You are on page 1of 78

THE LAW OF INTERNATIONAL

ORGANIZATION
HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL
Ruang Lingkup OI:

 Arti Luas:
> International Governmental
Organization (IGO), atau
International State Organization
(ISO), dan
> Non-Governmental Organization

 Arti Sempit: hanya IGO atau ISO


Pengertian OI secara harafiah
 Hukum  Oppenheim

- seperangkat ketentuan ( a body of rules)


- tingkah laku manusia ( for human conduct)
- dalam masyarakat ( within a community)
- berdasarkan kesepakatan ( which by common consent)
- dipertahankan oleh ekternal power (be enforced by external
power)

 Organisasi  Logemann

- sekumpulan orang
- mempunyai tujuan bersama
- mengadakan kerjasama
- pembagian kerja
- dilakukan di bawah satu pimpinan

 Internasional: melintas batas atau antar negara


Pengertian dan Peristilahan OI:
Bowett  International Instiutions:
…bagaimanapun juga orgs. ini adalah orgs.
Permanen yg didirikan atas dasar perjanjian int. yg
kebanyakan merupakan perjanjian multilateral drpd
bilateral dan dg tujuan ttu

Boer Mauna  International Organization


suatu perhimpunan negara-2 yg merdeka dan
berdaulat yg bertujuan utk mencapai kepentingan
bersama melalui organ dari perhimpunan itu sendiri
• Schermers  International Institutions
…cenderung mempelajari secara sistematik
masalah lembaga-2 yg timbul dr hampir semua OI,
oleh krn itu dikenal dg Inter-national Institutions
drpd the law of interna-tional organization.
HOI lbh banyak menyangkut prinsip-2 hk yg
dirumuskan oleh organisasi-2 int.
 LB Sohn  United Nations Law
lebih memusatkan pd badan PBB sbg OI yg paling
besar dan melihat Piagam PBB sbg konstitusi. Shg
menyangkut penafsiran piagam, status PBB,
pengambilan kpts, dsb.
 Brierly  International Constitutions Law
Krn OI itu mempunyai fungsi legislatif, eksekutif, dan
administratif.
Legislatif: menghimpun dan membentuk ketentuan-2
internasional
eksekutif: menyangkut pelaksanaan keputusan-2 yg
mengikat secara hukum yg dikeluarkan oleh OI
administratif: menyangkut pelaksanaan peraturan-2 yg
dikeluarkan oleh OI oleh negara anggota, dan masalah-2
administratif pada OI

 Maryan Green:  OI adalah organisasi yg dibentuk


berdasarkan perjanjian oleh dua atau lebih negara
L Roy Bennet, Ciri-2 OI:
- bersifat permanen
- keanggotaanya sukarela
- mempunyai instrumen pokok
- mempunyai organ konferensi konsultatif
- mempunyai sekretariat tetap
 Unsur kesamaan:
- adanya lembaga/organ
- perhimpunan negara
- dibentuk berdasarkan perjanjian int.
- bersifat permanen
- mempunyai tujuan dan fungsi ttu.
Tujuan OI
Tujuan Umum : yg ingin dicapai oleh OI pd
umumnya:
- memelihara perdamaian & keamanan int.
- memajukan kepentingan umum dan
kesejahteraan umum umat manusia
- mengembangkan hub persahabatan dan
kerjasama di segala bidang
- Mengembangkan penghormatan HAM
Tujuan Khusus:
sesuai dg karakteristik dari OI tersebut, atau
sasaran utama yg ingin dicapai oleh OI
tersebut

Istilah :
- (The Law of) International organization
- (The Law of) International institution
- United Nations Law
- International Constitutions Law
Penggolongan OI
 OI Publik
Keanggotaan
OI Privat

OI Universal
Lingkup Keanggt.
Penggo- OI Tertutup
longan OI
OI Antar Pemth
Status Orgs.
OI Supranasional

OI Fungsional

Lingkup Fungsi
OI Politik
OI Regional  H Miller & LeRoy Bennet:
Multipurpose Organizations
Alliance-Type Organizations
Functional Organizations
United Nations Regional
The Law of International organization
menyangkut aspek hukum, filosofis, administrasi,
dan konstitusional dan prosedural dari OI
Spt. - Latar belakang dan tujuan pembentukan OI,
- keberadaan sekretariat, l
- royalitas pegawai,
- anggaran,
- sidang-2,
- keanggotaan,
- wewenang dan pembatasan dari organ-2 OI,
- Hak dan kewajiban organisasi,
- hak dan kewajiban negara anggota,
- penerapan dan penafsiran keputusan/hukum
Perjanjian Internasional
 Dalam arti luas. Dalam arti sempit dg berbagai sebutan.
 Sebagai instrumen dasar
 Sebagai Konstitusi dasar
= yg memuat berbagai persoalan
Spt.: - Dasar bekerjanya
- Status Hukum
- Keanggotaan
- Hak dan Kewajiban anggota dan OI
- Kelembagaan dalam OI
- Aktifitas/kegiatan OI
Lois B Sohn = sbg. Basic legal characteristic dlm OI
Konstitusi OI tsb adalah Piagam PBB  Hk PBB 
Hukum OI
Sumber Hukum OI:
c. Sumber Hukum OI
1. Kenyataan historis tertentu, kebiasaan yang sudah lama
dilakukan, persetujuan atau perjanjian resmi
ex : Konferensi Dumbarton Oaks 1944
2. Instrumen Pokok yang dimiliki oleh OI dan memerlukan
ratifikasi dari semua anggotanya
ex : Piagam PBB, Covenant LBB, Pact Warsawa, Treaty
NATO, Statute OPEC, Deklarasi ASEAN
3. Ketentuan2 lainnya mengenai peraturan tata cara OI
beserta badan2 yang berada dibawah naungannya, cara
kerja, mekanisme pada OI tersebut.
ex : Rules of procedure of the General Assembly,
Rules of Prosedure ECOSOC, Staff Regulations
4. Hasil2 yang ditetapkan atau diputuskan oleh OI yang
wajib/harus dilaksanakan oleh para anggotanya dan
badan2 dibawah naungannya
ex : resolusi, keputusan, deklarasi, rekomendasi
STATUS HUKUM OI
 Arti penting:
- penentuan sbg subyek hukum
- Maryan Green: mrpk sine qua non utk dpt
melaksanakan fungsi (hukum) dan tujuannya.
 Pengertian subyek hukum ?
 Personalitas hukum:
- tdk ada rumusan yg tegas
- tergantung pd OI ybst
 Personalitas hukum LBB:
- piagam tdk atur
- Modus Vivendi dr Swiss 1921 dan 1926
• Personalitas hukum PBB:
- Konfreansi San Fransisco 1945 tdk atur
sec khusus
- Tersirat dalam ps.104 dan ps.105 Piagam

