You are on page 1of 11

CHLOROPHYTA (ALGAE HIJAU)

gbr11h232

Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil yang terdiri dari satu
atau banyak sel dan berbentuk koloni. Di dilam alga terkandung bahan-bahan organik seperti
polisakarida, hormon, vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini pemanfaatan alga
sebagai komoditiperdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan
dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal komponen kimiawi yang
terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi
dan lain-lain.

Ganggang hijau / Chlorohyta adalah salah satu klas dari ganggang berdasarkan zat warna atau
pigmentasinya. Ganggang hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak
berupa benang, lembaran atau membentuk koloni spesies ganggang hijau yang bersel tunggal
ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap.

Algae hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi algae. Algae hijau berbeda dengan
devisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti tumbuhan tingkat tnggi karena
mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karoten dan xantofit.

Algae berperan sebagai produsen dalam ekosistem. berbagai jenis algae yang hidup bebas di air
terutama tubuhnya yang bersel satu dan dapat berperan aktif merupakan penyusun fitoplankton.
sebagaian besar fitoplankton adalah anggota algae hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya efektif
melakukan fotosintesis sehingga algae hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem
perairan.

Habitat

Ganggang hijau merupakan golongan terbessar diantara ganggang dan sebagian besar hidup di
air tawar, beberapa diantaranya hidup di air laut dan air payau. Pada umumnya melekat pada
batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut. Jenis yang hidup diair tawar, bersifat
kosmopolit, terutama hidup di tempat yang cahayanya cukup seperti kolam, danau, genangan air,
Alga hijau ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab
dan kulit batang pohon yang lembab. Beberapa anggotanya hidup di air mengapung atau
melayang, sebagian hidup sebagai plankton. Beberapa jenis ada yang hidup melekat pada
tumbuhan atau hewan.

Beberapa contoh alga hijau yang sering ditemukan dikolam anatara lain :

a. Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak

Contoh :

1. Chlorella

Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuh mikroskopis, bentuk
bulat, berkembang biak dengan pembelahan sel.

Peranannya bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme di
laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan dimasukkan dalam kapsul dan
dijual sebagai suplemen makanan dikenal dengan “Sun Chlorella”.

Pengembangannya saat ini di kolam-kolam (contohnya di pasuruan)

2. Chlorococcum
Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur, setiap sel memiliki satu kloroplas
bentuk mangkuk. Reproduksi dengan membentuk zoospora (secara aseksual)

b. Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak

Contoh : Chlamidomonas

Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, terdapat 1 vacuola, satu nukleus dan
kloropas. Pada kloropas yang bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata) dan
pirenoid sebagai tempat pembentukan zat tepung. reproduksi aseksual dengan membentuk
zoospora dan reproduksi seksual dengan konjugasi.

c. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak

Contoh : Hydrodictyon

Hydrodictyon banyak ditemukan didalam air tawar dan koloninya berbentuk seperti jala. Ukuran
cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Reproduksi vegetatif dengan
zoospora dan fragmentasi.

Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan membentuk koloni baru.
sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.

d. Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak

Contoh : Volvox

Volvox ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola jumlah antara 500 -5000 buah. Tiap sel
memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual
dengan konjugasi sel-sel gamet.

e. Chlorophyta berbentuk benang

Contoh :

1. Spyrogyra

Gangguan ini didapatkan disekitar kita yaitu diperairan. bentuk tubuh seperti benang, dalam tiap
sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,
sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi. adapun langkah-langkah konjugasi antara lain

Dua benang saling berdekatan, sel yang berdekatan saling membenuk tonjolan. Ujung kedua
tonjolan yang bersentuhan saling melebur membentuk saluran konjugasi. Lewat saluran itu
terjadilah aliran protoplasma dari satu sel ke sel yang lain. kedua plasma melebur, disebut
peristiwa plasmogami dan segera diikuti oleh pelburan inti yang disebut kariogami. Hasil
peleburan membentuk zigospora diploid. zigospora mengalami meiosis dan ditempat yang sesuai
berkembang menjadi benang spirogyra baru yang haploid.

2. Oedogonium

Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air atawar dan melekat di dasar perairan.
reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah zoospora yang flagela
banyak.

