You are on page 1of 24

Konsep potensial yang telah diketengahkan pada bab 7 Bab yang akan dipelajari:

berhubungan dengan gaya-gaya yang bersifat


1. Energi Potensial Listrik
konservatif. Dalam sebuah sistem energi total yang 2. Potensial Listrik
3. Menghitung Potensial
dimilikinya adalah konstan. Konsep energi potensial Listrik
merupakan alternative untuk menyelesaikan kasus- 4. Permukaan Ekuipotensial
5. Gradien Potensial
kasus yang melibatkan gaya-gaya yang bersifat
konservatif.
Tujuan Pembelajaran:

Konsep potensial tersebut lebih mudah diterapkan 1. Menghitung energi potensial listrik dari
sejumlah muatan.
karena energi potensial adalah jenis besaran skalar. 2. Menentukan arti dan pentingnya besaran
Gaya Coulomb atau gaya elektrostatik adalah termasuk potensial listrik.
3. Menghitung potensial listrik di suatu titik
gaya konservatif dan dengan demikian kita dapat akibat sejumlah muatan.
mengasumsikan bahwa distribusi suatu muatan tentu 4. Menggunakan permukaan ekuipotensial
untuk memvisualisasikan perubahan
akan memiliki energi potensial. Seperti halnya dengan potensial listrik dalam ruang.
5. Menggunakan potensial untuk
gaya elektrostatik yang merupakan interaksi dari dua
menentukan medan listrik.
muatan, energi potensial juga dihasilkan dari interaksi
dua muatan. Pada bab ini kita akan mempelajari
mengenai konsep potensial listrik dan bagaimana
penerapannya dalam kasus-kasus elektrostaik.

Rosari Saleh dan Sutarto


Rosari Saleh dan Sutarto
Bab 3 Potensial Listrik | 69

Hukum kekekalan energi merupakan konsep penting dan


sangat berguna dalam menyelesaikan persoalan yang
terkait dengan dinamika suatu benda di bawah pengaruh
gaya eksternal yang bekerja padanya. Pada bab 7 kita telah
mempelajari bahwa energi potensial berhubungan dengan
gaya yang bersifat konservatif. Energi total yang dimiliki
suatu benda atau sistem merupakan jumlah total energi
kinetik dan energi potensial yang dimilikinya.

Energi kinetik berhubungan dengan gerak suatu benda


sedangkan energi potensial berkaitan dengan interaksi
antara satu benda dengan benda yang lain. Dalam bab 12
kita telah membahas mengenai energi potensial yang
diakibatkan oleh percepatan gravitasi. Suatu benda yang
berada pada ketinggian tertentu dari permukaan bumi,
katakanlah H dimana H ‫ ا‬Rbumi, memiliki energi potensial
yang dinyatakan sebagai EP = mgH dimana m adalah
massa benda dan g adalah percepatan gravitasi bumi.
Dengan mengetahui energi potensial suatu benda kita
dapat memprediksi kecepatan dan posisi benda setiap saat.
Setiap perubahan keadaan benda yang menyebabkan
perubahan energi potensial selalu dibarengi dengan
perubahan energi dalam bentuk yang lain yaitu energi
kinetik dimana jumlah total energi benda tersebut selalu
sama.

Interaksi yang terjadi pada benda-benda masiv dapat


dijelaskan dengan konsep gravitasi universal Newton
dimana jika dua benda bermassa terpisah pada jarak
tertentu maka benda-benda tersebut akan saling tarik
menarik. Besar gaya tarik-menarik tersebut diberikan oleh
Mm 
persamaan gaya gravitasi F = G 2 r .
r

Pada bab 1, kita telah membahas mengenai interaksi


Coulomb yaitu interaksi antara dua muatan yang terpisah
pada jarak tertentu. Kita juga telah membuktikan bahwa
ekspresi matematik dari persamaan Coulomb mirip dengan
persamaan gravitasi Newton. Hal yang membedakan
adalah besaran fisika yang menjadi konstituen dalam
interaksi Coulomb adalah muatan sedangkan dalam
interaksi gravitasi adalah massa benda. Dengan analogi
sederhana, kita dapat memperkirakan bahwa energi
potensial listrik akan memiliki bentuk persamaan yang
mirip dengan bentuk persamaan energi potensial untuk
sistem benda masiv.

Rosari Saleh dan Sutarto 
70 | Bab 3 Potensial Listrik

3–1 Energi Potensial Listrik

Energi potensial listrik dan energi potensial gravitasi


memiliki bentuk persamaan yang mirip. Perhatikan
ilustrasi analogi berikut ini:

Benda bermassa m yang berada pada ketinggian H dari


permukaan bumi memiliki energi potesial sebesar mgH.
Energi potensial ini disebabkan karena adanya percepatan
gravitasi bumi yang menarik benda m menuju pusat bumi.
Seperti telah kita kupas pada bab 2 bahwa setiap muatan
menghasilkan medan listrik yang menyebar ke segala arah.
Medan listrik tersebut berperilaku seperti percepatan
gravitasi pada sistem benda masiv. Jika percepatan
gravitasi hanya dapat “mengenali” massa dari suatu benda
Gambar 3.1 Energi potensial gravitasi
dalam wilayah jangkauannya maka medan listrik hanya suatu benda dipengaruhi oleh percepatan
dapat “mengenali” muatan dari suatu benda. Perbedaan gravitasi bumi. Energi potensial listrik
karakter interaksi lainnya adalah gravitasi hanya dapat dipengaruhi oleh interaksi suatu muatan
menarik benda tetapi tidak dapat memberikan gaya tolak dengan muatan yang lain. 
terhadap benda tersebut sedangkan medan listrik dapat
menghasilkan gaya tarik dan gaya tolak bergantung pada
lintasan
jenis muatan yang berinteraksi.

