You are on page 1of 5

Teori transdermal

TRANSDERMAL DRUG DELIVERY SYSTEM

Kulit yaitu organ terbesar dari tubuh manusia dengan tebal 0,5-5 mm yang
melindungi struktur-struktur dibawahnya dan berfungsi sebagai cadangan kalori. Struktur
kulit manusia terdiri dari tiga lapisan yang masing-masing tersusun dari berbagai jenis sel dan
memiliki fungsi bermacam-macam. Ketiga lapisan itu adalah epidermis, dermis dan
hipodermis (subkutan).

1. Epidermis

Epidermis memiliki ketebalan 100-150 µm dan terdiri dari 4 lapisan antara lain
stratum basale, stratum spinosum, stratum granulosum dan stratum korneum. Di bagian
dalam lapisan epidermis terdapat sel-sel berbentuk kubus yang cepat membelah diri
sementara sel-sel di lapisan luar mati dan menggepeng. Sel-sel epidermis berikatan erat satu
sama lain melalui desmosom titik yang berhubungan dengan filamen keratin intrasel untuk
membentuk suatu lapisan pembungkus kohesif yang kuat.

Komponen utama epidermis adalah protein keratin yang dihasilkan oleh sel-sel
keratinosit. Keratin adalah bahan yang kuat dan memiliki daya tahan tinggi serta tidak larut
dalam air. Keratin mencegah hilangya air tubuh dan melindungi epidermis dari iritan atau
mikroorganisme penyebab infeksi.

Pada epidermis pula akan dijumpai sel pigmen (Melanosit). Melanosit mensintesis
dan mengeluarkan melanin sebagai respon terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior,
hormon perangsang melanosit (Melanocyte Stimulating Hormone). Melanin merupakan
pigmen hitam yang menyebar ke seluruh epidermis untuk melindungi sel dari radiasi sinar
UV.

Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel ini
mengenali zat asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan memulai mekanisme
serangan imun. Stress dapat mempengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan
rangsang simpatis. Radiasi sinar UV dapat mengurangi kemampuan sel Langerhans
mencegah kanker.
Lapisan yang menyusun epidermis dari yang terdalam hingga paling luar:

a. Stratum basale

Lapisan yang terdiri dari lapis tunggal sel muda yang tidak terdiferensiasi dan
berbentuk tabung. Berperan memperbaharui epidermis dan menggantikan sel-sel stratum
korneum yang sudah mati pada permukaan kulit.

b. Stratum spinosum

Lapisan ini terdiri dari sel berbentuk poligonal masih memiliki nukleus dan organel
namun mengandung filamen keratin lebih banyak dibandingkan sel yang ada di stratum
basale. Antar sel dihubungkan oleh desmosom yang dapat pecah sehingga melanosit dan
leukosit dapat bermigrasi.

c. Stratum granulosum

Lapisan ini merupakan tempat terjadinya aktivitas biokimia dan perubahan bentuk
morfologi sel sehingga pada zona ini terdapat campuran sel yang hidup dengan sel keratin
yang mati. Polipeptida membentuk gabungan sel keratin, membentuk lapisan spinosum yang
bergerak pada zona transisi menjadi molekul serat keratin yang tidak larut.

d. Stratum korneum

Lapisan terluar dari kulit ini merupakan barier pertama untuk difusi zat-zat termasuk
air. Memiliki ketebalan 10-20 µm saat kondisi kering dan dapat menebal saat kondisi basah.
Tersusun atas 10-25 lapisan sel yang kompak, rata, kering dan sel keratin. Sel-sel lapisan
stratum korneum secara fisiologi tidak aktif dan akan selalu digantikan dari lapisan epidermis
di bawahnya. Kulit manusia terdiri dari 10-70 folikel rambut dan 200-250 kelenjar keringat
untuk setiap cm2 luas tubuh. Bagian kulit yang mengandung komponen di atas hanya 0,1 %
dari total luas kulit manusia, walaupun demikian zat asing terutama yang larut dalam air
kemungkinan dapat berpenetrasi ke dalam kulit melalui bagian kulit tersebut lebih cepat
dibandingkan kontak dengan stratum korneum.
2. Dermis

Lapisan jaringan ikat yang mengandung 75 % serat kolagen (untuk kekuatan), 4 %


serat elastin (untuk peregangan) dan 0,4 % serat retikulin. Serat-serat kolagen dan elastin
tersusun secara acak dan menyebabkan dermis teregang dan memiliki daya tahan. Asam
hialuronat yng disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat memiliki mekanisme kerja melapisi
protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan turgor (tegang).

Di seluruh dermis terdapat pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh
limfe, folikel rambut serta kelenjar keringat dan sebasea (minyak).