 Personalitas dlm HN:


- Pd hakekatnya menyangkut:
> keistimewaan dan kekebalan bg OI di
wil neg anggt.
> bg wakil-2 dr negara anggotanya
> bg pejabat-2 sipil int yg bekerja pd
PBB
Bagaimana OI atur hal itu ?
 LBB:  ps. 7 ay 4 – 5;
- wakil-2 dan pegawai PBB menikmati hak
istimewa dan kekebalan diplomatik
- gedung-2 dan hak milik LBB memiliki imunitas

 PBB: 
- ps.104, 105: (personalitas hk, kekebalan
badan, keistimewaan, pejabat sipil int’l, wakil-2
negara anggota
- Konv. PBB 1946:
Ps.1 ay.1: kapasitas hk dlm hal membuat
kontrak, memperoleh/menghapus hak milik,
berperkara
Heaquater agreement:
1. PBB – AS ttg Markas Besar PBB
2. Pemerintah Belanda – ICJ di Deen
Haag
3. PBB – Switzerland, 1946
4. PBB – Austria ttg Mabes UNINDO
Status Hukum OI dalam Hk. Int’l
 Advisory Opinion MI, 11-1-1949 ttg Reparation for Injuries
Case.
 Latar belakang:
- terbunuhnya Mediator (Swedia) PBB di Yerusalem,Israel
- Sekjend. PBB protes, bahwa tindakan tsb. sebagai
tindakan penghinaan thd wewenang PBB
- Sekjend ajukan 3 masalah pd sidang MU:
= apakah neg. punya t.j. pd PBB ?
= apakah PBB bisa peroleh ganti rugi ?
= cara-cara apa yg hrs ditempuh ?
Pandangan beberapa Negara dlm Sidang MU:
 Sekjend:
- PBB dianalogikan sbg negara, yg mempunyai hak utk
menuntut ganti rugi thd w.n.nya. PBB sbg kesatuan (entity)
mempunyai hak utk mengajukan kompensasi.
- Sekjend tdk sangsi lg, bhw PBB memiliki kapasitas
hukum utk mengajukan tuntutan di bawah HI thd neg baik
sbg anggota atau bukan

 Kelompok I:
- Yunani: hampir yakin bhw PBB tdk mempunyai
kapasitas de lege lata dlm mengambil tindakan utk
mempertahankan pejabat utusannya.
Kelompok I, lanjutan
Syria: krn tdk ada ktt dlm Hk yg memberikan utk itu dan belum
pernah terjadi sebelumnya. Yg ada hanya hukum yg mengakui
personalitas internasional suatu neg, ttp bukan personalitas hukum sec
int’l dari PBB sendiri

 Kelompok II:
Inggris: ada peluang mengenai kdd yg tepat bg PBB dan haknya utk
mengajukan tuntutan dlm taraf int’l. Selama kapasitas di bawah
hukum nasional tlh diberikan kepada entity di bawah Piagam, maka
tidak perlu diberikan lagi dalam HI
Belgia: bahwa pd waktu Konf San Fransisco telah diusulkan dlm
piagam ttg personalitas hukum sec int’l (international legal personality).
Bila kemudian tidak terdapat perumusan dlm Piagam, tidak berarti
negara-2 telah menghilangkan maksud itu
Kelompok III:
- AS (Maktos): PBB dpt mengajukan tuntutan int’l
(tuuntutan ganti kerugian) dari neg yang bertanggung jawab,
namunhj hanya sebatas kerugian yg timbul akibat pelanggaran
HI
Hak utk memprakarsai suatu tuntutan atas nama korban
mrpk hak negaranya, PBB tdk dpt mengambil alih.

Kelompok IV:
- Perancis dan Iran: yg penting mengikuti semangat Piagam
bukan secara harafiah, karena entity mempunyai
international legal personality, sebgaiman diatur dlm ps.104,
105, dan ps.1 Con.Privileges and immunities
Disamping itu MU dpt menentukan status int’l bg para
pejabat
Lanjutan Kelompok IV:
- Mesir: Personalitas hukum PBB tlh diberlakukan.
HI tlh berkembang sec perlahan-lahan ke arah
pengakuan thd hak personalitas hukum sec int’l utk
mengajukan tuntutansec bebas oleh neg-2 atas para
korban yg mrpk w.n.nya.

