Professional Documents
Culture Documents
KURIKULUM
Disusun Oleh
Muhamad Khotib
NPM. 0923011046
Desain
Pendidikan Karakter Strategi Belajar Pembelajaran
ANOTASI KURIKULUM Ki Ha djar
n toro
Dewa
Taman Siswa
Merdeka
http://khuclukz.wordpress.com/2007/05/02/ki-hadjar-dewantara-
dan-hari-pendidikan-nasional (acces 24 mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM Ki Ha djar
n toro
Dewa
http://www.bruderfic.or.id/h-59/pemikiran-ki-hajar-dewantara-
tentang-pendidikan.html (acces 24 mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM Ki Ha djar
n toro
Dewa
Merdeka
http://www.bruderfic.or.id/h-59/pemikiran-ki-hajar-dewantara-
tentang-pendidikan.html (acces 24 mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM Ki Ha djar
n toro
Dewa
Menurut Ki Hajar Dewantara, upaya menjunjung
Ajaran derajad bangsa akan berhasil, apabila dimulai dari bawah.
Rakyat sebagai sumber kekuatan, harus mendapatkan
Pendidik pengajaran agar pandai melakukan upaya bagi kemakmuran
Ubah Nama negeri. Pendidikan anak-anak berarti pendidikan rakyat.
Pendidikan harus disesuaikan dengan hidup dan penghidupan
Pend. Rakyat rakyat agar lebih berfaedah bagi perikehidupan bersama.
Pendidikan harus bisa memerdekakan manusia dari
Raden Mas ketergantungan kepada orang lain dan bersandar pada
Masa Muda kekuatan sendiri. Pendidikan merupakan tuntunan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak. Berarti pendidikan menuntun
Pergerakan segala kekuatan kodrat yang pada anak-anak itu, agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
Pengasingan dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
Taman Siswa setinggi-tingginya.
Merdeka
http://ekosuryanti.wordpress.com/2007/05/10/mengenang-kembali-
ki-hajar-dewantoro-1 (acces 24 mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM Ki Ha djar
n toro
Dewa
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat,
Ajaran sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EYD: Ki Hajar Dewantara,
beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar
Pendidik Dewantoro; lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 – meninggal di
Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun[1]; selanjutnya
Ubah Nama disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD") adalah aktivis
pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor
Pend. Rakyat pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan
Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga
Raden Mas pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata
untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para
Masa Muda priyayi maupun orang-orang Belanda.
Pergerakan
Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai
Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut
Pengasingan wuri handayani, menjadi slogan Departemen Pendidikan Nasional.
Namanya diabadikan sebagai
Taman Siswa salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar
Dewantara.
Merdeka Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000
rupiah.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara(acces 24 mei
2010)
ANOTASI KURIKULUM Ki Ha djar
n toro
Dewa
http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara(acces 24 mei
2010)
ANOTASI KURIKULUM Ki Ha djar
n toro
Dewa
Aktivitas pergerakan
Ajaran
Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif
Pendidik dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya
Boedi Oetomo (BO) tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda
Ubah Nama
untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran
Pend. Rakyat masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada waktu itu
mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam
Raden Mas berbangsa dan bernegara. Kongres pertama BO di Yogyakarta
juga diorganisasi olehnya.
Masa Muda
Soewardi muda juga menjadi anggota organisasi Insulinde,
Pergerakan
suatu organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo
yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia
Pengasingan Belanda, atas pengaruh Ernest Douwes Dekker (DD). Ketika
kemudian DD mendirikan Indische Partij, Soewardi
Taman Siswa
diajaknya pula.
Merdeka
http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara(acces 24 mei
2010)
ANOTASI KURIKULUM Ki Ha djar
n toro
Dewa
Dalam pengasingan
Ajaran
Dalam pengasingan di Belanda, Soewardi aktif dalam
Pendidik organisasi para pelajar asal Indonesia, Indische
Ubah Nama Vereeniging (Perhimpunan Hindia).
Di sinilah ia kemudian merintis cita-citanya memajukan
Pend. Rakyat kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga
memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang
Raden Mas bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan
Masa Muda lembaga pendidikan yang didirikannya. Dalam studinya ini
Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan
Pergerakan Barat, seperti Froebel dan Montessori, serta pergerakan
pendidikan India, Santiniketan, oleh keluarga Tagore.
Pengasingan Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam
Taman Siswa mengembangkan
sistem pendidikannya sendiri.
Merdeka
http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara(acces 24 mei
2010)
ANOTASI KURIKULUM Ki Ha djar
n toro
Dewa
Taman Siswa
Soewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera
kemudian ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya.
Ajaran Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk
mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada
Pendidik tanggal 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa
Ubah Nama
atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40
tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya
Pend. Rakyat menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar
kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia
Raden Mas dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.
Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat
Masa Muda dikenal di kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan
itu dalam bahasa
Pergerakan Jawa berbunyi ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa,
tut wuri handayani. ("di depan menjadi teladan, di tengah
Pengasingan membangun semangat,
dari belakang mendukung"). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam
Taman Siswa dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah
Perguruan Tamansiswa
Merdeka
http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara(acces 24 mei
2010)
ANOTASI KURIKULUM Ki Ha djar
n toro
Dewa
Pengabdian di masa Indonesia merdeka
Ajaran Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD
Pendidik diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia
(posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan ,
Ubah Nama Pengajaran dan Kebudayaan) yang pertama. Pada tahun
Pend. Rakyat 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor
honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua
Raden Mas
Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-
Masa Muda jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia
dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional
Pergerakan
Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari
Pengasingan Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI
no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959).
Taman Siswa
Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April
Merdeka 1959
http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara(acces 24 mei
2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pendidikan
Pengertian
Makna Pendidikan adalah usaha sadar dan
Proses
terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
Ilmu secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Menanamkan untuk memiliki kekuatan spiritual
Mengembangkan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
Pend.
kecerdasan, akhlak mulia, serta
Holistik keterampilan yang diperlukan dirinya dan
P. Sep.
Hayat
masyarakat
Ki Hadjar
Tillaar http:wikipedia.com/pendidikan/
diacces 21 Mei 2010
ANOTASI KURIKULUM
Pendidikan
Pengertian
Pend.
Holistik
P. Sep.
Hayat
Ki Hadjar
Pengertian
Makna
Pendidikan sebagai suatu proses
menumbuhkan kembangkan peserta didik
Proses
yang memasyarakat, membudaya, dalam
Ilmu
tata kehidupan yang berdimensi lokal,
Menanamkan
nasional dan global
Mengembangkan
Pend.
Holistik
P. Sep.
Hayat
Ki Hadjar
Tillaar Tillar (1990) dalam Latif, Abdul, Dr. Hi, M.Pd. 2007.
Pendidikan berbasis Kemanusiaan, Bandung.
Rafika Aditama (hal : 2)
ANOTASI KURIKULUM
Pendidikan
Pengertian
Ilmu Pengetahuan yang telah mengubah dunia materi,
Makna memberi manusia kekuatan untuk mentransformasikan
Proses
dirinya. Ilmu Pengetahuan telah menyingkap beberapa
mekanisme rahasia hidup manusia dan telah pula
Ilmu memperlihatkan kepada manusia bagaimana caranya
Menanamkan
mengubah gerak mekanisme itu, cara mencetak tubuh
dan jiwanya menurut pola-pola yang telah lahir dari
Mengembangkan keinginan-keinginannya untuk pertama kalinya dalam
Pend.
sejarah manusia dengan bantuan ilmu pengetahuan
Holistik telah menjadi pengatur nasibnya sendiri.
