You are on page 1of 14

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Didalam proses pengeringan maupun proses pemanasan, diperlukan dasar
termodinamika karena melibatkan sifat uap air dan udara. Terutama dalam proses
pengeringan secara tradisional yang sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan,
karena udara diatmosfer merupakan campuran dari gas dan uap air. Jika
kelembaban sekitar lebih tinggi daripada kelembaban bahan, maka proses
pengeringan tidak dapat dilakukan.
Dalam proses pemanasan maupun pendinginan secara modern, agar hasil
bahan yang diinginkan dapat tercapai secara maksimal, perhitungan tentang
kelembaban bahan perlu dilakukan secara akurat. Perhitungan ini dapat
menggunakan rumus matematis atau menggunakan grafik psikrometrik. Grafik
psikrometrik merupakan tampilan sifat thermodinamik udara antara lain suhu,
kelembaban, enthalpi, kandungan uap air dan volume spesifik secara grafikal.
Dalam grafik ini dapat langsung diketahui hubungan antara berbagai parameter
udara secara cepat dan persisi, baik yang berkaitan dengan sifat fisik udara
maupun sifat thermiknya. Psikrometrik memudahkan kita dalam perencanaan tata
udara, karena tidak perlu menggunakan hitungan matematis yang rumit.

B. Tujuan
Dalam praktikum ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui definisi Psikrometrik.
2. Mengetahui definisi Relative Humidity.
3. Mengetahui definisi termometer basah dan termometer kering.
4. Mengetahui hubungan Psikrometrik dan satuan operasi industri.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Psikrometrik atau psikrometri adalah istilah yang digunakan untuk


menggambarkan bidang teknik yang berkaitan dengan penentuan dan sifat
termodinamika dari campuran uap air dan gas. Istilah ini berasal dari bahasa
Yunani psuchron (ψυχρόν) yang berarti "dingin"dan metron (μέτρον) yang berarti
"berarti pengukuran". Prinsip-prinsip psikrometri berlaku untuk setiap sistem fisik
yang terdiri dari campuran uap air dan gas, psikrometri pada umumnya diterapkan
dalam pemanasan, pendinginan, dan AC.
Udara kering adalah udara yang tidak mengandung uap air dalam
komposisinya. Secra umum, komposisi udara kering terdiri dari gas Nitrogen,
Oksigen, Argon, Karbondioksida, Neon, Helium, dan gas lain. Sifatt-sifat fisik
dari uadara kering yang penting adalah volume spesifik, panas jenis, enthalpi, dan
suhu bola kering.
Pada kenyataanya udara mengandung uap air sehingga disebut udara
basah. Uap air yang terkandung dalam udara umumnya berada pada fase lewat
jenuh (superheated), tetapi pada keadaan tertentu uap air akan mengembun dan
menyebabkan kondisi udara berkabut. Siantara sifat fisik dari uap air adalah
volume spesifik, panas jenis dan enthalpi. Sifat fisik dari campuran udara dan uap
air adalah suhu/ titik embun (dew point), kelembaban mutlak, kelembaban relatif,
panas jenis uap air (humid heat), dan suhu bola basah.
Suhu bola kering adalah suhu yang ditunjukkan oleh sensor termometer.
Suhu udara yang dinyatakan sehari-hari menyatakan suhu bola kering. Suhu bola
kering diukur dengan meletakkan termometer diudara. Suhu udara kering tidak
tergantung pad ajumlah uap air diudara.
Suhu bola basah adalah suhu yang dibaca pada termometer pada saat
terjadi kesetimbangan antara campuran uap air diuadara dengan air. Suhu bola
basah berhubungan dengan jumlah uap air diudara. Suhu ini merupakan hasil
pengukuran dengan termometer yang ujungnya dibungkus dengan kapas basah.
Titik embun adalah suhu pada saat uap air menjadi embun atau mengalami
kondensasi. Kondensasi terjadi jika kelembaban relatif 100%. Kelembaban relatif
adalah perbandingan parsial tekanan uap air sesungguhnya dengan tekanan uap air
dalam keadaan jenuh. Dinyatakan dengan simbol RH dan dapat ditentukan dengan
persamaan,

