You are on page 1of 11

CITRA RIANSYAH

XII IPA 2

[BAB 1. PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN PADA
TUMBUHAN]
SMA NEGERI 4 BANDUNG
2010-2011
BAB I

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN

A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN

Apa itu Perkembangan pada tumbuhan ? apakah sama dengan Pertumbuhan pada tumbuhan ?

Untuk memastikan apakah Pertumbuhan dan Perkembangan itu sama atau tidak, perhatikanlah
gambar berikut

Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman

Sudah bisa menyimpulkan apakah Pertumbuhan dan Perkembangan pada tumbuhan


itu sama ataukah berbeda ? Terlihat dari gambar , tanaman yang awalnya kecil tumbuh menjadi
tinggi, besar dan daunnya bertambah banyak . Ya ! itulah pertumbuhan . Bagaimana dengan
perkembangan ? Perkembangan merupakan Proses pertumbuhan yang diikuti oleh kedewasaan

Pertumbuhan : Proses bertambahnya ukuran (sel – sel, massa, dan volume) dari kecil hingga
dewasa yang bersifat Irreversible dan kuantitatif ( dapat diukur dan dinyatakan dalam bilangan )

Contoh : Tinggi pohon 175 Cm , Berat pohon 58 Kg

Perkembangan : Proses Pertumbuhan yang diikuti kedewasaan yang bersifat kullitatif ( tidak dapat
dinyatakan dalam suatu bilangan )

Contoh : Terbentuknya bunga yang memiliki alat kelamin betina ( putik ) dan alat kelamin jantan
( benang sari ) pada tumbuhan berbiji
B. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA
TUMBUHAN

Tumbuhan tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan sendirinya , didalam Pertumbuhan dan
Perkemabangan pada tumbuhan terdapat faktor – faktor yang mempengaruhinya. Faktor – faktor
tersebut terbagi kedalam dua bagian, yaitu :

 FAKTOR LUAR ( Eksternal )


 FAKTOR DALAM ( Internal )

Apa sajakah faktor – faktor yang dimaksud ? Kita mulai dari Faktor Luar ( Eksternal ) yang
mempenngaruhi Pertumbuhan dan Perkemabnagn pada tumbuhan .

 FAKTOR LUAR ( Eksternal )

Faktor – faktor luar yang dimaksud adalah faktor – faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan
yang mempengaruhi pertumbuhannya , faktor – faktor tersebut mencakupi :

1. Cahaya / Sinar Matahari

Sinar matahari merupakan


sumber energi bagi tumbuhan yang
digunakan untuk proses berlangsungnya
fotosintesis didalam daun tumbuhan
hijau. Dari proses tersebut maka akan
dihasilkan zat makanan yang sangat
berpengaruh terhadap pembelahan sel
pada pertumbuhan tanaman. Tetapi
kenapa pada kenyataanya perbandingan
pertumbuhan tanaman yang cukup sinar
matahari lebih lambat jika dibandingkan
dengan tanaman yang kekurangan sinar
matahari?

Kecambah yang tumbuh dari biji dan diletakkan di tempat yang tidak ada sinar
matahari ( gelap ) akan tumbuh jauh lebih cepat, memiliki daun kecil dan tipis bewarna
kekuning – kuningan, batangnya lemah, dan akarnya tidak banyak. Mengapa ? Karena
tanaman tersebut akan mengandung air lebih banyak sedangkan zat gulanya sedikit,
sehingga jumlah jaringan mesofilnya meningkat dan daun yang terbentuk akan menjadi
lebar dan tipis.
Sedangkan tanaman yang diletakkan di tempat yang mendapat sinar matahari yang
cukup akan tumbuh lebih lambat, memiliki daun yang cepat menghijau dan tebal,
batangnya kuat dan akarnya banyak. Hal ini disebabkan karena tanaman ini mengandung
sedikit air dan jumlah gulanya banyak, akibatnya akan cepat malakukan proses respirasi dan
fotosintesis sehingga daunnya menjadi lebih tebal menghijau, jaringan palisadenya berlapis
– lapis, lapisan kutikulanya menebal sehingga terbentuk daun yang lebih tebal, sempit,
berwarna hijau.
Tumbuhan pun memiliki respon yang berbeda – beda terhadap periode penyinaran
cahaya matahari yang disebut fotoperiodisme. Didaerah yang beriklim sedang akan
mengalami 4 musim sehingga tumbuhan akan mengalami penyinaran yang bervariasi setiap
musim. Berdasarkan respon periode penyinaran cahaya matahari, tumbuhan dikelompokkan
menjadi :
a. Tumbuhan Berhari Pendek
Tumbuhan yang dapat berbunga ketika periode gelap lebih panjang dari pada
pencahayaan. ( Dahlia, Aster, Stroberi, Krisan )
b. Tumbuhan Berhari Netral
Tumbuhan yang berbunga tidak dipengaruhi oleh lamanya/panjangnya hari
penyinaran. ( Bunga Matahari, Mawar, Bunga Kipas )
c. Tumbuhan Berhari Panjang
Tumbuhan yang berbunga ketika periode pencahayaan lebih lama/panjang
daripada periode gelap. ( Bayam, Selada, Kentang, dan Gandum )

