Professional Documents
Culture Documents
Pengunyahan
mengunyah, dan menelan makanan dan cairan, serta dalam berbicara. Aktivitas yang
terintegrasi dari otot rahang dalam merespon aktivitas dari neuron eferen pada saraf motorik
di pergerakan mandibular yang mengontrol hubungan antara gigi rahang atas dan bawah.
Pergerakan rahang adalah suatu pergerakan yang terintegrasi dari lidah dan otot lain yang
mengontrol area perioral, faring, dan laring. Pergerakan otot rahang, terhubung pada midline.
Pengontrolan otot rahang bukan secara resiprokal seperti pergerakan limbik, tapi terorganisir
secara bilateral. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembukaan dan penutupan rahang selama
penguyahan yang secara relatif merupakan pergerakan sederhana dengan pengaturan pada
limbik sebagai penggerak. Bagaimanapun, pergerakan dalam mastikasi adalah suatu yang
kompleks dan tidak hanya berupa mekanisme pergerakan menggerinda simple yang mana
dan dicampur dengan saliva sebagai tahap awal dari proses digesti.
1. Pergerakan Pengunyahan
Pemahaman mengenai pola pergerakan rahang telah menjadi topik yang menarik
dalam hal klinis di kedokteran gigi, terutama dalam bidang orthodonti dan prostodonti. Salah
satu tujuan memperbaiki bentuk oklusal adalah untuk memastikan kontak gigi terintegrasi
dengan pola pergerakan rahang. Oleh karena itu, beberapa penelitian dimaksudkan untuk
mandibula setelahnya. Dokter gigi mencari posisi stabil mandibula untuk menfasilitasi
1
penelitian tentang rahang pada alat yang bernama simulator atau artikulator.Seluruh otot
rahang bekerja bersamaan menutup mulut dengan kekuatan di gigi incidor sebesar 55 pounds
dan gigi molar sebesar 200 pounds. Gigi dirancang untuk mengunyah, gigi anterior (incisors)
berperan untuk memotong dan gigi posterior ( molar ) berperan untuk menggiling makanan.
Sebagian besar otot mastikasi diinervasi oleh cabang nerevus cranial ke lima dan
proses pengunyahan dikontrol saraf di batang otak. Stimulasi dari area spesifik retikular di
batang otak pusat rasa akan menyebabkan pergerakan pengunyahan secara ritmik, juga
stimulasi area di hipotalamus, amyglada dan di korteks cerebral dekat dengan area dengan
sebagai berikut :
3. Secara otomatis mengangkat rahang untuk menutup gigi, tetapi juga menekan bolus
lagi, melawan lining mulut, yang menghambat otot rahang sekali lagi, membuat rahang turun
dan mengganjal (rebound) di lain waktu. Hal ini berulang terus menerus.
khususnya untuk kebanyakan buah dan sayuran berserat karena mereka memiliki membrane
selulosa yang tidak tercerna di sekeliling porsi nutrisi mereka yang harus dihancurkan
2
Pengunyahan juga membantu proses pencernaan makanan dengan alasan sebagai
berikut:
pencernaan bergantung pada area permukaan keseluruhan yang dibongkar oleh sekresi
pencernaan.
2. Pergerakan
Tingkat dan pola pergerakan rahang dan aktivitas otot rahang telah diteliti pada hewan dan
juga manusia. Pola pergerakan rahang pada beberapa hewan berbeda tergantung jenisnya.
Pada tahap awal, makanan ditransportasikan ke bagian posterior gigi dimana ini
merupakan penghancuran dalam periode reduksi. Selanjutnya bolus akan dibentuk selama
final periode yaitu sebelum penelanan. Pergerakan rahang pada ketiga periode ini dapat
berbeda tergantung pada bentuk makanan dan spesiesnya. Selama periode reduksi terdapat
fase opening, fast-opening dan slow- opening. Pada periode sebelum penelanan terdapat tiga
fase selama rahang membuka dan dua fase selama rahang menutup.