Dimana :
RH = Kelembaban Relatif
e' = tekanan uap air aktual diudara
ew = tekanan uap air jenuh pada tekanan saat suhu Tw
A = koofisien psikrometer atau tetapan psikrometer
P = tekanan udara
T = Suhu udara
Tw = Suhu termometer bola basah

Untuk suatu tekanan dan suhu tertentu,nilai ew besarnya tertentu; pada


kecepatan 3 meter perdetik koefisien A nilainya tertentu dan perubahan nilai p di
udara lapisan bawah relatif kecil. Sehingga dengan demikian melalui pengukuran
T – Tw maka nilai RH dapat diketahui. Nilai T diketahui dari termometer bola
kering (termometer Hg biasa) dan nilai Tw diketahui dari termometer bola basah.
Sebagai termometer bola basah termometer Hg dibungkus kain muslin pada
bagian sensornya, dan terus menerus dibasahi aquadest. Kedua termometer
dpasang berdampingan. Termometer bola kering dibaca lebih dahulu kemudian
termometer bola basah.
Kelembaban mutlak menunjukkan kandungan uap air diudara yang
dinyatakan dengan jumlah/massa dari udara dalam udara kering. Kelembaban
mutlak dinyatakan dengan satuan kg air/kg udara kering.
Grafik psikrometrik adalah grafik dari parameter termodinamika udara
lembab pada tekanan konstan, sering disamakan dengan ketinggian relatif
terhadap permukaan laut Grafik psikrometrik dipelopori oleh Willis Carrier pada
tahun 1904. Ia menggambarkan parameter sehingga menjadi grafik persamaan
keadaan untuk beberapa parameter. Parameter tersebut antara lain Dry-bulb
Temperature (DBT), Wet-Bulb Temperature (WBT), Dew Point Temperature
(DPT), Relative Humidity (RH), Humidity Ratio, Specific Enthalpy, dan Specific
Volume.

Cara terbaik memahami grafik psikrometrik adalah mengobservasi


bagaimana letak dan posisi setiap garis kurva diletakkan atau dipetakan pada
psikrometrik chart. Psikrometrik chart menyatakan hubungan antara suhu bola
kering, suhu bola basah, suhu titik embun, kelembaban relatif, panas total
(entalpi), volume speisifik, kelembaban spesifik, panas sensibel dan panas laten.
Bila ada dua parameter yang diketahui maka kedua parameter tersebut
diplotkan pada chart sehingga ketemu titik potongnya (misalnya titik P).
Kemudian dari titik potong tersebut dapat ditentukan parameter lainnya. Misalkan
diketahui suhu bola kering 95°F, dan suhu bola basah 76°F. Dari kedua data ini
kita dapatkan titik potong di titik P. Dengan dikethuinya titik potong ini maka
data lain yang diperlukan dapat diketahui. Besarnya kelembaban relatif (RH)
adalah 42%. Kelembaban spesifik (w) adalah 104,5 g/lb. Volume spesifik (SpV)
adalah 14,3 ft3/lb. Suhu titik embun (DP) adalah 68,6oF. Enthalpy (H) adalah
39,55 Btu/lb.

III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1. Termometer basah dan Termometer Kering
2. Kertas
3. Alat tulis
4. Grafik Psikrometer
5. Stopwacht

B. Prosedur Kerja
1. Termometer basah dan termometer kering diletakkan pada tempat
pengamatan.
2. Setelah satu menit, suhu termometer kering dan basah dicatat pada kertas.
3. Pengamatan diulangi dan dicatat pada menit ke-2, ke-3, ke-4 dan ke-5.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
-terlampir-