Persamaan umum energi potensial suatu sistem adalah


sebagai berikut:

∆EP = EPakhir − EPawal


r2 (3–1)
= ∫ F • ds
r1

Perhatikan bahwa integral pada persamaan di atas tidak


bergantung pada lintasan tetapi hanya bergantung pada
titik awal dan titik akhir. Dengan demikian bagaimanapun
bentuk lintasan yang ditempuh oleh benda asalkan titik
awal dan titik akhirnya sama maka perubahan energi
potensial benda tersebut sama.

Perhatikan Gambar 3.2, gaya yang dihasillkan dari


Gambar 3.2 Sebuah partikel bermuatan q
interaksi dua muatan diberikanoleh persamaa:
berada pada titik asal O. Sebuah partikel
1 qq 0  bermuatan lainnya yaitu q0 bergerak dari
F = r titik a ke titik b melalui lintasa yang
4πε 0 r 2
bertanda panah. 
(3–2)

Jika persamaan (3–2) disubstitusikan ke persamaan (3–1)


kita peroleh:

Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 3 Potensial Listrik | 71

r2
1 qq0  
∆EP = ∫ r • ds → ds ≡ dr
r1 4πε 0 r
2
(3–3)
r2
1 qq0
= ∫ dr
r1 4πε 0 r
2

Hasil integral tersebut adalah energi potensial listrik yaitu:

r2
1 qq0
∆EP = −
4πε 0 r r1
(3–4)
qq0 ⎛1 1⎞
= ⎜⎜ − ⎟⎟
4πε 0 ⎝ r2 r1 ⎠

Perhatikan bahwa integral pada persamaan (3–3) tidak


bergantung pada lintasan sehingga bagaimanapun bentuk
lintasan yang ditempuh oleh q0.

Perhatikan untuk kasus dimana r1 > r2, jika muatan benda


adalah sama (yang berarti kedua muatan tersebut saling
tolak menolak) kita peroleh bahwa ∆EP positif. Kasus ini
mirip dengan peristiwa dimana benda bergerak menaiki
suatu tanjakan. Ketinggian benda bertambah sehingga
energi potensialnya bertambah dan dengan demikian
perubahan energi potensial benda tersebut adalah positif.
Jika dua muatan yang berinteraksi berbeda jenis berarti
Muatan dari titik tak berhingga perubahan enegri potensial muatan tersebut adalah negatif.
Peristiwa ini mirip dengan bola menggelinding dari
ketinggian tertentu. Ketinggian bola berkurang sehingga
energi potensialnya berkurang dan dengan demikian
perubahan energi potensial bola tersebut adalah negatif.

Ketika r2 > r1, berarti muatan q0 bergerak menjauh dari q.


Perubahan enegri potensial bergantung pada jenis muatan
yang berinteraksi, seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya.
Muatan menuju Dari persamaan (3–4), dapat kita simpulkan bahwa
titik P di r
perubahan energi potensial listrik dua muatan yang
berinteraksi satu sama lain bergantung pada r1 dan r2.
Secara umum, energi potensial listrik didefinisikan sebagai
besarnya energi yang digunakan untuk memindahkan
Gambar 3.3 Sebuah muatan dari jarak
muatan dari titik tak berhingga menuju titik tertentu di r
yang sangat jauh berinteraksi dengan tanpa mengubah energi kinetik muatan tersebut, lihat
muatan q yang diam.  Gambar 3.3.

Rosari Saleh dan Sutarto 
72 | Bab 3 Potensial Listrik

∆EP = EP (r ) − EP (ra ) r →∞
a

qq0 ⎛1 1 ⎞
= ⎜⎜ − ⎟⎟
4πε 0⎝ r ra ⎠
qq0 1
=
4πε 0 r

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa energi


potensial listrik dari dua muatan yang berinteraksi dapat
dinyatakan dengan persamaan:

qq0 1
EP (r ) = (3–5)
4πε 0 r

Berdasarkan persamaan (3–5), jika dua muatan terpisah


pada jarak sangat jauh, r → ∞ maka energi potensial
listriknya adalah nol atau sangat kecil. Jika r = 0 maka EP
kedua muatan tak berhingga, hal ini menunjukkan bahwa
kedua muatan hanya dapat berada pada jarak yang sangat
dekat tetapi jarak tersebut tidak mungkin nol. Persamaan
(3–5) juga menunjukkan bahwa energi potensial listrik
hanya bergantung pada jarak (r) dan besar dan jenis
muatan yang berinteraksi.

3–2 Potensial Listrik

Energi potensial yang dihasilkan dari interaksi antar dua


muatan mengingatkan kita pada gaya elektrostatik yang
telah dibahas pada Bab 2. Pada gaya elektrostatik, kita
telah mengetahui bahwa gaya tersebut dihasilkan oleh
suatu sumber medan gaya yang disebut medan listrik, E .
Koheren dengan analogi tersebut, adanya energi potensial
yang merupakan hasil dari interaksi dua muatan pasti
disebabkan karena adanya suatu sumber “medan”
potensial tertentu.