Kelompok V.:
- Uni Soviet: bhw setelah PBBmemberikan
kompensasi kepada wakilnya, mk sekjend stlh
berkonsultasi dg negara yg warganegaranya menjadi
korban, haruslah mengajukan tuntutan kepada
pengadilan dari neg yg bertanggungjawab utk
menutupi kerugian, utk mendapat pembayaran ganti
rugi.
- Pendapat ini didukung oleh Mesir
Permasalahan Hukum yg di mintakan AO:
1. Apabila pd saat seorang utusan PBB menjalankan
tugasnya mengalami luka-luka dalam peristiwa yg
melibatkan pertanggungjawaban neg, apakah PBB sbg
organisasi mempunyai wewenang mengajukan tuntutan
int’l thd pemerth. De jure atau de facto yg bertanggung
jawab, guna memperoleh ganti rugi atas kerugian yg
dialami oleh: a). PBB, b). Si korban atau ahli warisnya ?

2. Apabila diperoleh jwb.an positif atas pertanyaan 1.b,


bagaimanakah jalan keluarnya supaya tuntutan yg
dilakukan PBB dpt memulihkan hak-hak yg dimiliki
oleh neg. dimana korban mrpk w.n.nya.
Jawaban 1.a.
Dlm hal yg ber-t.j. adalah neg anggota PBB
 Bahwa apabila pada saat seorang utusan PB
menjalankan tugas mengalami luka-luka dalam
peristiwa yg melibatkan pertanggungjawaban negara
anggota, maka PBB sbg organisasi mempunyai
kapasitas mengajukan tuntutan internasional thd
pemerintah de jure atau de facto yg bertanggung
jawab, guna memperoleh ganti rugi atas kerugian yg di
alami oleh PBB
Dlm hal yg ber t.j. negara bukan anggota PBB:

Bahwa apabila pada saat seorang utusan PBB


menjalankan tugas mengalami luka-luka dalam peristiwa
yg melibatkan pertanggungjawaban negara bukan
anggota, maka PBB sbg organisasi mempunyai
kapasitas mengajukan tuntutan internasional thd
pemerintah de jure atau de facto yg bertanggung jawab,
gunamemperoleh ganti rugi atas kerugian yg di alami
oleh PBB
Jawaban 1.b.:
Dlm hal yg ber t.j. negara anggota PBB:

Bahwa apabila pada saat seorang utusan PBB


menjalankan tugas mengalami luka-luka dalam peristiwa
yg melibatkan pertanggungjawaban negara anggota,
maka PBB sbg organisasi mempunyai
kapasitas mengajukan tuntutan internasional thd
pemerintah de jure atau de facto yg bertanggung jawab,
gunamemperoleh ganti rugi atas kerugian yg di alami
oleh si korban atau ahli warisnya
Dlm hal yg ber t.j. negara bukan anggota PBB:

Bahwa apabila pada saat seorang utusan PBB


menjalankan tugas mengalami luka-luka dalam
peristiwa
yg melibatkan pertanggungjawaban negara bukan
anggota, maka PBB sbg organisasi mempunyai
kapasitas mengajukan tuntutan internasional thd
pemerintah de jure atau de facto yg bertanggung
jawab,
gunamemperoleh ganti rugi atas kerugian yg di
alami
oleh si korban atau ahli warisnya
Jawaban No. 2:
 Ketika PBB sbg organisasi mengajukan tuntutan ganti rugi
atas kerugian yg diderita utusannya, PBB hanya dpt
melakukannya dg mendasarkan diri pada pelanggaran
kewajiban yg dideritanya. Dg ditaatinya ketentuan akan
mencegah pertentangan antara tuntutan yg diajukan PBB
dan hak-hak yg dimiliki negara di mana utusan tsb
menjadi w.n.nya, dan dg dmk tuntutan-2 di antara
keduanya dpt dipulihkan. Pemulihan ganti rugi tsb dpt
didasarkan atas kesepakatan antara organisasi dan negara-
2, baik yg dituangkan dlm kesepakatan umum maupun
perkasus.
KEANGGOTAAN O.I.
I. Prinsip Keanggotaan:
- Universalitas
- Selektivitas/Terbatas
- Kedekatan Wilayah

II. Klasifikasi Keanggotaan


> Kualitatif (original member = anggota pemula)
> Kuantitatif (admitted member)
Contoh: Pasal 3 Piagam PBB
Kriteria original member:
- ikut partisipasi dlm Konf PBB di San Fransisco
- tlh menandatangani Deklarasi PBB, 1942
- tlh menandatangani Piagam dan meratifikasinya
Lanjutan Klasifikasi Keanggotaan:

World Trade Organization (WTO:


= Original members adl negara-2 yg tercatat sbg
neg anggota WTO seblm WTO resmi berdiri, 1
Januari 1995. Kriterianya:
- neg yg menandatangani Putaran
Uruguay di Marakesh, April 1994
- neg yg bergabung stlh April 1994,
namun sblm WTO resmi berdiri
- Neg yg tutrut berpartisipasi dlm Putaran
Uruguay, dan baru bergabung stlh
Januari 1995
Klasifikasi Keanggotaan menurut Schermers:
 Full members:
= anggota yg ikut serta dalam semua kegiatan/
keanggotaan organisasi dg segala hak-haknya

 Associate/affiliate members:
= anggota dapat berpartisipasi, namun tdk mempunyai
hak suara pada organ utama OI
= termasuk disini partisipasi negara, dibedakan:
- neg anggota
- neg bukan anggota
Partisipasi di Dewan Keamanan
 Anggota PBB bukan anggota DK:
Ps.31: dpt berpartisipasi, sekalipun bukan pihak yg berselisih, dg
syarat: 1).punya perhatian/kepentingan,
2). disetujui oleh DK, 3). sbg neg yg mengajukan masalah utk jd
perhatian DK.