pergerakan makanan dan pembentukan menjadi bolus. Untuk makanan yang dihancurkan,
3
diposisikan oleh lidah pada konjugasi dengan otot buccinators pada pipi diantara oklusal
permukaan gigi. Makanan yang padat dan cair ditransportasikan di dalam rongga mulut oleh
lidah. Selama fase slow-opening pada pengunyahan, lidah bergerak ke depan dan memperluas
permukaan makanan. Tulang hyoid dan badan lidah kembali tertarik selama fase fast-
opening dan fase-closing, membuat gelombang yang dapat memindahkan makanan ke bagian
posterior pada rongga mulut. Ketika makanan sudah mencapai bagian posterior rongga mulut,
akan berpindah ke belakang di bawah soft palate oleh aksi menekan dari lidah. Lidah amat
penting dalam pengumpulan dan penyortiran makanan yang bias ditelan, sementara
mengembalikan lagi makanan yang masih dalam potongan besar ke bagian oklusal untuk
pereduksian lebih lanjut. Sedikit yang mengetahui mengenai mekanisme mendasar mengenai
Kontraksi otot yang mengontrol rahang selama proses mastikasi terdiri dari aktivitas
polaasynchronous dengan variabilitas yang luas pada waktu permulaan, waktu puncak,
tingkat dimana mencapai puncak, dan tingkat penurunan aktivitas. Pola aktivitas ditentukan
oleh factor-faktor seperti spesies, tipe makanan, tingkat penghancuran makanan, dan faktor
individu. Otot penutupan biasanya tidak aktif selama rahang terbuka, ketika otot pembuka
rahang sangat aktif. Aktivitas pada penutupan rahang dimulai pada awal rahang menutup.
Aktivitas dari otot penutup rahang meningkat secara lambat seiring dengan bertemunya
makanan di antara gigi. Otot penutupan pada sebelah sisi dimana makanan akan dihancurkan,
aktivitas beberapa otot, yaitu trigeminal, hypoglossal, fasial, dan nuclei motorik lain yang
4
memungkinkan dari batang otak. Struktur batang otak lain seperti formasi reticular juga
terlibat.
Nukleus trigeminal sensorik merupakan kolom neuron yang berada di sepanjang batas
lateral batang otak, dari pons sampai spinal cord. Porsi rostral paling banyak dari nucleus ini
disebut nucleus sensorik principal (kadang lebih sering sering disebut nucleus sensorik
utama) dan sisanya adalah nucleus spinal trigeminal. Nukleus spinal dibagi lagi dari rostral ke
Inervasi perifer dari kolom sel ini muncul dari nervus trigeminus. Cabang utama akan
bercabang menjadi limb ascending dan descending, atau secara sederhana turun memasuki
batang otak untuk membentuk traktus trigeminal menutupi sekeliling aspek lateral dari
nucleus sensori utama, sementara secara kaudal limb descending membentuk traktus spinal
trigeminal di sepanjang aspek lateral nucleus spinal. Cabang akson kolateral meninggalkan
traktus trigeminal dan memasuki nucleus sensori untuk membentuk sumbu terminal pada
beberapa nucleus dengan tingkat yang berbeda. Akson yang menginervasi rostral mulut dan
wajah berakhir di medial dan akson yang menyuplai wajah kaudal berakhir lebih lateral.