Jika “sumber” energi potensial dinyatakan dengan V


sebagai fungsi r maka persamaan (3–5) dapat dituliskan
kembali menjadi:

⎛ q 1⎞
EP (r ) = q ⎜⎜ 0 ⎟⎟ (3–6)
⎝ 4πε 0 r ⎠

Dalam hal ini muatan q0 kita anggap sebagai sumber


potensial bagi q. Dengan demikian sumber energi
potensial, yang selanjutnya disebut potensial listrik saja,
dirumuskan dengan:
Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 3 Potensial Listrik | 73

q0 1
V (r ) = (3–7)
4πε 0 r

Persamaan (3–7) merepresentasikan potensial yang


dihasilkan oleh muatan q0. Sifat potensial listrik V (r)
mirip dengan sifat medan listrik E . Potensial V (r)
menyebar ke segala arah. Perbedaan antara V dan E
adalah V merupakan besaran skalar sedangkan E
merupakan besaran vektor. Dalam beberapa kasus, kita
lebih mudah menangani besaran-besaran skalar dibanding
dengan besaran vektor.

3–3 Menghitung Potensial Listrik

Seperti halnya medan listrik, potensial listrik juga dapat


dihasilkan dari distribusi sejumlah muatan. Dalam kasus
yang sederhana, suatu distribusi muatan yang berinteraksi
dengan sebuah muatan tunggal q0 akan menghasilkan
energi potensial listrik sebesar EP.

Misal distribusi muatan tersebut memiliki muatan netto


total sebesar Q. Efek potensial Q terhadap q dapat
diketahui dengan mudah jika muatan q ‫ ا‬Q. Berdasarkan
persamaan (3–7), setiap muatan dapat menghasilkan
potensial listrik. Antara q dan Q masing-masing
menghasilkan potensial listrik yang mempengaruhi satu
sama lain. Jika q ‫ ا‬Q maka efek potensial q terhadap Q
dapat diabaikan sehingga potensial yang muncul dalam
sistem tersebut dapat diasumsikan hanya berasal dari
muatan Q saja. Ini adalah cara lain untuk mendefinisikan
potensial listrik suatu muatan sumber.

EP (r )
V (r ) ≡ lim (3–8)
q →0 q

Mengacu pada persamaan (3–3), kita juga dapat


mengekspresikan potensial listrik dalam variabel medan
listrik E . Seperti diketahui bahwa F = q E . Dengan
mensubstitusikan F ke persamaan (3–3) kita peroleh:

r2
1 qq 0 
∆EP = − ∫ r • ds
r1 4πε 0 r
2

r2
1 q0  1 q0 
= −q ∫ r • ds → r =E
r1 4πε 0 r 4πε 0 r 2
2

Rosari Saleh dan Sutarto 
74 | Bab 3 Potensial Listrik

r2
1 q0 
∆EP = −q ∫ r • ds
r1 4πε 0 r
2
(3–9)
r2

= − q ∫ E • ds
r1

Persamaan (3–9) merupakan persamaan untuk mengetahui


energi perubahan energi potensial dalam variabel medan
listrik yang dihasilkan oleh muatan sumber.

Berdasarkan persamaan (3–8) kita dapat menentukan


potensial listrik dalam variabel medan listrik E yaitu:

EP
∆V (r ) = −
q
r2
(3–10)
= − ∫ E • ds
r1

Potensial Listrik oleh Muatan Tunggal

Kita akan menerapkan konsep potensial listrik pada kasus


paling sederhana yaitu potensial listrik oleh muatan
Gambar 3.4 Sebuah partikel
tunggal. Perhatikan Gambar 3.3. Potensial listrik V yang bermuatan q1 (+) berada pada jarak r
dihasilkan oleh muatan q1 dapat dihitung dengan terhadap titik P 
persamaan (3–7) yaitu:

q1 1
Vq1 (r ) =
di P 4πε 0 r

Jika di titik P diberi muatan listrik sebesar q2 (–) maka


energi potensial muatan q2 oleh muatan q1 dapat dihitung
dengan persamaan (3–6):

EP (r ) = q 2V
⎛ q 1⎞
= q 2 ⎜⎜ 1 ⎟⎟
⎝ 4πε 0 r ⎠
qq 1
= 1 2
4πε 0 r

Potensial Listrik oleh Banyak Muatan

Prinsip superposisi dapat diterapkan untuk menentukan


potensial listrik yang dihasilkan oleh sistem banyak
muatan terhadap suatu titik tertentu, sebagaimana medan
listrik.

Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 3 Potensial Listrik | 75

Perhatikan Gambar 3.5. Potensial listrik pada titik P


adalah EP (p) = EP1 + EP2 + EP3.

1 q1 1 q2 1 q3
EP ( p ) = + +
r1 4πε 0 r1 4πε 0 r2 4πε 0 r3
(*)
1 ⎛ q1 q 2 q3 ⎞
r2 r3 = ⎜⎜ + + ⎟⎟
4πε 0 ⎝ r1 r2 r3 ⎠

Perhatikan bahwa potensial listrik adalah besaran skalar


sehingga potensial total merupakan penjumlahan skalar
biasa. Hal ini tentu saja membuat persoalan menjadi lebih
Gambar 3.5 Tiga muatan identik mudah dibanding jika kita menjumlahkan besaran vektor.
diletakkan pada tiga titik sudut persegi
panjang. Potensial listrik pada titik P Hasil perhitungan pada persamaan (*) dapat kita
merupakan jumlah total dari potensial yang generalisasi untuk sistem yang terdiri dari n muatan yang
dihasilkan oleh muatan q1, q2 dan q3.  berjarak r1 hingga rn terhadap suatu titik tertentu.

