Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan kami dalam membuat makalah ini adalah untuk mengetahui prinsip
penggunaan alat elektronik dan elektrooptik serta pengukuran kecepatan aliran cairan
krevikular gingival dan analisis komposisi.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai cara kerja mikroskop cahaya biasa,
mikroskop fluorosensi, mikroskop elektron, dan pengukuran kecepatan aliran cairan
krevikular gingival dan analisis komposisi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cara kerja mikroskop cahaya biasa, mikroskop fluoresensi, mikroskop elektron.
2
Phase-contrast mikroskop
Prinsip Fluoresensi4
3
Persiapan spesimen
Eksitasi sampel
4
Mikroskop fluoresensi adalah teknik yang berkembang pesat, baik dalam
ilmu pengobatan dan biologi. Teknik ini telah membolehkan untuk mengenal
pasti sel-sel dan bagian-bagian sel dengan tahap kekhususan yang tinggi .
Sebagai contoh, antibodi dan keadaan tertentu penyakit atau kotoran dalam bahan
anorganik bisa dipelajari dengan mikroskop fluoresensi. 4
5
Jalur optik diilustrasikan dalam Gambar 1 mewakili dua model
fluoresensi cahaya yang dihantarkan (transmitted light fluorescence) yang paling
umum. Fluoresensi Brightfield (Gambar 1 (a) mirip dengan mikroskop brightfield
standar dengan penambahan penghalang penapis (barrier filter) setelah objektif
dan dichroic excitation filter sebelum kondensor. Kondensor darkfield pada
Gambar 1 (b) adalah sangat efisien dengan kanta ganda (double lens) dan cermin
kondensor yang mengarahkan cahaya ke sampel pada sudut miring, mencegah
panjang gelombang yang tereksitasi dari terus memasuki objective. 5
6
Mikroskop transmisi elektron dapat melihat hingga titik dibawah 0,3 nm,
tetapi kepraktisan resolusi tersebut biasanya terbatasi oleh kerusakan spesimen
dari berkas electron dan metode yang digunakan untuk menghasilkan spesimen
tersebut. Sejarahnya, metode yang paling umum digunakan untuk menyiapkan sel
untuk mikroskop electron adalah memperbaiki specimen secara kemis,
menyimpannya dalam plastik, memotong specimen menjadi bagian yang tipis
(thin section yaitu metode persiapan untuk mendapatkan potongan tipis dari
spesimen sehingga menjadikannya semi transparan terhadap elektron), dan
pewarnaan bagian tersebut dengan logam berat. Dengan cara ini, resolusi terbatas
sekitar 3 nm, tetapi cukup untuk menjembatani jarak antara mikroskop cahaya dan
struktur molekul. 2,6
7
Mikroskop pemindai electron (scanning electron microcope, SEM).
Mikroskop ini dapat digunakan untuk specimen yang lebih besar, seperti
keseluruhan sel jaringan yang telah difiksasi, dikeringkan dan pelaspisan dengan
film logam yang tipis. Suatu berkas elektron scan pola raster di atas permukaan
spesimen, dan elektron sekunder yang dipancarkan dari permukaan pada setiap
titik dikumpulkan dan digunakan menjadi sebuah gambar. Revolusi SEM
konvensional terbatas, tapi tetap berharga untuk mempelajari masa depan
permukaan sel dan hubungan tiga-dimensi dalam jaringan. SEM khusus yang
menggunakan energi tinggi (lapangan emisi) untuk menghasilkan berkas elektron
memiliki resolusi sangat baik, dan telah berguna untuk mempelajari substruktur
seluler, seperti pori-pori nuklir.2
2.2 Pengukuran Kecepatan Aliran Cairan Krevikular Gingiva dan Analisis Komposisi
8
Paper strip serap ditempatkan di dalam sulkus (metode intrasulkular) atau
di pintu masuknya (metode ekstrasulkular). Penempatan filter paper strip dalam
hubungannya dengan sulkus atau poket penting diperhatikan. Pada teknik Brill,
filter paper strip dimasukkan ke dalam poket sehingga merasa tertahan. Metode
ini menunjukkan tingkat iritasi pada epitelium sulkus yang memicu aliran cairan
krevikular gingiva.3
9
2.2.3 Permeabilitas Jaringan Penyambung dan Epitelium Sulkus
Penelitian awal oleh Brill dan Krasse menunjukkan zat yang dapat
berpenetrasi ke epitelium sulkus termasuk albumin, endotoksin, thymidin,
histamin, phenytoin, dan peroksidase horseradish. Zat ini ditemukan sebagai
indikasi permeabilitas zat dengan berat molekul sampai 1000 Kd.3
10
2.2.5 Komposisi Cairan krevikular Gingiva
2.2.7 Electrolit
11
2.2.8 Komponen organik
Kadar total protein dalam cairan krevikular gingiva lebih sedikit daripada dalam
serum. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara konsentrasi protein
dalam cairan krevikular gingiva dengan gingivitis, kedalaman poket, atau
perluasan bone loss.3
12
BAB III
PENUTUP
Ringkasan
Mikroskop cahaya biasa terdiri dari mikroskop standar (bright-field), mikroskop dark
ground, dan phase contrast mikroskop.
Mikroskop standar, noda lesi diperiksa dengan minyak imersi objektif (x100)
menggunakan lensa mata 10x, menghasilkan perbesaran x1000.
Mikroskop dark ground, spesimen diterangi miring oleh kondensor khusus sehingga sinar
cahaya tidak langsung ke objek.
Phase contrast mikroskop, digunakan untuk menentukan struktur detil dari mikroba tak
bercat.
Mikroskop transmisi elektron merupakan sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya
mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana elektron ditembuskan ke dalam obyek
pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar.
Cairan krevikular gingiva merupakan eksudat radang, bukan transudat lanjutan. Pada
gingiva yang normal, cairan krevikular gingiva sangat sedikit bahkan tidak ada. Pengukuran
kecepatan aliran cairan krevikular gingiva dapat dilakukan dengan penggunaan paper strip serap,
twisted threads (benang pilin) diletakkan sekitar dan ke dalam sulkus, mikropipet, dan
pembersihan intrakrevikular.
13
DAFTAR PUSTAKA
14