukur langsung tegangan listrik
pada ujung kumparan menggunakan multimeter. Informasi nilai tegangan induksi ini penting
untuk mengatur agar tegangan yang dideteksi oleh komputer agar tidak terlalu besar atau terlalu
kecil. Jika tegangan terlalu besar maka perlu dilemahkan, begitu pula sebaliknya. Pada tahap
ini juga dilakukan pengukuran tegangan induksi terhadap variasi kuat medan magnet dari bola
magnet.

b. Pembuatan Rangkaian Pencacah Waktu


Rangkaian pencacah waktu dibuat dengan menggabungkan rangkaian sensor dan sebuah
pembangkit pulsa (clock generator) menggunakan gerbang AND. Keluaran bagian ini sudah
berupa cacahan pulsa yang besarnya sama dengan waktu tempuh bola jatuh pada jarak yang
sudah ditetapkan.

c. Pembuatan Rangkaian Interface (antarmuka)


Rangkaian interface dibuat sebagai jembatan komunikasi perangkat luar, dalam hal ini pencacah
waktu, dengan komputer. Rangkaian interface yang dibuat terdiri atas bagian pengubah data
seri menjadi paralel menggunakan register geser jenis flip-flop J-K dan penerjemah data paralel
ke komputer menggunakan chip PPI 8255. Digunakannya PPI 8255 karena lebih luwes
penggunaannya mengingat chip tersebut dapat diprogram untuk interface sesuai dengan format
komunikasi data yang akan digunakan.
d. Pengujian Alat
Pengujian alat dimaksudkan untuk menguji tingkat keakuratan viskosimeter berbasis komputer,
dilakukan dengan cara:
1. Membandingkan hasil pengukuran alat dengan hasil pengukuran konvensional di laboratorium
untuk sampel yang sama.
2. Membandingkan hasil pengukuran alat dengan harga viskositas sampel yang sudah diketahui
secara pasti, misalnya minyak pelumas standard produk Pertamina atau produk lainnya yang
dipercaya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rangkaian Pengkondisi Sinyal Sensor Koil


Rangkaian pengkondisi sinyal sensor koil mirip seperti komponen induktor. Komponen
utama pengkondisi sinyal koil adalah IC op-amp 741 sebagai penguat sinyal tegangan dari koil
dan sebuah transistor. Gambar 2 merupakan rangkaian lengkap pengkondisi sinyal sensor koil.

Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009


A-146

Rf Vc
100k 5V

+
L NPN C1813
30H
LM741

Gambar 2. Rangkaian pengkondisi sinyal sensor dan interface komputer

Pada gambar 2 diatas, transistor berperan sebagai saklar yang menghubungkan pin 2 dan pin 3
port printer ke ground. Ini berarti saklar juga berperan sebagai interface antara sensor koil dan
komputer. Kumparan kawat (koil) memiliki ukuran 30 H. Sisa pin data lainnya yaitu pin 4 hingga
pin 9 semuanya digroundkan.

Tegangan Induksi Kumparan Kawat


Tegangan induksi kumparan diukur pada keluaran penguat op-amp 741 seperti gambar 2, jadi
bukan langsung pada ujung-ujung kawat kumparan. Ketika bola magnet melewati kumparan,
maka tegangan induksi kumparan dikuatkan oleh penguat 741. Tabel 1 berikut ini adalah data
hasil pengukurannya.

Tabel 1. Tegangan induksi kumparan pada penguat operasional LM 741

Pengukuran ke- Vo (volt) koil atas Vo (volt) koil bawah


1 0.552 0.412
2 0.486 0.455
3 0.462 0.562
4 0.334 0.571
5 0.366 0.319
6 0.408 0.528
7 0.523 0.355
8 0.377 0.607
9 0.380 0.393
10 0.456 0.554

Berdasarkan hasil pengukuran tabel 1 di atas, tegangan listrik sekitar 0,300 volt ternyata sudah
mampu mengaktifkan transistor (melalui basisnya) sebagai saklar yang menghubungkan antara
pin data (pin2 dan pin3) dengan ground.

Pengujian Alat Viskosimeter


Pengujian alat dilakukan pada 5 (lima) sampel, minyak goreng dan oli pelumas dan
diukur masing-masing sebanyak 5 kali pengukuran.

a. Pengukuran Waktu Bola Jatuh


Bola dijatuhkan kedalam masing-masing sampel kemudian diukur waktu tempuhnya pada
jarak 12 cm (=tinggi sampel pada tabung) sebanyak 5 kali dengan hasil pengukuran lengkap
seperti di Tabel 2.

Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009


A-147

Tabel 2. Perbandingan pengukuran waktu tempuh bola jatuh pada jarak 12 cm.