 Bukan neg anggota PBB:


Ps. 32: dpt berpartisipasi, jika menjadi salah satu pihak
Isi: - partisipasi di tujukan pd neg yg terlibat, baik neg
anggota maupun bukan
- mempunyai kedudukan dan hak yg sama
- diundang oleh DK

 Partsipasi Perorangan atau Badan ? Bisa, sepanjang punya


kepentingan (ps. 39 Rules of Procedure)
Partisipasi pd MU:
 Tidak ada aturan dlm Piagam atau Rules, ttp terjadi dlm
praktek
Contoh: - Wakil PLO, 1974
- Wakil golongan masyarakat Cyprus,
dalam persidangan di Komite Politik
Khusus

Partial members:
= anggota yg hanya ikut berpartisipasi pd
kegiatan-2 ttu
- biasanya diberikan pd negara bukan anggota
Persyaratan Keanggotaan:
 LBB, syarat:
- persetujuan dr MU dg 2/3 suara
- sanggup melaksanakan kewajiban int’l
- sanggup menerima peraturan ttg angkatan bersenjata &
persenjataan yg ditetapkan oleh LBB

 PBB, diatur dlm ps.4 jo. Ps. 18


Pasal 4 ayat 1 :
Keanggotaan PBB terbuka bagi semua negara yg cinta
damai yg menerima kewajiban-2 yg tertera dlm Piagam ini
dan, atas penilaian Organisasi ini, sanggup dan bersedia
melaksanakan kewajiban-2 ini
Pasal 4 ayat 2 :
Penerimaan suatu neg ke dalam keanggotaan PBB dilakukan dg
keputusan MU atas rekomendasi DK

Pasal 18 ay 1 & 2 :
Setiap anggota MU mempunyai satu suara
Keputusan MU ttg soal-2 penting (penerimaan anggota Baru)
diambil dg suara terbanyak yg berjumlah 2/3 dari anggota
PBB yg hadir dan ikut bersuara

Jadi Persyaratannya
- negara cinta damai
- menerima kewajiban sbgmn ditetapkan dlm piagam
- sanggup dan mampu melaksanakan kewaj dlm piagam
- mendapat rekomendasi dari DK
- ditetapkan dlm sidang MU dg 2/3 suara dari neg yang hadir
dan berhak bersuara
Penafsiran Mahkamah
Permasalahan:
- Apakah keanggotaan dpt efektif bila tlh peroleh
2/3 suara, tanpa rekomendasi positif dari DK ?
atau
- Dptkah MU mengadakan sidang penerimaan
anggota baru tanpa rekomendasi dr DK ?

Res. MU, 22 – 11 – 1948 minta AO pd ICJ:


sesuai dg ps.4 ay.2 apakah keputusan MU ttg
penerimaan anggota baru dpt berlaku efektif tanpa
rekomendasi DK ?
Sikap ICJ sblm memeriksa:
1. penafsiran ps.4 ay 2 adl wewenang ICJ.
Dasarnya: ps.96 Piagam jo ps.65
Statuta  ICJ dpt memberikan
pendapat setiap persoalan hk yg
diajukan pdnya
2. MI akui MU sbg lembg politik. MI tdk
campuri sifat politik MU,
MI hanya akan membahas permohonan
MU ttg penafsiran perj.
KEPUTUSAN MI:
“ Bahwa penerimaan anggota baru PBB sesuai dg ps 4 ay
2 Piagam tdk dpt efektif hanya melelui keputusan MU ”
 Pertimbangan:
1. Rekomendasi DK mendahului dan sbg dasar bg
didakannya sidang MU ttg penerimaan anggota baru. Dkl,
MU dpt mengambil keputusan penerimaan anggt baru stlh
ada rekomendasai dr DK
2. MU dan DK adl badan utama PBB yg mempunyai kdd yg
sama. Hanya saja DK punya tangg. Jwb utama dlm
pemeliharaan perdamaian & keamanan int’l
3. Berdasarkan ps. 4, 5, 6 Piagam, ps 60 Rule DK ant. DK
dan MU bekerjasama dlm penerimaan anggt baru,
pembekuan hak-2 umum & istimewa, pengusiran anggt.
4. Bdsk ps. 136 jo 137 Rule MU, kpts MU dpt
diambil stlh ada reko mendasi DK. Bila tdk ada
rekomendasi dr DK mk MU hrs kembalikn
permohonan tsb pd DK utk mendptkan
pembahasan dan rekomendasi