P. Sep.
Hayat
Ki Hadjar
Pengertian
Pengertian
Makna
Tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik
Proses
agar menjadi manusia yang beriman
Ilmu
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Menanamkan
Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu,
Mengembangkan cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi
Pend.
Holistik
warga negara yang demokratis serta
P. Sep.
Hayat
bertanggungjawab.
Ki Hadjar
Pengertian
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat
Makna pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa
Proses
pada dasarnya seorang individu dapat menemukan
identitas, makna dan tujuan hidup melalui
Ilmu hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan
Menanamkan
nilai-nilai spiritual .Tujuan pendidikan holistik
adalah membantu mengembangkan potensi individu
Mengembangkan dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan
dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui
Pend. Holistik
pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
P. Sep.
Hayat
Ki Hadjar
Tillaar http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/26/pendidikan-holistik/
(acces 21 Mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pendidikan
Pengertian
Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas
Makna pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup
Proses
dalam dunia transformasi, dan di dalam masyarakat
yang saling mempengaruhi seperti saat zaman
Ilmu globalisasi sekarang ini.
Menanamkan
Pendidikan akan mulai segera setelah anak lahir
dan akan berlangsung sampai manusia meninggal
Mengembangkan dunia, sepanjang ia mampu menerima pengaruh-
Pend.
pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan
Holistik berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
P. Sep. Hayat
Ki Hadjar
Tillaar http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/pendidikan-sepanjang
(acces 21 Mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pendidikan
Menurut Ki Hadjar Dewantara terdapat
lima asas dalam pendidikan yaitu :
Pengertian 1.Asas kemerdekaan; Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi bukan
kebebasan yang leluasa, terbuka (semau gue), melainkan kebebasan yang
Makna dituntun oleh kodrat alam, baik dalam kehidupan individu maupun
sebagai anggota masyarakat.
Proses 2.Asas kodrat Alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang
menjadi satu dengan kodrat alam, tidak dapat lepas dari aturan main
Ilmu (Sunatullah ), tiap orang diberi keleluasaan , dibiarkan , dibimbing untuk
berkembang secara wajar menurut kodratnya.
Menanamkan 3.Asas kebudayaan; Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti
kebudyaan luar yang telah maju sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia
Mengembangkan terus diikuti, namun kebudayaan sendiri tetap menjadi acauan utama
(jati diri).
Pend. 4.Asas kebangsaan; Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka
Holistik dan duka, perjuangan bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain,
menciptakan keserasian dengan bangsa lain.
P. Sep. 5.Asas kemanusiaan; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai
Hayat dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan.
Ki Hadjar
Tillaar http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/Hakekat-pendidikan/
(acces 21 Mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pendidikan
Menurut Tilaar (2000 : 16) ada tiga hal
yang perlu di kaji kembali dalam pendidikan.
Pengertian
1.Pertama, pendidikan tidak dapat dibatasi hanya
Makna sebagai schooling belaka. Dengan membatasi
pendidikan sebagai schooling maka pendidikan
Proses
terasing dari kehidupan yang nyata dan
Ilmu masyarakat terlempar dari tanggung jawabnya
dalam pendidikan.
Menanamkan
2.Kedua, pendidikan bukan hanya untuk mengembangkan
Mengembangkan intelegensi akademik peserta didik
3.Ketiga, pendidikan ternyata bukan hanya membuat
Pend.
Holistik manusia pintar tetapi yang lebih penting ialah
P. Sep. manusia yang berbudaya dan menyadari hakikat
Hayat tujuan penciptaannya.
Ki Hadjar
Tillaar http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/Hakekat-pendidikan/
(acces 21 Mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pendidikan
KARAKTER
Prilaku
Sembilan Perilaku pembentukan karakter dalam pendidikan,
Komponen yaitu;
1.Menanamkan rasa cinta pada Tuhan dan kebenaran.
Pembangunan
2.Menumbuhkan sikap tanggung jawab, kedisiplinan dan
Prestasi Akademik kemandirian.
3.Menumbuhkan sikap amanah dan kejujuran.
Metode 4.Menumbuhkembangkan rasa hormat dan santun.
5.Mengembangkan sikap kasih sayang, kepedulian dan kerja
Prinsip
sama.
Fokus 6.Menumbuhkan rasa percaya diri, kreatif dan pantang
menyerah.
Pengertian 7.Membangun sikap keadilan dan kepemimpinan.
8.Menumbuhkan sikap baik dan rendah hati.
Karakter
9.Membangun dan menumbuhkan sikap toleransi dan cinta damai
Pencetus
Megawangi (2004) dalam
http://meditekom.yolasite.com/index/percobaan
diacces 14 Mei 2010
ANOTASI KURIKULUM
Pendidikan
KARAKTER
Prilaku
Komponen Penting Pendidikan Karakter
1.Partisipasi masyarakat
Komponen 2.Kebijakan pendidikan karakter
3.Kesepakatan
Pembangunan 4.Kurikulum Terpadu
Prestasi Akademik
5.Pengalaman pembelajaran. Biarkan siswa Anda untuk melihat
sifat dalam tindakan, pengalaman itu dan
Metode mengungkapkannya
6.Evaluasi
Prinsip 7.Model peran dewasa
Fokus
8.Pengembangan staf
9.Keterlibatan siswa
Pengertian 10.Mempertahankan program
Karakter
http://www.solusisekolah.net/index.php?
Pencetus
option=com_content&view=article&id=46%3Akompo
nen-pendidikan-berkarakter& catid=34%3Akonsep-
pendidikan-karakter&Itemid=55. (diacces 14 Mei
2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pendidikan
KARAKTER
Prilaku
Pada tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Subang menggulirkan wacana
tentang Pendidikan Karakter dalam Strategi Pembangunan melalui
Komponen Program Desa Mandiri Gotong Royong. Mengenai makna karakter yang
dimaksud ialah hal-hal umum yang berkaitan dengan pengertian
Pembangunan pendidikan karakter sudah dapat kita tangkap maknanya, semisal
karakter Urang Subang itu adalah sawawa, toweksa, satata, sariksa,
Prestasi Akademik perceka, gotong royong, semangat tinggi giat belajar, berani
bersaing positif dengan siapapun, cinta produk sendiri, menyadari
Metode pentingnya keteladanan, tara nyetrum lauk di situ jeung di solokan,
tara moro manuk di leuweung, senang menanam pepohonan hingga di
Prinsip depan toko, di depan rumah dan di tempat-tempat umum biasa
melaksanakan rakgantang dan masih masih banyak lagi hal-hal yang
Fokus berkaitan dngan pemahaman umum dalam memaknai apa yang disebut
dengan pendidikan karakter sampai pada hal-hal kecil bahwa
Pengertian karakter urang Subang itu sopan santun, berehan, someah hade ka
semah
Karakter
Pencetus http://www.kabarindonesia.com/berita.php?
pil=13&jd=Pentingnya+Pendidikan+Karakter+dala
m+Pembangunan+Bangsa&dn=20100504010425.
(diacces 14 Mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pendidikan
KARAKTER
Pencetus http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologi-
anak/dampak-pendidikan-karakter-terhadap-akademi-
anak/. (diacces 14 Mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pendidikan
KARAKTER
Prilaku
Sudah waktunya guru-guru meninggalkan metode lama
Komponen mengajar yang hanya sekadar melaksanakan tuntutan
Pembangunan
tugas dan mengejar target kurikulum semata, sehingga
tidak memiliki idealisme menjadi seorang pendidik.
Prestasi Akademik Tinggalkan mengajar tanpa dilandasi hakikat dari
mengajar itu sendiri. Guru dituntut untuk kembali
Metode
seperti yang Ki Hajar Dewantara katakan yakni
Prinsip seorang yang ing ngarso sing tulodo, ing madyo mangun
Fokus
karso dan tut wuri handayani. Guru yang bukan hanya
mengajar, tapi juga mendidik.