Nukleus terdiri dari kelas-kelas neuron yang berbeda. Sirkuit neuron local mempunyai
akson yang dibatasi area batang otak; proyeksi neuron akan mengirimkan akson ke rostral
nuclei batang otak yang lain; dan interneuron termasuk ke interkoneksi dalam nucleus
sensorik. Berdasarkan pada perbedaan morfologi neuron dan pola proyeksi, subnukleus oralis
terdiri dari 3 subdivisi utama: ventrolateral, dorsomedial, dan garis batas. Divisi ventrolateral
terdiri dari interneuron dan 2 populasi neuron proyeksi (satu yang memproyeksi spinal cord,
dan satu lagi yang mengirimkan akson ke tanduk dorsal medular). Di dalam subdivisi
5
dorsomedial, terdapat seri neuron proyeksi korteks cerebral. Sedangkan grup neuron pada
Nukleus sensori utama berada pada tingkat nucleus trigeminal motorik, dan dikelilingi
oleh akar trigeminal motorik di medial, serta oleh akar trigeminal sensorik di lateral. Nukleus
sensori utama dapat dibedakan dengan nukleus spinal dari kepadatan neuronnya yang lebih
rendah, dan rendahnya populasi neuron besar dengan dendrit primer yang tebal, panjang, dan
lurus. Perbedaan lain antara nucleus spinal dan nucleus utama adalah adanya sejumlah
gelondong akson bermyelin pada nucleus spinal. Pemeriksaan dengan mikroskop cahaya dan
electron menunjukkan adanya neuron berbentuk fusiform, triangular, dan multipolar pada
nucleus sensori utama. Pada cabang dendritnya pun relative sederhana. Dendrit primer
berasal dari sedikit perpanjangan badan sel atau secara langsung dari badan sel. Dendrit
Badan sel dari serabut aferen yang menginervasi gelondong otot penutup rahang dan
badan sel dari ligament periodontal, gingival, dan mekanoreseptor palatal berlokasi di dalam
nucleus mesencefalic. Penyusunannya unik di dalam sistem saraf pusat. Nukleus neuron
mesencefalic berupa unipolar; akson tunggal yang bercabang 2 menjadi cabang perifer dan
sentral. Cabang sentral mengeluarkan sejumlah cabang kolateral yang berakhir di nucleus
motorik, spinal cord, dan area lain dari batang otak. Badan sel neuron yang menginervasi
gelondong otot, ditemukan di sepanjang nucleus, dan badan sel yang berasal dari reseptor
6
I.2.3 Nukleus Tigeminal Motorik
motorik. Analisis distribusi ukuran soma motoneuron menandakan bahwa nucleus trigeminal
motorik terdiri dari motoneuron gamma dan alfa. Sejumlah studi pembuktian neural
menunjukkan bahwa input sinaps untuk motoneuron pembuka dan penutup rahang berbeda.
Contohnya adalah aktivitas yang memulai gelondong otot untuk menutup rahang tidak
mekanoreseptor pada regio oral dan fasial akan menghambat otot penutup rahang dan
Dendrit dari motoneuron trigeminal ekstensif dan kompleks. Dendrit dari semua grup
motoneuron yang berbeda, memperpanjang di luar batas nucleus motorik, tapi di sini terdapat
sedikit tumpang tindih antara dendrite motoneuron di region dorsolateral dan ventromedial
nucleus motorik. Teknik ini menghasilkan gambaran yang lebih rinci dari struktur mikro
nucleus trigeminal motorik, dan penting untuk memahami mekanisme reflek mastikasi.
Nukleus hipoglosal motorik yang mengatur otot lidah lebih homogen daripada
nucleus trigeminal motorik. Ia terbentuk dari motoneuron yang besar dan multipolar dan
melintasi garis tengah ke nucleus hipoglosal kontralateral atau berseberangan dalam formasi
7
reticular. Interneuron-interneuron kecil memiliki hanya satu atau dua dendrite yang terdiri
Nukleus fasial motorik terdiri atas tiga kolom longitudinal motoneuron. Kolom-kolom
medial dan lateral yang lebih besar terpisah oleh kolom intermediet yang lebih kecil. Studi
pembuktan neural menunjukkan bahwa otot fasial direpresentasikan secara topografi di dalam
nucleus. Otot yang mengontrol bibir atas dan nares mempunyai motoneuron sendiri pada
bagian ventral dan dorsal kolom sel lateral. Otot bibir bawah disuplai oleh motoneuron pada
kolom sel intermediet. Otot- otot yang berhubungan dengan telinga dikontrol oleh
motoneuron pada kolom sel medial. Terdapat perbedaan utama pada pola dendrit antara
motoneuron di 3 kolom sel. Dendrit pada motoneuron fasial secara luas berada di subdivisi
yang sama yang mengandung soma, tapi terkadang meluas di luar batas nucleus fasial
motorik.