1 q1 1 q2 1 q3 1 qn
EP banyak mua tan = + + + ...
4πε 0 r1 4πε 0 r2 4πε 0 r3 4πε 0 rn
1 ⎛ q1 q 2 q3 q ⎞
= ⎜⎜ + + + ... + n ⎟⎟
4πε 0⎝ r1 r2 r3 rn ⎠
1 n qi
= ∑
4πε 0 i =1 ri

Muatan-muatan pada benda dapat kita partisi menjadi


segmen muatan kecil dq yang masing-masing
menghasilkan potensial listrik di titik P sebesar dV.
Potensial total pada titik P dengan demikian penjumlahan
seluruh potensial yang dihasilkan oleh setiap segmen
muatan atau:

V (r ) = ∫ dV

⎛ 1 q⎞
V (r ) = ∫ d ⎜⎜ ⎟⎟
Gambar 3.6 Jika muatan terdistribusi ⎝ 4πε 0 r ⎠
pada benda-benda seperti kawat,
1 dq
lempengan atau batang logam seperti = ∫
tampak pada gambar di samping maka 4πε 0 r
kita dapat menggunakan analogi sistem (3–11)
banyak muatan untuk menentukan
potensial listrik pada sembarang titik di Untuk benda berdimensi satu seperti kawat panjang maka
luar benda bermuatan tersebut, misalnya potensial listrik yang dihasilkan oleh muatan yang
di titik P.  terdistribusi pada kawat tersebut dapat ditentukan dengan
persamaan:

λdl
V (r ) =
1
∫ (3–12)
4πε 0 r

Rosari Saleh dan Sutarto 
76 | Bab 3 Potensial Listrik

Dimana λ menyatakan jumlah muatan per satuan panjang,


diukur dalam satuan C/m. Untuk benda berdimensi dua
seperti lempengan logam atau disc maka potensial dapat
ditentukan dengan persamaan:

1 σdA
V (r ) luasan
= ∫ (3–13)
4πε 0 r

σ menyatakan jumlah muatan per satuan luas, diukur


dalam C/m2. Untuk benda tiga dimensi maka potensial
listrik yang dihasilkan dapat ditentukan dengan persamaan:

ρdτ
V (r )
1
volume
= ∫ (3–14)
4πε 0 r

Dimana ρ menyatakan jumlah muatan per satuan volume


yang dimiliki oleh benda tersebut.

Untuk lebih jelasnya kita akan membahas beberapa contoh


perhitungan potensial pada benda-benda yang memiliki
geometri berbeda-beda.

Contoh soal 1:

Sebuah cincin yang memiliki jari-jari a memiliki muatan


total sebesar Q. Titik P berada pada jarak x dari titik pusat
cincin. Tentukan potensial listrik di titik P akibat muatan
cincin tersebut!

Pembahasan:

Perhatikan Gambar 3.7, setiap segmen pada cincin Gambar 3.7 Setiap segmen pada cincin
mengandung muatan sebesar dq yang memiliki jarak r mengandung muatan sebesar dq yang
memiliki jarak r terhadap titik P dimana
terhadap titik P dimana r = a 2 + x 2 . Potensial listrik
r = a 2 + x 2 . 
yang dihasilkan oleh setiap segmen muatan dq adalah:

1 dq
dV =
4πε 0 r
(**)
1 dq
=
4πε 0 a2 + x2

Perhatikan bahwa persamaan (**) adalah bentuk


persamaan yang sederhana. Nilai a dan x konstan untuk
setiap segmen dan P. Demikian juga dengan r. Dengan
demikian potensial total yang dihasilkan cincin adalah:

V = ∫ dV

Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 3 Potensial Listrik | 77

1 dq
V =∫
4πε 0 a2 + x2
1 1
= ∫ dq → ∫ dq = Q
4πε 0 a2 + x2
1 Q
=
4πε 0 a2 + x2

Contoh soal 2:

Sebuah titik P berada pada jarak x dari titik pusat sebuah


disc bermuatan total Q yang memiliki jari-jari R seperti
r terlihat pada Gambar 3.8. Tentukan potensial total yang
dihasilkan oleh disc bermuatan pada titik P!

Pembahasan:

Untuk mempermudah penyelesaian soal maka kita


asumsikan disc merupakan kumpulan dari cincin-cincin
yang konsentrik. Padar gambar di samping diperlihatkan
salah satu segmen cincin yang memiliki jari-jari a. Muatan
Gambar 3.8 Sebuah titik P berada dq yang dibawa cincin tersebut memiliki jarak sebesar
pada jarak x dari titik pusat sebuah
disc bermuatan total Q yang r = a2 + x2 .
memiliki jari-jari R 
Densitas muatan permukaan disc adalah σ dimana
Q Q
σ = = 2 . Kita dapat menghubungkan densitas σ
A πR
dengan densitas muatan yang dikandung cincin. Untuk
segmen cincin setebal da memiliki luas permukaan sebesar
dA = 2πada. Muatan yang dibawa pada segmen tersebut
adalah dq = σ (2πada). Dengan demikian potensial yang
dihasilkan oleh setiap segmen muatan dq adalah:

1 dq
dV =
4πε 0 r

Rosari Saleh dan Sutarto 
78 | Bab 3 Potensial Listrik

1 σ 2πada
dV =
4πε 0 a 2 + x 2
R
1 σ 2πada
V =∫
0 4πε 0 a2 + x2
σ R ada
= ∫
2ε 0 0 a 2 + x 2
R
σ
= a2 + x2
2ε 0 0

σ ⎛
= ⎜ R 2 + x 2 − x ⎞⎟
2ε 0 ⎝ ⎠

Q
Dengan memasukkan σ = maka potensial total yang
πR 2
dihasilkan disc adalah:

Q ⎛⎜ R 2 + x 2 − x ⎞⎟
V=
2πε 0 R 2 ⎝ ⎠

Contoh soal 3:

Sebuah bola memiliki muatan yang terdistribusi secara


merata pada permukaannya. Jari-jari bola adalah R.
Tentukan potensial listrik pada titik P!