Pembuluh darah dalam lapisan ini berfungsi sebagai regulator temperatur dan tekanan
serta menyalurkan dan membuang bahan makanan serta sisa ekskresi. Pada dermis pula
terdapat sel mast yang mengeluarkan histamin selama peradangan dan makrofag yang
memfagositosis sel-sel mati dan mikroorganisme.

3. Subkutan

Lapisan yang terletak dibawah dermis ini terdiri dari lemak dan jaringan ikat yang
berfungsi sebagai peredam kerja dan insulator panas. Selain itu lapisan ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan kalori

Kulit merupakan lapisan pelindung tubuh terhadap pengaruh luar, baik pengaruh fisik
maupun pengaruh kimia. Dalam keadaan tertentu kulit dapat ditembus oleh senyawa obat
yang dapat menimbulkan efek terapetik baik yang bersifat lokal maupun sistemik Kulit
terbentuk dari tumpukan tiga lapisan berbeda yang berurutan dari luar ke dalam yaitu lapisan
epidermis, lapisan dermis dan lapisan hipodermis. Epidermis merupakan lapisan terluar kulit
yang berfungsi sebagai penghalang terpenting dari hilangnya air, elektrolit dan atau nutrien
tubuh serta masuknya senyawa asing dari luar. Epidermis dibedakan atas dua bagian yaitu
lapisan malfigi yang menempel pada dermis dan lapisan tanduk (stratum korneum). Stratum
korneum ini merupakan elemen pelindung yang paling efisien karena deretan sel-sel pada
stratum korneum saling berikatan dengan kohesi yang sangat kuat

Sistem penghantaran transdermal adalah sistem penghantaran obat secara sistemik


melalui kulit sebagai tempat absorpsi/permeasi obat secara perkutan. Absorpsi perkutan
merupakan gabungan fenomena penembusan suatu senyawa dari lingkungan luar ke bagian
kulit dalam dan fenomena penyerapan dari struktur kulit ke dalam peredaran darah getah
bening. Istilah perkutan menunjukkan bahwa penembusan terjadi pada lapisan epidermis dan
penyerapan dapat terjadi pada lapisan epidermis yang berbeda Fenomena absorpsi perkutan
(permeasi pada kulit) dapat digambarkan dalam tiga tahap yaitu penetrasi pada permukaan
stratum korneum, difusi melalui stratum korneum, epidermis dan dermis, masuknya molekul
ke dalam sirkulasi sistemik. Penetrasi melalui stratum korneum dapat terjadi melalui
penetrasi transepidermal dan penetrasi transappendageal. Pada kulit normal, jalur penetrasi
obat umumnya melalui epidermis (transepidermal), dibandingkan penetrasi melalui folikel
rambut maupun melewati kelenjar keringat (transappendageal). Jumlah obat yang
terpenetrasi melalui jalur transepidermal berdasarkan luas permukaan pengolesan dan tebal
membran. Kulit merupakan organ yang bersifat aktif secara metabolik dan kemungkinan
dapat merubah obat setelah penggunaan secara topikal. Biotransformasi yang terjadi ini dapat
berperan sebagai faktor penentu kecepatan (rate limiting step) pada proses absorpsi perkutan.
Rute transdermal mempunyai banyak keuntungan dalam penghantaran obat baik secara lokal
maupun sistemik. Akan tetapi, kulit merupakan pelindung terluar tubuh yang kuat dibanding
dengan membran biologi yang lain. Permeabilitas yang rendah dari kulit dibandingkan
dengan jaringan biologi lainnya mengakibatkan kulit sulit menjadi tempat pemasukan obat.
Penggunaan penetration enhancer memberikan jalan untuk meningkatkan permeasi obat

Keuntungan sediaan transdermal


 Menghindarkan obat dari metabolisme lintas pertama
 Lebih nyaman karena dilakukan tanpa merusak jaringan (non invasif)
 Dapat menjadi alternatif obat yang mengiritasi GIT
 Dapat menjadi alternatif obat yg dirusak enzim , flora, pH GIT
 Mudah bagi pasien untuk menggunakan sendiri
 Sistem penghantaran ini dapat dirancang untuk frekuensi penggunaan satu
kali sehari atau lebih jarang lagi (pengulangan dosis minimal) dapat
meningkatkan kepatuhan pasien
 Sistem penghantaran ini dapat menghantarkan obat dengan kinetika ordo ke
nol sehingga fluktuasi kadar obat dalam darah dapat diminimalisir
karakteristik Obat yang Cocok untuk Diberikan Secara Transdermal
1. kelarutan dalam air lebih dari 1 mg/ml
2. koefisien partisi lipid air antara 10 dan 1000
3. berat molekulnya kurang dari 500 dalton
4. titik leleh kurang dari 200
5. larutan jenuh dalam air memiliki pH 5 - 9
6. Secara farmakoterapi, obat tersebut mempunyai dosis di bawah 10 mg per
hari

You might also like