5. Bila tdk ada rekomendasi dr DK dan MU


mengadakan sidang penerimaan anggota baru,
mk menyalahi ktt ps. 4 ay 2. Ini berarti
meniadakan wewenang DK dan dpt diartikan bhw
DK hanya mempelajari permohonan, memberi
saran dan sampaikan pendapat
6. Adalah tdk benar jika dikatakan bahwa MU dpt
menyelesaikan mslh penerimaan anggt baru tanpa
rekomndasi DK sbg unfavourable recommendation.
Menurut MI bahwa ps 4 ay 2 hanya memperhatikan
favourable recommendation

Kesimpulan atas AO MI:


 Menurut ps 4 ay 2, ps 136 Rule MU, ps 60 Rule DK:
keputusan penerimaan anggota baru dilakukan oleh DK
dan MU
 Rekomendasi dikeluarkan bila disetujui oleh 9 neg
termasuk 5 anggt tetap
 Sidang penerimaan anggt baru dpt dilakukan apabila ada
rekomendasi dr DK
 Keputusan adanya anggt baru bila tlh memperoleh 2/3
suara dlm sidang MU
Berakhirnya Keanggotaan
 Secara umum:
1. OI yg bersangkutan bubar
Persoalan: suksesi pd organ/badan-2 ?

2. Negara ybst bubar


Persoalan: suksesi jadi anggota
Contoh: Uni Soviet  Federasi Rusia
Cina pecah jd RRC dan Taiwan  RRC, Res
MU No. 2758 (XXV!)
Rep Yogoslavia  tdk ada yg mewakili
Czechoslovakia  Rep Czech dan Rep
Slovakia
3. Dikeluarkan oleh OI ybst
- tdk ada aturan  negara dpt dikeluarkan ?
Contoh:
> Pengeluaran Af.sel dr Persatuan Pos Dunia 
dpt kecaman dr masy Eropa (1974)

> Pengeluaran Israel dr UNESCO Perancis &


AS mengurangi sumbangan, akhirnya masuk lagi
(1977)

> ada pelanggaran berat  blm pernah jerjadi

# Prinsip: tdk bisa terjadi pengeluaran, bila tdk ada


aturan yg tegas
4. Penarikan diri/Pengunduran diri
 LBB, Ps.1 ay 3: berlaku stlh 2 th sejak pemberitahuan,
dg syarat:
- tlh menyelesaikan kewj int’l
- tlh menyelesaikan kewj dlm piagam
 ICAO, Ps.95 (b): 1 tahun stlh pemberitahuan pd ICAO
 IMO, Ps. 78: pengunduran diri berlaku efektif 12 bulan stlh pemberitahuan
diterima Sekjend
 IMF, Ps.26: - sejak pemberitahuan diterima Sekjend
- pengunduran diri wajib, bila gagal memenuhi kewajiban

 PBB, secara eksplisit tdk mengatur


Ada beberapa pendapat dlm Konf San Fransisco:
1. Komite I/2: perlu diatur, krn itu hak negara berdaulat
2. Tidak setuju:
- Bertentangan dg prinsip universalitas
- mrpk sarana utk menghindarkan diri dr kewj int’l
- dpt dipakai sbg sarana utk mempertahankan konsesi
PBB dg mengancam akan keluar dr PBB
3. Setuju:  karena keadaan istimewa (exceptional
circumtances):
Menurut Hans Kelsen situasi exceptional
circumtances:
- tdk mampu menjalankan tugas utamanya, menjaga
perdamaian dan keamanan int’l
- adanya perubahan hak dan kewajiban sehubungan
dg adanya amandemen
- tdk dipenuhi sejumlah ratifikasi utk berlakunya
amandemen
Hasilnya:

Tidak perlu diatur, dg pertimbangan:


 Bertentangan dg prinsip universalitas
 mrpk sarana utk menghindarkan diri dr kewajiban int’l
 Lbh menjunjung tinggi kemauan neg utk menjadi anggota dan sll
bekerjasama dg PBB

 Keluar dr perjanjian:
Prinsipnya boleh, dan biasanya diatur dlm perj tsb

 Masih menjadi perdebatan ttg pengunduran diri:


I. Sah pengunduran diri sec unilateral:
Prinsip umum hk: sbg. Neg berdaulat punya kebebasan utk
menentukan kehendaknya
II. Tidak sah penguduran diri sec unilateral:
Prinsip umum hk perjanjian: adl bertentangan, hrs mendpt
persetujuan

Stlh menarik diri, kmd ingin menjadi anggota lagi ? 


Tinggal mencabut pernyataan penarikan diri.
Schermers:
= ada bbrp alasan yg dpt dipakai utk pengunduran
diri sec unilateral:

1. Kedaulatan Negara (state souvereignity)


2. Kewajaran (equity)
3. Kemanfaatan (expediency)
4. Asas umum hukum (general principle of law)
5. Adanya penyimpangan dari kesepakatan (exception non
adimpleti contractus). Sejajar dg prinsip fundamental
change of circumtances
Kasus Indonesia, 1965
 20 - 1 – 1965: Indonesia mengirim surat pd Sekjend PBB
isinya: - Ind. Akan menarik diri dr keanggotaan PBB bila
neokolonialis Malaysia diterima menjadi anggt
DK PBB
- Indonesia akan tetap bekerjasama dg PBB
sesuai dg prinsip-2 dan kerjasama int’l

 Tanggapan Sekjend:
- Piagam dan Konf San Fransisco tdk mengatur ttg
penarikan diri
- Memperhatikan/mencatat sikap Indonesia
- diharapkan utk waktu yg akan datang Indonesia
merintis lagi untuk menjadi anggota PBB
Akibat tindakan Indonesia:

