You are on page 1of 28

Khutbah Idul Fitri 1430 H

Oleh Ust Dr. Prihandoko, MIT

Ramadhan & Idul Fitri Menjadi Titik Tolak


Transformasi Budaya Bangsa
Jatijajar, Senin 21 September 2009 M / 1 Syawal 1430 H

Badan Silaturrahmi Masjid dan Musholla


Masjid “Baiturrahman”, Masjid “Darussalam”, Masjid “Baitul Muttaqien”, Masjid “At-Taqwa”
Perumahan Jatijajar – Depok

Basmallah – Peduli Umat -1-


Ramadhan & Idul Fitri Menjadi Titik Tolak
Transformasi Budaya Bangsa
Dr. Prihandoko, MIT
Perumahan Jati Jajar, , Senin 1 Syawal 1430H

‫اﻟﺴﻼم ﻋﻠﻴﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﷲ وﺑﺮآﺎﺗﻪ‬

‫ اﻟﺤﻤﺪ ﷲ اﻟﺬي أرﺳﻞ رﺳﻮﻟﻪ‬. ، ‫ اﷲ أآﺒﺮ وﷲ اﻟﺤﻤﺪ‬، ‫ﻣﺮات( ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ واﷲ أآﺒﺮ‬9) ‫اﷲ أآﺒﺮ‬
‫ وأﺷﻬﺪ أن‬، ‫ أﺷﻬﺪ أﻧﻰ إﻟﻪ إﻻ اﷲ وﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ‬، ‫ﺑﺎﻟﻬﺪى ودﻳﻦ اﻟﺤﻖ ﻟﻴﻈﻬﺮﻩ ﻋﻠﻰ اﻟﺪﻳﻦ آﻠﻪ‬
‫ وﺗﺮآﻨﺎ‬، ‫ وﺟﺎهﺪ ﻓﻲ اﷲ ﺣﻖ ﺟﻬﺎدﻩ‬، ‫ وﻧﺼﺢ اﻷﻣﺔ‬، ‫ أدى اﻷﻣﺎﻧﺔ وﺑﻠﻎ اﻟﺮﺳﺎﻟﺔ‬، ‫ﻣﺤﻤﺪا ﻋﺒﺪﻩ ورﺳﻮﻟﻪ‬
‫ اﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ وﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ‬، ‫ ﻟﻴﻬﺎ آﻨﻬﺎرهﺎ ﻻ ﻳﺰﻳﻎ ﻋﻨﻬﺎ إﻻ هﺎﻟﻚ‬، ‫ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺤﺠﻮ اﻟﺒﻴﻀﺎء‬
‫ أﺻﻴﻜﻢ وإﻳﺎي ﺑﺘﻘﻮى اﷲ وﻃﺎﻋﺘﻪ ﻓﻲ آﻞ وﻗﺖ ﻟﻌﻠﻜﻢ‬،‫ ﻓﻴﺎ أﻳﻬﺎ اﻟﻤﺴﻠﻤﻮن‬، ‫وﺻﺤﺒﻪ أﺟﻤﻌﻴﻦ وﺑﻌﺪ‬
‫ ﺁل‬.{‫ﻦّ ِإَﻟّﺎ َوَأﻧْ ُﺘﻢْ ُﻣﺴِْﻠﻤُﻮن‬
َ ‫ﻖ ُﺗﻘَﺎ ِﺗ ِﻪ َوﻟَﺎ َﺗﻤُﻮ ُﺗ‬
َّ ‫ﺣ‬
َ ‫ﻦ ءَا َﻣﻨُﻮا اَّﺗﻘُﻮا اﻟَّﻠ َﻪ‬
َ ‫ } ﻳَﺎَأُّﻳﻬَﺎ اَّﻟﺬِﻳ‬: ‫ ﻗﺎل ﺗﻌﺎﻟﻰ‬.‫ﺗﻔﻠﺤﻮن‬
.102 ‫ﻋﻤﺮان‬

Ma’asyiral Muslimin wal muslimat Rahimakumullah!

Hari ini Umat Islam di seluruh dunia tengah merayakan Hari Raya Idul
Fitri. Lantunan takbir, tahmid, dan tahlil yang mengagungkan asma
Allah berkumandang menyambut hari raya ini. Jutaan manusia, dari
berbagai etnik, suku, dan bangsa di seluruh penjuru dunia,
mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebagai refleksi rasa
syukur dan sikap kehambaan mereka kepada Allah SWT.

Basmallah – Peduli Umat -2-


Tidak ada perpisahan yang lebih mengharukan dari pada perpisahan
dengan Ramadhan. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Di
dalamnya kita semua dihantarkan secara perlahan menuju titik fitrah.
Titik penciptaan kita yang bersih dan suci. Allah Sang Pencipta tidak
pernah bermaksud buruk ketika pertama kali menciptakan manusia.
Karena itu tidak mungkin manusia mencapai kesempurnaan dirinya
tanpa kembali ke titik asal diciptakannya. Itulah titik di mana manusia
benar-benar menjadi manusia. Bukan manusia yang penuh lumuran
dosa dan kekejaman. Bukan manusia yang dipenuhi gelimang
kemaksiatan dan kedzaliman.
Allah swt. menurunkan Al Qur’an untuk menjadi pedoman agar
manusia tetap komitmen dengan kemanusiaannya. Yaitu manusia
yang saling mencintai karena Allah, saling memperbaiki menuju
keimanan sejati, saling tolong menolong menuju peradaban yang
kokoh, saling membantu dalam kebaikan bukan saling membantu
dalam dosa dan kemungkaran. Allah mengutus nabi-nabi sepanjang
sejarah sebagai contoh terbaik bagaimana menjalankan kewajiban
kepadaNya. Tidak ada keselamatan kecuali ikut jejak para Nabi. Dan
tidak ada keberkahan kecuali bersungguh-sungguh menjalankan
ibadah seperti yang para Nabi ajarkan. Itulah tuntunan fitrah. Bahwa
setiap manusia tidak akan bisa kembali ke titik fitrahnya tanpa
mengikuti ajaran yang disampaikan para Nabi.

Basmallah – Peduli Umat -3-


Nabi Allah yang terakhir adalah Nabi Muhammad saw. Dialah
penutup nabi-nabi dan rasul-rasul (khaatamun nabiyyiin). Dengan
demikian semua tuntunan yang dibawanya pasti seirama dengan
fitrah manusia. Maka dengan ikut Nabi Muhammad secara utuh kita
akan menjadi manusia yang kembali ke fitrah. Karena itu setiap
memasuki bulan Ramadhan kita harus berbicara mengenai
bagaimana Nabi Muhammad saw. menjalani ibadahnya selama
Ramadhan. Sebab hanya dengan ikut jejaknya kita bisa mencapai
hakikat Ramadhan secara mendalam dan sempurna. Rasulullah saw.
pernah menegaskan bahwa berapa banyak orang yang berpuasa
Ramadhan, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali
hanya lapar dan haus. Artinya bahwa ia dengan Ramadhan tidak bisa
kembali ke fitrahnya, padahal semua rangkaian ibadah Ramadhan
adalah tangga kembali menuju fitrah. Mengapa?
Mengapa semua ibadah itu tidak mengantarkan mereka ke titik fitrah?
Di manakah letak salahnya? Jawabanya tentu pada manusianya.
Sebab ternyata masih banyak orang yang masuk Ramadhan tidak
maksimal menjalankan ibadah-ibadah yang Allah dan rasulNya
ajarkan. Banyak orang masuk Ramadhan sekedar dengan semangat
ritual saja, sementara hakikat keilmuan yang harus dijadikan bekal
selama Ramadhan diabaikan. Banyak orang masuk Ramadhan
semata menahan lapar dan haus di siang hari, sementara di malam