Pembahasan:

Muatan terdistribusi pada permukaan bola sehingga


potensial listrik dapat ditentukan dengan persamaan (3–
13): φ’ 

σdA
V (r ) luasan =
1
∫ (a)
4πε 0 r

Jarak setiap segmen muatan pada permukaan bola Gambar 3.9 Sebuah bola memiliki
dinyatakan dengan r. Akan lebih mudah jika koordinat r muatan yang terdistribusi secara merata
dinyatakan dengan koordinat polar: pada permukaannya 

r = R 2 + z 2 − 2 Rz cosθ ' (b)

Segmen luas bidang dA yang mengandung muatan dq


dapat dinyatakan sebagai:

dA = R2 sin θ’ dθ dφ’ (c)

Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 3 Potensial Listrik | 79

Pada langkah pengintegralan pertama kita mengintegralkan


persamaan (a) terhadap φ’ dimana φ’ merupakan variabel
sudut dalam bidang horisontal. Pada langkah
pengintegralan kedu akita mengintegralkan persamaan (a)
terhadap θ’. Hal ini karena kita telah menyatakan segmen
luas bidang bola dalam variabel θ’ dan φ’, lihat persamaan
(b). Batas integral untuk φ’ adalah dari 0 hingga 2π
sedangkan batas integral untuk θ’ adalah dari 0 hingga π.

Dengan memasukkan (b) dan (c) pada persamaan (a)


diperoleh:

σ π 2π R 2 sin θ ' dθ ' dφ '


V (r ) luasan = ∫∫
4πε 0 0 0 R 2 + z 2 − 2 Rz cosθ '
2πσR 2 π sin θ ' dθ '
= ∫
4πε 0 0 R + z 2 − 2 Rz cosθ '
2

σR 2 π sin θ ' dθ '


= ∫
2ε 0 0 R + z 2 − 2 Rz cosθ '
2

Hasi pengintegralan kedua adalah sebagai berikut:

σR 2 π sin θ ' dθ '


V (r ) = ∫
luasan
2ε 0 0 R + z 2 − 2 Rz cos θ '
2

π
σR 2 ⎡1 ⎤
= ⎢ Rz R + z − 2 Rz cos θ ' ⎥
2 2
2ε 0 ⎣ ⎦0
σR ⎡ 2
= R + z 2 + 2 Rz − R 2 + z 2 − 2 Rz ⎤
2 zε 0 ⎢
⎣ ⎥⎦
⎡ (R + z )2 − (R − z )2 ⎤⎥ → ⎡⎢ R 2 + z 2 + 2 Rz − R 2 + z 2 − 2 Rz ⎤
⎢⎣ ⎦ ⎣ ⎥⎦
σR
V (r ) = [(R + z ) − (z − R )]
luasan
2 zε 0

Perhatikan dengan seksama bahwa suku persamaan


R 2 + z 2 − 2 Rz ekuivalen dengan (R − z ) . Dari soal ini
kita dapat memprediksikan bahwa ada dua daerah yang
terdapat potensial listrik yang dihasilkan oleh muatan yang
terdistribusi pada permukaan bola. Suku (R − z ) untuk z di
luar bola, sehingga z > R, maka suku R 2 + z 2 − 2 Rz
dituliskan sebagai (z – R).

Dengan demikian untuk daerah di luar bola maka potensial


listrik yang dihasilkan adalah:

Rosari Saleh dan Sutarto 
80 | Bab 3 Potensial Listrik

σR
V (r ) di luar bola = 2R
2 zε 0
σR 2 Q
= →σ =
zε 0 4πR 2
R2 Q 1 Q
= =
zε 0 4πR 2
4πε 0 z

Untuk daerah di dalam bola maka potensial yang


dihasilkan adalah:

σR
V (r ) di dalam bola = 2z
2 zε 0
σR Q
= →σ =
ε0 4πR 2
R Q
=
ε 0 4πR 2
1 Q
=
4πε 0 R

Potensial Listrik dari Distribusi Muatan

Suatu distribusi muatan tertentu terdiri dari beberapa


muatan yang saling berinteraksi satu sama lain. Setiap
muatan menghasilkan medan listrik dan juga potensial.
Dalam suatu sistem yang terdiri dari banyak muatan maka
sistem tersebut akan memiliki potensial netto yang
dihasilkan karena muatan-muatan yang ada di dalamnya.

Pada sub bab sebelumnya kita telah membahas mengenai


potensial yang dihasilkan oleh sekumpulan muatan yang
bekerja pada satu muatan tunggal atau titik tunggal. Pada
sub bab ini kita akan mendiskusikan hal sebaliknya yaitu
potensial yang dibutuhkan untuk memindahkan sistem
banyak muatan dari titik tak berhingga ke suatu titik r
tertentu.

Perhatikanlah sistem yang terdiri dari tiga partikel


bermuatan masing-masing q1, q2 dan q3. Untuk
mengangkut muatan pertama q1 dari titik tak berhingga ke
titik P tidak diperlukan kerja eksternal. Ketika muatan
kedua dipindahkan dari titik tak berhingga ke titik P maka
terdapat kerja eksternal yang harus dilakukan karena
adanya interaksi antara q1 dan q2 sehingga kerja eksternal
yang harus dilakukan adalah sebesar:
Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 3 Potensial Listrik | 81

EP12 = q2V1
1q1q2
=
4πε 0 r12

Yang mana, r12 menyatakan jarak antara muatan q1


terhadap q2.

