Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2010
Teori Rostow
Perekonomian pada masyarakat tradisional masih terbatas dan sektor pertanian menjadi fokus
utama masyarakat, teknologi yang digunakan masih sangat sederhana. Struktur sosial dalam
system masyarakat tradisional bersifat berjenjang sehingga mempengaruhi penguasaan
sumberdaya pada hubungan darah dan keluarga.
Pada tahap kedua proses pertumbuhan oleh Rostow bahwa sektor industri mulai berkembang
namun sektor pertanian masih sangat dominan dalam masyarakat. Tahap ini sekaligus
menjadi tahap dimana masyarakat memasuki tahap persiapan untuk maju ke tahap
selanjutnya. Perekonomian bergerak dinamis, industri-industri bermunculan, perkembangan
teknologi yang pesat, dan lembaga keuangan sebagai penggerak dana mulai bermunculan.
Industrialisasi dapat dipertahankan jika dipenuhi syarat sebagai berikut; pertama,
peningkatan investasi di sektor infrastruktur/prasarana terutama transportasi. kedua, revolusi
bidang pertanian untuk memenuhi peningkatan permintaan penduduk. ketiga, perluasan
impor, termauk impor modal oleh biaya produksi yang efisien dan pemasaran sumber alam
untuk ekspor.
Teori Pembangunan Rostow & Lewis terhadap Indonesia © Adi Firmansyah 2010
Tahap tinggal landas sebagai suatu revolusi industri yang berhubungan dengan revolusi
metode produksi dan didefinisikan sebagai tiga kondisi yang saling berkaitan, sebagai berikut
Prasyarat pertama dan kedua saling berkaitan dimana kenaikan lanju investasi produktif
antara 5–10% dari GNP dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada sekto-
sektor ekonomi khususnya sektor manufaktur. Karena sektor manufaktur dipandang sebagai
indikator perkembangan industrialisasi dan memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lain.
Maka dengan mendorong pertumbuhan tinggi sektor manufaktur akan mempengaruhi
pertumbuhan tinggi pada sektor lain yang berakibat pada perkembangan GNP yang lebih
tinggi.
Tahap menuju kedewasaan ditandai dengan penerapan teknologi modern secara efektif
terhadap sumber daya yang dimiliki. Pada tahap ini terdapat tiga perubahan yang penting :
Tahap konsumsi tinggi merupakan tahap akhir teori pertumbuhan Rostow. Pada tahap ini
ditandai dengan migrasi besar-besaran masyarakat pusat perkotaan ke pinggiran kota, akibat
dari pusat kota dijadikan sebagai tempat kerja. Juga perubahan orientasi dari pendekatan
penwaran (supply side) yang dianut menuju ke pendekatan permintaan (demand side). Lebih
lanjut terjadi pergeseran perilaku ekonomi yang awalnya menitikberatkan pada produksi,
namun beralih ke konsumsi.
Menurut Rostow tiga kekuatan utama yang cenderung meningkatkan kesejahteraan adalah:
Teori Pembangunan Rostow & Lewis terhadap Indonesia © Adi Firmansyah 2010
Ingin memiliki satu negara kesejahteraan (walfare state) dengan pemerataan
pendapatan nasional yang lebih adil melalui pajak progresif, peningkatam jaminan
sosial dan fasilitas hiburan bagi para pekerja
Keputusan untuk membangun pusat perdangan dan sektor penting seperti mobil,
jaringan rel kereta api, rumah murah, dan berbagai peralatan rumah tangga yang
menggunakan listrik.
Pembahasannya lebih pada proses pembangunan antara daerah kota dan desa, diikuti proses
urbanisasi antara kedua tempat tersebut. Selain itu teori ini juga mengulas model investasi
dan system penetapan upah pada sistem modern yang juga berpengaruh pada arus urbanisasi
yang ada. Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi
menjadi dua :
Perekonomian tradisional
Perekonomian industri
Sektor industri berperan penting dalam sektor ini dan letaknya pula di perkotaan. Pada sektor
ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas sangat tinggi termasuk input dan tenaga kerja
yang digunakan. Nilai marginal terutama tenaga kerja, bernilai positif dengan demikian
daerah perkotaan merupakan tempat tujuan bagi para pencari kerja dari daerah pedesaan. Jika
ini terjadi maka penambahan tenaga kerja pada sektor-sektor industri akan diikuti pula oleh
peningkatan output yang diproduksi. Dengan demikian, industri perkotaan masih
menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk desa. Selain lapangan kerja yang tersedia
tidak kalah menarik tingkat upah di kota yang mencapai 30%, dan ini kemudian menjadi
ketertarikan bagi penduduk desa dalam melakukan urbanisasi.
Teori Pembangunan Rostow & Lewis terhadap Indonesia © Adi Firmansyah 2010
Berdasarkan kedua teori yang telah dikemukakan, Indonesia merupakan berkembang yang
sedang mengalami tahap demi tahap dari yang dikemukakan dalam teori tersebut. Indonesia
sedang bergerak dari tradisonal menuju tahap konsumsi tinggi atau dari tradisional menuju
perekonomian industri. Dalam tahap-tahap itu terdapat sisi positif dan negatif yang muncul,
kedua sisi ini tidak dapat kita hindarkan karena pembangunan merupakan sebuah proses.