Reproduksi generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan
menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat kelamin
betina yang disebut oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma
tozoid membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk individu.

f. Chlorophyta berbentuk lembaran

Contoh :

1. Ulva

Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, bentuk seperti lembaran
daun. berkembang bial secara vegetatif dengan menghasilkan spora dan spora tumbuh menjadi
Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian secara generatif
menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. pertemuan gamet jantan dan gamet betina akan
menghasilkan zigot (Z2n). Zigot berkembang menjadi Ulva yang diploid disebut sporofit.
Selanjutnya sporofit membentuk spora yang haploid setelah mengalami meiosis. Selanjutnya
mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid.

2. Chara

Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Bentuk talus seperti tumbuhan
tinggi, menyerupai batang, yang beruas-ruas dan bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada
ruasnya terdapat nukula dan globula. Di dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan
ovum. Di dalam globula terdapat anterodium yang memproduksi spermatozoid. Spermatozoid
akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang berdinding sel. Pada reproduksi secara
vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi.

Pigmen

Pigmen yang dimiliki kloroplas golongan chlorophyta yaitu klorofil a dan klorofil b, beta karoten
serta berbagai macam xantofit (lutein, violaxantin, zeaxanthin). Karoten muncul sebagai karakter
warna kuning kemerah-merahan. Sedangkan xantotif muncul sebagai warna kuning dengan
nuansa warna yang unik. Menurut levavascur (1989) bahwa pigmen-pigmen fotosintesis dan
pada alga hijau berklorofil a dan b mengandung shiphoxanthim atau lutein.

Cadangan Makanan

Cadangan makanan pada ganggang hijau berupa amilum, tersusun sebagai rantai glukosa tidak
bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang yaitu amilopektin seringkali amilum terbentuk
dalam granula bersama dengan bahan protein dalam plastida disebut pirenoid.

Susunan Tubuh

Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran maupun dalam bentuk
dan susunanya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk
benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai
kormus tumbuhan tingkat tinggi. Dari banyaknya variasi tersebut alga hijau dikelompokan
sebagai berikut:

1.

Sel tunggal (uniseluler) dan motil, contoh: Chlamidomonas


2.

Sel Tunggal dan non motil, contoh: Chlorella


3.
Koloni senobium yaitu koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga mempunyai
bentuk yang relatif tetap, contoh: Volvox, Pandorina.
4.

Koloni tidak bertauran, contoh: Tetraspora


5.

Berbentuk - filamen tidak bercabang, contoh: Ulothrix, Oedogonium

Filamen bercabang, contoh: Chladhopora, Pithopora

1.

Hetemtrikus, yaitu filamen bercabang yang bentuknya terbagi menjadi bagian yang rebah
(prostrate) dan bagian yang tegak, contoh: Stigeoclonium
2.

Foliaceus atau parenkimatis, yaitu filamen yang pembelahan sel vegetatisnya terjadi lebih
dari satu bidang, contoh: Ulva
3.

Tubular, yaitu talus yang memilik banyak inti tanpa sekat melintang, contoh: Caulerpa

Struktur Sel

Dinding sel tersusun atas dua lapisan, lapisan bagian dalam tersusun oleh selulose yang dapat
memberikan sifat keras pada dinding sel dan lapisan luar adalah pektin. Tetapi beberapa alga
bangsa volvocales dindingnya tidak mengandung selulose, melainkan tersusun oleh glikoprotein.
Dinding sel caulerpales mengandung xylan atau mannan.

Inti pada clorophyta ada yang berinti prokariota dan ada yang sebagian besar berinti eukariota.
Intinya diselubungi membran inti terdapat nukleus dan kromatin. Inti umumnya tunggal tetapi ada
yang memiliki inti lebih dari satu.

Alat Gerak / Flagel

Ada dua tipe pergerakan pada chlorophyta, yaitu:

1. Pergerakan dengan flagela

Flagela pada kelas chlorohyceae selalu bertipe whiplash (akronematik) dan sama panjang
(isokon), kecuali pada bangsa oedogoniales, memiliki tipe stefanokon. Flagela dihubungkan
dengan struktur yang sangat halus yang disebut aparatus neuromotor. Tiap flagela terdiri dari
axonema yang tersusun oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat 2 singlet
mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9 + 2. Flagela tersebut dikelilingi oleh
selubung plasma.