Pengertian
Karakter
Pencetus http://www.ypk.or.id/in/berita-a-artikel/artikel/110-yuk-
kita-peduli-pendidikan-karakter-3.html. (diacces
14 Mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pendidikan
KARAKTER
Pencetus
http://himanika-uny.org/component/option,com_fireboard/
Itemid,30/func,view/catid,10/id,40/.
(diacces 14 Mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pendidikan
KARAKTER
Pencetus
http://himanika-uny.org/component/option,com_fireboard/
Itemid,30/func,view/catid,10/id,40/.
(diacces 14 Mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pendidikan
KARAKTER
Pencetus
http://www.schoolofuniverse.com/2007/11/pendidikan-
karakter-bagian-1/
(diacces 14 Mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pendidikan
KARAKTER
Prilaku
Prilaku
Kilpatrick dan Lickona merupakan pencetusutama
Komponen
pendidikan karakter yang percaya adanya keberadaan
Pembangunan moral absolute dan bahwa moral absolute itu perlu
Prestasi Akademik diajarkan kepada generasi muda agar mereka paham betul
mana yang baik dan benar. Lickona (1992) dan Kilpatrick
Metode
(1992) juga Brooks dan Goble tidak sependapat dengan
Prinsip cara pendidikan moral reasoning dan values clarification
Fokus yang diajarkan dalam pendidikan di Amerika, karena
sesungguhnya terdapat nilai moral universal yang bersifat
Pengertian
absolut (bukan bersifat relatif) yang bersumber dari agama-
Karakter agama di dunia, yang disebutnya sebagai “the golden rule”
Pencetus
http://rudyct.com/PPS702-ipb/05123/dwi_hastuti.htm
(diacces 14 Mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Kurikulum
Konsep
Component Of The Curriculum is :
Komponen
1.Personal Development
Pendekatan
2.Human Relations
Pola
Organis
3.Contnued Learning Skills
Klasifikas
i
4.Specializations
Component
Principal
Method
Evaluation
s
contribute
d Saylor, J Galen, William M. Alexander, 1981,
Planning Curriculum For School. Page : 37
ANOTASI KURIKULUM
Kurikulum
Konsep
Komponen
Evaluations Curriculum implied in the
Pendekatan very procces of planning. For it is the
Pola act of placing a value on something, of
Organis
Klasifikas determining its merits. Inasmuch as
i obviosly, evaluation of some kind and at
Component
some level of sophistications occurs.
Principal Hence evaluation is as old as formal
Method education itself.
Evaluations
contribute
d Saylor, J Galen, William M. Alexander, 1981,
Planning Curriculum For School. Page : 297
ANOTASI KURIKULUM
Kurikulum
http://dedidwitagama.wordpress.com/2008/03/24/tentang-
kurikulum-indonesia/
http://dedidwitagama.wordpress.com/2008/03/24/tentang-
kurikulum-indonesia/
1947 1952 1968 1975 1984 1994 KBK KTSP
ANOTASI KURIKULUM u l u m
u r i k esia
K Indon
KURIKULUM 1968
http://dedidwitagama.wordpress.com/2008/03/24/tentang-
kurikulum-indonesia/
1947 1952 1968 1975 1984 1994 KBK KTSP
ANOTASI KURIKULUM u l u m
u r i k esia
K Indon
KURIKULUM 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih
efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh
konsep di bidang manajemen, yaitu MBO (management by objective)
yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur
Pembinaan TK dan SD Depdiknas.
http://dedidwitagama.wordpress.com/2008/03/24/tentang-
kurikulum-indonesia/
1947 1952 1968 1975 1984 1994 KBK KTSP
ANOTASI KURIKULUM u l u m
u r i k esia
K Indon
KURIKULUM 1994
http://ephanlazok.wordpress.com/2010/01/14/perkembangan-
kuriklum-indonesia-dari-1947-2006
1947 1952 1968 1975 1984 1994 KBK KTSP
ANOTASI KURIKULUM u l u m
u r i k esia
K Indon
KURIKULUM 2004
Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap
pelajaran diurai berdasarkan kompetensi apakah yang mesti
dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan
alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah
maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target
kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak
pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa
besar pemahaman dan kompetensi siswa.
http://depdiknas.go.id
KTSP
Prinsip
KTSP adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
Prinsip masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari
Landasan tujuan pendidikan tingkat satuan
Komponen pendidikan, struktur dan muatan kurikulum
Fungsi
tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus
KTSP
Model
Landasan
Analisis
KTSP
Prinsip
Bagi siswa sebagai subjek didik,
terdapat enam
Prinsip fungsi kurikulum tingkat satuan
Landasan
pendidikan sebagai :
(a)fungsi penyesuaian,
Komponen (b)fungsi integrasi,
(c)fungsi diferensiasi,
Fungsi (d)fungsi persiapan,
KTSP (e)fungsi pemilihan, dan
Model
(f) fungsi diagnostik.
Landasan
Analisis
KTSP
Kurikulum 2006/KTSP menerapkan model pendekatan
Prinsip pengembangan dekonsentrasi, yaitu campuran antara
setralistik dan desentralistik atau dalam istilah
Prinsip lain mengunakan pendekatan campuran model
administratif dan model akar rumput (grass root).
Landasan Model administratif, yaitu model pengembangan
Komponen
kurikulum yang inisiatif, pelaksananya ditentukan
dan dilakukan oleh pemerintah pusat.
Fungsi Model akar rumput, adalah model pengembangan
kurikulum dimana inisiatif dan pelaksanaannya
KTSP dilakukan oleh guru-guru sebagai pelaksana
kurikulum.
Model
Landasan
Analisis
Skinner
Belajar
Sosial Syah, Muhibin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta :
RajaGrafindo Persada. Hal : 99
ANOTASI KURIKULUM
Be la ja r
Bruner
Gagne
Teori Belajar Sosial dikemukakan oleh
Albert Bandura. Memandang bahwa
Faktor
tingkah laku manusia bukan semata-mata
M. Surya refleks otomatis atas stimulus
Tingkah Laku melainkan juga akibat reaksi yang
4 Pilar
timbul sebagai interaksi antara
lingkungan dengan skema kognitif
Thorndike
manusia itu sendiri.
Pavlov Prinsip dasarnya adalah belajar sosial
Skinner dan moral.
Belajar Sosial
Syah, Muhibin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta :
RajaGrafindo Persada. Hal : 106-107
ANOTASI KURIKULUM
Pembelajaran
Proses
Ausable Proses belajar benar-benar terjadi jika
Bermakna
siswa mampu memproses atau
mengkonstruksisendiri informasi atau
Piaget
pengetahuan sedemikian rupa sehingga
Surya pengetahuan tersebut menjadi bermakna
Vygotsky sesuai dengan kerangka pikir mereka
Suparno
Kontekstual
CTL
Gafur, Abdul. 2004. Penerapan Konsep dan Prinsip
Hakiki CTL Pembelajaran Kontekstual dan Desain Pesan dalam
Pegembagan Pembelajaran dan Bahan Ajar. Mozaik
Teknologi Pendidikan. Prenada Media. Jakarta. Hal 14
ANOTASI KURIKULUM
Pembelajaran
Proses
Teori pembelajaran Ausabel
Ausable Merupakan salah satu dari sekian banyaknya teori
Bermakna
pembelajaran yang menjadi dasar dalam cooperative
learning. David Ausubel adalah seorang ahli
Piaget psikologi pendidikan. Menurut Ausubel (Dahar 1996)
Surya
bahan subjek yang dipelajari siswa mestilah
“bermakna ” (meaningfull ). Pembelajaran bermakna
Vygotsky merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru
Suparno
pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang
Kontekstual
CTL
Hakiki CTL
http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/teori-pembelajaran-ausube
(acces 24 mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pembelajaran
Proses
Pembelajaran bermakna
Ausable terjadi apabila siswa boleh menghubungkan fenomena
baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Artinya,
Bermakna
bahan subjek itu mesti sesuai dengan keterampilan
Piaget siswa dan mesti relevan dengan struktur kognitif
Surya
yang dimiliki siswa. Oleh itu, subjek mesti
dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki
Vygotsky para siswa, sehingga konsep-konsep baru tersebut
Suparno
benar-benar terserap olehnya. Dengan demikian,
faktor intelektual-emosional siswa terlibat dalam
Kontekstual kegiatan pembelajaran.