Basmallah – Peduli Umat -4-


hari mereka kembali ke dosa-dosa. Banyak orang masuk Ramadhan
bukan untuk meningkatkan ibadah dan keimanan, melainkan untuk
meningkatkan omset-omset maksiat. Pun banyak orang masuk
Ramadhan dengan semangat di awal-awal saja, sementara di akhir-
akhir Ramadhan di mana Rasulullah beri’tikaf dan memburu malam
lailatul qadar, malah ia sibuk dengan permainan-permainan. Bahkan
yang sangat menyedihkan adalah bahwa banyak orang yang hanya
semangat beribadah di bulan Ramadhan saja, bagitu Ramadhan
pergi, semua ibadah itu lenyap seketika dari permukaan. Masjid-
masjid yang tadinya ramai dengan shalat malam dan shalat
berjamaah, setelah Ramadhan, kembali kosong dan sepi.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd…


Saudaraku Kaum Muslimin rahimakumullah…
Tidak ada ajaran bahwa kita wajib mentaati Allah dan rasulNya hanya
di bulan Ramadhan saja, setelah itu kita kembali berbuat dosa.
Ramadhan sebagai titik tolak kembali ke fitrah sejati. Bahwa dari
Ramadhan kita bangun komitmen ketaatan seumur hidup seperti
ketaatan selama Ramadhan. Dalam surah An Nahl 92, Allah
berfirman:
‫ﻏﺰَْﻟﻬَﺎ ِﻣﻦْ َﺑﻌْ ِﺪ ُﻗ َّﻮ ٍة َأﻧْﻜَﺎﺛًﺎ‬
َ ْ‫ﻀﺖ‬
َ ‫َوﻟَﺎ َﺗﻜُﻮﻧُﻮا آَﺎَّﻟﺘِﻲ َﻧ َﻘ‬

Basmallah – Peduli Umat -5-


“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan
benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai
kembali”.

Ini sebuah pelajaran yang sangat mahal. Allah merekam kisah


seorang wanita yang hidupnya sia-sia. Dari pagi sampai sore ia
hanya memintal benang. Sore hari ketika pintalan itu selesai, ia cerai-
beraikan kembali. Perhatikan! Allah melarang agar akhlak wanita
tersebut tidak terulang kembali. Bahwa perbuatan sia-sia adalah
kerugian yang nyata. Karena itu Nabi saw. selalu mengingatkan agar
kita selalu istiqaamah. Ketika salah seorang sahabatnya minta
nasihat yang bisa dijadikan pegangan seumur hidupnya, Nabi
menjawab: qul aamantu billahi tsummastaqim (katakan aku beriman
kepada Allah dan beristiqamahlah).
Demikianlah, setiap tahun kita menjalani ibadah Ramadhan dengan
penuh semangat siang dan malam: siangnya kita berpuasa,
malamnya kita tegakkan shalat malam, tetapi benarkah nuansa
ketaatan itu akan terus bertahan seumur hidup kita? Atau ternyata itu
hanya untuk Ramadhan? Berapa banyak orang Islam yang selama
Ramadhan rajin ke masjid, tetapi begitu Ramadhan habis, seakan
tidak kenal masjid lagi. Berapa banyak orang Islam yang selama
Ramadhan rajin membaca Al Qur’an, tetapi begitu Ramadhan

Basmallah – Peduli Umat -6-


selesai, Al Qur’an dilupakan begitu saja. Mirip dengan kisah wanita
yang Allah ceritakan di atas. Selama Ramadhan ketaatan dirangkai,
begitu Ramadhan habis, semua ketaatan yang indah itu dicerai
beraikan kembali.

Saudaraku Kaum Muslimin rahimakumullah…


Ketahuilah bahwa Allah ta’ala menjadikan kehidupan dunia ini
sebagai ujian dan cobaan bagi hamba-hambanya agar diketahui
siapakah dari hambaNya yang mentataiNya dan siapa yang
mendurhakaiNya: Dialah Allah yang menciptakan kematian dan
kehidupan untuk menguji kalian, manakah di antara kalian yang
paling baik amalnya, dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun)
(2:‫ﻼ َو ُه َﻮ اﻟْ َﻌﺰِﻳ ُﺰ اﻟْ َﻐﻔُﻮ ُر( )اﻟﻤﻠﻚ‬
ً ‫ﻋ َﻤ‬
َ ‫ﻦ‬
ُ‫ﺴ‬َ ْ‫ﺤﻴَﺎ َة ِﻟ َﻴﺒُْﻠ َﻮ ُآﻢْ َأ ُّﻳ ُﻜﻢْ َأﺣ‬
َ ْ‫ت وَاﻟ‬
َ ْ‫ﻖ اﻟْ َﻤﻮ‬
َ ‫ﺧَﻠ‬
َ ‫اَّﻟﺬِي‬
Orang yang berbahagia adalah orang yang mampu menjadikan
kehidupannya sebagai bekal menuju perjalanan panjang ke akherat
kelak.
Rasulullah SAW 14 abad lebih yang lalu memberikan isyarat tentang
situasi yang akan menimpa sebuah bangsa yang tidak konsisten
menjalan tata aturan agama. Mereka akan dilanda berbagai krisis
(sosial, politik, ekonomi, moral, dan budaya) yang berkepanjangan.

Basmallah – Peduli Umat -7-


‫إذا اﻗﺘﺮب اﻟﺰﻣﺎن آﺜﺮ ﻟﺒﺲ اﻟﻄﻴﺎﻟﺴﺔ وآﺜﺮت اﻟﺘﺠﺎرة وآﺜﺮ اﻟﻤﺎل وﻋﻈﻢ رب اﻟﻤﺎل‬
‫وآﺜﺮت اﻟﻔﺎﺣﺸﺔ وآﺎﻧﺖ إﻣﺮة اﻟﺼﺒﻴﺎن وآﺜﺮ اﻟﻨﺴﺎء وﺟﺎر اﻟﺴﻠﻄﺎن وﻃﻔﻒ ﻓﻲ اﻟﻤﻜﻴﺎل‬
‫واﻟﻤﻴﺰان ﻳﺮﺑﻲ اﻟﺮﺟﻞ ﺟﺮو آﻠﺐ ﺧﻴﺮ ﻟﻪ ﻣﻦ أن ﻳﺮﺑﻲ وﻟﺪًا وﻻ ﻳﻮﻗﺮ آﺒﻴﺮ وﻻ ﻳﺮﺣﻢ‬
‫ﺻﻐﻴﺮ وﻳﻜﺜﺮ أوﻻد اﻟﺰﻧﺎ ﺣﺘﻰ إن اﻟﺮﺟﻞ ﻟﻴﻐﺸﻰ اﻟﻤﺮأة ﻋﻠﻰ ﻗﺎرﻋﺔ اﻟﻄﺮﻳﻖ ﻓﻴﻘﻮل أﻣﺜﻠﻬﻢ‬
‫ ﻳﻠﺒﺴﻮن ﺟﻠﻮد اﻟﻀﺄن ﻋﻠﻰ ﻗﻠﻮب اﻟﺬﺋﺎب أﻣﺜﻠﻬﻢ‬،‫ ﻟﻮ اﻋﺘﺰﻟﺘﻢ ﻋﻦ اﻟﻄﺮﻳﻖ‬:‫ﻓﻲ ذﻟﻚ اﻟﺰﻣﺎن‬
(‫) اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ‬."‫ﻓﻲ ذﻟﻚ اﻟﺰﻣﺎن اﻟﻤﺪاهﻦ‬

