You are on page 1of 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut sejarahnya tanaman tomat berasal dari Amerika, yaitu daerah Andean yang
merupakan bagian dari negara-negara Bolivia, Chili, Colombia, Equador, dan Peru.
Sejalan dengan penemuan benua Amerika, tanaman tomat juga kemudian dikenal di
Eropa (Esquinas dan Alcasar, 1981 dikutip Purwati, 1997). Di Italia, tanaman ini dikenal
sebagai tanaman yang buahnya berwarna merah, sedangkan di Eropa dikenal sebagai
tanaman yang buahnya berjumlah banyak.

Tomat dapat dikategorikan sebagai tanaman sayuran utama yang semakin populer
keberadaannya sejak abad terakhir. Bagian yang dikonsumsi dari tanaman tersebut adalah
bagian buahnya. Selain memiliki rasa yang enak, buah tomat juga merupakan sumber
vitamin A dan C yang sangat baik (Wener, 2000). Disamping itu, kandungan lycopenenya
sangat berguna sebagai antioksidan yang dapat mencegah perkembangan penyakit kanker.
Akhir-akhir ini konsumsi tomat di negara-negara maju semakin meningkat dan sering
diasosiasikan sebagai luxurious crop. Contohnya, di Israel buah tomat merupakan
komoditas yang sangat penting bagi konsumen, sehingga seringkali digunakan sebagai
acuan dalam menghitung indeks harga konsumen. Di negara-negara sedang berkembang
tomat sudah mulai menjadi sayuran yang penting, namun orientasi petani dalam
mengusahakannya masih lebih mengacu pada peningkatan produksi dibandingkan dengan
peningkatan kualitas.

1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui varietas maupun keanekaragaman tomat
 Untuk mengetahui persilangan pada tanaman tomat
 Untuk mengetahui teknik hibridisasi pada tanaman tomat

1.3 Manfaat
 Mengerti teknik persilangan pada tanaman tomat
 Mengetahui keragaman pada tanaman tomat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tomat
Pada awalnya, nama latin untuk tanaman tomat adalah Solanum lycopersicum L. Atau
Lycopersicon. lycopersicum L. Pada tahun 1768, Miller mengusulkan nama Lycopersicon
esculentum Mill dan nama tersebut tetap digunakan sampai sekarang. Sistematika tanaman
tomat menurut para ahli botani adalah sebagai berikut (Atheron dan Rudich, 1986;
Purseglove, 1974) :
a. Divisi : Spermatophyta
b. Subdivisi : Angiospermae
c. Kelas : Dicotyledonae
d. Ordo : Tubiflorae
e. Famili : Solanaceae
f. Genus : Lycopersicon
g. Species : Lycopersicon esculentum Mill.
Seluruh anggota dari genus Lycopersicon merupakan tanaman setahun atau tanaman tahunan
yang
berumur pendek, tanaman berupa semak, diploid dengan kromosom somatis yang berjumlah
24. (Budijaya, 1997).

2.2 Keanekaragaman
2.2.1 Peningkatan keragaman (variabilitas) genetik
Keanekaragaman dalam plasma nutfah merupakan bahan dasar untuk perakitan
kultivar baru. Apabila aksesi tidak ada satu pun yang memiliki suatu sifat yang
diinginkan, pemulia tanaman melakukan beberapa cara untuk merakit individu yang
memiliki sifat ini. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah introduksi bahan
koleksi, persilangan, manipulasi kromosom, mutasi dengan paparan radioaktif atau
bahan kimia tertentu, penggabungan (fusi) protoplas/inti sel, manipulasi urutan gen,
transfer gen, dan manipulasi regulasi gen.
Empat cara yang disebut terakhir kerap dianggap sebagai bagian dari bioteknologi
pertanian (green biotechnology). Tiga cara yang terakhir adalah bagian dari rekayasa
genetika dan dianggap sebagai "pemuliaan tanaman molekular" karena menggunakan
metode-metode biologi molekular.
Introduksi
Mendatangkan bahan tanam dari tempat lain (introduksi) merupakan cara paling
sederhana untuk meningkatkan keragaman (variabilitas) genetik. Seleksi penyaringan
(screening) dilakukan terhadap koleksi plasma nutfah yang didatangkan dari berbagai
tempat dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Pengetahuan tentang pusat
keanekaragaman (diversitas) tumbuhan penting untuk penerapan cara ini.
Keanekaragaman genetik untuk suatu spesies tidaklah sama di semua tempat di dunia.
N.I. Vavilov, ahli botani dari Rusia, memperkenalkan teori "pusat keanekaragaman"
(centers of origin) bagi keanekaragaman tumbuhan.
Contoh pemuliaan yang dilakukan dengan cara ini adalah pemuliaan untuk berbagai
jenis tanaman buah asli Indonesia, seperti durian dan rambutan, atau tanaman pohon
lain yang mudah diperbanyak secara vegetatif, seperti ketela pohon dan jarak pagar.
Introduksi dapat dikombinasi dengan persilangan.