2. Suhu ( Temperatur )

Tumbuhan pasti dipengaruhi oleh suhu/temperatur lingkungannya untuk bisa


tumbuh dan berkembang. Agar pertumbuhan dan perkembangannya optimal, maka
diperlukannya suhu ideal yang disebut temperatur optimum ( Di Indonesia berkisar antara
22˚- 37˚C ).
Tumbuhan yang masih mampu melakukan pertumbuhan dan perkembangan
pada temperatur rendah disebut temperatur minimum. Sebaliknya, jika tumbuhan masih
mampu tumbuh dan berkembang pada temperatur tertinggi disebut temperatur
maksimum.

3. Kelembapan Udara

Tanah dan udara sekitar yang kurang lembab ( airnya cukup ) akan sangat baik
atau cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena pada kondisi seperti itu
tanaman menyerap banyak air dan penguapan ( transpirasi ) air semakin menurun, sehingga
memungkinkan cepat terjadinya pembelahan dan pemanjangan sel – sel untuk mencapai
ukuran maksimum. Tapi ada juga tumbuhan yang pada proses pertumbuhan dan
perkembangannya secara optimal justru berada pada kondisi tidak lembab atau kering.
(pohon mangga yang akan bertunas dan bersemi, bahkan berbuah pada saat kemarau)

4. Air dan Unsur Hara Tanah

Air merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh tumbuhan, tidak mungkin
didalam kehidupan tumbuhan tidak memerlukan adanya air. Fungsi air bagi tumbuhan
adalah sebagai berikut :

 Fotosintesis
 Mengedarkan hasil – hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan
 Sebagai pelarut inti sel dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
 Menentukan proses transportasi unsur hara yang ada didalam tanah.
 Berperan dalam proses metabolisme sel.

Jika tumbuhan kekurangan unsur hara maka pertumbuhan dan


perkembangannya akan mengalami gangguan atau hambatan.

Unsur – unsur hara ( nutrisi ) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan disebut unsur makro ( karbon, oksigen, nitrogen,
hidrogen, sulfur, fosfor, kalsium, dan magnesium. Unsur – unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang
sedikit disebut unsur mikro ( besi, klor, mangan, boron, seng, tembaga, nikel )

5. Derajat Keasaman/ pH

Tanah yang bersifat asam pada padsolik merah kuning (PMK), agar tanaman dapat tumbuh
dengan baik maka jenis tanah ini ditambahkan keasaman dengan pengapuran.

 FAKTOR DALAM ( Internal )

 Faktor Intrasel

Sifat dari induk tumbuhan, baik bentuk dan ukuran tubuhnya akan menurun
pada anaknya, sifat menurun tersebut disebut hereditas.

 Faktor Intersel

1. Hormon ( Zat tumbuh yang komponennya terdiri atas senyawa protein dengan
substansi kimia yang aktif )

a. Auksin adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung
meristem apikal (ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama
kali menemukan auksin pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena
sativa.