“Apabila akhir zaman semakin dekat maka banyak orang yang


berpakaian jubah, dominasi perdagangan, harta kekayaan melimpah,
para pemilik modal diagungkan, kemesuman merajalela, kanak-kanak
dijadikan pemimpin, dominasi perempuan, kelaliman penguasa,
manipulasi takaran dan timbangan, orang lebih suka memelihara
anjing piaraannya daripada anaknya sendiri, tidak menghormati orang
yang lebih tua, tidak menyayangi yang kecil, membiaknya anak-anak
zina, sampai-sampai orang bisa menyetubuhi perempuan di tengah
jalan, maka orang yang paling baik di zaman itu hanya bisa
mengatakan: tolonglah kalian menyingkri dari jalan, mereka
berpakaian kulit domba tetapi berhati serigala, orang paling ideal di
zaman itu adalah para penjilat.” (HR, Thabrani)

Basmallah – Peduli Umat -8-


Fenomena sosial yang dikhawatirkan Rasulullah SAW tersebut pada
kenyataannya telah bermunculan di tengah-tengah bangsa yang
sedang dirundung krisis multi dimensi ini. Kita dapat menyaksikan
lahirnya manusia-manusia yang secara lahir berpenampilan rapih,
bersih, menarik, perlente, dengan gaya dan isi pembicaraan yang
memukau seolah ingin menggambarkan tingginya kemampuan
intelektual mereka dan keberpihakan kepada kebenaran dan
keadilan. Padahal, kondisi sebenarnya adalah mereka membenci dan
memusuhi tegaknya kebenaran dan keadilan dalam kehidupan
bahkan sekedar untuk dirinya sendiri. Orang-orang seperti itulah yang
kemudian populer disebut politisi busuk dan birokrat busuk.

Celakanya, tampilan diri yang dapat menutupi dan mengelabui


pandangan orang tentang kondisi bathin yang sesungguhnya
sehingga menjalani hidup penuh dengan kepura-puraan telah
menjadi realitas sosial yang membudaya. Akibatnya, terjadi
pergeseran norma-norma sosial dan budaya yang pada akhirnya
membiakkan berbagai perilaku menyimpang yang berpengaruh besar
terhadap keamanan dan kenyamanan hidup bermasyarakat.

Tentu saja gaya hidup seperti itulah yang mengobarkan kemunafiqan


dan kepura-puraan di semua sektor kehidupan. Di sana ada politisi

Basmallah – Peduli Umat -9-


busuk, birokrat busuk, para pemimpin yang tidak berkualitas yang
kerjanya hanya mengeruk kekayaan buat dirinya sendiri, pedagang
culas yang tidak mengindahkan norma-norma, para suami yang tidak
berdaya, dan merebaknya dekadensi moral yang dilakukan
masyarakat secara terang-terangan.
Dalam waktu yang sama ketidakberdayaan untuk memberantas
berbagai jenis perilaku menyimpang itu telah menyerang semua
lapisan masyarakat. Akibatnya persepsi dan pandangan orang
menjadi berubah. Perilakunya telah melenceng jauh dari nita-nilai dan
aturan agama. Salah satunya adalah pandangan masyarakat tentang
pentingnya menjaga kesucian diri dari segala perbuatan nista dan
dari bahaya hubungan seksual di luar nikah (zina).
Beberapa tahun lalu kita merasakan adanya suatu pandangan yang
sama di tengah masyarakat bahwa berhubungan seksual di luar
nikah adalah sesuatu yang sangat aib dan merupakan dosa besar
yang harus benar-benar dijauhi, baik oleh yang belum maupun yang
sudah menikah. Pandangan ini diterima sebagai suatu norma yang
berlaku di masyarakat, sehingga bila ada orang yang melanggarnya
akan mendapat perlakuan yang seragam dari seluruh lapisan
masyarakat di mana saja. Ia akan menerima sangsi sosial berupa
penyingkiran dari pergaulan sosial, dimusuhi, tidak mendapatkan hak-
haknya sebagai warga dsb. Akibatnya, ia akan teralienasi dari

Basmallah – Peduli Umat - 10 -


masyarakatnya, merasakan kehidupan yang sempit dan tersiksa,
serta merasakan sebagai pihak yang ‘terhukum’ Hal ini akan
melahirkan perasaan ‘jera’ yang efektif mengurangi frekuensi
pengulangan.
Namun lihatlah kondisi masyarakat kita sekarang ini. Berzina
dianggap sebagai salah satu ciri gaya hidup modern dan menutupi
aibnya dengan dalih sebagai ’tuntutan zaman’. Kemudian pandangan
ini dipopulerkan di tengah masyarakat, sehingga terjadi perubahan-
perubahan norma sosial. Berbagai perilaku menyimpang terjadi di
mana-mana. Dari mulai kejahatan politik sampai kejahatan moral.
Akibatnya masyarakat merasa kesulitan untuk memilah dan
membedakan mana perbuatan yang baik yang dapat membawa
keamanan dan kebahagiaan hidup, dan mana perbuatan buruk yang
dapat membawa kesengsaraan pada kehidupan.
Berbagai realitas buruk ini tidak akan dapat berubah kecuali kita
sendiri yang merubahnya. Allah tidak akan merubah kondisi suatu
kaum kecuali mereka merubahnya.

‫ﻻ ُﻳ َﻐﻴﱢ ُﺮ ﻣَﺎ‬
َ ‫ن اﻟّﻠ َﻪ‬
‫ﺧﻠْ ِﻔ ِﻪ َﻳﺤْ َﻔﻈُﻮ َﻧ ُﻪ ِﻣﻦْ َأﻣْ ِﺮ اﻟّﻠ ِﻪ ِإ ﱠ‬
َ ْ‫ﻦ َﻳ َﺪﻳْ ِﻪ َو ِﻣﻦ‬
ِ ْ‫َﻟ ُﻪ ُﻣ َﻌ ﱢﻘﺒَﺎتٌ ﻣﱢﻦ َﺑﻴ‬
13:11 ‫ﺴ ِﻬﻢْ َوِإ َذ‬
ِ ‫ﺣﺘﱠﻰ ُﻳ َﻐ ﱢﻴﺮُواْ ﻣَﺎ ِﺑَﺄﻧْ ُﻔ‬
َ ‫ﻼ َﻣ َﺮ ﱠد َﻟ ُﻪ َوﻣَﺎ َﻟﻬُﻢ ﻣﱢﻦ ِﺑ َﻘﻮْ ٍم‬
َ ‫ا َأرَا َد اﻟّﻠ ُﻪ ِﺑ َﻘﻮْ ٍم ﺳُﻮءًا َﻓ‬
‫ل‬
ٍ ‫دُو ِﻧ ِﻪ ﻣِﻦ وَا‬