B. Pembahasan
Psikrometrik merupakan kajian tentang sifat-sifat campuran udara dan uap
air yang mempunyai arti penting dalam bidang teknik pendingin, karena udara
atmosfer tidak kering benar melainkan merupakan campuran uap air dan udara.
Pada beberapa proses, kandungan air sengaja disingkirkan dari udara, tetapi pada
proses yang lain air ditambahkan.
Grafik psikrometrik adalah sebuah grafik yang didalamnya terdapat sifat-
sifat dari udara, yaitu antara lain Dry Bulb Temperature, Wet Bulb Temperature,
Dew Point, Relative Humidity, Humidity Ratio, Enthalpy, dan Volume Spesific.
Dengan sebuah karta psikrometrik dapat diketahui sifat-sifat udara dengan
mengetahui setidaknya 2 sifat udara yang lainnya.
Parameter dalam Grafik Psikrometrik adalah :
1. Dry-bulb Temperature (DB) adalah suhu udara ruang yang diperoleh
melalui pengukuran dengan Slink Psikrometer pada termometer bola
kering. Suhu DB diplotkan sebagai garis vertikal yang berawal dari garis
sumbu mendatar yang terletak di bagian bawah chart. Suhu DB ini
merupakan ukuran panas sensibel. Perubahan suhu DB menunjukkan
adanya perubahan panas sensibel.
2. Wet-bulb Temperature (WB) adalah suhu udara ruang yang diperoleh
melalui pengukuran dengan Slink Psikrometer pada theremometer bola
basah. Perpindahan kalor terjadi dari udara ke kain basah tersebut. Kalor
dari udara akan digunakan untuk menguapkan air pada kain basah
tersebut, setelah itu baru digunakan untuk memuaikan cairan yang ada
dalam thermometer. Suhu WB diplotkan sebagai garis miring ke bawah
yang berawal dari garis saturasi yang terletak di bagian samping kanan
chart. Suhu WB ini merupakan ukuran panas total (enthalpi). Perubahan
suhu WB menunjukkan adanya perubahan panas total.
3. Dew-point temperature (DP) adalah suhu di mana udara mulai
menunjukkan aksi pengembunan ketika didinginkan. Suhu DP ditandai
sebagai titik sepanjang garis saturasi. Pada saat udara ruang mengalami
saturasi (jenuh) maka besarnya suhu DB sama dengan suhu WB demikian
pula suhu DP. Suhu DP merupakan ukuran dari panas laten yang diberikan
oleh sistem. Adanya perubahan suhu DP menunjukkan adanya perubahan
panas laten atau adanya perubahan kandungan uap air di udara.
4. Specific Humidity (W) adalah jumlah kandungan uap air di udara yang
diukur dalam satuan grains per pound udara. ( 7000 grains = 1pound) dan
diplotkan pada garis sumbu vertikal yang ada di bagian samping kanan
chart.
5. Relative Humidity (% RH) merupakan perbandingan jumlah aktual dan
jumlah maksimal (saturasi) dari uap air yang ada pada suatu ruang atau
lokasi tertentu. 100% RH berarti saturasi dan diplortkan menurut garis
saturasi. Untuk ukuran yang lebih kecil diplotkan sesuai arah garis
saturasi.
6. Enthalpi (H) adalah jumlah panas total dari campuran udara dan uap air di
atas titik nol. Dinyatakan dalam satuan btu/lb udara. Harga enthapi dapat
diperoleh sepanjang skala di atas garis saturasi.
7. Specific volume (SpV) atau volume spesifik adalah kebalikan dari berat
jenis, dinyatakan dalam ft³/lb. Garis skalanya sama dengan garis skala bola
basah (wet bulb).
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur temperatur.
Termometer yang banyak digunakan adalah termometer cairan, dimana cairan
digunakan sebagai sensor, sehingga tinggi cairan dalan tabung kapiler termometer
merupakan penunjuk bacaan suhu. Sehubungan dengan ini termometer air raksa
umumnya digunakan untuk mengukur suhu tinggi, sedangkan untuk suhu rendah
atau sangat rendah lebih cocok menggunakan termometer gelas alkohol.
Termometer bola basah dan bola kering adalah dua termometer gelas air
raksa biasa yang dipasang tegak, dimana yang satu dibagian reservoarnya dibalut
dengan kain yang dapat menyerap air, seperti kain kaos atau kain perban yang