CTL
Hakiki CTL
http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/teori-pembelajaran-ausube
(acces 24 mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pembelajaran
Proses
Teori Pembelajaran Piaget
Ausable Satu lagi teori pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai landasan dalam model cooperative learning.
Bermakna Menurut Piaget (Dahar 1996; Hasan 1996; Surya 2003),
Piaget
setiap individu mengalami tingkat-tingkat perkembangan
intelektual sebagai berikut:
Surya
(1) Tingkat Sensorimotor (0-2 tahun).
Vygotsky (2) Tahap Preoporational (2-7 tahun).
Suparno (3). Tahap Concrete (7-11 thn).
(4) Tahap Formal Operations (11 tahun ke atas).
Kontekstual
CTL
Hakiki CTL
http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/teori-pembelajaran-piaget
(acces 24 mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pembelajaran
Proses
Menurut Surya ( 2003 ),
Ausable Perkembangan kognitif pada peringkat ini merupakan
Bermakna
ciri perkembangan remaja dan dewasa yang menuju ke
arah proses berfikir dalam peringkat yang lebih
Piaget tinggi. Peringkat berfikir ini sangat diperlukan
dalam pemecahan masalah. Proses pembelajaran akan
Surya
berhasil apabila disesuaikan dengan peringkat
Vygotsky perkembangan kognitif siswa. Siswa hendaklah
Suparno
banyak diberi kesempatan untuk melakukan
eksperimen dengan objek fizikal, yang disokong
Kontekstual dengan interaksi sesama rekan sebaya
CTL
Hakiki CTL
http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/teori-pembelajaran-piaget
(acces 24 mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pembelajaran
Proses
Teori Pembelajaran Vygotsky
Ausable Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding.
Bermakna
Scaffolding adalah pemberian sejumlah kemampuan
oleh guru kepada anak pada tahap-tahap awal
Piaget pembelajaran, kemudian menguranginya dan memberi
Surya
kesempatan kepada anak untuk mengambil alih
tanggung jawab saat mereka mampu (Slavin, 1994)
Vygotsky
Suparno
Kontekstual
CTL
Hakiki CTL
http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/teori-pembelajaran-vygots
(acces 24 mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pembelajaran
Proses
Menurut Suparno ( 1997 ),
Ausable Pembelajaran merupakan suatu per-kembangan pengertian.
Dia membedakan adanya dua pengertian pembelajaran yaitu,
Bermakna yang spontan dan yang ilmiah. Pengertian spontan adalah
Piaget pengertian yang didapati secara terus dan pengalaman
siswa didapati dalam kehidupan seharian. Pengertian
Surya ilmiah adalah pengertian yang diperoleh di bilik darjah
atau yang diperoleh di sekolah. Selanjutnya, Suparno
Vygotsky (1997) mengatakan kedua-dua konsep itu saling berkaitan
Suparno
terus menerus. Apa yang disiswai siswa di sekolah
mempengaruhi per-kembangan konsep yang diperoleh dalam
Kontekstual kehidupan sehari-hari dan sebaliknya.
CTL
Hakiki CTL
http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/teori-pembelajaran-vygots
(acces 24 mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pembelajaran
Proses
Pembelajaran Kontekstual ,
Ausable Guru dituntut untuk dapat memahami karakteristik belajar
siswa sehingga siswa dapat belajar dengan gayanya
Bermakna masing-masing.
Piaget Guru harus menerapkan model belajar pembelajaran
kontekstual, yakni :
Surya Pertama, siswa harus dipandang sebagai manusia yang
sedang berkembang dan bukan sebagai orang dewasa dalam
Vygotsky ukuran kecil.
Suparno Kedua, setiap anak memiliki kecenderungan untuk mencoba
hal yang baru. Mereka akan senang jika mendapat
Kontekstual tantangan-tantangan yang baru.
CTL
Hakiki CTL
http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/prosedur-pembelajaran-kon
(acces 24 mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pembelajaran
Proses
Pembelajaran kontekstual ( Contextual
Ausable Teaching and Learning )
Bermakna adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
Piaget nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
Surya kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh
Vygotsky komponen utama pembelajaran efektif, yakni:
konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning),
Suparno menemukan ( Inquiri), masyarakat belajar (Learning
Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya
Kontekstual (Authentic Assessment).
CTL
Hakiki CTL
http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/hakiki-pembelajaran-konte
(acces 24 mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
Pembelajaran
Hakiki CTL
http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/hakiki-pembelajaran-konte
(acces 24 mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM Desain
Pembelajaran
Type
Key skill
Pengertian
Berfikir
Sistem
Langkah
Mental
Model
Cara Marquardt, Michael J. 1996. Building the Learning
Organization – A System Approach to Quantum
Improvement and Global Success. New York :
McGraw Hill . p :21
ANOTASI KURIKULUM
g a n i s as
O r BELAJAR
Top Ten Strategies to Build System Learning
i
Subsystem
Konsep
1.Develop action learning programs throughout the
Model organizations
2.Increase individuals’ ability to learn How to learn
Strategies 3.Develop the discipline of dialogue in the organization
Type
4.Create career development plans for employability
5.Establish self-development cash programs
Key skill 6.Build team-learning skills
7.Encourage and practice system thinking
Pengertian 8.Use scanning and scenario planning for anticipatory
Berfikir
learning
Sistem 9.Encourage/Expand diversity, multicultural and global
Langkah mindsets and learning
10.Change the mental model relative to-learning
Mental
Model
Cara Marquardt, Michael J. 1996. Building the Learning
Organization – A System Approach to Quantum
Improvement and Global Success. New York :
McGraw Hill . p :59-65
ANOTASI KURIKULUM
g a n i s as
O r BELAJAR
i
Konsep
Model
There are four types of learning or
Strategies ways which organization learn :
Type 1.Adaptive learning
Key skill
2.Anticipatory learning
3.Deutero learning
Pengertian
4.Active learning
Berfikir
Sistem
Langkah
Mental
Model
Cara Marquardt, Michael J. 1996. Building the Learning
Organization – A System Approach to Quantum
Improvement and Global Success. New York :
McGraw Hill . p : 37
ANOTASI KURIKULUM
g a n i s as
O r BELAJAR
i
Konsep
There are six key skills (or disciplines, as
Model
Peter Sengerefers to them) needed to initiate
Strategies and maximize Organizational Learning :
1.System thinking
Type
2.Mental model
Key skill 3.Personal Mastery
4.Team Learning
Pengertian
5.Shared Vision
Berfikir 6.Dialogue
Sistem 7.
Langkah
Mental
Model
Cara Marquardt, Michael J. 1996. Building the Learning
Organization – A System Approach to Quantum
Improvement and Global Success. New York :
McGraw Hill . p : 23
ANOTASI KURIKULUM
g a n i s as
O r BELAJAR
i
Konsep
Mental
Model
Cara Senge, Peter M. 2002. The Fifth Discipline Fieldbook.