Basmallah – Peduli Umat - 11 -


“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia.(QS : 13:11).
Perubahan yang kita inginkan bukanlah perubahan yang hanya
terjadi pada level individu saja. Tapi, kita menginginkan adanya
perubahan secara menyeluruh. Kita menginginkan dunia yang lebih
adil, lebih damai, lebih bersahabat, dan lebih memberikan rahmatnya
kepada manusia seluruhnya. Kita ingin membangun peradaban baru
sebagai pengganti peradaban yang ada saat ini.
Menurut Ibnu Qoyim Al Jauziyah, seorang ulama besar abad
pertengahan, untuk membangun peradaban, kita perlu melakukan
enam tahapan berikut ini:
1. Membangun visi, cita-cita, angan-angan dan tujuan dari
kehidupannya
Visi dan cita-cita merupakan target dari hidup manusia di dunia. Visi
merupakan angan-angan dan obsesi. Visi merupakan cita-cita dan
tujuan dari hidup. Ia akan menentukan arah dan garis perjuangan

Basmallah – Peduli Umat - 12 -


hidupnya. Ia akan menjadi pembentuk pikiran dan perilaku. Visi akan
sangat mempengaruhi keputusan-keputusan dalam hidupnya. Visi
juga akan membentuk karakter seorang manusia. Oleh karena itu,
pembentukan visi dan cita-cita merupakan hal yang sangat penting
bagi manusia. Tanpa visi dan cita-cita, manusia tidak ada bedanya
dengan hewan. Tanpa visi dan cita-cita, manusia cuma seonggok
daging berjalan, tanpa arah dan tujuan.
Bagi manusia yang sudah mempunyai visi, benar dan salah visinya
akan menentukan akhir kehidupannya. Sebagian manusia ada yang
mempunyai visi, cita-cita dan tujuan hidup untuk memiliki uang
sebanyak-banyaknya. Sebagian lagi bercita-cita menjadi penguasa.
Sebagian lagi bercita-cita menjadi artis terkenal. Ada juga orang yang
menjadikan profesinya menjadi obsesi tertingginya.
Sementara, seorang muslim sejati memiliki visi dan cita-cita untuk
beribadah kepada Allah semata.
‫ن‬
ِ ‫ﺲ ِإﻟﱠﺎ ِﻟ َﻴﻌْ ُﺒﺪُو‬
َ ‫ﻦ وَاﻟْﺈِﻧ‬
‫ﺠﱠ‬ِ ْ‫ﺖ اﻟ‬
ُ ْ‫ﺧَﻠﻘ‬
َ ‫َوﻣَﺎ‬
“Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepada-Ku“ (QS: 51-65).
Beribadah kepada Allah artinya, menyerahkan seluruh urusan kita,
seratus persen, sepenuhnya kepada Allah swt. Setiap lontaran
pikiran, curahan perasaan, dan tindakan yang muncul dari diri kita
harus ditujukan untuk kepentingan Allah saja, bukan untuk

Basmallah – Peduli Umat - 13 -


kepentingan yang lain. Ayat diatas memberikan arahan pasti dan
jelas kepada setiap muslim, bahwa mereka tidak diciptakan untuk
tujuan lain selain beribadah. Tidak ada tujuan untuk mengumpulkan
materi. Tidak ada tujuan untuk menjadi penguasa. Tidak ada tujuan
untuk menjadi penghibur. Ini menjadi landasan iman dan keyakinan.
Adapun semua profesi dan pekerjaan kita, itu hanyalah sarana untuk
beribadah kepada Allah. Materi, kekuasaan, dan lain-lainnya
hanyalah sarana yang mengantarkan dan mempermudah proses
ibadah kepada Allah. Seorang dokter muslim akan menjadikan
profesi dokternya sebagai ibadah. Seorang insinyur, ilmu dan
ketrampilannya dipersembahkan untuk beribadah kepada Allah.
Secara umum, ibadah dibagi menjadi ibadah ritual dan ibadah sosial.
Ibadah ritual direfleksikan oleh rukun Islam yang lima. Ibadah sosial,
secara prinsip adalah sebagaimana yang disabdakan Rasulullah
saw,“Sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi orang
lain“. Cita-cita seorang muslim sejati, dengan profesi dan karirnya,
adalah menjadi manusia yang paling bermanfaat untuk orang lain.
Sehingga, seluruh urusan hidupnya digunakan untuk memberi
sesuatu yang berguna bagi orang lain, masyarakatnya dan
bangsanya.
2. Visi/cita-cita/tujuan hidup akan memunculkan persepsi dan
pola pikir

Basmallah – Peduli Umat - 14 -


Tahapan kedua setelah pencanangan visi dan cita-cita, adalah
munculnya persepsi dan pola pikir. Visi dan cita-cita akan
membangun persepsi, pola pikir, cara berpikir, dan seluruh yang
memenuhi pikiran dan metode berpikirnya. Persepsi menentukan
langkah apa yang akan ditempuh untuk meraih visi dan cita-citanya.
Di dalam Al-Qur’an Allah SWT berulangkali menyuruh manusia untuk
memikirkan fenomena alam ini.

ٌ‫ﺷﺮَاب‬
َ ‫ج ﻣِﻦ ُﺑﻄُﻮ ِﻧﻬَﺎ‬
ُ ‫ﻼ َﻳﺨْ ُﺮ‬
ً ‫ﻚ ُذُﻟ‬
ِ ‫ﻞ َر ﱢﺑ‬
َ ‫ﺳ ُﺒ‬
ُ ‫ت ﻓَﺎﺳُْﻠﻜِﻲ‬
ِ ‫ُﺛﻢﱠ ُآﻠِﻲ ﻣِﻦ ُآﻞﱢ اﻟ ﱠﺜ َﻤﺮَا‬
16:69 ‫ن‬
َ ‫ﻚ ﻵ َﻳ ًﺔ ﱢﻟ َﻘﻮْ ٍم َﻳ َﺘ َﻔ ﱠﻜﺮُو‬
َ ‫ن ﻓِﻲ َذِﻟ‬
‫س ِإ ﱠ‬
ِ ‫ﺷﻔَﺎء ﻟِﻠﻨﱠﺎ‬
ِ ‫ﱡﻣﺨْ َﺘِﻠﻒٌ َأﻟْﻮَا ُﻧ ُﻪ ﻓِﻴ ِﻪ‬

“kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah


jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke
luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-
orang yang memikirkan. (QS 16:69).
Dalam ayat di atas Allah swt mengajak manusia untuk berpikir dan
memikirkan tanda-tanda kebesaranNya. Allah menyuruh manusia
membangun persepsinya tentang fenomena alam ini, termasuk
kehidupannya sebagai manusia. Ketika visi dan cita-cita hidupnya
jauh dari Allah, maka bisa dipastikan persepsi dan pikirannya akan
jauh dari memikirkan tanda-tanda kebesaran Allah. Sebaliknya, ketika

