Professional Documents
Culture Documents
KEGIATAN DISKUSI
B. SKENARIO
“Enaknya makan apa ya?”
Bapak Firmansyah (47 tahun) datang beserta istrinya (47 tahun) ke GIZI NUSANTARA,
pusat konsultasi dan catering gizi. Keduanya ingin memesan diet sesuai paket promo 10
hari yangs edang ditawarkan. Hasil assessment yang dilakukan oleh ahli gizi, didapatkan
data sebagai berikut
Bapak Firmansyah 3 hari yang lalu, baru keluar dari rumag sakit setelah dirawat dengan
diagnose CKD. Data terakhir dari rumah sakit menunukkan bahwa terdapat
hiperuricemia, hiperkolesterol dan hipertensi, berat badan 47kg, tinggi badan 162cm.
saat ini Bapak Firmansyah masih sering mual dan muntah. Alergi terhadap udang dan
petis serta tidak suka ayam potong, lele, dan sayuran bersantan. Bapak Firmansyah
saat ini masih aktif sebagai kepala sebuah instansi pemerintah kota Malang. Beliau
menghendaki makanan dikirim 3 kali sehari dan makan siang dikirimkan ke kantor
Nyonya Firmansyah ingin menurunkan berat badannya, saat ini berat badannya adalah
78kg dengan tinggi badan 150cm. Beliau tidak memiliki alergi ataupun pantangan
makan. Akan tetapi dia punya kebiasaan minum kopi setiap hari. Jika tidak minum kopi
pasien merasa pusing. Pasien merupakan ibu rumah tanggadengan putra putri yang
sudah remaja.
Dari kedua pasien tersebut, ahli gizi diharapkan dapat menyusun menu sesuai dengan
keadaan pasien, siklus menu catering dan kondisi ketersediaannbahan makanan di kota
Malang saat ini.
D. CUES
F. HASIL BRAINSTORMING
DK I
1. Bagaimana menyusun menu dan siklus menu?
Inek :
a. Menentukan kalori, protein, lemak, dan karbohidrat
b. Konversi ke gram
c. Bahan makanan yang akan dipakai
Melia : Menentukan porsi dalam gram dan URT
2. Hal apa saja yang diperhatikan dalam menyusun menu?
Hiya, Melia, Nike, dan Endah :
Menu : pembagian waktunya, bahan makanannya, standar porsinya, cara
pengolahannya, bahan makanan pengganti, alergi, kebiasaan, pantangan,bentuk
makanan sesuai kondisi pasien
Hiya :
Siklus menu: berapa lama siklus itu, bahan makanan pengganti, ketersediaan bahan
makanan
3. Bagaimana patofisiologis CKD dan etiologi obesitas?
Menjadi LO
DK II dan DK III
Ineke : Obesitas adalah penumpukan lemak tubuh, disebabkan karena energi yang
masuk tidak seimbang dengan output.
Faktor penyebab : faktor genetik, faktor aktivitas, faktor asupan, faktor sosial
ekonomi
Annissa : Komplikasi obesitas : PJK, hipertensi, stroke, DM.
5. Hubungan hipertensi, hiperuricemia, dan hiperkolesterol dengan CKD
Ayu,ineke,hiya,anik:
1. Hipertensi merupakan komplikasi GGK (gagal ginjal kronik), akibat retensi cairan
dan natrium, malfungsi system rennin angiotensin dan aldosteron.
etiologi CKD adalah GFR rendah, kreatinin tinggi , terjadi hipertropi sel renal,
gangguan konsentrasi pada urine, penurunan fungsin ginjal lanjut, gangguan
fungsi ekskretori, salah satunya sodium reabsorbsi menyebabkan retensi air,
edema, hipertensi
Hipertensi bukan hanya faktor resiko, tapi juga merupakan faktor penyebab
2. Hiperuricemia merupakan manifestasi klinis GGK. GGK menyebabkan
hiperuricemia
saat terjadi hiperuricemia, terjadi penurunan GFR, penurunan ekskresi tubulus,
peningkatan reabsorbsi tubulus. CKD stage 4, tetap terjadi hiperuricemia
meskipun konsumsi purin rendah karena hal-hal tersebut.
10. Apa saja makanan yang dibatasi, diperbolehkan, dan dilarang untuk pasien
CKD & obese?
Ineke: CKD
Diperbolehkan : Sumber Makanan Pokok : Nasi ,,
Sumber Prot Hew :
Sumber Prot Nab : Susu kedelai
Sumber Lemak
11. Apa status gizi, kebutuhan karbohidrat, lemak, dan protein serta porsi untuk
kedua pasien?