 Sejak saat itu papan nama & bendera Ind. Dipindahkan


 Nama Ind. tdk lagi tercantum dlm daftar sbg anggta badan
khusus dan badan utama
 Nama Ind. tdk tercantum dlm Res.2118 (XX) tgl.12-12-1965
 kontribusi negara
 Nama Ind tdk muncul sbg neg bukan anggota

19 – 9 – 1966:
Dubes RI mengirim surat pd Sekjend PBB: “ Indonesia
memutuskan utk memulihkan kerjasama dg PBB dimulai
pd SMU XXI”
PD SMU XXI Presiden MU menyatakan:

 Ketidak hadiran Ind bukan menarik diri, ttp


menghentikan kerjasama
 Tindakan yg diambil PBB bukan dlm kerangka itu
 Jika disetujui, Sekjend akan lakukan sesuatu supaya
Ind dpt berpartisipasi kembali di PBB
 Sekjend supaya bicarakan dg Ind ttg kontribusi
selama ketidak hadirannya. (Th.65: 10% dari 0,39%,
dan th.66: 25% dari 0,39%)
Komentar Inggris:
 Neg dpt menarik diri bila dl keadaan exceptional
circumtences. Keadaan yd dmk sbgmn dlm
intepretative commentary adl:
- benar-benar dlm kesulitan
- adanya situasi yg dipertentangkan
- situasi yg jelas diluar kerangka Piagam PBB (posisi
Ind)
Kelembagaan OI
 Tidak ada aturan yg jelas ttg organ-organ OI
 Yg sering ada pd OI:
- perwakilan negara
* delegasi
* proksi
- organ pleno
* General Congress (General Assembly,
General Conference, Cenference, Assembly,
Council, dsb).
* Komisi dan Komite
- Sekretariat
- dispute settlement (PCIJ, ICJ, Settlement Body)
Sekretariat
 Merupakan organ administratif. Dipimpin oleh Sekretaris
Jendral atau Direktur Jendral

 Status: International Civil Servent


= siapa saja yg digaji atau tidak, bekerja secara tetap atau
tidak, yg ditugaskan oleh suatu organ OI utk melaksanakan
atau membantu melaksanakan salah satu dari fungsi OI tsb.
Pendek kata siapa saja yg melakukan kegiatan utk OI (AO,
11-4-1949).

 Konsekuensi sbg Int’l Civil Servents:


– Melayani semua kepentingan neg anggota
– Tdk menerima/meminta petunjuk dr kekuasaan di luar orgs.
– Bertanggung jawab pd orgs.
Dalam hubungannya dg negaranya:
– Status kewarganegaraannya tetap
– Tdk boleh informasikan pd neg-nya ttg keadaan di
sekretariat
– Tdk boleh menerima hadiah/kehormatan dr neg-nya
– Tdk terpengaruh pd sikap/keadaan neg-nya thd
Sekretariat

 Untuk PBB:
- Sekjend mrpk Organ utama (Ps.7) dan Badan Politik
(Ps.97)
- Sekjend di bantu oleh Staf Sekretariat, yg semua sbg
International Civil Servent
Termasuk Staf Sekretariat:
 Urusan Dewan Keamanan
 Urusan Ekonomi
 Urusan Sosial
 Perwalian dan Daerah yg tdk berpemerintahan
 Informasi
 Hukum

 Masa Jabatan Sekjend:


- PBB 5 tahun dan dpt dipilih kembali
- OPEC, 1 tahun
- FAO, 6 tahun
Pertimbangan dlm pengangkatan Sekjend:
 Bagi Calon Sekjen:
- memenuhi syarat kewibawaan dlm jabatan.
- tidak berasal dr anggota tetap DK
 Bg Negara asal calon:
- bukan anggota tetap DK
- berjasa dlm pemeliharaan perdamaian &
kamanan int’l
- stlh tidak menjabat, ybst tidak diberi jabatan
penting dlm pemerintahan
- tdk terikat kewajiban hk dlm masy. Int’l
- dpt menjalankan kewajiban int’l dg baik

Dibicarakan khusus di DK  buat rekomendasi 


ditetapkan dlm Sidang MU dg 2/3 suara
Fungsi Sekjend:
 Secara umum:
- adminitrasi
- mempersiapkan budget organisasi
- menadakan informasi
- recording
- mengumpulkn laporan-2 dr anggota
- mengumpulkan informasi dr anggota
- mengadakan koordinasi
- mewakili organisasi
- membantu para anggota
- deposit perjanjian int’l
- melaksanakan tugas-2 eksekutif
- hak inisiatif
- sbg mediator
- melaksanakan tugas lain dr organ-2 utama lainnya
 Bagi PBB:
1. Sbg Kepala Administratif:
- siapkan kesekretariatan
- bertanggung jwb atas administrasi & personalia
- pendaftaran & publikasi PI
- buat laporan tahunan atas pekerjaan OI
2. Sbg Kepala Eksekutif:
- mewakili orgs dlm hub dg neg. anggota
- mebuat saran-2 utk efektifitas OI
- membuat peringatan awal atas situasi
- menerima tugas khusus dr Badan lain
3. Sbg. Koordinator:
4. Sbg Badan Politik
- pd proses pengangkatan Sekjend
- Ps. 98 : mengemukakan pandangan-2 dlm laporannya
- Ps. 99 : hak inisiatif sekjen untuk minta perhatian
Alokasi Kursi:
 Prinsip “Equitable Geographic Distribution”
= penentuan sec proposional dan seimbang bg semua
sistem perwilayahan di dunia yg ditentukan sec matematis
menurut jumlah neg anggt PBB dlm suatu wilayah.
 Dasar Hukum: Gentlemen’s agreement, Nop. 1945  Res
MU PBB No.153 (II), Nopember 1947.
 Penerapannya pd Organ-2 PBB:
Anggota Tidak Tetap DK (sblm perubahan):
- Eropa Timur :1
- Eropa Barat :1
- Persemakmuran Inggris : 2
- Amerika Latin :2
Lanjutan….
Anggota tdk Tetap DK (stlh perubahan):
- Asia Afrika :5
- Eropa Timur :1
- Amerika Latin :2
- Eropa Barat dan lain-2: 2