Basmallah – Peduli Umat - 15 -


visi dan cita-cita hidupnya diarahkan untuk mengabdi kepada-Nya,
maka pikiran dan persepsinya akan berkisar pada berbagai urusan
yang terkait dengan pengabdiannya kepada Allah swt.
Seorang manusia yang bercita-cita menjadi orang terkaya dan
bergelimangan dengan harta akan mempunyai pemikiran dan
persepsi bahwa menjadi orang terkaya adalah status yang paling
mulia, paling hebat. Sehingga, seluruh urusan hidupnya akan
digunakan untuk mewujudkan kemulian dan kehormatan yang
dipahaminya itu. Di benaknya tidak ada urusan dengan apakah ia
akan menempuh itu dengan cara yang halal atau haram. Sehingga,
korupsi dan manipulasi kekuasaan menjadi perilaku sehari-harinya.
Seorang muslim sejati yang mempunyai obsesi dan cita-cita untuk
mengabdi kepada Allah akan meyakini bahwa Islam adalah pedoman
hidup yang paling benar dan paling sesuai untuknya. Karena itu, ia
akan menjadikan Islam sebagai penuntun dan penentu keputusan
hidupnya. Islam yang akan menentukan benar salahnya sebuah
urusan. Islam yang akan memberi arahan baik buruknya sebuah
perkara.
3. Persepsi melahirkan tindakan
Persepsi atau pikiran akan melahirkan tindakan. Tidak ada tindakan
atau perbuatan atau pekerjaan yang tidak diawali dengan pikiran.
Seorang yang berpikiran baik dan positif akan melahirkan tindakan

Basmallah – Peduli Umat - 16 -


dan perbuatan positif. Seorang yang berpikiran buruk dan negatif
akan melahirkan perbuatan negatif.

Seseorang yang salah dalam menempatkan visi hidupnya, dan salah


dalam memikirkan kehidupannya, akan melakukan tindakan dan
pekerjaan yang salah pula. Seseorang yang memiliki visi untuk
menjadi orang terkaya, pikirannya akan terbentuk dan menganggap
kekayaan adalah segala-galanya, akan memunculkan perilaku dan
tindakan yang senada dengan pikiran dan keinginannya itu. Tidak
ada pertimbangan baik dan buruk, benar dan salah. Segala cara dan
metode ditempuh untuk mewujudkan keinginannya itu. Padahal, Allah
swt telah menggariskan bahwa kerja dan perbuatan kita hanyalah
diperuntukkan bagi Allah saja. Ini menjadi koridor penting untuk
memagari seluruh kerja dan perbuatan kita.

ْ‫ﻋ َﻤَﻠ ُﻜﻢ‬


َ ‫ﺴ َﻴﺮَى اﻟﻠّ ُﻪ‬
َ ‫ﻞ اﻋْ َﻤﻠُﻮاْ َﻓ‬
ِ ‫ﺐ َو ُﻗ‬
ِ ْ‫ن ِإﻟَﻰ ﻋَﺎِﻟ ِﻢ اﻟْ َﻐﻴ‬
َ ‫ﺳ ُﺘ َﺮدﱡو‬
َ ‫ن َو‬
َ ‫َو َرﺳُﻮُﻟ ُﻪ وَاﻟْ ُﻤﺆْ ِﻣﻨُﻮ‬
9:105 ‫ن‬
َ ‫ﺸﻬَﺎ َد ِة َﻓ ُﻴ َﻨ ﱢﺒ ُﺌﻜُﻢ ِﺑﻤَﺎ آُﻨ ُﺘﻢْ َﺗﻌْ َﻤﻠُﻮ‬
‫وَاﻟ ﱠ‬

“Dan katakanlah: “Bekerjalah kalian, maka Allah dan Rasul-Nya serta


orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kalian akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan

Basmallah – Peduli Umat - 17 -


yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kalian apa yang telah kamu
kerjakan”. (At-Taubah:105).
Kemaksiatan dan kemungkaran yang sangat marak saat ini tidak
dapat dipandang hanya disebabkan oleh perbuatan itu semata.
Sesungguhnya, seluruh perbuatan buruk itu lahir dari pikiran buruk.
Pikiran buruk itu lahir dari visi dan obsesi buruk pula. Seorang
manusia yang melakukan perzinahan itu muncul dari pikiran bahwa
zina itu bukan merupakan perbuatan dosa. Seorang pemabuk
melakukan perbuatan mabuk-mabukan itu dilandasi oleh pikiran
bahwa mabuk itu bukan merupakan sebuah keburukan. Kendatipun
mereka menyadari bahwa itu adalah perbuatan dosa, tapi karena
tujuan hidup dan arah hidupnya tidak jelas, maka mereka
menganggap hal itu tidak menjadi masalah.
Jadi, pikiran dan persepsi seorang manusia terhadap sesuatu sangat
mempengaruhi tindakan dan perilaku yang muncul.
4. Perbuatan yang dilakukan berulang-ulang akan
memunculkan kebiasaan
Sebuah perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang akan
menjadi kebiasaan. Jika itu perbuatan buruk, akan melahirkan
kebiasaan buruk. Jika perbuatan baik, pasti akan lahir kebiasaan baik
pula.

Basmallah – Peduli Umat - 18 -


‫ﻷﻧْﻌَﺎ ِم َﻧﺼِﻴﺒًﺎ‬
َ ‫ث وَا‬
ِ ْ‫ﺤﺮ‬
َ ْ‫ﻦ اﻟ‬
َ ‫ﺟ َﻌﻠُﻮاْ ِﻟّﻠ ِﻪ ِﻣﻤﱢﺎ َذ َرَأ ِﻣ‬
َ ‫َﻓﻘَﺎﻟُﻮاْ هَـﺬَا ِﻟّﻠ ِﻪ ِﺑ َﺰﻋْ ِﻤ ِﻬﻢْ َوهَـﺬَا َو‬
6:136 ‫ﻞ ِإﻟَﻰ‬
ُ‫ﺼ‬ِ ‫ن ِﻟّﻠ ِﻪ َﻓ ُﻬ َﻮ َﻳ‬
َ ‫ﻞ ِإﻟَﻰ اﻟّﻠ ِﻪ َوﻣَﺎ آَﺎ‬
ُ‫ﺼ‬
ِ ‫ﻼ َﻳ‬
َ ‫ﺸ َﺮآَﺂ ِﺋ ِﻬﻢْ َﻓ‬
ُ ‫ن ِﻟ‬
َ ‫ﺸ َﺮآَﺂ ِﺋﻨَﺎ َﻓﻤَﺎ آَﺎ‬
ُ ‫ِﻟ‬
‫ن‬
َ ‫ﺷ َﺮآَﺂ ِﺋ ِﻬﻢْ ﺳَﺎء ﻣَﺎ َﻳﺤْ ُﻜﻤُﻮ‬
ُ

“Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman


dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai
dengan persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-
berhala kami." Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-
berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang
diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-
berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu.” (QS 6:136).

Sesungguhnya hidup ini terdiri atas kumpulan kebiasan-kebiasaan.


Dalam firman Allah di atas, ada sekelompok orang yang
kebiasaannya membuat sesaji yang dipersembahkan untuk berhala-
berhala mereka. Karena tujuan hidup yang salah, pikirannya
menyimpang, muncul perbuatan yang salah pula, yang akhirnya
menjadi kebiasaan yang salah dan buruk.