Terjemahan Buku Pegangan Disiplin Kelima oleh
Ir. Hari Suminto, Jakarta : Interaksara hal : 59
ANOTASI KURIKULUM
g a n i s as
O r BELAJAR
i
Konsep
Model
Berfikir sistem mencakup sekumpulan
Strategies besar metode, alat dan prinsip yang
Type agak tidak berbentuk, yang semuanya
Key skill diorientasikan untuk melihat kesaling-
Pengertian
terkaitan antara kekuatan-kekuatan dan
melihatnya sebagai bagian dari proses
Berfikir Sistem bersama.
Langkah
Mental
Model
Cara Senge, Peter M. 2002. The Fifth Discipline Fieldbook.
Terjemahan Buku Pegangan Disiplin Kelima oleh
Ir. Hari Suminto, Jakarta : Interaksara hal 107
ANOTASI KURIKULUM
g a n i s as
O r BELAJAR
i
Konsep Tujuh langkah untuk menerobos kemacetan
organisasional menggunakan pola dasar Menggeser-
Model Beban membantu tim-tim menemukan sendiri jalan
Strategies
keluarnya :
1.Identifikasi gejala masalah mula-mulanya
Type 2.Petakan semua penyelesaian cepat
3.Identifikasi dampak-dampak yang tidak diinginkan
Key skill 4.Identifikasi penyelesaian- penyelesaian mendasar
Pengertian
5.Memetakan dampak samping ketagihan dari
penyelesaian cepat.
Berfikir 6.Menemukan hubungan saling terkait dengan putaran-
Sistem putaran mendasar
Langkah 7.Mengidentifikasi tindakan-tindakan berpengaruh
Mental
besar
Model
Cara Senge, Peter M. 2002. The Fifth Discipline Fieldbook.
Terjemahan Buku Pegangan Disiplin Kelima oleh
Ir. Hari Suminto, Jakarta : Interaksara hal 201-
205
ANOTASI KURIKULUM
g a n i s as
O r BELAJAR
i
Konsep
Model Mental merupakan gambaran,
Model
asumsi, dan kisah yang kita bawa dalam
Strategies benak kita tentang diri kita sendiri,
Type orang lain, lembaga-lembaga, dan setiap
Key skill
spek dari dunia ini. Seperti jendela
kaca memberikan kerangka dan secara
Pengertian
samar menyimpangkan visi kita, model-
Berfikir model mental menentukan apa yang kita
Sistem
Langkah lihat.
Mental Model
Cara Senge, Peter M. 2002. The Fifth Discipline Fieldbook.
Terjemahan Buku Pegangan Disiplin Kelima oleh
Ir. Hari Suminto, Jakarta : Interaksara hal 279
ANOTASI KURIKULUM
g a n i s as
O r BELAJAR
i
Konsep
Langkah-langkah pertama mendesain
Model
Organisasi Pembelajaran
Strategies 1.Membentuk kelompok-kelompok
Type 2.Pemikiran yang divergen
Key skill
3.Kejelasan
4.Pemikiran yang Konvergen
Pengertian
5.Presentasi dan Prioritas
Berfikir 6.Implementasi
Sistem
Langkah
Mental
Model
Cara Senge, Peter M. 2002. The Fifth Discipline Fieldbook.
Terjemahan Buku Pegangan Disiplin Kelima oleh
Ir. Hari Suminto, Jakarta : Interaksara hal 65-71
ANOTASI KURIKULUM
Si s wa
Pasal 1 ayat 4
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Arti Hak Wajib adalah Karakter Karakter Sosio Manaj Fungsi Tujuan
ANOTASI KURIKULUM
Si s wa
Pasal 12.
(1). Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
a. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnyadan
diajarkan oleh pendidik yang seagama;
b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya;
c. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya;
d. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya;
e. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain
yang setara;
f. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar
masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang
ditetapkan.
Arti Hak Wajib adalah Karakter Karakter Sosio Manaj Fungsi Tujuan
ANOTASI KURIKULUM
Si s wa
Pasal 12.
(2) Setiap peserta didik berkewajiban:
a. menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin
keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan;
b. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan,
kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari
kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Arti Hak Wajib adalah Karakter Karakter Sosio Manaj Fungsi Tujuan
ANOTASI KURIKULUM
Si s wa
http://tieone.wordpress.com/2009/03/12/gurusiswasekolahtiga-
kata-yang-tak-terpisahkan (acces 24 Mei 2010)
Arti Hak Wajib adalah Karakter Karakter Sosio Manaj Fungsi Tujuan
ANOTASI KURIKULUM
Si s wa
Karakteristik individu sebagai peserta didik
•Setiap individu memiliki ciri, sifat bawaan (heredity) dan
karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan di
sekitarnya.
•Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor
biologis cenderung lebih bersifar tetap (ajeg), sedangkan
karakteristik yang berkaitan dengan faktor psikologis
lebih mudah berubah karena dipengaruhi oleh pengalaman
dan lingkungan
•Pada hakikatnya manusia merupakan pribadi yang utuh, khas,
dan memiliki sifat-sifat sebagai makhluk individu.
Kebutuhan pribadi manusia meliputi kebutuhan fisik dan
kebutuhan sosiopsikologis.
http://community.um.ac.id/showthread.php?75063-Karakteristik-
peserta-didik (acces 24 Mei 1010)
Arti Hak Wajib adalah Karakter Karakter Sosio Manaj Fungsi Tujuan
ANOTASI KURIKULUM
Si s wa KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
1.Pengertian individu sebagai peserta didik
2.Makna pertumbuhan dan perkembangan
3.Kebutuhan manusia dalam perkembangannya
4.Karakteristik individu sebagai peserta didik
5.Faktor yang mempengaruhi perkembangan pribadi
6.Aliran tentang faktor yang mempengaruhi perkembangan
7.Perbedaan individu dalam perkembangan pribadi
8.Pengaruh perkembangan kehidupan pribadi terhadap tingkah
laku
9.Upaya pengembangan kehidupan pribadi
10.Pertumbuhan dan perkembangan individual
11.Pertumbuhan fisik
12.Perkembangan intelek
13.Perbedaan individual peserta didik
14.Otak sebagai pusat belajar terdiri dari
15.Karakteristik cara belajar tiap individu
http://community.um.ac.id/showthread.php?75063-Karakteristik-
peserta-didik (acces 24 Mei 1010)
Arti Hak Wajib adalah Karakter Karakter Sosio Manaj Fungsi Tujuan
ANOTASI KURIKULUM
Si s wa
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-
manajemen-peserta-didik/ (acces 24 Mei 2010)
Arti Hak Wajib adalah Karakter Karakter Sosio Manaj Fungsi Tujuan
ANOTASI KURIKULUM
Si s wa
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-
manajemen-peserta-didik/ (acces 24 Mei 2010)
Arti Hak Wajib adalah Karakter Karakter Sosio Manaj Fungsi Tujuan
ANOTASI KURIKULUM
Si s wa
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-
manajemen-peserta-didik/ (acces 24 Mei 2010)
Arti Hak Wajib adalah Karakter Karakter Sosio Manaj Fungsi Tujuan
ANOTASI KURIKULUM
Si s wa
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-
manajemen-peserta-didik/ (acces 24 Mei 2010)
Arti Hak Wajib adalah Karakter Karakter Sosio Manaj Fungsi Tujuan
ANOTASI KURIKULUM
Gu ru
Guru …
Kedudukan Pasal 1 ayat 6
Kontruktiv
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
is utama mendidik, mengajar, membimbing,
Pendidik …
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
Tugas peserta didik pada pendidikan anak usia dini
Hak jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
Kewajiban pendidikan menengah.
Motivator
Cara
motivasi Depdiknas RI, 2005, UU Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
Fungsi
Essensi tentang Guru dan Dosen, Biro Hukum dan Organisasi
Guru Sekjen Depdiknas.