IMT Bapak ; 17,9 Underweight
Perhitungan BMR, TEE =2098
Protein 0,6x BBI =33,4 gr
Lemak KH menyesuaikan
Ibu IMT : 34,7 : Obese Tk 2 (Cut off Asia)
TEE bdasar BBA =1869 kkal
Pengurangan kalori skitar 400 kalori tiap hari
Protein dan Lemak menyesuaikan
Nike : Protein : 20%,Lemak 20% KH : 60%
12. Apa contoh menu dan siklus menu untuk pasien ckd dan obese?
Menu CKD : bisa dilihat di penuntun diet
Menu Obese : bisa dilihat di penuntun diet
Siklus Menu : menggunakan yang dari Dinkes JOGJA
G. HIPOTESIS
a. Pengertian Menu
Menu berasal dari bahasa Perancis yang berarti: “suatu daftar yang tertulis
secara rinci”, merupakan daftar hidangan yang disiapkan untuk disajikan sebagai
makanan atau susunan makanan dan minuman yg dapat dihidangkan pada
waktu makan. Menu merupakan “citra institusi” bagi konsumen.
b. Fungsi Menu
1) Alat pemasaran, mengkomunikasikan rencana pelayanan untuk kepuasan
konsumen
2) Alat untuk mencapai tujuan finansial institusi
3) Alat informasi tentang harga makanan, hidangan yang tersedia, teknik
produksi dan cara pelayanan
4) Iklan produk makanan yang ditawarkan
5) Alat untuk menentukan macam peralatan, tata letak dan perencanaan
fasilitas produksi
6) Alatu penjualan produksi
7) Alat untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli
c. Desain Menu
Menu ditulis dalam satu lembar, kertas lipatan, buku, dan lain-lain. Dengan
pertimbangan hidangan yang populer, dapat mempengaruhi konsumen dan cita-
rasa khas/tinggi.
d. Perencanaan Menu
Merupakan salah satu fungsi manajemen dalam pengadaan makanan,
serangkaian kegiatan menyusun hidangan dalam variasi yang serasi untuk
memenuhi kebutuhan gizi seseorang atau kelompok orang.
1) Tujuan Perencanaan Menu
a) Sebagai pedoman dalam kegiatan pengolahan
b) Mengatur variasi dan kombinasi hidangan
c) Menyesuaikan biaya yang tersedia
4) Jenis Menu
a) Menu dasar/master adalah menu baku yang disusun sesuai dana dan
kecukupan gizi klien
b) Menu standar adalah menu yang telah ditetapkan institusi
c) Menu Pilihan adalah memuat beberapa jenis dan macam hidangan
pilihan untuk satu atau lebih item hidangan
d) Menu Siklus adalah satu set menu sehari yang disusun selama jangka
waktu tertentu (5, 7 , 10 hari) dan dilaksanakan untuk kurun waktu
tertentu (3, 6, 12 bulan)
6) Kerangka Menu
a) Menu Klassik:
i) Cold appetizer - umpan tekak dingin
ii) Soup – sup
iii) Hot appetizer - umpan tekak panas
iv) Fish – ikan
v) Main course - makanan utama
vi) Warm side dish - makanan pelengkap panas
vii) Cold side dish - makanan pelengkap dingin
viii) Sherbet - serbet (sari buah yang dibekukan)
ix) Roast and salad - daging panggang dan salad
x) Vegetable – sayuran
xi) Sweet dish - kue-kue (es krim)
xii) Savory - snack (asinan)
xiii) Dessert - makanan penutup (buah)
b) Menu Modern:
i) Cold appetizer - umpan tekak dingin
ii) Soup – sup
iii) Hot appetizer - umpan tekak panas
iv) Meat dishes with garnish vegetable & salad (daging dengan
pelengkap)
7) Struktur Menu
a) Menurut frekuensi, pemberian makanan dan makanan selingan misalnya:
3 x makan dan 2 x makanan selingan
b) Menurut kebutuhan, misalnya: menu makan pagi, siang, malam dan
makanan selingan
Cara menyusun menu antara makan pagi, makan siang, dan makan malam
hampir sama, hanya saja biasanya orang Indonesia lebih mengutamakan makan
siang. Sebelum pemerintah mengadakan pembaruan atau revolusi gizi pada tahun
1963, susunan menu tradisional sudah mendarah daging dan dipakai untuk
menyusun hidangan keluarga sejak lama. Susunan tersebut menurut Marwanti, 2000
biasanya terdiri atas kelompok-kelompok, yaitu:
a) Kelompok makanan pokok sebagai sumber karbohidrat
b) Kelompok lauk pauk
c) Kelompok sayur – mayur dan sayuran
d) Kelompok pencuci mulut.