Jabatan Wakil Presiden MU (ada 21):


- Afrika :6
- Asia :5
- Eropa Timur :1
- Amerika Latin :3
- Eropa Barat :2
- Anggota Tetap DK : 5
Lanjutan …..
 Ketua Komite Utama: 7
- Afrika :2
- Asia :1
- Eropa Timur :1
- Amerika Latin : 1
- Eropa barat & lain-2 : 1
- secara bergantian antara Kelompok Asia dan Amerika Latin: 1

 Keanggotaan ECOSOC: 54
- Afrika : 14
- Asia : 11
- Eropa Timur : 6
- Amerika Latin : 10
- Eropa barat & lain-2 : 13
Hakim Mahkamah Internasional = 15 Hakim
- Afrika :3
- Amerika Latin: 3
- Asia :3
- Eropa Barat : 5
- Eropa Timur : 1
Kesimpulan:
Dengan Equitable Geographic Distribution, terjadi
Rotasi, sbg. Akibat dari jabatan yg terbatas dan
jumlah anggota yg besar.
Bila tidak terjadi “clean state” ?
Diterapkannya pembagian yg proporsional
berimbang menurut jumlah negara anggota dlm
wilayah masing-2
Diperkenankan mengadakan pengelompokan
sendiri
Pengambilan Keputusan
 Konsensus
Dpt atas usul anggota atau atas saran Ketua Sidang
 Persuaraan (Ps.18 – 20, 27 Piagam):
Prinsip : one nation one vote
Dapat juga : weighted voting
 Macam-2 pola Persuaraan:
- Simple Mayority: separuh lebih (1/2 + 1)
Ps. 18 ay 2; rule 85 Rule of Pro GA
- Absolute mayority: dua pertiga suara yg hadir &
berhak
bersuara. Ps. 18 ay 2, rule 83
- Qualified mayority: mayoritas bersyarat
- Affirmative vote : suara mendukung
Ps. 27 ay. 2 dan 3  khusus di DK
Lanjutan Affirmative Vote:
 Pasal 27 (2):
= Keputusan-2 DK mengenai hal-2 prosedural ditetapkan
berdasarkan suara setuju dari sembilan anggota DK
 Pasal 27 (3):
= Keputusan-2 DK mengenai hal-2 lain (non-prosedural)
ditetapkan dg suara setuju dari sembilan anggota termasuk
suara anggota-2 tetap DK, dg ktt pihak yg berselisih tdk
ikut memberikan suara

 Hak veto dari anggota tetap (AT) DK :


- dpt digunakan berdasarkan pasal 27 (3)
- Dpt terjadi Double Veto
Pengambilan Keputusan di DK:
1. Utk masalah yg prosedural cukup dibutuhkan
9 suara dr anggota DK
2. Utk masalah yg non prosedural (substantial)
dibutuhkan 9 suara termasuk 5 suara anggota
tetap DK, Sehingga keputusan tdk bisa diambil
bila:
- sekalipun 5 AT DK setuju, namun tdk
dipenuhi 9 suara anggota DK
- dipenuhi 9 suara atau lebih, namun ada 1
negara AT DK tdk setuju,
- suara abstain dr AT DK hrs dicarikan ganti
- bagi AT dan ATT sbg pihak yg terlibat hrs
abstain
Caramenyatakan
Cara menyatakansuara:
suara:
Rule87
Rule 87RRof
ofPPGA
GA

--by
by show
show ofof hand
hand or
or by
by standing
standing
-- by
by roll-call
roll-call vote
vote
-- secret
secret bellot
bellot
State Degre
State Degre
Sponsorof
Sponsor ofthe
thedraft
draft
Co-Sponsor(s)
Co-Sponsor (s)
Yes
Yes In-Favor
In-Favor
Togive
To givethe
theexplanation
explanationof ofvote,
vote,before
beforethe
thevote
vote
Togive
To givethe
theexplanation
explanationof ofvote,
vote,after
afterthe
thevote
vote
Abstention
Abstention
Abstention
Abstention Abstention––before
Abstention before
Abstention––after
Abstention after
Rejection
Rejection
Rejection
Rejection Rejection––before
Rejection before
Rejection––after
Rejection after
Absent/Noton
Absent/Not onthetheseat
seat
Non-participation
Non-participation
Kegiatan OI
Kegiatan Secara Umum
 Kegiatan Internal
- Deklarasi Kerukunan ASEAN, 24-2-1976
- Deklarasi ZOPFAN, 27-11-1991
- Resolusi-2 MU atau DK
 Kegiatan eksternal:
- Membuat Treaty (Ps. 7 (2.c) KW 1969 jo Ps.1 KW 1986
- Hubungan diplomatik (Ps. 1 (7 & 8) KW 1975
- Pengakuan thd Subyek HI
- Konferensi Internasional
- Mengeluarkan paspor
- Mendaftar & publikasi PI
- Registrasi Kapal & Pesawat Udara
Fungsi OI
Fungsi Pembuatan Hukum
= dlm rangka mencapai tujuan dan hadapi tantangan  law
making
process (Ps.1 (3), Ps. 11 (1), Ps. 13 (1), Ps. 38 (1))