Belajar
ANOTASI KURIKULUM
Gu ru
Guru …
Kedudukan
BAB II - KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN TUJUAN
Pasal 2
Kontruktiv (1) Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional
is
Pendidik … pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
Tugas formal yang diangkat sesuai dengan peraturan
Hak perundang-undangan.
(2) Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional
Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan
Motivator sertifikat pendidik.
.
Cara
motivasi Depdiknas RI, 2005, UU Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
Fungsi
Essensi tentang Guru dan Dosen, Biro Hukum dan Organisasi
Guru Sekjen Depdiknas.
Belajar
ANOTASI KURIKULUM
Fungsi http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/22/peran-guru-
Essensi sebagai-motivator-dalam-ktsp/
Guru
Belajar diacces 21 Mei 2010
ANOTASI KURIKULUM
Gu ru
Guru …
Dalam mengembangkan manajemen kinerja guru, didalamnya harus
Kedudukan dapat membangun harapan yang jelas serta pemahaman tentang
Fungsi kerja esensial yang diharapkan dari para guru.
Kontruktiv 1.Seberapa besar kontribusi pekerjaan guru bagi pencapaian
is
Pendidik … tujuan pendidikan di sekolah adalah melakukan pekerjaan
dengan baik”
Tugas 2.Bagaimana guru dan kepala sekolah bekerja sama untuk
mempertahankan, memperbaiki, maupun mengembangkan kinerja
Hak guru yang sudah ada sekarang.
Kewajiban 3.Bagaimana prestasi kerja akan diukur.
4.Mengenali berbagai hambatan kinerja dan berupaya
Motivator menyingkirkannya.
Cara
motivasi
Fungsi Essensi http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/manajemen-
Guru kinerja-guru/
Belajar diacces 21 Mei 2010
ANOTASI KURIKULUM
Gu ru
Guru …
Lima cara guru belajar :
Kedudukan 1.Guru belajar dari praktik pembelajaran yang dilakukannya misal PTK
2.Guru belajar melalui interaksi dengan guru lain dg ikut kegiatan
Kontruktiv MGMP/MGBK dan pertemuan lainnya.
is 3.Guru belajar melalui ahli/konsultan dalam bentuk workshop atau
Pendidik … layanan konsultasi.
4.Guru belajar melalui pendidikan lanjutan dan pendalaman misal
Tugas dengan melanjutkan ke S1, S2 atau S3
5.Guru belajar melalui cara yang terpisah dari tugas profesionalnya,
Hak seperti pengembangan kemampuan intelektual dan moral.
Kewajiban
Motivator
Cara
motivasi
Fungsi http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/25/5-cara-guru-
Essensi belajar/
Guru Belajar diacces 21 Mei 2010
ANOTASI KURIKULUM
S T R AT E G I
Pembelajaran
PBL
Componen PBL Problem based learning is an approach to
Prinsip structuring the curriculum which involves
Direct Inst
confronting student with problem from
practice which provide forms that a
Discussion
Inst curriculum and procces for teaching and
Experiential learning might take and still be
Inst
Simulasi compatible with this definition.
Bermain Peran
CTL
Boud, David, Graham E Felleti, 1997, The
Partisipatif Challenge of Problem Based and
Inkuiri Learning, Kogan Page Limited. (p:15)
ANOTASI KURIKULUM
S T R AT E G I
Pembelajaran
PBL
Componen PBL
Important Component of a Problem Based
Curriculum :
Prinsip
1.Cumulative learning
Direct Inst 2.Integrated learning
Discussion 3.Progression in learning
Inst
Experiential 4.Consistency in learning
Inst
Simulasi
Bermain Peran
CTL
Partisipatif
Boud, David, Graham E Felleti, 1997, The
Challenge of Problem Based and Learning,
Inkuiri Kogan Page Limited. (p:23)
ANOTASI KURIKULUM
S T R AT E G I
Pembelajaran
Five principle of instruction :
PBL 1.The demonstration principle : Learning is promoted
Componen PBL
when learners observe a demonstration.
2.The applications principle : Learning is promoted
Prinsip apply the new knowledge.
Direct Inst
3.The task-centered principle : Learning is promoted
when learners engage in a task-centered
Discussion instructional strategy.
Inst
Experiential
4.The activation principle : Learning is promoted when
Inst learners active relevant prior knowledge or
Simulasi experience.
Bermain Peran
5.The integration principle : Learning is promoted
when learners integrate their new knowledge into
CTL their everyday world. .
Partisipatif Reigeluth, Charles M. Allisson A. Carr-Chellman, 2009,
Intstructional-Design Theories and Models Volume
Inkuiri III, New York and London, Taylor And Francis
Publishers. page : 44
ANOTASI KURIKULUM
S T R AT E G I
Pembelajaran
PBL
CTL
PBL
Componen PBL
Discussion teaching is organized to :
1)Create shared responsibility for teaching and
Prinsip learning.
Direct Inst
2)Honor he voices, experience and worldviews
students.
Discussion Inst 3)Promote democratic participant in the
Experiential
teaching/learning dynamics.
Inst 4)Develop critical thingking and problem solving
Simulasi skills.
Bermain Peran
5)Create a community of learners who work
together in the pursuit knowledge.
CTL Brookfield & Peskill 2005, Dillon 1994, Freire & Shor
1987 dalam Reigeluth, Charles M. Allisson A. Carr-
Partisipatif Chellman, 2009, Intstructional-Design Theories and
Models Volume III, New York and London, Taylor And
Inkuiri Francis Publishers. page : 101-102
ANOTASI KURIKULUM
S T R AT E G I
Pembelajaran
PBL
Bermain Peran
PBL
Three general criteria apply to design of
instructional simulations :
Componen PBL 1.The criterion of adaptivity – the ability to
Prinsip
modify qualities of the instructional experience
base on the action of the learner.
Direct Inst 2.The criterion of generativity – The ability to
Discussion
generate some portion of the instructional
Inst artifact a the time of use.
Experiential 3.The criterion of scalability – The ability to
Inst
Simulasi
produce instructional experiences in
greaterquantity without corresponding linear
Bermain Peran increases in cost
CTL
Atkinson & Wilson, 1969 dalam Reigeluth, Charles M.
Partisipatif Allisson A. Carr-Chellman, 2009, Intstructional-
Design Theories and Models Volume III, New York
Inkuiri and London, Taylor And Francis Publishers. page :
172
ANOTASI KURIKULUM
S T R AT E G I
Pembelajaran
PBL
Tahapan pembelajaran bermain peran meliputi : (1)
Componen PBL menghangatkan suasana dan memotivasi peserta
Prinsip didik; (2) memilih peran; (3) menyusun tahap-tahap
peran; (4) menyiapkan pengamat; (5) menyiapkan
Direct Inst pengamat; (6) tahap pemeranan; (7) diskusi dan
Discussion evaluasi tahap diskusi dan evaluasi tahap I ; (8)
Inst pemeranan ulang; dan (9) diskusi dan evaluasi
Experiential
Inst tahap II; dan (10) membagi pengalaman dan
Simulasi pengambilan keputusan.
Bermain Peran
CTL
Shaftel dan Shaftel dalam E. Mulyasa.2003. Kurikulum
Partisipatif Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan
Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya
Inkuiri
ANOTASI KURIKULUM
S T R AT E G I
Pembelajaran
PBL
Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Componen PBL Teaching Learning) atau biasa disingkat
Prinsip CTL merupakan konsep pembelajaran yang
Direct Inst
menekankan pada keterkaitan antara materi
pembelajaran dengan dunia kehidupan
Discussion
Inst nyata, sehingga peserta didik mampu
Experiential menghubungkan dan menerapkan kompetensi
Inst
Simulasi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari
Bermain Peran
CTL
E. Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep;
Partisipatif Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T.