Beberapa hal yang perlu diketahui untuk menyusun menu seimbang adalah sebagai
berikut:
a) Angka Kecukupan Gizi (AKG) Individu
Energi dan Protein Bagi Setiap Individu: kecukupan protein, lemak dan
karbohidrat, serta kecukupan vitamin dan mineral.
b) Angka Kecukupan Gizi Kelompok Khusus: umur, aktivitas, jenis kelamin, kondisi
khusus (hamil dan menyusui), dan kelompok lain.
c) Data Keseimbangan Pola Konsumsi Pangan
d) Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
e) Bahan Makanan Penukar dan Ukuran Rumah Tangga (URT)
Keterangan:
1. p = porsi
2. 1 Porsi Nasi 200 g , berasal dari 100 g beras./ 1,5 Gelas Blimbing
3. 1 Porsi Lauk Hewani 50 g/2 potong
Siklus menu
Penyusunan menu sebaiknya tidak dilakukan setiap kali akan mempersiapkan
makanan. Namun menu disusun dengan menggunakan master menu. Penyusunan
menu dilakukan dengan membuat siklus menu. Menu tersebut disusun untuk
beberapa jangka waktu atau periode tersentu.
Pembuatan siklus menu tidak hanya berlaku untuk penyelenggaraan menu institusi
seperti di rumah sakit saja. Namun untuk menyusun menu keluarga juga diperlukan
siklus menu. Siklus menu diperlukan untuk merencanakan susunan menu makanan
yang akan disajikan. Selain itu dengan adanya siklus menu kita dapat mengatur
penggunaan bahan makanan agar lebih bervariasi.
Untuk institusi yang besar, mereka menyusun siklus menu berdasarkan kepada
anggaran belanja yang telah ditetapkan. Pada dasarnya hal ini tidak jauh berbeda
dengan kondisi di dalam sebuah keluarga.
Siklus menu biasanya dibuat untuk waktu beberapa hari, minggu bahkan bulan. Ada
yang membuat siklus menu untuk 1 minggu, 10 hari bahkan untuk 1 bulan. Dengan
adanya siklus menu atau giliran menu atau perputaran menu, membuat kita dapat
dengan mudah mengontrol keuangan, dapat mengatur waktu dan tenaga yang
dibutuhka serta jumlah bahan makanan yang harus disediakan.
sebagainya, tergantung dari kebutuhan atau kondisi individu, kelompok atau keluarga
yang akan disusun menunya. Sebagi contoh: jika kita menggunakan siklus menu 10
hari, maka untuk hari ke-11, kita akan mengolah dan menyajikan menu yang sama
dengan hari ke–1, menu hari ke 2 akan sama dengan menu di hari ke 12 dan
seterusnya.
Begitu juga jika kita menyusun siklus menu untuk 5 hari, menu pada hari pertama
akan sama dengan menu pada hari ke enam. Untuk di rumah tangga siklus menu
biasanya tidak dibuat untuk 1 minggu. Sebaiknya menu keluarga disusun untuk
siklus 10 hari. Jika menu disusun untuk 1 minggu, maka anggota keluarga dapat
menebak menu yang akan muncul pada hari-hari yang sama. Hal ini dapat
menimbulkan kebosanan pada anggota keluarga.
Penilaian Menu
(http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2009/11/modul-3menu.pdf)
(http://etd.eprints.ums.ac.id/5722/1/J_300_060_027.PDF)
(http://www.linkpdf.com/ebook-viewer.php?
url=http://muslimpinang.files.wordpress.com/2010/01/microsoft-powerpoint-
pendidikan-kesehatan-tentang-gizi-compatibility-m.pdf)
Penyakit ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan,
berdasarkan kelainan patalogis atau petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria. Jika
tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai
laju filtrasi glomerulus kurang dari 60ml/menit/1,73m2.
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17097/4/Chapter%20II.pdf
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17097/4/Chapter%20II.pdf
d. Manifestasi Klinis
e. Kardiovaskuler
1) Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam atau akibat peningkatan
aktivitas sistem renin-angiotensi-aldosteron.
