Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS UDAYANA
1
2010
A. LATAR BELAKANG LAHIRNYA KETENTUAN AKUNTANSI UNTUK KEGIATAN
BISNIS INTERNASIONAL
Standar akuntansi untuk bisnis luar negeri serta transaksi pertukaran dalam mata uang asing dimulai
pada tahun 1939 dengan dikeluarkannya Accounting Research Bulletin No.4, kemudian diperbaharui
dengan ARB No.43 tahun 1953, Bab 12. Prosedur utama akuntansi untuk bisnis luar negeri tidak
berubah sampai dibentuknya FASB pada tahun 1973.
Seiring dengan dikeluarkannya PSAK tahun 1994, perkembangan standar akuntansi untuk bisnis
internasional mulai berjalan. Dalam PSAK No.10 dan 11 dijelaskan standar yang digunakan oleh
perusahaan dalam mencatat transaksi dalam mata uang asing dan dalam menjabarkan laporan keuangan
mata uang asing.
Sejumlah pendekatan untuk menjabarkan laporan keuangan dalam mata uang asing ke dalam mata
uang rupiah meliputi:
1. Metode lancar-tak lancar
2. Metode moneter-non moneter
3. Metode temporal
4. Metode kurs sekarang
2
1. Jika harga jual produk dari suatu entitas luar negeri lebih banyak ditentukan oleh persaingan di
tingkat lokal, daripada oleh perusahaan kurs jangka pendek, maka mata uang lokal dari entitas
luar negeri tersebut dapat dipakai sebagai mata uang fungsional.
2. Suatu pasar penjualan yang seluruhnya berada di negara perusahaan induk, memungkinkan
perusahaan untuk menjadikan mata uang dari negara perusahaan induk sebagai mata uang
fungsional
3. Pengeluaran seperti upah pekerja serta biaya material yang merupakan biaya lokal dapat
membenarkan dijadikannya mata uang lokal dari entitas luar negeri sebagai mata uang
fungsional
4. Jika pendanaan ditentukan oleh mata uang lokal dari entitas luar negeri, serta jika dana yang
dihasilkan oleh operasi perusahaan cukup untuk melunasi hutang, maka mata uang lokal dari
entitas luar negeri dapat dijadikan mata uang fungsional
5. Perjanjian serta transaksi antar perusahaan dalam volume yang besar juga dapat dijadikan dasar
untuk menggunakan mata uang dari perusahaan induk sebagai mata uang fungsional.
Exsposure Draft SAK yang diterbitkan oleh IAI pada Mei 1998, mengubah beberapa definisi
tradisional dengan melakukan redefinisi atas mata uang asing
3
Kurs adalah nisbah antara satu unit mata uang dengan jumlah mata uang lain yang setara dengan mata
uang tersebut pada satu waktu. Kurs dapat dihitung langsung maupun tak langsung. Misalnya
diasumsikan bahwa Rp 9.000 dapat ditukar dengan 1 USD, maka:
Perhitungan langsung (setara rupiah): Rp 9.000/1 = Rp 9.000
Disebut perhitungan langsung (dari sudut pandang Indonesia) karena kursnya dinyatakan dalam Rupiah
Perhitungan tak langsung (mata uang asing per rupiah): 1/Rp 9.000 = 1,111 USD
Disebut perhitungan tak langsung ( sudut pandang Indonesia) karena kursnya dinyatakan dalam USD
Kurs Mengambang, Tetap, serta Berganda
Kurs Mengambang
Mencerminkan harga pasar yang berfluktuasi berdasarkan permintaan dan penawaran serta faktor-
faktor lain dalam pasar uang dunia
Kurs Tetap dan Kurs Berganda
Jika kurs yang dipakai adalah kurs tetap, pemerintah dapat menetapkan kurs yang berbeda untuk
transaksi yang berbeda. Sedangkan bila sejak awal ditetapkan dua macam kurs untuk ekivalensi mata
uang makahal itu disebut kurs berganda
Kurs Spot, Kurs Sekarang, serta Kurs Historis
Kurs Spot
Merupakan cerminan nilai pasar, yaitu kurs untuk pertukaran yang terjadi langsung pada saat transaksi
Kurs Sekarang
Merupakan terminasi akuntansi yaitu kurs dimana satu unit mata uang dapat dipertukarkan dengan
mata uang lain pada tanggal neraca atau tanggal transaksi
Kurs Historis
Merupakan terminasi akuntansi yaitu kurs yang berlaku pada tanggal tertentu terjadinya transaksi
4
Ketentuan dalam PSAK
Di dalam PSAK No.10 hanya ditetapkan ketentuan untuk transaksimata uang asing dan untuk laporan
keuangan mata uang luar negeri. Untuk transaksi mata uang asing selain kontrak berjangka, maka ada
beberapa indikator.