Jika dikehendaki juga untuk memindahkan muatan ketiga


q3 maka kerja eksternal yang harus diberikan adalah
sebanding dengan besar energi potensial interaksi antara q3
dengan q1 dan q2. Dengan demikian kerja eksternal yang
harus diberikan untuk memindahkan muatan ketiga dari
titik tak berhingga ke titik P adalah:

EP123 = EP13 + EP23


= q3V1 + q3V2
1 q1q3 1 q 2 q3
= +
4πε 0 r13 4πε 0 r23

Kerja eksternal total yang ahrus diberikan untuk


memindahkan ketiga muatan tersebut adalah:

W = EPTotal
= EP12 + EP13 + EP23
= q1V2 + q3V1 + q3V2
1 q1q 2 1 q1q3 1 q 2 q3
= + +
4πε 0 r12 4πε 0 r13 4πε 0 r23
1 ⎛ q1q2 q1q3 q2 q3 ⎞
= ⎜ + + ⎟
4πε 0 ⎜⎝ r12 r13 r23 ⎟⎠

Persamaan di atas dapat digeneralisasi untuk sistem yang


terdiri dari n muatan:

1 ⎛ q1q2 q1q3 q2 q3 ⎞
EP = ⎜⎜ + + + ... ⎟⎟
4πε 0 ⎝ r12 r13 r23 ⎠
(3–15)
1 qi q j
= ∑
4πε 0 i< j rij

rij menyatakan jarak antara muatan ke i dan ke j.


Persamaan (3–15) mengindikasikan bahwa setiap partikel
bermuatan harus berpasangan dengan muatan yang lain.
Persamaan (3–15) juga menunjukkan dengan sangat jelas
bahwa setiap muatan harus berinteraksi dengan muatan
lain yang berbeda. Suatu muatan tidak dapat berinteraksi
dengan dirinya sendiri untuk menghasilkan energi
potensial.

Rosari Saleh dan Sutarto 
82 | Bab 3 Potensial Listrik

Karena harus muncul dalam formasi berpasang-pasangan


maka persamaan (3–15) dapat dinyatakan ulang sebagai:

⎛ ⎞
1⎜ 1 qi q j ⎟
EP = ⎜ ∑ ⎟
2 ⎜ 4πε 0 i , j rij ⎟
⎝ i≠ j ⎠

Faktor ½ muncul sebagai konsekuensi bahwa partikel


berada dala konfigurasi yang saling berpasangan sehingga
interaksi yang terjadi adlaah ½ dari jumlah partikel yang
menjadi elemen sistem tersebut. Dengan demikian,

1 1 qi q j
EP = ∑ (3–16)
2 i , j 4πε 0 rij
i≠ j

Persamaan (3–16) dapat kita jabarkan lebih lanjut untuk


memperoleh persamaan yang lebih eksplisit yaitu:

1 1 qj 1 1 qj 1 1 qj
EP = q1 ∑ + q2 ∑ + q3 ∑ + ...
2 4πε 0 r1 j 2 4πε 0 r2 j 2 4πε 0 r3 j
1
= q1V1 (3–17)
2

Dimana V1 adalah potensial yang bekerja pada muatan q1,


V2 adalah potensial yang bekerja pada muatan q2 dan
seterusnya.

3–4 Permukaan Ekipotensial

Muatan menghasilkan potensial listrik yang menyebar ke


segala arah. Daerah di sekitar muatan yang memiliki
potensial konstan disebut sebagai daerah ekipotensial.
Untuk daerah tiga dimensi dikenal permukaan ekipotensial
sedangkan untuk daerah dua dimensi dikenal istilah garis
ekipotensial.

Perhatikan potensial yang dihasilkan oleh muatan tunggal Gambar 3.10 Distribusi potensial listrik
pada Gambar 3.10. Potensial listrik yang dihasilkan oleh yang dihasilkan oleh muatan tungga q (+) 
muatan tersebut berbanding terbalik dengan jarak r.
Potensial pada jarak radial yang sama memiliki besar yang
sama di setiap titik pada wilayah tersebut.

Sebuah partikel bermuatan yang diletakkan di pusat bola


akan menghasilkan bidang ekipotensial. Pada Gambar
3.10 potensial pada sepanjang garis lingkaran adalah sama
untuk setiap titik pada garis tersebut. Bidang ekipotensial

Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 3 Potensial Listrik | 83

yang dibentuk oleh muatan tunggal tersebut dapat dilihat


pada Gambar 3.11.

Jika terdapat suatu muatan yang bergerak sepanjang


lintasan atau permukaan bidang ekipotensial maka tidak
ada kerja yang dihasilkan karena potensial pada setiap titik
tersebut adalah sama.

Pada material konduktor, elektron-elektron pada


permukaan berada dalam kesetimbangan elektrostatik.
Potensial di setip titik pada konduktor tersebut adalah
seragam sehingga permukaan material konduktor termasuk
Gambar 3.11 Bidang ekipotensial yang dalam kategori bidang ekipotensial.
dibentuk oleh muatan tunggal q (+).
Perhatikan contoh berikut ini:
Vektor bidang ekipotensial sejajar
dengan vektorm medan listrik E 
Garis medan listrik

Bidang ekipotensial Bidang ekipotensial

Gambar 3.12 Bidang ekipotensial yang dibentuk oleh dua


muatan yang berdekatan.

Muatan berwarna kuning adalah muatan positif sedangkan


muatan berwarna biru adalah muatan negatif. Garis
berwarna biru menunjukkan bidang ekipotensial yang
dibentuk oleh konfigurasi dua muatan tersebut. Perhatikan
bahwa bidang ekipotensial tersebut berbeda dengan pola-
pola medan listrik yang dihasilkan oleh dua muatan.