Sampel Pengukuran waktu tempuh (s)


Massa Jenis (ρ) Manual Viskosimeter
(kg/m3)
Minyak goreng tipe 1 886,250 2.660 ± 0.786 2.638 ± 0.009
Minyak goreng tipe 2 877,250 2.416 ± 0.308 2.582 ± 0.002
Oli tipe 1 (SAE 40) 876,250 5.738 ± 0.159 5.914 ± 0.038
Oli tipe 2 (SAE 15W-14) 1013,750 4.148 ± 0.173 4.138 ± 0.088
Oli tipe 3 951,250 4.570 ± 0.828 4.686 ± 0.010

Hasil pengukuran waktu seperti Tabel 2 menunjukkan bahwa alat viskosimeter mampu mengukur
waktu lebih konsisten dan ralat lebih kecil dibanding dengan pengukuran secara manual
(menggunakan stopwatch). Hasil ini sangat berpengaruh terhadap keakuratan pengukuran
viskositas sampel karena merupakan fungsi kecepatan bola jatuh.

b. Pengukuran Nilai Viskositas Sampel


Tabel 3 berikut ini adalah perbandingan hasil pengukuran viskositas sampel (dilakukan
sebanyak 5 kali) yang dihitung sesuai dengan persamaan 2.
Tabel 3. Perbandingan pengukuran viskositas sampel uji

Sampel Pengukuran viskositas (N s/m2)


Manual Viskosimeter
Minyak goreng tipe 1 18.7265 ± 0.7161 18.5715 ± 0.3248
Minyak goreng tipe 2 17.0455 ± 0.9306 18.2000 ± 0.3176
Oli tipe 1 (SAE 40) 40.5586 ± 1.1775 40.8960 ± 0.3497
Oli tipe 2 (SAE 15W-40) 28.7130 ± 1.0223 28.6051 ± 0.6915
Oli tipe 3 31.9636 ± 1.1161 32.6857 ± 0.3242

Berdasarkan data pengukuran tabel 3 dapat dikatakan bahwa alat viskosimeter hasil rancangan
mampu mengukur viskositas sampel dengan ralat lebih kecil dibandingkan pengukuran secara
manual. Hal ini dipengaruhi oleh keakuratan hasil pengukuran waktu tempuh, bola jatuh
sebelumnya.

SIMPULAN
Sesuai hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Port paralel komputer melalui register data dapat difungsikan untuk akuisisi data
pengukuran interval waktu.
2. Sensor kumparan kawat (koil) yang dirangkai dengan pengkondisi sinyal bersama sistem
saklar transistor dapat digunakan sebagai sistem pendeteksi interval waktu yang akurat
dan teliti.
3. Viskosimeter metode bola jatuh menggunakan koil sebagai detektor pencatat waktu
mampu mengukur viskositas sampel minyak goreng dan oli pelumas lebih akurat, ajeg dan
ralat lebih kecil dibanding dengan pengukuran secara manual.

DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C., 1998, Physics, terjemahan Yuhilza Hanum, Erlangga, Jakarta.
Jones, D. E. and Chin, F., 1995, Electronic instruments and measurements, Prentice-Hall,Inc,
Singapore.
Nolan, Peter J., 1993, Fundamentals of College Physics, Wm.C. Brown, Publisher, Dubuque-
Iowa.
Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009
A-148

Parr, Andrew, 1998, Industrial control handbook, Newnes, New York.


Putra, Agfianto Eko, 2003, Teknik antar muka komputer, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Rachman, A. Sjamsjiar, 2001, Aplikasi PPI 8255 sebagai pengukur konsentrasi larutan metode
titrasi, Jurnal Elektro Indonesia, No. 36, tahun VII.
Sumadi, 2005, Perancangan prototipe alat pengukur kecepatan dan arah angin menggunakan
komputer peribadi dengan antarmuka PPI 8255, Laporan Penelitian Dosen Muda, Lembaga
Penelitian, Unila, Bandar Lampung.
Surtono,Arif, 2006, Perancangan Viskometer Metode Bola Jatuh Menggunakan Komputer dan
Sensor Phototransistor ,Jurnal Sains dan Teknologi.
Walters, K. and Jones, W. N., 1996, Measurement of viscosity, dalam Instrumentation Reference
Book, editor Noltingk, B. E., Butterwoth-Heineman, Oxford.
Zemansky, Mark W. And Sears, F. Weston, 1991, University physics, terjemahan Soerdajana dan
Amir Achmad, Binacipta, Jakarta.

Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009


A-149

LAMPIRAN

Dua buah sensor koil (atas dan bawah) pada tabung kaca

Seperangkat alat viskositasmeter lengkap dengan komputer

Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009

You might also like