Persilangan
Persilangan merupakan cara yang paling populer untuk meningkatkan variabilitas
genetik, bahkan sampai sekarang karena murah, efektif, dan relatif mudah dilakukan.
Berbagai galur hasil rekayasa genetika pun biasanya masih memerlukan beberapa kali
persilangan untuk memperbaiki penampilan sifat-sifat barunya.
Pada dasarnya, persilangan adalah manipulasi komposisi gen dalam populasi.
Keberhasilan persilangan memerlukan prasyarat pemahaman akan proses reproduksi
tanaman yang bersangkutan (biologi bunga). Berbagai macam skema persilangan
telah dikembangkan (terutama pada pertengahan abad ke-20) dan menghasilkan
sekumpulan metode pemuliaan yang lazim diajarkan di perkuliahan bagi mahasiswa
pemuliaan tanaman tingkat sarjana.
Walaupun secara teknis relatif mudah, keberhasilan persilangan perlu
mempertimbangkan ketepatan waktu berbunga (sinkronisasi), keadaan lingkungan
yang mendukung, kemungkinan inkompatibilitas, dan sterilitas keturunan.
Keterampilan teknis dari petugas persilangan juga dapat berpengaruh pada
keberhasilan persilangan. Pada sejumlah tanaman, seperti jagung, padi, dan Brassica
napus (rapa), penggunaan teknologi mandul jantan dapat membantu mengurangi
hambatan teknis karena persilangan dapat dilakukan tanpa bantuan manusia.
Semua varietas unggul padi, jagung, dan kedelai yang ditanam di Indonesia saat ini
dirakit melalui persilangan yang diikuti dengan seleksi.
Perkembangan dalam biologi molekular memunculkan metode-metode pemuliaan
baru yang dibantu dengan penanda genetik dan dikenal sebagai pemuliaan dengan
penanda.

Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi
susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan
perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu
spesies.
Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen? Perkawinan antara dua
individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan
dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua
induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut
akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-
varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan.
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau
penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan.
Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu
individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan
keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang
(hibridisasi).

2.3 Morfologi Tomat


Tomat mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua tanah dan akar
serabut yang tumbuh menyebar kearah samping. Tetapi dangkal. Batang tanaman
tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat,
berbulu atau berambut halus dan diantara bulu-bulu tersebut terdapat rambut kelenjar.
Batang tanaman berwama hijau. Pada ruas batang mengalami penebalan dan pada
ruas bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain itu batang tamanan tomat dapat
bercabang dan diameter cabang lebih besar jika dibanding dengan jenis tanaman sayur
lainya. Daun tanaman tomat berbentuk oval bagian tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip serta agak melengkung kedalam. Daun
berwama hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah sekitar 3-6 cm.
Diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil.
Daun majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral
mengelilingi batang tanaman. Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm
dan berwama kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau
terdapat pada bagian terindah dari bunga tomat warnanya kuning cerah berjumlah 6
buah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna karena benang sari atau tepung sari
dan kepala putik atau kepala benang sari terbentuk pada bunga yang sama. Bentuk
buah tomat bervariasi, tergantung varietasnya ada yang berbentuk bulat, agak bulat,
agak lonjong dan bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga bervariasi, yang paling kecil
memiliki berat 8 gram dan yang besar memiliki berat 180 gram. Buah yang masih
muda berwama hijau muda, bila telah matang menjadi merah (Cahyono, 1998).
Lycopersium licopersium.
Kuntum bunganya terdiri dari lima helai daun kelopak dan lima mahkota. Daun tomat
berwarna hijau dan berbulu. Bunga tanaman tomat berwarna kuning. Buahnya
berbentuk bulat, bulat lonjong, bulat pipih, atau oval. Buah yang masih muda
berwarna hijau muda sampai hijau tua. Sementara itu, buah yang sudah tua berwarna
merah cerah atau gelap, merah kekuning-kuningan, atau merah

kehitaman. Buahnya memiliki daging buah yang lembut, lunak, dan kadangkadang
banyak mengandung biji. Buah tomat memiliki rasa manis, asam, dan sedikit dingin