Remaja Rosdakarya
Inkuiri
ANOTASI KURIKULUM
S T R AT E G I
Pembelajaran
PBL
Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching
Componen PBL and Learning) merupakan model pembelajaran dengan
melibatkan peserta didik secara aktif dalam
Prinsip
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
Direct Inst pembelajaran. Indikator pembelajaran partsipatif,
yaitu : (1) adanya keterlibatan emosional dan
Discussion
Inst mental peserta didik; (2) adanya kesediaan peserta
Experiential didik untuk memberikan kontribusi dalam
Inst pencapaian tujuan; (3) dalam kegiatan belajar
Simulasi
terdapat hal yang menguntungkan peserta didik
Bermain Peran
CTL
E. Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep;
Partisipatif Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T.
Remaja Rosdakarya
Inkuiri
ANOTASI KURIKULUM
S T R AT E G I
Pembelajaran
PBL
Bermain Peran
CTL
E. Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep;
Partisipatif Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T.
Remaja Rosdakarya
Inkuiri
ANOTASI KURIKULUM
MEDIA
Pembelajaran
Pengertian
Media adalah Komponen sumber
Cakupan
belajar atau wahana fisik yang
Tujuan
mengandung materi instruksional di
Kelompok
lingkungan siswa yang dapat
Efek merangsang siswa untuk belajar
Fungsi
Peran
Kriteria
Pengertian
Arsyad, Azhar, Prof, Dr. 2006. Media Pembelajaran.
Hubungan Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hal : 4
ANOTASI KURIKULUM
MEDIA
Pembelajaran
Pengertian
Media Pembelajaran meliputi alat
Cakupan
yang secara fisik digunakan untuk
Tujuan
menyampaikan isi materi pengajaran,
Kelompok
yang terdiri dari buku, tape
Efek recorder, video camera, video
Fungsi recorder, film slide (gambar
Peran bingkai) foto, gambar, grafik,
Kriteria televisi dan komputer
Pengertian
Gagne (1975) dalam Arsyad, Azhar, Prof, Dr. 2006. Media
Hubungan Pembelajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hal :
4
ANOTASI KURIKULUM
MEDIA
Pembelajaran
Pengertian
Media berfungsi untuk tujuan
Cakupan
instruksi dimana informasi yang
Tujuan terdapat dalam media harus
Kelompok
melibatkan siswa baik dalam bentuk
Efek dan mental maupun dalam bentuk
Fungsi aktivitas yang nyata sehingga
Peran pembelajaran dapat terjadi.
Kriteria
Pengertian
Arsyad, Azhar, Prof, Dr. 2006. Media Pembelajaran.
Hubungan Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hal : 21
ANOTASI KURIKULUM
MEDIA
Pembelajaran
Pengertian
Media dikelompokan dalam delapan jenis :
1.Media Cetakan
Cakupan 2.Media Pajangan
Tujuan 3.Overhead Transparansi
Kelompok
4.Rehana Audiotape
Efek
5.Seri Slide dan Film Scrip
6.Penyajian Multi Image
Fungsi 7.Rekaman Video dan Filem Hidup
Peran 8.Komputer
Kriteria
Pengertian
Hubungan Kemp & Dayton (1985) dalam Arsyad, Azhar, Prof, Dr.
2006. Media Pembelajaran. Jakarta. Raja Grafindo
Persada. Hal : 37
ANOTASI KURIKULUM
MEDIA
Pembelajaran
Pengertian
Media Pembelajaran dapat meningkatkan dan
Cakupan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
Tujuan menimbulkan motivasi belajar, interaksi
Kelompok yang lebih langsung antara siswa dan
lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk
Efek belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
Fungsi kemampuan dan minatnya.
Peran
Kriteria
Pengertian
Hubungan Arsyad, Azhar, Prof, Dr. 2006. Media Pembelajaran.
Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hal : 26
ANOTASI KURIKULUM
MEDIA
Pembelajaran
Pengertian
Hubungan http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran
(acces : 21 Mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
MEDIA
Pembelajaran
Allen mengemukakan tentang hubungan antara
media dengan tujuan pembelajaran, sebagaimana
Pengertian terlihat dalam tabel di bawah ini :
Jenis Media 1 2 3 4 5 6
Cakupan
Gambar Diam S T S S R R
Tujuan Gambar Hidup S T T T S S
Televisi S S T S R S
Kelompok Obyek Tiga Dimensi R T R R R R
Efek Rekaman Audio S R R S R S
Programmed Instruction S S S T R S
Fungsi Demonstrasi R S R T S S
Peran Buku teks tercetak S R S S R S
1 = Belajar Informasi faktual
Keterangan :
Kriteria 2 = Belajar pengenalan visual
R = Rendah
3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan
4 = Prosedur belajar S = Sedang
Pengertian 5= Penyampaian keterampilan persepsi motorik T= Tinggi
6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi
Hubungan
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/
(acces : 21 Mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
A L U A S I
E V Belajar
Hasi l
Penilaian
Mengukur
Prinsip
Nana
Sudjana
Tujuan
Pendekatan
Arikunto, Suharsimi. 1987. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. (hal. 3)
ANOTASI KURIKULUM
A L U A S I
E V Belajar
Hasi l
Penilaian
Pendekatan
Penilaian
Alat evaluasi dapat digolongkan menjadi 2
Mengukur
macam, yaitu : tes dan non tes. Teknik Non
Alat Tes terdiri dari :
Validitas 1.Skala bertingkat (rating scala)
Reliabilita
2.Kuesioner (Questioner)
s 3.Daftar Cocok (Chek List)
Pengertian
4.Wawancara (interview)
Prinsip 5.Pengamatan (observation)
Nana 6.Riwayat Hidup
Sudjana
Tujuan
Pendekatan
Arikunto, Suharsimi. 1987. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. (hal. 23)
ANOTASI KURIKULUM
A L U A S I
E V Belajar
Hasi l
Penilaian
Pendekatan
Arikunto, Suharsimi. 1987. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. (hal. 61)
ANOTASI KURIKULUM
A L U A S I
E V Belajar
Hasi l
Penilaian
Reliabilitas Tes adalah tingkatan keajegan
Mengukur butir dalam pengukuran apa yang seharusnya
Alat diukur. Reliabel berhubungan dengan
Validitas
tingkat kepercayaan. Menurut Anderson
dalam Arikunto (1987) menyatakan bahwa
Reliabilitas persyaratan tes, yaitu validitas dan
Pengertian reliable. Validitas lebih penting dan
Prinsip reliable perlu. Reliabel menyokong
Nana
terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin
Sudjana reliable tapi tidak valid, tetapi sebuah
Tujuan
tes yang valid biasanya reliable
Pendekatan
Arikunto, Suharsimi. 1987. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. (hal. 78)
ANOTASI KURIKULUM
A L U A S I
E V Belajar
Hasi l
Penilaian
Guba dan Lincoln (1981) mengatakan evaluasi adalah proses
Mengukur untuk menentukan sejauhmana tujuan telah terealisasikan.
Cronbach dan Suppes (1969) menyatakan bahwa evaluasi
Alat
adalah proses penentuan nilai atau efektivitas suatu
Validitas kegiatan untuk tujuan pembuatan keputusan. A Joint
Committee on Standard for Evaluation menyatakan evaluasi
Reliabilita adalah suatu proses pemeriksaan (penyelidikan) yang
s sistematis tentang manfaat atau kegunaan dari sesuatu
Pengertian berdasarkan pada suatu standar/kriteria tertentu.
