You are on page 1of 4

PUBLIC RELATION

Disusun Oleh :
SUDARSINI
452 08 017
DIV ADM.BISNIS

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

MAKASSAR

2010
Ringkasan

Judul : Indomie
Topik : Kasus Penarikan produk Indomie di taiwan

Isi Sumber : Tuesday, October 12, 2010


Kasus Penarikan Produk Indomie di Taiwan

10/12/2010 Bang Iwan

Jika saya sebagai seorang PR yang harus saya lakukan adalah bagaimana mengembalikan citra
baik yang positif terhadap penilaian atau tanggapan masyarakat. Misalnya dengan melakukan
klarifikasi pemberitaan secepatnya di TV atau di media massa serta dengan bantuan BPOM
karena produk tersebut termasuk dalam pengawasan BPOM.

1. Pembahasan Artikel
Mi instan merek Indomie dinyatakan dilarang di Taiwan. Alasannya, makanan populer di
kalangan menengah ini ditengarai mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu
methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid.

Menurut pihak berwenang Taiwan, kedua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat
kosmetik. Konsekuensinya, sejak Jumat, 8 Oktober 2010 pekan lalu, Taiwan mengumumkan
penarikan semua produk Indomie dari pasaran. Selain di Taiwan, dua jaringan supermarket
terkemuka di Hong Kong untuk sementara waktu juga tidak menjual Indomie yang populer di
Indonesia itu. Zat yang menghebohkan itu, methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam
benzoat), menurut praktisi kosmetik, A Dessy Ratnaningtyas, adalah bahan pengawet agar
produk tahan lama atau tidak cepat membusuk. Umumnya dikenal pula dengan nama nipagin
yang merupakan salah satu nama dagang yang terkenal. "Kalau kita analogikan dengan kamera,
itu sama dengan Kodak," katanya.

Di dunia kosmetik, batas penggunaan nipagin tidak boleh lebih dari 0,15%. "Keduanya adalah
bahan kimia. Jadi memang untuk tubuh pasti dianggap benda asing, jika terakumulasi bisa
berbahaya."

Hal yang sama diungkapkan Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kustantinah.
Dia membenarkan zat yang dipersoalkan di Taiwan, juga dikenal dengan nama nipagin. Indomie,
menurut dia, memang mengandung zat kimia tersebut. Zat pengawet Nipagin itu juga ada di
kecap yang merupakan bagian dari mi instan.

"Kadar bahan kimia di Indomie masih dalam batas wajar sehingga aman untuk dikonsumsi,"
katanya. Saat ini ada sekitar 663 mi instan lokal yang terdaftar di BPOM. Sedang mi impor ada
466 item. Semua itu dinyatakan aman dikonsumsi.

Tetapi, jika dikonsumsi secara berlebihan, menurut Kustantinah, dapat muntah-muntah dan
risiko berat bisa terkena penyakit kanker. "Apapun yang terkandung bila dikonsumsi berlebihan
berbahaya bagi kesehatan," katanya.
2. Tanggapan balik
Pemerintah dan PT. Indofood langsung melakukan koordinasi dan klarifikasi mengenai
standar pemakaian bahan pengawet yang terkandung dalam kecap tersebut. Di Indonesia,
masyarakat relatif tidak terganggu dengan pemberitaan tersebut seperti hasil wawancara
langsung sejumlah siara radio swasta.

You might also like