Nuclei sensori dan motorik yang terdapat pada brain stem memiliki peranan yang
yang sangat penting dalam proses pengontrolan mastikasi. Pola dasaroscillatory pergerakan
mastikasi berawal dari generator neural yang terdapat di brain stem. Input sensori afferent
yang terjadi pada nuclei ini juga merupakan faktor yang tak kalah pentingnya dalam
pembentukan proses mastikasi. Dan faktor yang berpengaruh besar lagi adalah pusat otak
akan mempengaruhi system koordinasi brain stem mastikatori. Setelah sekian banyak
penelitian dilakukan, tiga hal inilah yang merupakan faktor utama yang berpengaruh besar
8
I.3 Aktivitas brain stem selama mastikasi
Gerakan dasar mastikasi dapat terjadi tanpa adanya input sensori dalam kavitas oral,
fakta menunjukkan bahwa gerakan mandibula ke atas dan bawah berasal dari dalam brain
stem. Hasil percobaan juga membuktikan bahwa faktor-faktor pemicu gerakan mastikasi
adalah adanya hubungan dari sirkuit neural yang membentuk jaringan neural oscillatory yang
mampu merangsang terjadinya pola gerakan mastikasi. Neural oscillator ini disebut sebagai
generator pola mastikasi atau pusat mastikasi. Selain mastikasi, brain stem juga bertanggung
jawab dalam proses respiratori dan proses penelanan. Selain adanya neural
generator,mastikasi juga terjadi karena aktivitas gerak reflex otot yang diinisiasi oleh
Gerak refleks yang timbul dari area orofacial bermacam-macam, termasuk juga gerak
lidah, facial, dan berbagai gerak rahang. Dalam gerak refleks orofacial ini terdapat sekurang-
kurangnya satu motor nucleus dan beberapa sinaps, dan prosesnya termasuk sederhana bila
dibandingkan dengan refleks-refleks lain yang lebih kompleks (sebagai contohnya proses
penelanan).
Gerak refleks orofacial yang paling sering diteliti adalah gerak refleks padajaw-
closing dan refleksjaw-jerk, yang dapat terjadi dengan mengetuk ujung dagu. Saat mengetuk
ujung dagu ini, muscle spindle pada otot-ototjaw- closing tertarik dan menhasilkan input
sensori yang akan menginisiasi gerak refleks. Setelah waktu yang singkat (sekitar 6 detik)
electromyography (EMG) menunjukkan adanya aktivitas yang terjadi pada otot masseter dan
temporalis. EMG juga menunjukkan output berupa gerak motorik pada otot yang akan
menutup rahang. Karena waktu terjadinya yang sangat singkat, gerak refleks ini sama dengan
gerak knee-jerk refleks dimana hanya satu sinaps yang bekerja (refleks monosynaptic). Input
refleksjaw- closing selain muscle spindle adalah stimulasi ligament periodontal, TMJ, dll
9
dapat menimbulkan refleksjaw-closing dalam waktu singkat. Hal ini dibuktikan dengan
percobaan anestesi yang diaplikasikan pada gigi dan rahang bawah menurunkan input tapi
Proses jaw-opening diinisiasi oleh stimuli mekanik dari ligament periodontal dan
mekanoreseptor pada mukosa. Stimuli ini menghasilkan eksitasi ototjaw- opening dan
inhibisi pada otot jaw-closing. Proses ini tidak termasuk refleks monosynaptic dan sekurang-
Proses mastikasi diinisiasi oleh stimuli elektrik dari cortex yang menyokong otot jaw-
closing dan jaw-opening. Begitu kompleks proses terjadinya gerak mastikasi, pada intinya
ritme mastikasi dihasilkan dari generator pada brain stem yang diaktivasi oleh pusat dibantu
dengan input peripheral yang pada akhirnya menghasilkan output ritmikal dengan frekuensi
aktivitas itrasel dari motoneuron α yang mengontrol otot masseter (jaw-closing) dan
Penelanan
makanan kedalam tubuh melalui mulut “the process of taking food into the body through the
mouth”.
Proses menelan merupakan suatu proses yang kompleks, yang memerlukan setiap
organ yang berperan harus bekerja secara terintegrasi dan berkesinambungan. Dalam proses
10
menelany ini diperlukan kerjasama yang baik dari 6 syaraf cranial, 4 syaraf servikal dan lebih
Pada proses menelan terjadi pemindahan bolus makanan dari rongga mulut ke dalam
lambung. Secara klinis terjadinya gangguan pada deglutasi disebut disfagia yaitu terjadi
Proses menelan dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase oral, fase faringeal dan fase
esophageal.