Fungsi Pemeliharaan Perdamaian & Keamanan Int’l


 Prinsip Penyelesaian perselisihan sec Damai
= Pasal 33 Piagam
 Prinsip tdk menggunakan Ancaman atau kekerasan
- Ps. 2 (4) : segenap anggt dlm hub int’l, menjauhkan diri
dr tindakan mengancam atau menggunakan kekerasan thd
integritas wil atau kemerdekaan politik suatu negara lain, yg
bertentangan dg tujuan PBB

- MU pd Th 1962 adakan penelitian atas 3 hal:


a. hubungan internasional
b. kata kekerasan
c. kapan kekerasan digunakan
Lanjutan fungsi OI…..

 Prinsip tanggung jawab menentukan ancaman


Ps.24:..”anggota-2 memberikan tanggung jawab utama
kpd DK utk memelihara perdamaian & kemanan int’l, dan
menyetujui agar spy DK dlm menjalankan kewajiban-2 bg
pertanggung-jawaban ini bertindak atas nama mereka”
LBB : jika ada pelanggaran neg sec sendiri-2 dpt
jatuhkan sangsi

= Tindakan yg dpt dilakukan oleh DK sbgmana


diatur dlm PS.39, menentukan:
- ancaman thd perdamaian
- pelanggaran thd perdamaian
- tindakan agresi
- jatuhkan sanksi sesui Ps.41-42
 Tindakan yg mengancam perdamaian dibedakan:
- tidak diikuti dg sanksi: pertikaian antar neg yg ber
kelanjutan yg dpt mengancam perdamaian
- yg dpt dijatuhi sanksi: tindakan neg yg melanggar
prinsip-2 PBB yd dpt mengancan perdamaian

 Sanksi DK:
- Ps. 41 : Ekonomi
- Ps. 42 : Militer
- Ps. 43 : persetujuan khusus ant DK & anggota-2/
kelompok dan diratifikasi
- Ps 46- 47 : - bentuk komite staf militer
- sidang tentukan anggaran biaya
Kewenangan DK:
Ps. 39 :

Ps. 40 : mengambil tindakan sementara utk mencegah


memburuknya keadaan

Ps. 41 : menjatuhkan sanksi ekonomi

Ps. 42 : Menjatuhkan sanksi Militer


Ps.43: buat special agreemen dan dira-
tifikasi
Ps.46: bentuk Komite Staff Militer:
Ps.47: - beri nasihat pd DK
- kepala staff militer dr neg 5 AT DK
Prinsip Kerjasama dibidang Pemeliharaan Perdamai-an &
keamanan int’l

 Peran MU dlm pemeliharaan perdamaian &


keamanan Int’l, Ps. 11 (1 - 3):
- mempertimbangkan prinsip-2 umum
- buat rekomendasi pelaksanaan prinsip-2 tsb
- membicarakan mslh pemeliharaan
perdamaian &
keamanan Int’l yg masuk dan menentukan
langkah-2 bersama, kecuali sbgmn ditetapkan
dlm Ps.12
- meminta perhatian pd DK
- buat rekomendasi pd DK
Pertanyaan: Kewenangan MU untuk turut ambil
bagian dalam pemeliharaan perdamaian dan
keamanan internasional apa tidak overlap dg
tugas DK ??
Bila DK gagal ?

 Permasalahan:
DK tidak berhasil mengambil keputusan dalam
penyelesaian persoalan pemeliharaan perdamaian &
keamanan Int’l. D.k.l.: agenda masih ada di DK,
namun DK tidak berhasil menyelesaikannya.

 Pemecahannya:
1. Sidang Khusus MU
2 Sidang Khusus Darurat

 Yg dpt minta diadakan Sidang: Negara anggota,


Sekjend, atau MU
Sidang DK

Members of
SG (Ps.99) Security Council

5 hr 21hr

Members States Secretary General SC Adopt


Of UN (Ps.11/3 to Res
jo 35
Preparing draft meeting will
adopt draft

Organ of UN
(Ps.11/2

Pending Res
Sidang Khusus MU = 30 hr

Dewan Keamanan

Semua Neg anggt

Mayoritas Negara Secretary General SK MU 15 hr

1 Neg di dukung
Mayoritas Neg

Catatan:
- DK ---> Semua neg anggt = 14 hr
- Mayoritas Neg ---> semua neg anggt = 10 hr
Sidang Khusus Darurat MU = 24 jam

Dewan Keamanan  Draft Res dialihkan ke sifat Prossedural


Isi sama dan tdk ada veto
Semua Neg anggt

Mayoritas Negara Secretary General SKD MU 24 jam

1 Neg di dukung Uniting for


Mayoritas Neg Peace Res

Catatan:
- Sekjen ---> Semua neg anggt = 12 jam
- Sekjen ---> 1 neg disetujui mayoritas neg = 12 jam

You might also like