2) Nyeri dada dan sesak nafas, akibat perikarditis, efusi perikardial, penyakit
jantung koroner akibat aterosklerosis yang timbul dini, dan gagal jantung
akibat penimbunan cairan dan hipertensi.
f. Endokrin
Gangguan toleransi glukosa, gangguan metabolisme lemak, gangguan seksual,
libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki, gangguan metabolisme vitamin
D.
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17097/4/Chapter%20II.pdf
Obesitas
1. Definisi
Obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi
lemak pada jaringan adiposa. Obesitas tidak hanya berupa kondisi dengan jumlah
simpanan kelebihan lemak, namun juga distribusi lemak di seluruh tubuh.
Distribusi lemak dapat meningkatkan risiko yang berhubungan dengan berbagai
macam penyakit degeneratif (WHO 2000).
3. Dampak Obesitas
WHO (2000) menyatakan, obesitas meningkatkan risiko terjadinya penyakit
degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, sindrom metabolik, gangguan
toleransi glukosa, diabetes tipe 2, hipertensi, batu empedu, dislipidemia, susah
napas, sleep apnoea, hyperuricaemia, gout, ketidaknormalan produksi hormon,
polysistic ovary syndrome, ketidaksuburan, masalah psikososial, dan beberapa
tipe kanker.
Sumber : http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/11550/2/I09esu.pdf
Hipertensi secara langsung dapat menjadi penyebab dari CKD. Jika hipertensi
terjadi, maka tekanan pada dinding pembuluh darah meningkat dan apabila
kondisi ini berlangsung secara terus-menerus akan menyebabkan kerusakan
pembuluh darah yang mensuplai kebutuhan ginjal dan nefron ginjal yang
berfungsi menyaring darah dalam tubuh. Karena suplai kebutuhan ginjal
terganggu didukung dengan adanya kerusakan nefron, ginjal akan mengalami
Jenis Diet yang diberikan untuk Bapak Firmansyah: DIET GAGAL GINJAL KRONIK
Alasan Pemilihan Diet Rendah Energi:
- Apabila nilai GFR / tes kliren kreatinin (TKK) < 25 ml/menit diberikan Diet Rendah
Protein.
- Jumlah dan jenis protein yang diberikan pada pasien PGK pre dialisis dalam bentuk
diet Rendah Protein sangat penting untuk diperhatikan karena protein berguna untuk
mengganti jaringan yang rusak, membuat zat antibodi, enzim dan hormon, menjaga
keseimbangan asam basa, air, elektrolit, serta menyumbang sejumlah energi tubuh
tetapi jumlahnya dibatasi karena Pada dasarnya mencoba memperlambat penurunan
fungsi ginjal lebih lanjut dengan cara mengurang beban kerja nephron dan
menurunkan kadar ureum darah
Sumber: Triyani Kresnawan. Instalasi Gizi RSCM Jakarta. Diet Rendah Protein dan
Penggunaan Protein Nabati pada Penyakit Ginjal Kronik.
Jenis Diet yang diberikan untuk Ibu Firmansyah: DIET RENDAH ENERGI
Alasan Pemilihan Diet Rendah Energi:
- Kandungan energinya di bawah kebutuhan normal, cukup vitamin dan mineral serta
banyak mengandung serat yang bermanfaat dalam proses penurunan berat badan.
Diet ini membatasi makanan pada energy, seperti kue-kue yang benyak
mengandung karbohidrat sederhana dan lemak serta goreng-gorengan. Karbohidrat
sederhana cepat diserap dalam tubuh sehingga glukosa darah meningkat. Apabila
berlebih akan disimpan dalam bentuk TG.
http://obatpropolis.com/diet-rendah-protein-untuk-penderita-gagal-ginjal diakses
tanggal 10 november 2010
http://ezcobar.com/dokter-online/dokter15/index.php?
option=com_content&view=article&id=290:diet-rendah-protein&catid=39:gizi-a-
diet&Itemid=54 diakses tanggal 10 november 2010
Sukmarini, Lestari. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gagal Ginjal Kronik.
9. Apa saja makanan yang dibatasi , diperbolehkan, dan dilarang untuk pasien CKD
dan obese?