Titik-titik disepanjang garis atau bidang ekipotensial akan


Gambar 3.13 Grafik yang menunjukkan merasakan potensial listrik yang sama besar. Jika
warna-warna yang berbeda dimana setiap digambarkan dalam bentuk grafik, bidang ekipotensial
warna mewakili satu daerah bidang yang dibentuk oleh muatan tersebut terlihat seperti
ekipotensial.  Gambar 3.13.
Rosari Saleh dan Sutarto 
84 | Bab 3 Potensial Listrik

3–5 Gradien Potensial

Pada sub bab 3–3 kita telah menyinggung sedikit


mengenai hubungan antara energi potensial listrik dengan
medan listrik yang dinyatakan secara eksplisit pada
persamaan (3–9). Jika energi potensial listrik yang
dihasilkan oleh suatu muatan diketahui maka kita dapat
mencari medan listrik dari muatan tersebut berdasarkan
persamaan (3–9).

r2
1 q0 
∆EP = −q ∫ r • ds
r1 4πε 0 r
2

r2

= − q ∫ E • ds
r1

Karena ∆EP = q∆V maka:

∆EP = q∆∆
r2 r2

∆V = − ∫ E • ds → ∆V = ∫ dV
r1 r1

r2 r2

∫ dV = − ∫ E • ds
r1 r1

Suku dalam integral memiliki nilai yang sama karena


batas-batas integral adalah sama sehingga:

dV = − E • ds (3–18)

Untuk kasus dimana medan listrik E sejajar dengan normal


bidang ekipotensial maka persamaan (3–18) dapat
dituliskan dalam bentuk skalar yaitu:

dV = − E ds
dV (3–19)
E=−
ds

Perhatikan bahwa medan listrik dan potensial listrik adalah


dua jenis besaran yang berbeda. Persamaan (3–19) hanya
memberikan besar dari medan listrik yang dihasilkan dari
potensial listrik V. Medan listrik merupakan turunan
pertama dari potensial. Potensial listrik sendiri merupakan
fungsi dari jarak (r). Turunan pertama potensial listrik V
terhadap ds tidak lain adalah gradien dari potensial listrik
itu sendiri.

Persamaan (3–19) mengandung sedikit masalah karena


kita tidak dapat mengetahui komponen medan listrik. Kita
hanya mengetahui besarnya saja tetapi bukan arahnya.
Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 3 Potensial Listrik | 85

Adalah menjadi suatu hal yang penting juga untuk


menelusuri lebih lanjut persamaan (3–19). Jika
diperhatikan dengan seksama, persamaan (3–18), yang
menjadi nenek moyang persamaan (3–19), merupakan
persamaan yang mengandung operasi vektor di dalamnya
yaitu antara medan listrik E dan posisi ds. Dengan
menguraikan persamaan (3–18) dalam komponen
vektornya, kita peroleh persamaan berikut ini:
  
ds = dxi + dyj + dzk
  
E = Exi + E y j + Ez k

Substitusikan ke persamaan (3–18) diperoleh:

[    
(  
dV = − E x dx (i • i ) + E y dy ( j • j ) + E z dz k • k )]
     
→ i •i = j • j = k •k =1 (3–20)
= − E x dx − E y dy − E z dz

Perubahan potensial listrik jika partikel bermuatan


bergerak dari koordinat r = (xi + yj + zk) ke koordinat r +
ds = (x + dx)i + (y + dy)j + (z + dz)k adalah:

∂V ∂V ∂V
dV = dx + dy + dz (3–21)
∂x ∂y ∂z

∂V
Simbol ∂ menyatakan turunan parsial, dx berarti
∂x
turunan parsial V terhadap x dan seterunya.

Dengan menggabungkan persamaan (3–20) dan (3–21)


diperoleh:

∂V  ∂V  ∂V 
E =− x− y− z (3–22)
∂x ∂y ∂z

Persamaan (3–22) merupakan persamaanyang


menghubungkan antara potensial listrik dengan medan
listrik dalam notasi vektor. Persamaan (3–22) dapat
dinyatakan dalam persamaan yang lebih praktis dengan
menggunakan notasi Ñ (baca: del) yang didefinisikan
sebagai:

∂  ∂  ∂ 
∇≡ x+ y+ z (3–23)
∂x ∂y ∂z

Persamaan (3–22) dapat dituliskan kembali menjadi:

Rosari Saleh dan Sutarto 
86 | Bab 3 Potensial Listrik

⎛ ∂  ∂  ∂ ⎞ ∂  ∂  ∂ 
E = ⎜⎜ x + y+ z ⎟⎟(− V ) → x+ y+ z =∇
⎝ ∂x ∂y ∂z ⎠ ∂x ∂y ∂z
E = ∇(− V )
(3–24)
E = −∇V

Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 3 Gerak Dalam Dua Dan Tiga Dimensi
Gambar Cover Bab 3 Gerak Dalam Dua dan tiga Dimensi
Sumber: Dokumentasi Penulis

Gambar  Sumber 
 

Gambar 3.1 Energi potensial gravitasi suatu benda  Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics 
dipengaruhi  oleh  percepatan  gravitasi  bumi.  For Scientist and Engineers: 
Energi  potensial  listrik  dipengaruhi  oleh  interaksi  Extended Version, 5th Edition. W.H. 
suatu muatan dengan muatan yang lain.  Freeman & Company. Page : 722. 
 
 

Gambar  3.2  Sebuah  partikel  bermuatan  q  berada 


pada  titik  asal  O.  Sebuah  partikel  bermuatan 
Dokumentasi Penulis 
lainnya  yaitu  q0  bergerak  dari  titik  a  ke  titik  b 
melalui lintasa yang bertanda panah. 

 
 
Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics 
Gambar 3.3 Sebuah muatan dari jarak yang sangat  For Scientist and Engineers: 
jauh berinteraksi dengan muatan q yang diam.  Extended Version, 5th Edition. W.H. 
Freeman & Company. Page : 723. 
 