dicelupan kedalam air di gelas yang disimpan di bawah termometer, sebagai
termometer bola basah dan yang satu lagi tidak diapa-apakan sebagai termometer
bola kering.
Kelembaban relatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
jumlah uap air yang ada dalam campuran gas dan uap air udara. Kelembaban
relatif didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran
uap air dan gas dengan jenuh tekanan uap air pada suhu yang ditentukan.
Kelembaban relatif adalah perbandingan antara uap air yang betul-betul ada di
udara dengan jumlah uap air dalam udara tersebut jika pada suhu dan tekanan
yang sama udara tersebut penuh dengan uap air.
Selain menggunakan persamaan matematis, kelembaban relatif dari
campuran uap air dan udara dapat ditentukan melalui penggunaan grafik
psikrometrik jika suhu udara kering (T) dan suhu wet bulb (T w) dari campuran uap
air dan udara diketahui. Jumlah ini dapat segera diperkirakan dengan
menggunakan sling psikrometer atau menggunakan termometer kering dan
termometer basah .
Grafik psikrometrik penting artinya dalam satuan operasi industri,
terutama dalam proses pengeringan. Bahasa ilmiah pengeringan adalah
penghidratan, yang berarti menghilangkan air dari suatu bahan. Proses
pengeringan atau penghidratan berlaku apabila bahan yang dikeringkan
kehilangan sebagian atau keseluruhan air yang dikandungnya. Proses utama yang
terjadi pada proses pengeringan adalah penguapan. Penguapan terjadi apabila air
yang dikandung oleh suatu bahan teruap, yaitu apabila panas diberikan kepada
bahan tersebut. Panas ini dapat diberikan melalui berbagai sumber, seperti kayu
api, minyak dan gas, arang baru ataupun tenaga surya.
Dalam sektor pertanian sistem pengeringan yang umum
digunakan adalah tenaga surya. Pada sistem tenaga surya ini,
bahan diexpose ke sinar surya secara langsung maupun tidak
langsung. Uap air yang terjadi dipindahkan dari tempat
pengeringan melalui aliran udara. Proses aliran udara ini terjadi
karena terdapat perbedaan tekanan. Perbedaan tekanan udara
ini dapat terjadi secara konveksi bebas maupun konveksi paksa.
Konveksi bebas terjadi tanpa bantuan luar, yaitu pengaliran
udara hanya bergantung pada perbedaan tekanan yang
disebabkan oleh perbedaan densitas udara, sedangkan pada
konveksi secara paksa digunakan kipas untuk memaksa gerakan
udara.
Udara merupakan medium yang sangat penting dalam
proses pengeringan, untuk menghantar panas kepada bahan
yang hendak dikeringkan, karena udara satu-satunya medium
yang sangat mudah diperoleh dan tidak memerlukan biaya
operasional.
Berdasarkan grafik psikometri kita dapat menentukan kualitas udara.
Dengan kata lain, grafik ini akan memberikan semua nilai yang dimiliki oleh
udara tersebut dengan hanya melihat dua termometer tadi. Jika udara tersebut
hendak digunakan pada proses pengeringan, grafik ini dapat digunakan untuk
menghitung panas yang terlibat. Ringkasan dari pembacaan grafik dapat dibuat
kesimpulan sebagai berikut:
1. Garis mendatar menggambarkan proses pemanasan atau pendinginan
udara tanpa merubah kandungan uap aimya. Dengan proses pemanasan,
kelembaban relatif udara di sepanjang garis ini akan berkurang, sedangkan
kelembaban relatif bertambah apabila udara didinginkan
2. Garis suhu termometer basah merupakan garis adiabatik. Pada proses
pengeringan, jika udara dialirkan pada bahan basah maka kuantitas panas
di dalam udara akan dipindahkan ke permukaan bahan basah tersebut. Hal
ini menyebabkan terjadinya proses penguapan yang mengakibatkan udara
menjadi dingin sehingga tak ada sembarang panas yang hilang atau
bertambah, seperti yang digambarkan oleh garis adiabatik.
3. Pada proses pengeringan, garis volume spesifik tidak digunakan.