Pada fase oral ini akan terjadi proses pembentukan bolus makanan yang dilaksanakan
oleh gigi geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi dan saliva untuk menggiling dan
membentuk bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan. Proses ini
Pada fase oral ini perpindahan bolus dari rongga mulut ke faring segera terjadi,
setelah otot-otot bibir dan pipi berkontraksi meletekkan bolus diatas lidah. Otot intrinsik lidah
berkontraksi menyebabkan lidah terangkat mulai dari bagian anterior ke posterior. Bagian
Bolus menyentuh bagian arkus faring anterior, uvula dan dinding posterior faring
sehingga menimbulkan refleks faring. Arkus faring terangkat ke atas akibat kontraksi m.
11
II.1.2 Fase Faringeal
Fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior (arkus
palatoglosus) dan refleks menelan segera timbul. Pada fase faringeal ini terjadi :
1. m. Tensor veli palatini (n.V) dan m. Levator veli palatini (n.IX, n.X dan n.XI)
3. Laring dan tulang hioid terangkat keatas ke arah dasar lidah karena kontraksi
inermedius (n.IX, n.X, n.XI) dan m.konstriktor faring inferior (n.X, n.XI)
menyebabkan faring tertekan kebawah yang diikuti oleh relaksasi m. Kriko faring
(n.X)
5. Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus esofagus dan dorongan
otot-otot faring ke inferior menyebabkan bolus makanan turun ke bawah dan masuk
ke dalam servikal esofagus. Proses ini hanya berlangsung sekitar satu detik untuk
Pada fase faringeal ini saraf yang bekerja saraf karanial n.V.2, n.V.3 dan n.X sebagai
serabut afferen dan n.V, n.VII, n.IX, n.X, n.XI dan n.XII sebagai serabut efferen.
12
Bolus dengan viskositas yang tinggi akan memperlambat fase faringeal,
lidah, pergerakan palatum mole dan pergerakan laring serta pembukaan sfingter esofagus
bagian atas. Waktu Pharyngeal transit juga bertambah sesuai dengan umur.
lidah 2/3 depan yang mendorong bolus ke orofaring yang disertai tenaga kontraksi
terangkatnya laring ke atas menjauhi dinding posterior faring, sehingga bolus terisap
ke arah sfingter esofagus bagian atas. Sfingter esofagus bagian atas dibentuk oleh
bagian superior.
Pada fase esofageal proses menelan berlangsung tanpa disadari. Bolus makanan turun lebih
lambat dari fase faringeal yaitu 3-4 cm/ detik. Fase ini terdiri dari beberapa tahapan :
terjadi akibat kontraksi otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus bagian
proksimal. Gelombang peristaltik pertama ini akan diikuti oleh gelombang peristaltik
13
2. Gerakan peristaltik tengah esofagus dipengaruhi oleh serabut saraf pleksus
mienterikus yang terletak diantara otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus
dan gelombang ini bergerak seterusnya secara teratur menuju ke distal esofagus.
Cairan biasanya turun akibat gaya berat dan makanan padat turun karena gerak peristaltik dan
berlangsung selama 8-20 detik.Esophagal transit time bertambah pada lansia akibat dari
berkurangnya tonus otot- otot rongga mulut untuk merangsang gelombang peristaltik primer.
Proses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam 3 tahap :
2. Perintah diterima oleh pusat penelanan di Medula oblongata/batang otak (kedua sisi)
pada trunkus solitarius di bag. Dorsal (berfungsi utuk mengatur fungsi motorik proses
Secara medis gangguan pada peristiwa deglutasi disebut disfagia atau sulit menelan,
yang merupakan masalah yang sering dikeluhkan baik oleh pasien dewasa, lansia ataupun
anak-anak. Menurut catatan rata-rata manusia dalam sehari menelan sebanyak kurang lebih
2000 kali, sehingga masalah disfagia merupakan masalah yang sangat menggangu kualitas
hidup seseorang.
mulut sampai ke lambung. Kegagalan dapat terjadi pada kelainan neuromuskular, sumbatan
14
mekanik sepanjang saluran mulai dari rongga mulut sampai lambung serta gangguan emosi.
Berdasarkan difinisi menurut para pakar (Mettew, Scott Brown dan Boeis) disfagia
dibagi berdasarkan letak kelainannya yaitu di rongga mulut, orofaring, esofagus atau
berdasarkan mekanismenya yaitu dapat menelan tetapi enggan, memang dapat menelan atau
tidak dapat menelan sama sekali, atau baru dapat menelan jika minum segelas air, atau
15