2. Pergerakan dengan sekresi lendir

Pada chlorophyta terjadi pergerakan yang disebabkan adanya stimulus cahaya yang di duga oleh
adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama pergerakan
ke depan bagian kutub berayun dari satu sisi ke sisi yang lain sehingga lendir bagaian belakang
seperti berkelok-kelok.
Perkembangbiakan

Perkembangbiakan pada chlorophyta terjadi dengan 3 cara yaitu:

1. Secara vegetatif

Perkembanganbiakan vegetatif pada chlorophyta dengan fragmentasi tubuhnya dan pebelahan


sel.

2. Secara seksual

- Melalui konjugasi yaitu perkembangbiakan secara kawin contohnya spirogyra.

- Isogami yaitu peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama.

- Anisogami yaitu peleburan dua gamet yang ukurannya tidak sama.

- Oogami yaitu peleburan dua gamet yang satu kecil dan bergerak (sebagai sperma) yang lain
besar tidak bergerak (sebagai sel telur)

Beberapa contoh dari reproduksi sexual:

- Isogami : Chlorococcum, Chlamydomonos, Hydrodictyon

- Anisogami : Chlamydomonas, Ulva

- Oogami : Chlamydomonas, Valva, Spirogya, Aedogonium

3. Secara aseksual

Perkembanganbiakan secara aseksual dapat terjadi dengan pembentukan:

Asexual

- Zoospora yaitu sel berflagel 2 contohnya Chlamydomonos

- Aplanospora yaitu spora yang tidak bergerak contohnya Chlorococcum

- Autospora yaitu aplanospora yang mirip dengan sel induk contohnya Chlorella

Klas chlorophyta dibagi menjadi beberapa klas, salah satu diantaranya adalah klas
chlorophyceae.

Habitat : Kebanyakan hidup di air tawar dan ada juga yang hidup di air laut, tempat-tempat
yang lembab dan juga daerah-daerah yang bersuhu ekstrim / daerah bersalju.

Beberapa diantaranya hidup bebas sebagai fitoplankton, epifit, endofit, epizoik dan dengan
bersimbiosis dengan jamur.

Pigmen : Macam-macam pigmen yang terdapat pada klas chlorophyceae adalah klorofil a
dan klorofil b, karoten, xantofil yang terdiri dari lutein, neoxantin dan zeaxiantin.
*

Susunan sel

Dinding selnya terdiri dari 2 lapis, lapis sebelah dalam tersusun dari selulosa dan CaCo3 dan
lapis sebelah luar tersusun oleh pektin. inti sel bertipe eukoriotik, berbentuk tunggal dan banyak.

Cadangan makanan

Cadangan makanan pada klas chlorophyceae yaitu berupa karbohidrat, amilum, temak dan
minyak

Alat gerak pada klas ini berupa flogel


*

Perkembangbiakan

Perkembangbiakan pada klas chlorophyceae dapat terjadi melalui 3 cara, yaitu:

*
o
+

Secara vegetatif yaitu dengan cara pembelahan dan dengan cara fragmentasi.
Pembelahan hanya untuk individu dengan tubuh berbentuk sel-sel tunggal
+

Sporik dengan membentuk

*
o

Aplanospora yaitu spora yang tidak dapat bergerak


o

Planospora yaitu spora yang dapat bergerak


o

Autospora yaitu berasal dari aplanospora


o

Autokolomi yang juga berasal dari aplanospora


o

Akinet yang membentuk hipnospora, yaitu aplanospora yang dindingnya tebal

*
o
+

Secara seksual
Berdasarkan dapat / tidaknya gamet bergerak, dibedakan menjadi

*
o

Zoogamet / Zoogami yaitu gamet yang dapat bergerak


o

Aplanogamet / aplanogami yaitu gamet yang tidak dapat bergerak

Bagsa Chlorococcales

Sel-sel vegetatif tidak mempunyai bulu cambuk jadi tidak bergerak. Mempunyai satu inti dan satu
kloroplas. Mereka merupakan satu koloni yang bentuknya bermacam-macam, dan tidak lagi
melakukan pembelahan sel yang vegetatif.