Walaupun demikian,garis ini memberikan gambaran kepada kita bahwa
pada suhu tertentu, densitas udara berkurang apabila suhu atau
kelembaban relatifnya bertambah.
Secara praktisnya langkah di atas mungkin tidak dipatuhi sepenuhnya,
yaitu garis tidak mencapai titik embun setepatnya, karena proses adiabatik
merupakan proses yang amat langka. Contoh di atas dapat memberikan gambaran
kepada kita bahwa secara teori dengan sedikit penambahan panas pacta udara
akan meningkatkan kemampuan penguapan air pada suatu permukaan basah.
Faktor yang menyebabkan analisis tidak selalu tepat adalah karena standar
yang diberikan grafik psikrometri yang dilukis berdasarkan nilai tekanan udara
standar yaitu diambil pada tekanan atmosfir standar 101,325 kPa, sedangkan
dalam proses pengeringan suatu permukaan basah syarat ini tidak selalu dipatuhi.
Dalam praktikum ini akan dicari RH dari rata-rata suhu termometer kering
dan termometer basah. RH tersebut dapat dicari dengan cara mencari titik
perpotongan garis dua besaran yang telah diketahui. Di titik tersebut dapat dilihat
sifat-sifat lainnya. Data suhu termometer basah dalam pengamatan adalah 23°C,
23°C, 24°C, 23°C dan 23°C. Sehingga rata-ratanya adalah 23,2°C. Data suhu
thermometer kering adalah 24°C, 23°S, 23°C, 23°C, dan 23°C. Sehingga rata-
ratanya adalah 23°C. Dari kedua rata-rata tersebut dapat kita tarik garis sehingga
terdapat titik potongnya dan menariknya ke garis RH sehingga didapatkan RH
dari data tersebut adalah 100%.
RH sebesar 100% menunjukkan tingkat kelembaban tertinggi. Hal ini
dikarenakan pengamatan dilakukan setelah hujan turun. Tempat pengamatan yang
berada dibawah pohon juga mempengaruhi tingkat kelembaban, selain itu,
pengamatan juga dilakukan pada waktu sore hari menjelang malam. Selain
menentukan RH, dari titik perpotongan tadi juga dapat diketahui sifat-sifat
campuran uap air dan udara.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Grafik Psikrometrik adalah sebuah grafik yang didalamnya
terdapat sifat-sifat dari udara, yaitu antara lain Dry Bulb Temperature,
Wet Bulb Temperature, Dew Point, Relative Humidity, Humidity Ratio,
Enthalpy, dan Volume Spesific.
2. Relative Humidity (Kelembaban Relatif) adalah rasio dari tekanan
parsial uap air dalam campuran uap air dan gas dengan jenuh tekanan uap
air pada suhu yang ditentukan.
3. Termometer bola kering adalah termometer gelas air raksa biasa
yang dipasang tegak. Termometer bola basah adalah termometer gelas air
raksa biasa yang dipasang tegak dimana bagian reservoarnya dibalut
dengan kain yang yang dicelupkan kedalam air di gelas yang disimpan di
bawah termometer.
4. Grafik Psikrometrik dapat memberikan semua nilai yang dimiliki
oleh udara tersebut dengan hanya melihat termometer bola basah dan bola
kering. Jika udara tersebut hendak digunakan pada proses pengeringan,
grafik ini dapat digunakan untuk menghitung panas yang terlibat.
5. RH sebesar 100% menunjukkan tingkat kelembaban tertinggi. Hal
ini dikarenakan pengamatan yang berada dibawah pohon rindang dan
dilakukan pada sore hari setelah hujan turun.

B. Saran
Sebaiknya asisten praktikum mengatur tempat pengambilan data
termometer basah dan thrmometer kering di dalam ruangan.

DAFTAR PUSTAKA

Brenndorfer, B. 1985. Solar Dryers- Their Role in Postharvest


Processing. London : Commonwealth Science Council.

Dossat, RJ. 1981. Principle of Refrigeration, 2nd Ed. New york :


Jhon WiIey and Sons.

ExelI, R.B. 1980. A Simple Solar Rice Dryer: Basic Design Theory.
New York : Pergamon Press.

Ahmadi.2009.www.mechanical-electrical.blogspot.com

Anonim.www.catatan-teknik.blogspot.com

Anonim. www.en.wikipedia.org/wiki/Psychrometrics

You might also like