Prinsip Stufflebeam dan Shinkfield (1985) menyatakan evaluasi
merupakan kegiatan membandingkan tujuan dengan hasil dan
Nana juga merupakan kegiatan membandingkan penampilan dengan
Sudjana suatu nilai tertentu
Tujuan
Pendekatan
http://wakhinuddin.wordpress.com/category/evaluasi-
hasil-belajar (acces 24 mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
A L U A S I
E V Belajar
Hasi l
Prinsip-prinsip dalam Evaluasi Hasil Belajar :
Penilaian
a. Kepastian dan kejelasan.
Dalam proses evaluasi maka kepastian dan
Mengukur kejelasan yang akan dievaluasi menduduki urutan
pertama.
Alat b. Teknik evaluasi
teknik evaluasi yang dipilih sesuai dengan
Validitas
tujuan evaluasi.
Reliabilita c. Komprehensif.
s Evaluasi yang komprehensif memerlukan teknik
Pengertian bervariasi.
d. Kesadaran adanya kesalahan pengukuran.
Prinsip Evaluator harus menyadari keterbatasan dan
Nana kelemahan dalam teknik evaluasi yang digunakan.
Sudjana e. Evaluasi adalah alat, bukan tujuan.
Tujuan Evaluator menyadari sepenuhnya bahwa tiap-tiap
teknik evaluasi digunakan sesuai dengan tujuan
Pendekatan
evaluasi.
http://wakhinuddin.wordpress.com/category/evaluasi-
hasil-belajar (acces 24 mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
A L U A S I
E V Belajar
Hasi l
Penilaian
Pendekatan
http://aderusliana.wordpress.com/2007/11/05/konsep-
dasar-evaluasi-hasil-belajar - (acces 24 mei
2010)
ANOTASI KURIKULUM
A L U A S I
E V Belajar
Hasi l
Penilaian
Mengukur
Tujuan Evaluasi pembelajaran :
Alat 1.Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa.
Validitas 2.Mengetahui tingkat keberhasilan PBM
Reliabilita 3.Menentukan tindak lanjut hasil penilaian
s
Pengertian
4.Memberikan pertanggung jawaban
(accountability
Prinsip
Nana
Sudjana
Tujuan
Pendekatan
http://aderusliana.wordpress.com/2007/11/05/konsep-
dasar-evaluasi-hasil-belajar - (acces 24 mei
2010)
ANOTASI KURIKULUM
A L U A S I
E V Belajar
Pendekatan Evaluasi Hasi l
Ada dua jenis pendekatan penilaian yaitu :
Penilaian
1. Pendekatan Acuan Norma (PAN)
Tujuan penggunaan tes acuan patokan berfokus
Mengukur pada kelompok perilaku siswa yang khusus. Joesmani
menyebutnya dengan didasarkan pada kriteria atau
Alat standard khusus. tes acuan kriteria digunakan untuk
menyeleksi (secara pasti) status individual berkenaan
Validitas
dengan (mengenai) domain perilaku yang ditetapkan /
Reliabilita dirumuskan dengan baik.
s 2.Pendekatan Acuan Patokan (PAP).
Pengertian Tujuan penggunaan tes acuan norma biasanya lebih umum
Prinsip
dan komprehensif dan meliputi suatu bidang isi dan
tugas belajar yang besar. Tes acuan norma dimaksudkan
Nana untuk mengetahui status peserta tes dalam hubungannya
Sudjana dengan performans kelompok peserta yang lain yang
Tujuan telah mengikuti tes
Pendekatan
http://aderusliana.wordpress.com/2007/11/05/konsep-
dasar-evaluasi-hasil-belajar - (acces 24 mei
2010)
ANOTASI KURIKULUM
SUMBER
Belajar
AECT
Jenis
Menurut Assosiadi Teknologi
Komunikasi Pendidikan (AECT)
Def.
Ellington sumber belajar meliputi semua
Fungsi
sumber (baik berupa data, orang
Fungsi
atau benda) yang dapat digunakan
Memilih untuk memberi fasilitas
Merancang (kemudahan) belajar bagi peserta
Manfaatkan didik (Miarso, 1986)
Bentuk
Definisi
Pusstekkom Depdiknas, 2005. Model Pusat Sumber
Belajar. Jakarta : Pusstekkom. Hal :11
ANOTASI KURIKULUM
SUMBER
Belajar
AECT
Ditinjau dari asal-usulnya, sumber belajar dapat
Jenis dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1.Sumber belajar yang dapat dirancang (learning
Def. resources by design), yaitu sumber belajar yang
Ellington secara khusus atau sengaja dirancang atau
Fungsi
dikembangkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Fungsi 2.Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal
dimanfaatkan (learning resources by utilization),
Memilih yaitu sumber belajar yang secara tidak khusus
atau sengaja dirancang atau dikembangkan untuk
Merancang
keperluan pembelajaran, tetapi dapat dipilih dan
Manfaatkan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Bentuk
Definisi
Pusstekkom Depdiknas, 2005. Model Pusat Sumber
Belajar. Jakarta : Pusstekkom. Hal : 12-13
ANOTASI KURIKULUM
SUMBER
Belajar
AECT
Menurut F. Persifal dan H. Ellington, pusat
Jenis sumber belajar merupakan bentuk bangunan
Def. Ellington mulai dari yang sederhana sampai bangunan
yang rumit dan lengkap, yang dirancang dan
Fungsi
diatur secara khusus dengan tujuan
Fungsi menyimpan, merawat, mengembangkan, dan
Memilih memanfaatkan koleksi sumber belajar dalam
berbagai bentuknya baik secara individual
Merancang
maupun kelompok.
Manfaatkan
Bentuk
Definisi
Pusstekkom Depdiknas, 2005. Model Pusat Sumber
Belajar. Jakarta : Pusstekkom. Hal : 13
ANOTASI KURIKULUM
SUMBER
Belajar
AECT
Fungsi Pusat Sumber Belajar
Jenis 1.Fungsi Pengembangan Sistem Pembelajaran.
Def. 2.Fungsi Pelayanan Media Pembelajaran
Ellington 3.Fungsi Produksi
Fungsi
4.Fungsi Administrasi
Fungsi 5.Fungsi Pelatihan
Memilih
Merancang
Manfaatkan
Bentuk
Definisi
Pusstekkom Depdiknas, 2005. Model Pusat Sumber
Belajar. Jakarta : Pusstekkom. Hal : 13
ANOTASI KURIKULUM
SUMBER
Sumber belajar memiliki fungsi :
Belajar
Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a)
mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu
AECT secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan
informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan
Jenis gairah.
Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,
Def. dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional;
Ellington dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai
Fungsi dengan kemampuannnya.
Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan
cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis;
Fungsi dan (b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh
penelitian.
Memilih Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan
kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara
Merancang lebih kongkrit.
Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi
Manfaatkan kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak
dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan
Bentuk yang sifatnya langsung.
Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan
Definisi menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/
Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa
(acces : 24 Mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
SUMBER
Belajar
AECT
Def.
Ellington
Fungsi
Fungsi
Memilih
Merancang
belajar
Manfaatkan
Bentuk
Definisi
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/
Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa
(acces : 24 Mei 2010)
ANOTASI KURIKULUM
SUMBER
Belajar
AECT
Sumber belajar dalam website bced
Jenis didefinisikan sebagai berikut: Learning
Def.
resources are defined as
Ellington information,represented and stored in a
Fungsi variety of media and formats,that assists
student learning as defined by provincialor
Fungsi local curricula. This includes but is not
Memilih
limited to, materials in print, video, and
software formats, as well as combinations of
Merancang these formats intended for use by teachers
and students.http://w ww
Manfaatkan
.bced.gov.bc.ca/irp/appskill/ asleares.htm
Bentuk January 28, 1999
Definisi
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/
Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa
(acces : 24 Mei 2010)