-  Membantu perkecambahan
Pertumbuhan ujung akar dan batang
-  Dominasi apikal
- Peka terhadap panas/sinar
b. Giberelin,  Senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau
Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa. Fungsi giberelin :
-  Pemanjangan tumbuhan/pembentukan tunas
-  Berperan dalam partenokarpi
- Menghambat perkecambahan dan pembentukan biji

c. Sitokinin
- merangsang pembelahan sel
- memperkecil dominasi apikal
- mengatur pembentukan bunga dan buah
- membantu pembentukkan akar, tunas, menunda pengguguran daun,
dan menghambat proses penuaan.
- mengentikan dominasi apikal merangsang dominasi lateral

d. Asam absisat
-  Menghambat pembelahan dan pemanjangan sel.
-  Menunda pertumbuhan atau dormansi.
-  Merangsang penutupan mulut daun pada musim kering, sehingga
mengurangi aktifitas transpirasi.

e. Gas Etilen
Membuat buah menjadi masak, menyebabkan pertumbuhan batang
menjadi kokoh dan tebal, dapat memacu pembungaan, mengatur
perbandingan bunga betina dan jantan pada tumbuhan berumah satu.

f. Asam Traumalin
Hormon luka/kambium ini dapat merangsang sel – sel di daerah luka
menjadi bersifat meristem lagi sehingga mampu mengadakan
pembelahan sel untuk menutup luka tersebut.

g. Kalin
Hormon untuk memacu pertumbuhan organ tumbuhan, di antaranya :

 Rhizokalin = memacu pertumbuhan akar


 Kaulokalin = memacu pertumbuhan batang
 Fitokalin = memacu pertumbuhan daun
 Anthokalin = memacu pertumbuhan bunga

C. PERTUMBUHAN PRIMER DAN PERTUMBUHAN SEKUNDER

 Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel – sel  jaringan meristem primer. Berlangsung pada
embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang. Embrio memiliki 3
bagian penting :

 - Tunas embrionik yaitu calon batang dan daun


 - Akar embrionik yaitu calon akar
- Kotiledon yaitu cadangan makanan
Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer.
Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya tcrbagi menjadi 3
daerah, yaitu :

 Daerah pembelahan
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
 Daerah pemanjangan : Berada di belakang daerah pembelahan
 Daerah diferensiasi : Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel
mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan tunas
lateral yang akan menjadi cabang.

a. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di permukaan tanah karena


terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas.

b. Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah tanah,


sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan
epikotil yang memanjang ke arah atas.
 Pertumbuhan pada ujung akar

Bagian yang paling cepat tumbuh terletak pada daerah bagian belakang ujung akar,
karena pada bagian ujung akar tersebut terdapat 3 macam daerah titik tumbuh, yaitu
pembelahan, daerah pemanjangan, dan diferensiasi.

Pada daerah pembelahan sel ,


daerah ini terdapat di bagian ujung. Sel- sel
pada daerah ini aktif membelah dan
sifatnya tetap meristematik. Dibelakang
daerah pembelahan merupakan daerah
yang tiap selnya memiliki aktivitas untuk
membesar dan memanjang, daerah ini
dinamakan pemanjangan sel.
Setelah sel – selnya membelah dan
memanjang maka sel – selnya akan
terdiferensiasi menjadi sel – sel yang
memiliki struktur dan fungsi yang khusus,
daerah ini disebut sebagai daerah
diferensiasi. Kemudian sel – sel dibelakang
titik tumbuh akan membentang dan
terdiferensiasi menjadi jaringan – jaringan
akar, yaitu epidermis, korteks, endodermis,
dan silinder pusat.

 Pertumbuha
n pada ujung
batang
Titik tumbuh pada batang dilindungi oleh balutan bakal daunnya. Pertumbuhan dan
perkembangan sama dengan yang terjadi pada akar, yaitu terdapat daerah pembelahan
(meristematik), daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Pada bagian atas daun
tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan permukaan bawah daun, sehingga daun yang
muda akan melengkung diatas titik kambuh.
Pada daerah pemanjangan, sel-selnya akan tumbuh membesar dan memanjang
serta jaringan pembuluh sudah mulai nampak. Pada daerah diferensisasi akan
membentuk beberapa jaringan yaitu epidermis, korteks, dan silinder pusat.