2.4 Persilangan tanaman tomat

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) budidaya bervariasi dalam ukuran, mulai dari
tomat cherry, seukuran (1–2 cm) dengan ukuran tomat liar, sampai tomat beefsteak dg
diameter 10 cm atau lebih. Ukuran tomat umumnya :
diameter 5–6 cm. Kebanyakan kultivar memproduksi buah warna merah (lycopene), tapi
beberapa kultivar: oranye, pink, ungu, hijau, putih. Tomat untuk dikalengkan berbentuk
panjang, 7–9 cm, diameter 4–5 cm dan dikenal sebagai tomat plum.
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena
sebagai tanaman sayuran tomat memegang peranan yang penting dalam pemenuhan gizi
masyarakat. Dalam buah tomat banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh
manusia antara lain mengandung vitamin C, vitamin A (karotien) dan mineral (Tugiyono,
1995).
Varietas-varietas tomat yang ada baik yang untuk dataran tinggi seperti Moneymaker,
maascross, Extase, Bonset, Monresist, Geraldton, Smoothskin dan Indian River maupun
varietas untuk dataran rendah seperti Intan, Ratna dan Berlian, tidak menunjukkan toleransi
terhadap kekeringan. Sehingga perlu dilakukan usaha penciptaan varietas unggul tahan kering
melalui perbaikan genetik.

Syarat Tumbuh
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan budidaya
pada tanaman tomat, seperti :
• Dapat tumbuh didataran rendah dan tinggi
• Waktu tanam yang baik 2 bulan sebelum musim hujan berakhir (awal musim kemarau)
• Tanah gembur, kaya humus dan subur
• Drainase baik dan tidak menggenang
• PH sekitar 5-6
• Curah hujan optimal 100-220 mm/hujan
• Temperatur optimum 100-200 C (malam hari), 200-300 C (siang hari)

Karakteristik Tanaman
Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dapat dibedakan ke dalam tipe
determinate dan indeterminate (Budijaya, 1997). Tanaman tomat tipe determinate dicirikan
dengan adanya tandan pada setiap ruas batangnya, misalnya pada kultivar Intan, Ratna, dan
Berlian. Sedangkan pada tipe indeterminate, tandan bunga tidak terdapat pada setiap ruas
batang serta pada ujung tanaman terdapat pucuk muda, contohnya pada kultivar Money
maker, Gondol, Santa Cruz dan Kada.
Bunga tanaman tomat berjenis kelamin dua, jumlah kelopaknya lima buah berwarna hijau
dan lima buah mahkota bunganya berwarna kuning. Pada keadaan tertentu, putik dapat
menonjol di atas kubah
sehingga tidak terjadi penyerbukan sendiri. Pembuahan terjadi 96 jam setelah penyerbukan,
dan buah masak 45 – 50 hari setelah pembuahan (AVRDC, 1979). Jumlah bunga yang
terdapat pada setiap tandan bunga berbeda antar varietas, selain itu jumlah bunga pada setiap
tandan juga berbeda. Buah tomat sangat bervariasi baik ukuran, bentuk, warna, kekerasan,
rasa dan kandungan bahan padatnya, hal ini juga sangat ditentukan oleh varietasnya.
Prosedur persilangan yang harusnya dilakukan yaitu :
 Tanam benih dalam baris.
 Segera setelah bunga mulai mekar, emaskulasi stamen dari tetua betina.
 Stamen menempel pada petal, jadi untuk mudahnya, cabut petalnya. Lalu
 bungkus bunga betina.
 Calon tetua jantan juga harus ditutup, untuk mencegah kontaminasi polen
 lain.
 Jika bunga jantan telah membuka sempurna, segera lakukan persilangan
 dengan cara mengusap anther ke stigma.
 Tutup bunga yg baru diserbuki, beri label, catat pada buku.

Kurangnya pemeliharaan tanaman tomat yang dilakukan. Pemeliharaan tanaman yang


dimaksud yaitu seperti waktu penyiraman, kuantitas air pada saat melakukan penyiraman,
pemupukan, maupun penyiangan.