Kita dibentuk oleh kebiasan-kebiasaan kita. Seorang yang


menganggap korupsi itu bukan suatu kejahatan, maka dia akan

Basmallah – Peduli Umat - 19 -


melakukan perbuatan itu tanpa rasa bersalah. Perilaku korupsi yang
dilakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan. Akhirnya korupsi
menjadi sebuah tindakan yang sah dan benar bagi dia. Jika suatu
kemaksiatan dan kemungkaran sudah menjadi kebiasaan, maka
sangat sulit untuk merubahnya.

Ketika seorang beriman mempunyai perilaku baik, taat beribadah,


jujur, amanah dan selalu berlapang dada dengan orang lain, maka
ketika ia mampu menjaga perilaku-perilaku baik itu secara konsisten,
perilaku-perilaku itu akan menjadi kebiasaan bagi dirinya. Seorang
mukmin yang rajin sholat tahajud, akan membangun kebiasaan sholat
tahajud pada dirinya. Seorang mukmin yang rajin tilawah Al-Qur’an
dan berusaha membangun kebiasaan tersebut pada dirinya, akan
menjadikan tilawah itu menjadi kerjaan hariannya.

Oleh karena itu, ketahuilah bahwa kita tidak mungkin membangun


kebiasaan-kebiasan baik itu tanpa kita memulainya dengan tindakan
dan perilaku baik. Tindakan dan perilaku baik baru bisa muncul dari
pikiran yang baik pula. Kebiasaan ini harus dibangun sejak dini, sejak
anak-anak. Jika tidak, merupakan sebuah pekerjaan berat untuk
membangun kebiasaan pada orang dewasa.

Basmallah – Peduli Umat - 20 -


5. Kebiasaan yang dianut masyarakat menjadi budaya dan
tradisi
Kebiasaan yang dianut oleh banyak orang dan berlangsung dalam
waktu lama akan menjadi budaya dan tradisi.

‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ ﺁﺑَﺎءﻧَﺎ َأ َوَﻟ‬


َ ‫ل اﻟّﻠ ُﻪ ﻗَﺎﻟُﻮاْ َﺑﻞْ َﻧﱠﺘ ِﺒ ُﻊ ﻣَﺎ َأﻟْ َﻔﻴْﻨَﺎ‬
َ ‫ﻞ َﻟ ُﻬ ُﻢ ا ﱠﺗ ِﺒﻌُﻮا ﻣَﺎ أَﻧ َﺰ‬
َ ‫ن َوِإذَا ﻗِﻴ‬
َ ‫ﻮْ آَﺎ‬
2:170 ‫ن‬
َ ‫ﻻ َﻳﻬْ َﺘﺪُو‬
َ ‫ﺷﻴْﺌًﺎ َو‬
َ ‫ن‬
َ ‫ﻻ َﻳﻌْ ِﻘﻠُﻮ‬
َ ْ‫ﺁﺑَﺎ ُؤ ُهﻢ‬

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah


diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya
mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang
kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek
moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak
mendapat petunjuk?". (QS 2:170).

Di dalam ayat di atas disebutkan perilaku tradisi dan budaya orang-


orang yang tidak beriman. Kebiasaan dan budaya mereka sangat
dipengaruhi oleh orang-orang tua dan nenek moyang mereka tanpa
memikirkan apakah tradisi tersebut baik atau buruk.

Kebiasaan yang muncul dalam suatu masyarakat akan sangat


mempengaruhi kepribadian masyarakat tersebut. Sebuah masyarakat
yang terbiasa melakukan suap menyuap dan korupsi akan

Basmallah – Peduli Umat - 21 -


menumbuhkan budaya dan tradisi korupsi, budaya dan tradisi suap
menyuap, budaya dan tradisi sogok menyogok. Jika ada orang-orang
yang tidak mengikuti budaya ini akan disingkirkan dan dimusuhi. Jika
ada orang-orang yang berusaha mencegah kelakuan buruk mereka,
akan dijauhi dan dipojokkan.
Bangsa ini sesungguhnya memiliki tradisi kerja keras dan pejuang.
Sejarah membuktikan kemampuan bangsa ini keluar dan lepas dari
penjajahan karena mental pejuang yang dimiliki rakyatnya. Namun,
harus diakui, mental dan tradisi perjuangan ini semakin lama semakin
kendur. Lingkungan materialis dan hedonis yang bertebaran di
sekeliling kita, pola hidup para pemimpin negeri ini, sajian acara
televisi yang sangat permisif, semua itu mempengaruhi visi dan cita-
cita anak bangsa ini. Cita-cita bangsa untuk menjadi bangsa besar
yang berwibawa tidak dapat diterjemahkan dalam kehidupan sehari-
hari para petingginya. Akibatnya, hilanglah daya juang dan daya
kreatifitas bangsa ini untuk membangun bangsanya.

Sekali lagi, budaya ini muncul dari kebiasaan. Kebiasaan muncul dari
perbuatan dan tindakan. Tindakan muncul dari pikiran. Pikiran muncul
dari cita-cita dan angan-angan. Karena itu, budaya buruk yang sudah
terlanjur memasyarakat dan dianut oleh sejumlah besar manusia di

Basmallah – Peduli Umat - 22 -


masyarakat tersebut, tidak dapat diperbaiki dengan mudah, tanpa
mengubah mindset dan angan-angan masyarakat tersebut.
6. Budaya yang berlaku dalam kurun waktu panjang menjadi
peradaban.
Budaya yang dianut oleh suatu masyarakat, dan kemudian
berkembang semakin luas dan berlangsung dalam jangka waktu
panjang, dapat tumbuh menjadi sebuah peradaban. Peradaban barat
sekarang ini merupakan buah transformasi budaya jangka panjang,
semenjak revolusi industri, pengembangan pendidikan yang masif
dan berkualitas dan tumbuhnya tradisi ilmiah yang melahirkan
penemuan-penemuan penting bagi kehidupan manusia. Namun
sayangnya peradaban ini kosong dari nilai-nilai spiritual dan
ketuhanan. Ia hanya berkutat pada urusan materi. Segala sesuatu
diukur dengan uang dan materi.
Peradaban Islam dibangun dari landasan visi dan cita-cita Rasulullah
saw, atas arahan wahyu Allah swt, yang kemudian tumbuh bersama
perubahan pola pikir, yang kemudian mewujud dalam perubahan
perilaku, kebiasaan dan tradisi masyarakat arab ketika itu. Peradaban
Islam mampu bertahan selama 1400 tahun sebelum diambil alih oleh
barat.
Karena itu, jika kita ingin membangun peradaban yang baru untuk
menggantikan peradaban barat yang serba materialis dan hedonis ini

Basmallah – Peduli Umat - 23 -


maka kita harus mulai dari merubah visi dan cita-cita hidup kita, mulai
dari skala individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa.