 Pertumbuhan Sekunder

a. Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium


gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan
menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumubuhan.
b. Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang
disebut kambium vasis  atau kambium intravasikuler. Fungsinya adalah
membentuk xilem dan floem primer.
c. Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh,
menjadi kambium yang disebut kambium intervasis.
d. Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun Þbentuk
konsentris.
e. Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsisebagai
pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara permbentukan xilem
dan floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit.
f. ke dalam membentuk feloderm : sel-sel hidup
ke luar membentuk felem : sel-sel mati
 

Gbr. Lingkaran tahun 


karena aktivitas xilem sekunder Gbr. Irisan melintang batang waru

 Teori Histogen dan Teori Tunika

1). Teori Sel Apikal–Hofmeister dan Nageli

Tidak ada perbedaan khusus pada asal-usul jaringan apikal pada pucuk tumbuhan.
Karena seluruh sel pada pucuk batang berawal dari satu sel tunggal.

2). Teori Histogen–Johannes Ludwig Emil Robert von Hanstein (15 Mei 1822 – 27 Agustus
1880)

Teori Histogen klasik yang diutarakan Hanstein pada 1868 menyatakan bahwa ada
sejenis stratifikasi (=pengelompokan, keadaan yang bertingkat–seperti pada kata “strata
sosial“) pada ujung batang tumbuhan angiospermae. Hanstein menyatakan adanya bagian
pusat tanaman yang diselimuti oleh beberapa lapisan yang tersusun rapi, yang saling
menyelubungi dengan ketebalan yang konstan (kamsud gw, kalo misalnya lapisan X setebal 1
mm, maka lapisan X itu akan dan hanya akan setebal itu di seluruh bagian meristem apikal).

Masing-masing lapisan dipercaya terdiri dari beberapa sel meristematis yang saling
bertumpukan, yang terletak pada bagian paling pucuk dari batang. Beberapa tahun
kemudian, interpretasi teori Hanstein terhadap peran masing-masing lapisan sudah tidak
digunakan lagi, tapi konsep dasar tentang adanya lapisan meristem yang bertingkat pada
ujung batang tetap digunakan.

Berikut ringkasan teori histogennya Hanstein:


Meristem primer terdiri dari 3 lapisan sel pembentuk jaringan, yaitu
1) Dermatogen (pembentukan epidermis),
2) Periblem (pembentukan korteks), dan
3) Plerom (pembentukan silinder pusat).
3) Teori Tunika Korpus–Schmidt
Sebagai kelanjutan dari konsep yang dikemukakan Hanstein, Buder dan para
muridnya mengembangkan teori Tunika-Korpus.
Berbeda dengan Hanstein yang mengemukakan tiga lapisan, Buder hanya
megemukakan dua lapisan jaringan dalam teorinya, yaitu “tunika” yang terdiri dari satu atau
lebih lapisan sel yang menyelimuti “korpus” atau jaringan pusat.
Schmidt, muridnya Buder, mengembangkan kembali teori ini. Dia menitikberatkan pada
perbedaan dua lapisan ini. Dia menyampaikan ide bahwa perbedaan utama dari tunika dan
korpus adalah perbedaan antara pertumbuhan dan pembelahan sel.
Pertumbuhan pada tunika, yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan melengkung
batang, mengakibatkan perluasan permukaan tumbuhan, namun tidak berpengaruh pada
ketebalan masing-masing lapisan. Bisa dilihat pada gambar di bawah. Pertumbuhan
itu tidak mengakibatkan bagian ujung (paling atas) menjadi tipis dan bagian tepi jadi tebal.

Model Tunika-Korpus dari “meristem apikal” (=pucuk tanaman–bagian atas–yang mengalami


pertumbuhan ke atas). Lapisan epidermis [L1] dan subepidermis [L2] disebut tunika. [L3]
disebut korpus. Sel-sel di L1 dan L2 membelah secara melengkung untuk menjaga lapisan-
lapisan ini tetap terpisah satu sama lain. Sedangkan sel-sel L3 membelah dengan arah yang
lebih random lagi. Sedangkan, pertumbuhan silinder pusat (korpus) bertitik berat pada
pertambahan massa tumbuhan. Pertumbuhan pada jaringan ini cenderung tidak reguler,
yang mengakibatkan pertambahan massa tumbuhan tidak konstan. Kadang cepat, kadang
pelan. Kerjasama yang baik antara pertambahan luas permukaan oleh tunika dan
pertambahan volume tumbuhan oleh korpus menghasilkan keserasian pertumbuhan pada
tanaman.

You might also like