Jenis Tomat
Tanaman tomat memiliki beberapa jenis yaitu ;
a. Tomat biasa (L. commune)
Bentuk buahnya bulat pipih dan beralur-alur didekat tangkainya serta lunak. Tomat ini
banyak ditanam oleh petani dan mudah didapat di pasar.
b. Tomat apel (L. pyriforme)
Bentuk buahnya bulat, kokoh dan agak keras sedikit seperti buah apel. Tomat apel ini
merupakan blasteran dari berbagai jenis tomat menghasilkan buah yang besar dan lebat.
c. Tomat kentang (L. grandiforlum)
Bentuk bualmya agak lonjong dan keras, daunya keriting, rimbun dan berwama hijau kelam.
Varietas-varietas tomat yang besar di antaranya Geraldton smooth skin dan Indian river,
varietas ini banyak ditanam ditanah dataran tinggi-Varietas tomat yang berbuah sedang
diantaranya Money maker, liar yang agak tahan terhadap penyakit layu dan air hujan
(Soewito, 1987).
Buah tomat memiliki beberapa varietas. Buah tomat menurut bentuknya, dapat digolongkan
menjadi: (1) Tomat Cherry (Lycopersicon esculentum Mill, var. Cerasiforme (Dun) Alef),
bentuknya seperti kelengkeng; (2) Tomat Tegak (Lycopersicon esculentum Mill, var.validim
Bailey); (3) Tomat Kentang atau Tomat Daun Lebar (Lycopersicon esculentum Mill,
var.grandifolium Bailey); (4) Tomat Apel atau Pir (Lycopersicon esculentum Mill,
var.pyriforme Alef); (5) Tomat Biasa (Lycopersicon esculentum Mill, var.commune).

Beberapa perusahaan mancanegara mulai mengembangkan berbagai benih tomat hibrida,


diantaranya jenis Safira, Presto, Jelita, Mahkota, Arthaloka, Idola, Permata, Mitra, Artana,
Pepe, Donna, Glory, dan lain-lain.7 Jenis tomat yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah
tomat biasa.
BAB III
ALAT, BAHAN, DAN METODE

3.1 Alat (fungsinya)

1. Polibag : Untuk tempat meletakkan benih tomat


2. Pinset : Untuk alat pembantu emaskulasi
3. Batang kayu : Sebagai penyangga tanaman tomat yang sudah dewasa
4. Kertas plastic : Sebagai penutup bunga yang telah dihibridisasi
5. Gelang karet : Sebagai alat pengikat dari plastik
6. Mika putih : Sebagai alat untuk pelabelan
7. Spidol hitam : Sebagai alat untuk pelabelan

3.2 Bahan (fungsinya)


1. Benih tanaman tomat : Sebagai tanaman yang akan dihibridkan
2. Air : Sebagai penambah nutrisi
3. Pupuk : Sebagai penambah nutrisi
4. Puradant : Sebagai pestisida

3.3 Cara Kerja (Diagram Alir)


 MASA TANAM AWAl

Polibag diisi tanah, lalu dicampur dengan pupuk

Masukkan sedikit puradant, tutup dengan sedikit tanah,

masukkan benih tomat.

Siram dengan air

Lakukan pemeliharaan sampai tanaman berbunga.


 MASA BERBUNGA

Setelah tanaman berbunga dan bunga mulai mekar

pilih 2 bunga dari tanaman yang berbeda

Emaskulasi stamen dari tetua betina pada bunga tanaman satu

Lakukan persilangan dengan cara mengusap anther ke stigma bunga pada tanaman
dua

Kemudian bungkus bunga dengan plastik

Beri label pengamatan


BAB IV
KESIMPULAN

1. Persilangan dilakukan untuk mendapatkan variasi karakter pada tanaman tomat selain
untuk mengetahui prosedur persilangan tanaman tomat dengan baik dan benar.
2. Penutupan calon tetua jantan sebelum membuka sempurna serta penutupan bunga
yang baru diserbuki sangat diperlukan untuk mencegah adanya kontaminasi dari polen
tanaman lain ataupun kontaminasi dari lingkungan sekitar.
3. Pemeliharaan sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil tanaman dengan kualitas
dan kuantitas yang tinggi baik tomat yang disilangkan ataupun tomat yang menyerbuk
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2010. Tomat. Available at http://id.wikipedia.org/wiki/Tomat. diakses pada 10


oktober 2010.

Anonymous. 2010. Keanekaragaman tomat. http:id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman-


tomat. Diakses tanggal 10 oktober 2010
PROPOSAL KEGIATAN

HIBRIDISASI

Tomat

Oleh
Armanto Dwi Cahyo
0910483049

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010

You might also like