‫ﻖ َوﻟَﺎ َﺗ ﱠﺘ ِﺒ ِﻊ اﻟْ َﻬﻮَى‬


‫ﺤﱢ‬
َ ْ‫س ﺑِﺎﻟ‬
ِ ‫ﻦ اﻟﻨﱠﺎ‬
َ ْ‫ض ﻓَﺎﺣْﻜُﻢ َﺑﻴ‬
ِ ْ‫ﺧﻠِﻴ َﻔ ًﺔ ﻓِﻲ اﻟَْﺄر‬
َ ‫ك‬
َ ‫ﺟ َﻌﻠْﻨَﺎ‬
َ ‫ﻳَﺎ دَاوُو ُد ِإﻧﱠﺎ‬
38:26 ‫ﻀ‬
ِ ‫ﺷﺪِﻳﺪٌ ِﺑﻤَﺎ َﻓ ُﻴ‬
َ ٌ‫ﻋﺬَاب‬
َ ْ‫ﻞ اﻟﱠﻠ ِﻪ َﻟ ُﻬﻢ‬
ِ ‫ﺳﺒِﻴ‬
َ ‫ن ﻋَﻦ‬
َ ‫ﻀﻠﱡﻮ‬
ِ ‫ﻦ َﻳ‬
َ ‫ن اﱠﻟﺬِﻳ‬
‫ﻞ اﻟﱠﻠ ِﻪ ِإ ﱠ‬
ِ ‫ﺳﺒِﻴ‬
َ ‫ﻚ ﻋَﻦ‬
َ ‫ﱠﻠ‬
‫ب‬
ِ ‫ﺤﺴَﺎ‬
ِ ْ‫َﻧﺴُﻮا َﻳﻮْ َم اﻟ‬

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah


(penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara
manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu,
karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya
orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang
berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS: 38:26).

Demikianlah, kita tidak akan mampu membangun peradaban baru


tanpa melakukan perubahan dalam diri kita. Kita harus merubah visi
dan angan-angan kita dengan kuat. Kita jadikan Allah swt sebagai
satu-satunya tujuan hidup kita. Hidup untuk Allah. Bekerja untuk
Allah. Berkarir untuk Allah. Berumah tangga untuk Allah. Jika kita
mampu merubah angan-angan dan visi hidup kita itu, secara
perlahan kita akan mampu merubah persepsi dan pola pikir kita yang
tidak Islami menjadi Islami. Kita jadikan Islam sebagai pedoman bagi
seluruh urusan hidup kita. Kita jadikan Islam sebagai landasan

Basmallah – Peduli Umat - 24 -


berpikir seluruh keputusan kita. Dari situ akan terbentuk perilaku dan
perbuatan Islami. Akhlak Islami akan lahir secara otomatis. Perilaku
yang dibangun dan dijaga konsistensinya akan menumbuhkan
kebiasaan Islami. Kebiasaan Islami yang dapat kita tularkan dan
dakwahkan kepada masyarakat kita, sehingga mereka mempunyai
kebiasaan Islami juga, akan memunculkan budaya Islami.

Budaya Islami yang dianut oleh suatu masyarakat bahkan suatu


bangsa dalam kurun waktu panjang akan melahirkan sebuah
peradaban. Itulah peradaban Islami yang kita cita-citakan. Sebuah
peradaban yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Sebuah
peradaban yang jauh dari nilai-nilai materialis, hedonis, koruptif, tidak
bermoral, manipulatif, penuh dengan kedustaan dan kebiadaban. Kita
menginginkan peradaban yang adil, bermartabat, amanah, jujur,
sederhana, dan menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan. Itulah
peradaban yang diangankan seluruh umat manusia, andaikan
mereka tahu betapa indahnya peradaban Islam ini.
Melalui ramadhan dan idul fitri ini saatnya kita kembali kepada fitrah
kita. Kita kembali melihat dan menyusun angan-angan dan cita-cita
hidup kita, obsesi kita, menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih
diridhoi Allah swt di masa yang akan datang.

Basmallah – Peduli Umat - 25 -


Doa Penutup
‫ﻦ‬
َ ْ‫ت َﺑﻴْ َﻨ ُﻬﻢْ َوَأﱢﻟﻒْ َﺑﻴ‬
َ ‫ت َوَأﺻِْﻠﺢْ ذَا‬
ِ ‫ﻦ وَاﻟْ ُﻤﺴِْﻠﻤَﺎ‬
َ ْ‫ت وَاﻟْ ُﻤﺴِْﻠ ِﻤﻴ‬
ِ ‫ﻦ وَاﻟْ ُﻤﺆْ ِﻣﻨَﺎ‬
َ ْ‫اﻟﻠّ ُﻬﻢﱠ اﻏْ ِﻔﺮْ ِﻟﻠْ ُﻤﺆْ ِﻣ ِﻨﻴ‬
ْ‫ﺳﱠﻠﻢ‬
َ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو‬
َ ‫ﷲ‬
ُ ‫ﺻﻠﱠﻰ ا‬
َ ‫ﻚ‬
َ ‫ﺳﻮِْﻟ‬
ُ ‫ﻋﻠَﻰ ِﻣﱠﻠ ِﺔ َر‬
َ ْ‫ﺤﻜْ َﻤ َﺔ َو َﺛ ﱢﺒﺘْ ُﻬﻢ‬
ِ ْ‫ن وَاﻟ‬
َ ‫ﻹﻳْﻤَﺎ‬
ِ ‫ُﻗُﻠﻮْ ِﺑ ِﻬﻢْ وَاﺟْﻌَﻞ ﻓِﻲ ُﻗُﻠﻮْ ِﺑﻬِﻢ ا‬
‫ﻖ‬
‫ﺤﱢ‬َ ْ‫ﻋ ُﺪ ﱢو ِهﻢْ إِﻟ َﻪ اﻟ‬
َ ‫ك َو‬
َ ‫ﻋ ُﺪ ﱢو‬
َ ‫ﻋﻠَﻰ‬
َ ْ‫ﺼﺮْ ُهﻢ‬
ُ ْ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ وَاﻧ‬
َ ْ‫ك اﱠﻟﺬِي ﻋَﺎ َهﺪْ َﺗ ُﻬﻢ‬
َ ‫َوَأوْ ِزﻋْ ُﻬﻢْ َأنْ ُﻳﻮْ ُﻓﻮْا ِﺑ َﻌﻬْ ِﺪ‬
ْ‫وَاﺟْ َﻌﻠْﻨَﺎ ِﻣﻨْ ُﻬﻢ‬

Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan


muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka
dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah
mereka atas agama Rasul-Mu SAW, berikanlah mereka agar mampu
menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka,
menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah
yang hak jadikanlah kami termasuk dari mereka.

‫ﺷﻨَﺎ َوَأﺻِْﻠﺢْ ﻟﻨﺎ‬


ُ ‫ﻋﺼْ َﻤ ُﺔ َأﻣْﺮِﻧﺎ َوَأﺻِْﻠﺢْ ﻟﻨﺎ ُدﻧْﻴَﺎﻧﺎ اﱠﻟﺘِﻲ ﻓِﻴﻬَﺎ َﻣﻌَﺎ‬
ِ ‫اﻟﻠﱠ ُﻬﻢﱠ َأﺻِْﻠﺢْ ﻟَﻨﺎ ِدﻳْ َﻨﻨَﺎ اﱠﻟﺬِي ُه َﻮ‬
ْ‫ﺣ ًﺔ ﻟﻨﺎ ِﻣﻦ‬
َ ‫ت رَا‬
َ ْ‫ﻞ اﻟْ َﻤﻮ‬
ِ ‫ﺧﻴْ ٍﺮ وَاﺟْ َﻌ‬
َ ‫ﺤﻴَﺎ َة ِزﻳَﺎ َد ًة ﻟﻨﺎ ﻓِﻲ ُآﻞﱢ‬
َ ْ‫ﻞ اﻟ‬
ِ ‫ﺧﺮَﺗﻨﺎ اﱠﻟﺘِﻲ ﻓِﻴﻬَﺎ َﻣﻌَﺎدُﻧﺎ وَاﺟْ َﻌ‬
ِ‫ﺁ‬
‫ﺷ ﱟﺮ‬
َ ‫ﻞ‬
‫ُآ ﱢ‬