Perkembanganbiakan dengan zoospora yang mempunyai dua bulu cambuk, atau dengan spora
yang tiddak mempunyai bulu cambuk yang dinamakan aplanospora. Perkembanganbiakan
dengan isogami antara lain pada marga Pediastrum.

Chlorococcales hidup sebagai plankton dalam air tawar, kadang-kadang juga pada kulit pohon-
pohon dan tembok-tembok yang basah. Ada yang hidup bersimbiosis dengan fungsi sebagai
lichenes bahkan ada yang hidup dalam plasma binatang rendah, misalnya Chlorella Vulgaris dam
infusoria dan Hydra.

Oleh seorang ahli Biologi bangsa Jepang, Chlorella telah dicoba untuk diolah menjadi berbagai
macam makanan. Dengan demikian terbuka prospek baru mengenai produksi bahan pangan,
bahkan menurut ahli tersebut hal itu dapat menimbulkan revolusi dalam masalah penyediaan
pangan.

Dalam bangsa ini termasuk antara lain:

Suku Hydrodictyceae, contoh pediastrum bonganum

Suku Chlorococcaceae, contoh Chlorococcum humicale

Bangsa Ulotrichales

Sel-selnya selalu mempunyai satu inti dan satu kloroplas yang masih sederhana membentuk
koloni berupa benang yang bercabang atau tidak. Benang-benang itu selalu bertambah panjang
karena sel-selnya membelah melintang. Yang lebih tinggi tingkatannya mempunyai talus yang
lebar dan melekat pada suatu substrat / alas. Dan talus ini sudah mempunyai susunan seperti
jaringan parenkim. Ada pula yang talusnya berbentuk pipa atau pita.

Dalam bangsa ini termasuk antara lain:

*
o
+

Suku Ulotrichaceae, contoh : Ulothrix zonata

Sel selnya membentuk koloni yang berupa benang dan tumbuh interkalar. Sel-selnya pendek,
kloroplas bentuk pipa. Pangkal melekat pada substrat.

*
o
+

Suku Ulvaceae, termasuk didalamnya

Ulva lactuca, talus menyerupai daun sladah, terdiri atas 2 lapis sel yang membentuk struktur
seperti parenkim. Zoospora dengan 4 bulu cambuk, gamet sama besar, masing-masing dengan
dua bulu cambuk.
*

Enteromorpha intestinalis, koloni berbentuk pipa atau pita, padanya tidak terdapat isogami
melainkan anisogami

Bangsa Cladophora

Sel-selnya berinti banyak, kloroplas berbentuk jala dengan pirenoid-pirenoid membentuk koloni
berupa benang-benang yang bercabang, menjadi suatu berkas, hidup dalam air tawar yang
mengalir atau dalam air laut, dan biasanya berkas benang-benang itu melekat pada suatu
substrat. Berkembangbiak secara vegetatif dengan zoospora dan generatif dengan isogami.

Dalam bangsa Cladophorales termasuk suku Cladophoraceae contohnya cladophora glomerata


dan cladophora dichotoma.

Bangsa Chaetophorales

Sel-selnya mempunyai satu inti dan kebanyakan juga satu kloroplas. Organisme ini talusnya
heterotrik, artinya mempunyai pangkal dan ujung yang berbeda, terdiri atas benang-benang yang
merayap, bercabang dan bersifat pseudoparenkimatik. Tumbuh mendatar pada substratnya, dan
bagian atasnya yang bercabang-cabang dan berguna sebagai alat reproduksi.

Yang tergolong dalam bangsa ini antara lain:

*
o
+

Suku Chaetophoraceae, contohnya stigeoclonium lubricum, stigeoclonium tenue,


hidup dalam air tawar, zoospora 4 dengan 4 bulu cambuk dan isogamet dengan 2 bulu cambuk.
+

Suku coleochaetaceae, contohnya coleochaeta scutata. Zoospora dengan2 bulu


cambuk. Pangkalnya berbentuk cakram, perkembangbiakan generatif dengan oogami.
Coleochaeta kebanyakan hidup sebagai epifit pada ganggang lain atau tumbuhan air yang tinggi
tingkat perkembangannya.
+

Suku Trentepohliaceae, contohnya Trentepohlia aurea. Zoospora dengan isogamet


mempunyai 2 bulu cambuk, telah menyesuaikan diri dengan hidup didaratan, pada cadas,
batang-batang pohon atau diatas daun sebagai epifit. Zoosporangia berwarna merah karena
hematokrom. Spora tersebar oleh angin.