Salah satu contoh dari proses pembangunan di Indonesia beradasarkan kedua teori di atas
adalah urabanisasi. Urabanisasi merupakan akibat dari munculnya industri di perkotaan dan
mulai ditinggalkannya pertanian di pedesaan. Di dalam teori migrasi klasik, perpindahan ini
disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor pendorong (push factor) dari daerah asal dan
faktor penarik (pull factor) dari daerah tujuan.
Dalam proses modernisasi, urbanisasi dipandang sebagai perubahan dari orientasi tradisional
ke orientasi modern dimana terjadi difusi modal, teknologi, nilai-nilai, pengelolaan
kelembagaan dan orientasi politik dari dunia modern ke masyarakat yang lebih tradisional.
Tidak hanya proses difusi, tetapi juga proses intensifikasi pada beragam etnis, suku, agama
dan mata pencaharian.
Pada dasarnya ubanisasi menimbulkan dampak negatif maupun dampak positif. Keban,
(1995) mencoba menjelaskan pandangan Arthur Lewis dan Myrdal tentang dampak yang
bertolak belakang tersebut. Menurut Lewis, sektor modern yang terdapat di daerah perkotaan
jauh lebih produktif dari pada sektor tradisional yang biasanya terdapat di pedesaan. Untuk
kepentingan makro, dalam rangka meningkatkan pendapatan nasional, Lewis menyarankan
agar tenaga kerja yang kurang produktif/tidak produktif di daerah pedesaan harus pindah ke
kota dan bekerja pada sektor modern. Secara agregat, semua tenaga kerja ini akan
menyumbang terhadap total pendapatan nasional.
Teori Pembangunan Rostow & Lewis terhadap Indonesia © Adi Firmansyah 2010
Indonesia menerapkan kebijaksanaan urbanisasi melalui dua pendekatan. Pertama,
mengembangkan daerah-daerah pedesaan agar ebih maju dengan memiliki ciri-ciri sebagai
daerah perkotaan yang dikenal dengan “urbanisasi pedesaan”. Kedua, mengembangkan
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang dikenal dengan “daerah penyangga pusat
pertumbuhan”.
Sejalan dengan makin berkembangnya proses pengkotaan daerah sekitar kota, maka
penyerapan angkatan kerja di sektor pertanian pun mengalami penurunan. Faktor yang paling
besar kontribusinya dalam hal ini adalah konversi lahan pertanian produktif menjadi lahan
pemukiman, industri dan rekreasi. Konsekuensinya adalah tenaga kerja pertanian akan beralih
ke sector manufaktur dan sektor jasa. Pada kenyataannya sektor jasa menjadi sektor yang
cukup diminatidibandingkan dengan sektor manufaktur. Akan tetapi sektor formal dan
informal menunjukkan angka yang tidak mencolok.
Untuk daerah pedesaan, mereka yang terserap di sektor pertanian 36.674.901 orang (58 %),
manufaktur sebanyak 7.231.460 (11 %) dan jasa sebanyak 17.430.901 (28 %). Sektor formal
menyerap 9.764.644 (9 %) dan sektor informal menyerap 46.712.643 (41 %). Daerah
pedesaan masih didominasi oleh sektor pertanian dan informal. Selain dari lapangan kerja
dan kesempatan kerja yang tersedia, hal ini sangat berkaitan erat dengan keadaan psikososial
maupun sosial ekonomi dari masyarakat pedesaan seperti struktur masyarakatnya yang
sederhana, mata pencaharian homogen, kekerabatan yang tinggi, non materialis, kindship,
organisasi sosialnya sederhana, dan mobilitas rendah.
Masalah klasik yang dihadapi berkaitan dengan urbanisasi selalu pada “urbanisasi tidak
terkendali”. Ini terjadi sebagai akibat dari praktek sistem ekonomi yang terlalu mementingkan
Teori Pembangunan Rostow & Lewis terhadap Indonesia © Adi Firmansyah 2010
modernisasi industri di kota dan telalu mengutamakan sektor modern di kota. Akibatnya
tidak mampu menyediakan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk kota maupun
penduduk desa. Arus urbanisasi yang pesat juga merupakan kelemahan masyarakat yang
tidak mampu menciptakan pasaran dalam negeri yang memadai untuk mendorong produksi
(baik pertanian maupun industri).
Dari pemaparan di atas ternyata urabnisasi merupakan dampat dari moderniasi yang
mempunyai sisi positif dan negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Oktaviani. TT. Perkembangan Perekonomi Suatu Negara Berdasarkan teori Rostow. Diakses
melalui: http://www.scribd.com/doc/38875372/ekbang-teori-rostow. Tanggal
akses: 02-11-10.
P., Adam, Felecia. 2005. Tren Urbanisasi Di Indonesia. Diakses melalui:
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/3~urbanisasi.pdf. Tanggal akses: 02-11-10.
Sumedi dan Supandi. 2004. Kemiskinan di Indonesia: Suatu Fenomena. Pusata Penelitian dan
Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian. Diakses
melalui: http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/WP_21_2004.pdf. Tanggal
akses: 02-11-10.
Teori Pembangunan Rostow & Lewis terhadap Indonesia © Adi Firmansyah 2010