Ya Allah, perbaikilah sikap keagamaan kami sebab agama adalah


benteng urusan kami, perbaikilah dunia kami sebagai tempat
penghidupan kami, perbaikilah akhirat kami sebagai tempat kembali

Basmallah – Peduli Umat - 26 -


kami. Jadikanlah kehidupan kami di dunia sebagai tambahan bagi
setiap kebaikan. Jadikanlah kematian kami sebagai tempat istirahat
bagi kami dari setiap keburukan.
‫ﻦ‬
َ ‫ن وَاﺟْ َﻌﻠْﻨَﺎ ِﻣ‬
َ ‫ق وَاﻟْ ِﻌﺼْﻴَﺎ‬
َ ْ‫ﺴﻮ‬
ُ ‫ن َو َز ﱢﻳﻨْ ُﻪ ﻓِﻲ ُﻗُﻠﻮْ ِﺑﻨَﺎ َو َآ ﱢﺮﻩْ إَﻟﻴْﻨَﺎ اﻟْ ُﻜﻔْ َﺮ وَاﻟْ ُﻔ‬
َ ‫ﺣ ﱢﺒﺐْ إَﻟﻴْﻨَﺎ اﻹﻳﻤَﺎ‬
َ ‫اﻟﻠّﻬ ﱠﻢ‬
‫ﻦ‬
َ ْ‫ﺷ ِﺪﻳ‬
ِ ‫اﻟﺮﱠا‬
Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan
tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan,
kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang
mendapat petunjuk.

‫ﺴ َﻨ َﺔ واﻟﻌَﺎ ِﻓ َﻴ َﺔ ِﻣﻦْ ُآﻞﱢ َﺑِﻠ ﱠﻴ ٍﺔ‬


َ‫ﺤ‬َ ‫ﻷﻣْ ِﺮ واﻟﻌَﺎ ِﻗ َﺒ َﺔ اﻟ‬
َ ‫ت ﻋﻠﻰ ا‬
َ ‫ﻖ وَاﻟ ﱠﺜﺒَﺎ‬
‫ﺤﱢ‬
َ ‫ﺼﺒْ َﺮ ﻋَﻠﻰ اﻟ‬
‫اﻟﻠﻬ ﱠﻢ ارْ ُزﻗْﻨَﺎ اﻟ ﱠ‬
‫ﺣ َﻢ‬
َ ْ‫ﻦ اﻟﻨﱠﺎ ِر ﻳَﺎ َأر‬
َ ‫ﺠ ﱠﻨ ِﺔ واﻟ ﱠﻨﺠَﺎ َة ِﻣ‬
َ ‫ﻞ ِإﺛْ ٍﻢ واﻟ َﻐ ِﻨﻴْ َﻤ َﺔ ِﻣﻦْ آﻞ ِﺑ ﱟﺮ واﻟ َﻔﻮْ َز ﺑِﺎﻟ‬
‫ﻼ َﻣ َﺔ ِﻣﻦْ آ ﱢ‬
َ‫ﺴ‬
‫واﻟ ﱠ‬
‫ﻦ‬
َ ْ‫ﺣ ِﻤﻴ‬
ِ ‫اﻟﺮﱠا‬
Ya Allah, berilah kesabaran kepada kami atas kebenaran, keteguhan
dalam menjalankan perintah, akhir kesudahan yang baik dan ‘afiyah
dari setiap musibah, bebas dari segala dosa, keuntungan dari setiap
kebaikan, keberhasilah dengan surga dan selamat dari api neraka,
wahai dzat yang Maha Pengasih.
‫ب اﻟﻨﱠﺎر‬
َ ‫ﻋﺬَا‬
َ ‫ﺴ َﻨ ًﺔ َو ِﻗﻨَﺎ‬
َ‫ﺣ‬َ ‫ﺧ َﺮ ِة‬
ِ ‫ﺴ َﻨ ًﺔ َوﻓِﻲ اﻻ‬
َ‫ﺣ‬
َ ‫َرﺑﱠﻨﺎ ﺁ ِﺗﻨَﺎ ﻓِﻲ اﻟ ﱡﺪﻧْﻴَﺎ‬
‫ﷲ‬
ِ ‫ﺻﺤْ ِﺒ ِﻪ وَﺳﻠّﻢ واﻟﺤﻤ ُﺪ‬
َ ‫ﺤ ّﻤ ٍﺪ وﻋﻠﻰ ﺁِﻟ ِﻪ و‬
َ ‫ﻚ ﺳﻴﺪِﻧﺎ ُﻣ‬
َ ‫ﺳﻮِْﻟ‬
ُ ‫ك َو َر‬
َ ‫ﻋﺒْ ِﺪ‬
َ ‫ﻋﻠَﻰ‬
َ ‫ﻞ اﻟﻠﻬ ﱠﻢ‬
‫ﺻﱢ‬َ ‫و‬

Basmallah – Peduli Umat - 27 -


Kenal Allah /
Tidak Kenal Allah Musilm Sejati

(1)
VISI Hidup untuk kaya. Hidup Hidup untuk Ibadah kepada
untuk terkenal. Hidup untuk Allah dan memberi manfaat
TUJUAN berkuasa. Hidup untuk sebesar-besarnya bagi orang
ANGAN-ANGAN profesi dan karir. lain
CITA-CITA

(2) Islam adalah solusi semua


PERSEPSI Benar/salah, baik/buruk,
permasalahan hidup dan
ditentukan oleh pikiran
PIKIRAN manusia.
penentu benar/salah, baik/
RASIO buruk.

(3) Bekerja dalam rangka Ibadah


Lakukan pekerjaan sesuai dg
kepada Allah Sang Pencipta
TINDAKAN kehendaknya, tidak ada
Bekerja sesuai dengan
PERBUATAN norma-norma yang mengikat
kehendak Allah swt

Kebiasaan2 buruk: Ibadah membangun kebiasaan


(4) Korupsi, Pungli, Tidak baik: bersih, jujur, disiplin,
KEBIASAAN disiplin, Malas, Tidak Peduli rajin, kerja keras, peduli dg
dg Kepentingan Orang Lain nasib org lain

(5) Masyarakat korup


Masyarakat bersih
Masyarakat malas
BUDAYA Masyarakat instan
Masyarakat pekerja keras
TRADISI Masyarakat disiplin
Masyarakat tdk disiplin

Peradaban islami, saling


(6) Peradaban tidak bermoral,
menasehati, menghormati,
PERADABAN materialis, kapitalis, kolonialis
jujur, amanah

Dr. Prihandoko, MIT


Ketua Lembaga Kajian Pembangunan Daerah (LKPD) Depok
Dosen Pascasarjana Universitas Gunadarma Depok
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Depok
Email : pri@prihandoko.com
Situs web : www.prihandoko.com
HP : 0858 8155 4655

Basmallah – Peduli Umat - 28 -

You might also like