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan/dibatasi
Sumber vitamin Semua sayuran dan buah Sayuran dan buah yang
dan mineral tinggi kalium (untuk
penderita hiperkalemia)
Sumber protein Daging tidak berlemak, ayam tanpa Daging berlemak, daging
hewani kulit, ikan, telur, susu, keju rendah kambing, daging yang diolah
lemak dengan santal kental dan
digoreng, jeroan, susu full
cream, susu kental manis
Sayuran Sayuran tinggi serat, diolah dengan Sayuran yang sedikit serat
cara ditumis, direbus, santan encer / dan dimasak dengan santan
lalapan kental
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Bapak Firmansyah
BB = 47 kg
TB = 162 cm
BBI = 90% (TB - 100)
= 90% (162 – 100)
= 55,8 kg
IMT = 47/1,622 = 17,9 kg/m2 underweight
Penghitungan Energi dan kebutuhan nutrisi :
BMR = 66,5 + (13,75 x BBI) + (5,0 x TB) – (6,78 x U)
= 66,5 + (13,75 x 55,8) + (5,0 x 162) – (6,78 x 47)
= 1325,09 kkal
Keb. Energi = BMR x Faktor Aktivitas Fisik
= 1325,09 x 1,4
= 1855,126 kkal
Keb. Protein = 0,6 g/kgBB (BB Ideal)
= 0,6 g x 55,8
= 33,48 g setara 7% Keb.Energi
Keb. Lemak = 25% Keb.Energi : 9
= 25% x 1855,126 kkal : 9
= 51,5 g
Keb. Karbohidrat= 68% Keb. Energi : 4
= 68% x 1855,126 kkal : 4
= 315,4 g
Nyonya Firmansyah
BB = 45 kg
TB = 150 cm
BBI = 90% (TB – 100)
= 90% (150 – 100)
= 45 kg
IMT = 45/1,502 = 34,67 kg/m2 obese tingkat 2
Penghitungan Energi dan kebutuhan nutrisi :
BMR = 655,1 + (9,56 x BB Aktual) + (1,85 x TB) – (4,68 x U)
= 655,1 + (9,56 x 45) + (1,85 x 150) – (4,68 x 47)
BAB II
KEGIATAN SKILL LABORATORIUM
A. KOMPETENSI
Merancang menu dan siklus menusesuai dengan kebutuhan dan status kesehatan
klien
B. WAKTU DAN TEMPAT
Waktu pelaksanaan dimulai jam 09.00 – 12.00 (120 menit) di Graha Medika Lantai 1.
E. HASIL
sore Teh manis, Kroket Teh Manis, Lemper Teh Manis, Pisang Jus melon, bolu kukus Jus Jeruk, S
kentang Goreng rebu
malam Nasi, Udang goreng, Nasi, Ceplok telur, Nasi, Sayur asem- Nasi, Ikan Tongkol Nasi, tumis
tempe bacem, Sayur kering tempe, lodeh asem, pepes ikan, Bumbu Kuning, tempe perkedel tah
bening, Pisang nangka muda,Pepaya tahu goreng, goreng tepung, lodeh,kerupu
Semangka kerupuk, Semangka
Selingan Teh Manis, Nogosari Teh Manis, Ubi Goreng Puding labu siam, Teh Man
siang pisang goreng singk
Makan siang Nasi, Ayam goreng, Nasi, Lele kremes, Nasi, Tongseng Nasi, Udang
tahu goreng, Lodeh Fuyung hai,Oseng daging pergedel t
labu siam, Tempe Lombok sapi,rempeyek sayur, s
Kerupuk,jeruk ijo,Lalapan Timun+ kerupuk
kacang tanah, oseng
Tomat, Es dawet.
buncis lombok ijo,
semangka
Selingan Jus Apokat Teh Manis, Klepon Stup jambu Teh Manis
sore
Makan Nasi, Rawon daging, Nasi, Tengiri asam Nasi, Otak-otak Nasi, Ayam
malam telur asin, tahu manis, tahu goreng bandeng, semur telur tempe ba
goreng,cambah, kentucky,ca jamur ayam, sayur bening, brokoli wor
ketimun,kemangi, wortel sawi,melon. pisang ambon.
sambal,kerupuk,
pisang raja
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
B. REKOMENDASI
5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17097/4/Chapter%20II.pdf
6. Corwin, Elizabeth J.2008. Handbook of Pathophysiology, 3rd Edition. Lippincott
Williams & Wilkins: Ohio
7. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17097/4/Chapter%20II.pdf
8. http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/11550/2/I09esu.pdf
9. http://obatpropolis.com/diet-rendah-protein-untuk-penderita-gagal-ginjal diakses
tanggal 10 november 2010
10.http://ezcobar.com/dokter-online/dokter15/index.php?
option=com_content&view=article&id=290:diet-rendah-protein&catid=39:gizi-a-
diet&Itemid=54 diakses tanggal 10 november 2010
10. Sukmarini, Lestari. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gagal Ginjal
Kronik.
11. Almatier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama