Professional Documents
Culture Documents
1.1. Pernyataan
Kalimat- kalimat di atas dapat benar saja atau salah saja, tetapi bersifat relatif (
bergantung pada keadaan ). Kalimat-kalimat tersebut juga bukan pernyataan.
Pernyataan adalah kalimat yang hanya benar atau salah saja, tetapi tidak dapat
sekaligus benar dan salah.
Sebagai contoh:
i) 2x + 3 = 11
ii) y–3<4
iii) Itu adalah benda cair.
1. Kalimat terbuka dapat diubah menjadi pernyataan dengan cara mengganti peubah
pada himpunan semestanya.
2. Penyelesaian kalimat terbuka adalah nilai pengganti pada himpunan semesta yang
mengubah kalimat terbuka menjadi pernyataan yang benar.
3. Himpunan penyelesaian kalimat terbuka adalah suatu himpunan dengan anggota-
anggota merupakan penyelesaian dari kalimat terbuka itu.
Dari sebuah pernyataan, dapat dibentuk pernyataan baru dengan membubuhkan kata
tidak benar di depan pernyataan semula atau bila memungkinkan dengan menyisipkan kata
tidak atau bukan dalam pernyataan semula. Pernyataan baru diperoleh dengan cara sepeti
itu disebut ingkaran atau negasi.
Jika p adalah pernyataan yang diketahui, maka ingkaran atau negasi dari p dapat ditulis
dengan memakai lambang
p
Hubungan nilai kebenaran antara ingkaran sebuah pernyataan dengan pernyataan semula
dapat ditentukan sebagai berikut.
p p
B S
S B
2-2. Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan yang dibentuk dari dua pernyataan p dan q yang dirangkai
dengan menggunakan kata hubung atau.
pq
(dibaca: p atau q)
p q benar, jika salah satu di antara p dan q benar atau p dan q dua-duanya benar.
2-3. Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan yang dibentuk dari dua pernyataan p dan q yang dirangkai
dengan menggunakan kata hubung dan.
pq
(dibaca: p dan q)
p q salah, jika salah satu p atau q salah atau p salah dan q salah
2-4. Implikasi
Implikasi atau pernyataan bersyarat /kondisional adalah pernyataan majemuk yang disusun
dari dua buah pernyataan p dan q dalam bentuk p maka q.
Implikasi “jika p maka q” dapat ditulis dengan lambang sebagai berikut.
pq
2-5. Biimplikasi
Pernyataan yang dirangkai dengan cara menggunakan kata hubung “jika dan hanya jika”
disebut biimplikasi atau implikasi dwiarah.
pq
Untuk memahami cara menentukan nilai kebenaran suatu pernyataan majemuk, simaklah
contoh berikut.
CONTOH
Jawab:
Ada dua cara untuk menentuka nilai kebenaran suatu pernyataan majemuk, yaitu:
Cara 1:
Tabel kebenaran pernyataan (p q) ditentukan melalui langkah-langkah berikut (perhatikan
Tabel berikut).
Tabel kebenaran (p ~q) dengan Cara 1.
3-2. Tautologi
(p q) p q
Tabel kebenaran
p q pq (p q) p (p q) p q
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B
Berdasarkan Tabel diatas pada kolom ke-5, nilai kebenaran pernyataan majemuk itu adalah
BBBB.
1. Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan
nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.
2. Implikasi logis adalah sebua tautologi yang memuat pernyataan implikasi.
a = (p q) dan b = (q p)
a b atau (p q) (q p)
Tabel kebenaran
p q (p q) (q p) (p q) (q
p)
B B B B B
B S B B B
S B B B B
S S S S B
1. Tautologi yang berbentuk a b dinamakan ekuivalen logis dan dituliskan dengan lambang
a
2. Dua buah pernyataan majemuk dikatakan ekuivalen, jika kedua pernyataan majemuk itu
mempunyai nilai kebenaran yang sama untuk semua kemungkinan nilai kebenaran
pernyataan-pernyataan komponennya.
CONTOH
Diketahui pernyataan berkuantor universal:
P: “Semua bilangan prima adalah bilangan asli”
Tentukan p serta nilai kebenarannya.
Jawab:
Pernyataan p: “Semua bilangan prima adalah bilangan asli” merupakan pernyataan yang
benar. Karena pernyataan p itu benar untuk semua bilangan prima, maka ingkarannya
haruslah mengandung arti “Sekurang-kurangnya ada satu bilangan prima yang bukan
bilangan asli”.
Dengan demikian, ingkaran p adalah:
p: “Tidak semua bilangan prima adalah bilangan asli”, atau
p: “Beberapa bilangan prima bukan bilangan asli”.
Jadi, jelas bahwa p bernilai salah.
Silogisme, modus ponens, dan modus tollens adalah metode atau cara yang
digunakan dalam penarikan kesimpulan. Proses penarikan kesimpulan terdiri atas beberapa
pernyataan yang diketahui nilai kebenarannya (disebut premis). Kemudian, dengan menggunakan
prinsip-prinsip logika dapat diturunkan pernyataan baru (disebut kesimpulan/konklusi). Penarikan
kesimpulan seperti itu sering juga disebut argumentasi.
Sebagai contoh, argumentasi di atas dapat disajikan dalam susunan sebagai berikut.
a .................... premis 1
b .................... premis 2
c ................ kesimpulan/konklusi
6-1. Silogisme
p q ................... premis 1
q r .................... premis 2
(p q) (q r) (p r)
Sah atau tidaknya suatu silogisme dapat diuji dengan menggunakan tabel kebenaran untuk implikasi
(p q) (q r) (p r). Perhatikan Tabel berikut.
Dari tabel di atas pada kolom ke-8 tampak bahwa (p q) (q r) (p r) adalah sebuah
tautologi. Jadi, silogisme merupakan argumentasi yang sah.
p q ................. premis 1
p .................. premis 2
q .................. kesimpulan/konklusi
(p q) p q
Untuk menguji sah atau tidaknya sebuah modus ponens dapat ditentukan dengan menggunaan
tabel kebenaran. Perhatikan Tabel berikut ini.
p q pq (p q) p (p q) p q
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B
Berdasarkan tabel di atas pada kolom ke-5 tampak bahwa (p q) p q adlah sebuah tautologi.
Jadi, modus ponens adalah argumentasi yang sah.
CONTOH
Jika Badu rajin belajar, maka ia akan naik kelas. .............. premis 1
JAWAB:
Jika Badu rajin belajar , maka ia akan naik kelas .............. premis 1
p q
P .............. premis 2
q .............. konklusi
Misalkan diketahui premis-premis p q dan q. Dari premis-premis itu dapat diambil
konklusi p. Pengambilan kesimpulan dengan cara seperti itu disebut modus tollens atau kaidah
penolakan akibat. Modus tollens dapat disajikan dalam susunan sebagai berikut.
p q .............. premis 1
q .............. premis 2
p .............. kesimpulan/konklusi
(p q) q p
Sah atau tidaknya modus tollens dapat diuji dengan menggunakan tabel kebenaran untuk implikasi
(p q) q p. Perhatikan Tabel berikut.
Tabel kebenaran
Dari tabel di atas pada kolom ke-7 tampak bahwa (p q) q p adalah sebuah tautologi. Jadi,
modus tollens merupakan argumentasi yang sah.
CONTOH
JAWAB
Dengan menetapkan pernyataan-penyataan di atas, argumentasi pada soal dapat disusun menjadi:
pq
p
Sah atau tidaknya argumen di atas dapat diperiksa dengan tabel kebenaran implikasi (p q) q
p. Perhatikan Tabel berikut.
p q pq (p q) q (p q) q p
B B B B B
B S S S B
S B B B S
S S B S B
Berdasarkan Tabel di atas pada kolom ke-5, tampak bahwa (p q) q p bukan tautologi. Jadi,
argumentasi di atas tidak sah meskipun argumentasi itu mempunyai makna yang wajar. Argumentasi
yang bersifat seperti itu disebut kepalsuan.