Bangsa Oedogoniales

Hidup dalam air tawar, sel-selnya mempunyai satu inti dan kloroplas berbentuk jala. Koloni
berbentuk benang. Perkembangbiakan vegetatif dengan pembentukan zoospora, ujungnya yang
bebas dan klorofil mempunyai banyak bulu cambuk yang tersusun dalam suatu karangan. Dari
satu sel vegetatif hanya keluar satu zoospora saja. Perkembangbiakan generatif dengan oogami

Bangsa Oedogoniales hanya dapat meliputi satu suku saja yaitu oedogoniaceae contohnya
oedogonium concatenatum dan oedogonium ciliatum.

Bangsa siphonales

Bentuknya bernmacam-macam, kebanyakan hidup dalam air laut, talusnya tidak mempunyai
didnding pemisah yang melintang. Sehingga dinding selnya menyelubungi massa plasma yang
mengandung banyak inti dan kloroplas. Hanya alat-alat berkembangbiak saja yang terpisah oleh
suatu dinding (sekat).

Dari siphonales dapat disebut beberapa jenis , antara lain:

Protosiphon botryoides (suku protosiphonaceae)

Ganggang ini masih sangat sederhana, hidup diatas tanah yang basah talus hanya teridiri atas
suatu sel. Bagian yang diatas tanah bentuknya seperti gelembung, berwarna hijau dan
mengandung banyak inti. Melekat pada tanah dengan rizoid yang panjang, tidak bercabang dan
tidak berwarna.

Halicystis ovalis (suku Uhalicystidaceae)

Ganggang ini menyerupai profosiphora, tetapi hidup dalam laut

Caulerpa prolifera (suku caulerpaceae)

Ganggang hijau yang hidup di laut tengah. Talus bagian atas menyerupai daun dan besarnya
sampai beberapa desimeter, berguna untuk asimilasi dan dinamakan asimilator. Bagian bawah
terdiri atas suatu sumbu yang menyerap, tidak berwarna dan tidak mengandung leukoamitoplas
dan rizoid pada perkembangbiakanseksual yaitu anisogami, seluruh tumbuh-tumbuhan baik
jantan maupun betina masing-masing mengeluarkan gamet yang berwarna hijau dalam jumlah
yang amat besar dan setelah mengeluarkan gamet itu lalu mati.

Vaucheria sessilis (suku vaucheriaceae)

Talus berbentuk benang dan bercabang-cabang tidak beraturan, melekat pada substrat dengan
rizoid-rizoid yang merupakan suatu berkas. Karena talus tidak mempunyai dinding pemisah
melintang, maka talus kelihatan seperti pipa bercabang-cabang. Perkembangbiakan aseksual
dengan zoospora. Sedangkan perkembangbiakan generatif (seksual) dengan oogami.

Tempat vaucheria dalam sistematik masih belum terang. Alat-alat perkembangbiakan seksual
dan aseksual ditemukan pada suatu individu. Pembelahan reduksi terjadi pada perkecambahan
zigot. Mengingat letak bulu cambuk serta susunan bulu cambuk pada soermatozoidnya, demikian
pula zat-zat warna dalam plastidanya (tanpa klorfil b, tetapi banyak xantofil) dan zat-zat
cadangan yang terdiri atas minyak dan tepung maka vauheria oleh para ahli dimasukkan ke
dalam heterocontae. Tetapi jika dilihat dari bulu cambuk pada zoosporanya yang sama panjang
dan tanpa rambut-rambut mengkilat maka vaucheria hanya digolongkan pada chlorophyceae

Acentabularia wettsternii (suku dasylandaceae)

Talusnya menyerupai jamur payung pada pangkal tangkainya terdapat suatu inti yang besar.
Ganggang ini ditemukan di laut tengah dan talusnya diperkuat dengan kapur. Perkembangbiakan
seksual dengan anisogami.