 
Serway, R.A and Faughn, J.S., 1999. 
Gambar  3.4  Sebuah  partikel  bermuatan  q1  (+) 
College Physics, 7th Edition, USA: 
berada pada jarak r terhadap titik P  Harcourt Brace College Publisher. Page: 
  540. 

Gambar  3.5  Tiga  muatan  identik  diletakkan  pada 


tiga  titik  sudut  persegi  panjang.  Potensial  listrik 
Dokumentasi Penulis 
pada titik P merupakan jumlah total dari potensial 
yang dihasilkan oleh muatan q1, q2 dan q3. 

 
 
Gambar 3.6 Jika muatan terdistribusi pada benda‐
benda  seperti  kawat,  lempengan  atau  batang 
logam  seperti  tampak  pada  gambar  di  samping  Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
maka  kita  dapat  menggunakan  analogi  sistem  Scientists and Engineers with Modern 
banyak  muatan  untuk  menentukan  potensial  Physics, 3rd Edition. New Jersey: 
listrik  pada  sembarang  titik  di  luar  benda  Prentice Hall, Inc. Page: 687. 
bermuatan tersebut, misalnya di titik P. 

 
 
Gambar  3.7  Setiap  segmen  pada  cincin 
Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics 
mengandung  muatan  sebesar  dq  yang  memiliki  For Scientist and Engineers: 
th
Extended Version, 5  Edition. W.H. 
jarak r terhadap titik P dimana  r = a 2 + x 2 .  Freeman & Company. Page : 730. 
 
Gambar 3.8 Sebuah titik P berada pada jarak x dari  Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics 
titik  pusat  sebuah  disc  bermuatan  total  Q  yang  For Scientist and Engineers: 
memiliki jari‐jari R  th
Extended Version, 5  Edition. W.H. 
Freeman & Company. Page : 731. 

Gambar  3.9  Sebuah  bola  memiliki  muatan  yang  Griffith, D.J. 1999. Introduction to 


terdistribusi secara merata pada permukaannya  Electrodynamics, 3rd Edition. Prentice 
Hall, Upper Saddle River, New Jersey 
  07458. Page: 115. 

 
Serway, R.A and Faughn, J.S., 1999. 
Gambar  3.10  Distribusi  potensial  listrik  yang  College Physics, 7th Edition, USA: 
dihasilkan oleh muatan tungga q (+) 
Harcourt Brace College Publisher. Page: 
543. 
 
 

Gambar  3.11  Bidang  ekipotensial  yang  dibentuk 


Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
oleh  muatan  tunggal  q  (+).  Vektor  bidang  Scientists and Engineers with Modern 
ekipotensial sejajar dengan vektorm medan listrik 
Physics, 3rd Edition. New Jersey: 
E.  Prentice Hall, Inc. Page: 692. 
 

  Serway, R.A and Faughn, J.S., 1999. 
College Physics, 7th Edition, USA: 
Gambar  3.12  Bidang  ekipotensial  yang  dibentuk 
Harcourt Brace College Publisher. Page: 
oleh dua muatan yang berdekatan. 
543. 
 
Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
Gambar  3.13  Grafik  yang  menunjukkan  warna‐
Scientists and Engineers with Modern 
warna  yang  berbeda  dimana  setiap  warna 
Physics, 3rd Edition. New Jersey: 
mewakili satu daerah bidang ekipotensial. 
Prentice Hall, Inc. Page: 693. 
 
Daftar Pustaka

Serway, R.A and Faughn, J.S., 1999. College Physics, 7th Edition, USA: Harcourt
Brace College Publisher.

Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 11, 1st Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson.

Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 12, 1st Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson.

Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for Scientists and Engineers with Modern
Physics, 3rd Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Huggins, E.R. 2000. Physics 2000. Moose Mountain Digital Press. Etna, New
Hampshire 03750.

Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics For Scientist and Engineers: Extended Version,
5th Edition. W.H. Freeman & Company.

Young, Freedman. 2008. Sears and Zemanky’s University Physics with Modern
Physics, 12th Edition. Pearson Education Inc.

Crowell, B. 2005. Electricity and Magnetism. Free Download at:


http://www.lightandmatter.com.

Crowell, B. 2005. Optics. Free Download at: http://www.lightandmatter.com.

Halliday, R., Walker. 2006. Fundamental of Physics, 7th Edition. USA: John Wiley &
Sons, Inc.

Pain, H.J. 2005. The Physics of Vibrations and Waves, 6th Edition. John Wiley &
Sons Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex PO19
8SQ, England.

Mason, G.W., Griffen, D.T., Merril, J.J., and Thorne, J.M. 1997. Physical Science
Concept, 2nd Edition. Published by Grant W. Mason. Brigham Young
University Press.

Cassidy, D., Holton, G., and Rutherford, J. 2002. Understanding Physics, Springer–
Verlag New York, Inc.

Serway, R.A. and Jewet, J. 2003. Physics for Scientist and Engineers, 6th Edition.
USA: Brooks/Cole Publisher Co.
Vanderlinde, J. 2005. Classical Electromagnetic Theory, 2nd. Kluwer Academic
Publisher, Dordrecht.

Griffith, D.J. 1999. Introduction to Electrodynamics, 3rd Edition. Prentice Hall, Upper
Saddle River, New Jersey 07458.

Reitz, J.R., Milford, F.J., and Christy, R. W. 1993. Foundations of Electromagnetic


Theory, 4th Edition. USA: Addison-Wesley Publishing Company.

Bloomfield, L. 2007. How Everything Works: Making Physics Out of The Ordinary.
USA: John Wiley & Sons, Inc.

You might also like