Dampak posotif dan negatif chlorophyta dalam kehidupan

a. Dampak positif

1. Sbagai sumber protein sel tunggal contoh chlorela

2. Sebagai bahan makan contoh volvox sebagai sayuran

3. Sebagai plankton, merupakan salah satu komponen yang penting dalam rantai makanan di
perairan tawar

4. Menghasilkan O2 (oksigen) dan hasil fotositensis yang diperlukan oleh hewan lain untuk
bernafas

b. Dampak negatif

1. Dapat mengganggu jika perairan terlalu subur

2. Membuat air berubah warna dan menjadi bau

3. Menjadi masalah dalam proses penjernihan air

4. Menyebabkan penyumbatan pada saringan pengolahan air.

Akibat pertumbuhan algae hijau terhadap kualitas air

Air yang dipergunakan sebagai air minum harus memenuhi beberapa syarat antara lain, syarat
fisika (tidak berbau, jernih, tidak berasa dan tidak berwarna). Syarat kimia (tidak mengadung zat-
zat beracun tidak lebih dari standart yang telah ditetapkan) dan syarat biologis (bakteri coli yang
terkandung dalam air tidak boleh lebih dari standart yang ditetapkan).

Kehadiran alga hijau dalam air dapat meyebabkan :

Perubahan warna air


*

Air menjadi licin karena dapat menghasilkan lendir


*

Dapat menimbulkan bau dan rasa pada air


*

Dapat menyebabkan kerapuhan pada beton


Jenis ganggang hijau yang hidup di air tawar tidak mengahasilkan racun

Dari sifat-sifat yang tampak pada chlorophyceae, dapat diambil kesimpulan bahwa
chlorophyceae berasal dari flagellate yang setingkat mengalami kemajuan-kemajuan
perkembangan. Padanya ditemukan gambaran perkembangan dari organisme yang sederhana
ke yang makin menuju ke adanya pembagian pekerjaan. talus heterotrik (yang terdiri atas
pangkal yang melekat pada substrat dan bagian yang bebas) dan kloroplas sederhana.

Pada kebanyakan chlorophyceae pembelahan reduksi terjadi pada pekecambahan zigot, jadi
chlorophyceae adalah organisme haploid. alat-alat perkembangbiakan seksual dan aseksual
terdapat pada satu individu, tetapi tidak tiap individu menghasilkan kedua macam alat
perkembangbiakan itu. Biasanya terdapat suatu deretan tumbuh-tumbuhan yang selalu
berkembangbiak secara vegetatif dan baru kemudian muncul individu yang dapat membiak
secara generatif. jadi meskipun keduanya haploid, ada yang bersifat vegetatif dan ada juga yang
bersifat generatif. Dengan pemindahan tempat pembelahan reduksi dari zigot ke sporangium
pada fase aseksual, terjadilah pergiliran keturunan antara sporofit yang diploid dengan gametofit
yang haploid. Pada pembelahan reduksi terjadilah penentuan jenis kelamin. Ketentuan-ketentuan
itu dapat sama (isomorf) atau heteromorf.

Ada bermacam-macam jenis dari algae hijau diantaranya:

Algae benang

Merupakan algae hijau dari genus spyrogyra. Membentuk rumpun berupa benang tipis, panjang
dan berwarna hijau muda. Algae benang mempunyai persyaratan hidup mendekati persyaratan
tumbuhan tingkat tinggi kondisi air yang baik dapat memicu pertumbuhannya, apalagi disertai
dengan kondisi pencahayaan yang baik. Algae benang mempunyai kemampuan tumbuh relatif
cepat. Meskipun kadang menjengkelkan, algea ini tidak bersifat merusak, tetapi tentu saja dapat
menjadi pesaing utama akan unsur hara.

Algae bintik hijau

Merupakan algae berbentuk kecil, bulat, dengan ukuran kurang lebih 3 mm, berwarna hijau.
Algae ini melekatkan diri dengan kuat pada substrat. biasanya melekat pada kaca atau pada
daun.

Algae bintik hijau sering muncul pada aguarium baru, pada saat kondisi air belum stabil, atau
pada saat kualitas air akuarium menurun. Meskipun tidak

menyebabkan kerusakan akan tetapi kehadirannya cukup dapat mengganggu pemandangan.

You might also like