You are on page 1of 16

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS

MUSHROOM KAWASAN TNGR

Teguh Rianto, S.Hut


(PEH Pertama TN Gn Rinjani)
LATAR BELAKANG
• Di Kawasan hutan Gn Rinjani belum pernah
dilakukan studi mengenai keanekaragaman jenis
mushroom
• Kenapa mushroom?
ekologis : indikator penting komunitas hutan yang
dinamis
kesehatan : bahan fitofarmaka
ekonomi : HHBK yang prospektif
• Ekosistem kawasan hutan Taman Nasional
Gunung Rinjani tergolong masih utuh dan
sekitar 40% atasnya merupakan hutan primer
tua (BPK Kupang, 1997), dengan kondisi
tersebut dapat dipastikan banyak jenis
mushroom tumbuh subur sepanjang
tahunnya.
Maksud dan Tujuan
• Maksud kegiatan ini adalah untuk menganalisis
keanekaragaman jenis mushroom di hutan
kawasan TNGR dengan main sampling area
Senaru, Resort Senaru dan kawasan Pesugulan,
Resort Aikmel.
• Studi keanekaragaman jenis dikerjakan untuk
mengetahui kelimpahan dan kepentingan suatu
jenis jamur pada tempat tumbuhnya.
• Mengetahui keanekaragaman jenis jamur di
kawasan TNGR
RUANG LINGKUP
Jamur seperti halnya katak maupun serangga
memiliki pergiliran keturunan yang pada setiap
fasenya memiliki bentuk berbeda. Dalam kegiatan
ini, jamur yang dimaksud untuk diidentifikasi
adalah dalam fase makroskopisnya (secara kasat
mata terlihat) (baca: mushroom). Identifikasi yang
dilakukan, selanjutnya merupakan identifikasi
terhadap ciri makroskopis tubuh buah, ciri
makroskopis koloninya. Pembuktian suatu jenis
berdasarkan ciri mikroskopis ditentukan di
laboratorium.
METODOLOGI
Alat dan bahan yang dipergunakan :
• Peta wilayah
• Kamera
• Lup
• Cutter
• Meteran/tali tambang
• Keranjang
• Alat oven
• Ensiklopedia mushroom
• Bahan laporan identfikasi sebelumnya
• Alat tulis
Lokasi dan Waktu pelaksanaan
• Kegiatan berlokasi di wilayah TNGR dengan
main sampling area adalah kawasan Senaru,
Resort Senaru dan kawasan Pesugulan Resort
Pesugulan, wilayah lain dilakukan pengamatan
secara visual.
• Dikerjakan tahun 2007 (bulan 04,06,11,12),
tahun 2008 (bulan 02,04,05) dan 2009 (bulan
04,07)
Pengambilan data lapangan
• Mushroom terestrial dengan ukuran PU 1x1m
sedangkan arboreal 5x5m, jarak antar PU 50 m
(Haryanto, 1995).
Analisis Data
• Dari hasil pengukuran dihitung nilai-nilai Kerapatan dan
Frekuensi serta Indeks Nilai Penting (INP). Dalam aktivitas
pengukuran di lapangan juga dicatat kondisi lapangan dan
karakteristik setiap spesies yang ditemukan. Pendataan ini
dipakai untuk membuat deskripsi ragam-hayati.

Kerapatan = Jumlah individu suatu jenis per luas seluruh


petak ukur pengamatan.
Frekuensi = Jumlah petak terisi suatu jenis per jumlah
seluruh petak ukur.
INP = Kerapatan relatif ditambah frekuensi relatif suatu
jenis.
Selanjutnya untuk mengetahui Indeks Keanekaragaman “
Shannon-Wiener “ jenis di hitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :

Indexs Keragaman (D) = -  (Pi ln Pi)


Pi = ni/N
ni = KR + FR

D : Indeks Keragaman Shannon


ni : Indeks Nilai Penting suatu jenis
N : Jumlah Indeks Nilai Penting dari Seluruh jenis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Indeks keanekaragaman shannon yang
didapatkan bernilai 3,0 dapat
diinterpretasikan bahwa keanekaragaman
jenis mushroom di kawasan TNGR tinggi.
Beberapa spesies edible(bisa
dikonsumsi) dan berpotensi komersil :
Morchella deliciosa

Jenis melimpah pada musim basah (April-


Juli), hanya dijumpai di Senaru, high value
market di pasar international harga per kg
(fresh) adalah $271 (Iqbal, 2002).
Kemungkinan dibudidayakan besar, termasuk
jenis mushroom yang laris di pasar
international, dibeberapa belahan dunia
seperti India dan Pakistan jenis morel
menyumbang 70% penghasilan hasil hutan
non kayu. Perlu penelitian untuk bisa
membudidayakan secara masal.
Auricularia auricula
Jenis bisa ditemukan di semua kawasan,
high value market Termasuk jenis yang
sudah komersil juga dan di Indonesia
sudah banyak petani jamur jenis ini. Di
TNGR tumbuh sepanjang tahun, namun
belum ada pemanfaatan atau
pengelolaan.

Sparasis crispa
Termasuk jenis high value market
(internasional) jenis mudanya yang
laku di pasaran, sayangnya jenis ini
tidak bisa setiap saat diketemukan,
habitat khususnya hanya di Senaru
di bawah vegetasi Konifer.
Pleurotus flabellatus

Jenis bisa ditemukan di semua


kawasan sepanjang musim
basah di batang pohon mati,
high value market. Di pasaran
terkenal dengan nama jamur
tiram merah.

Pleurotus ostreatus

Jenis bisa ditemukan di semua


kawasan sepanjang musim
basah di batang pohon mati,
high value market. Di pasaran
terkenal dengan nama jamur
tiram putih.
KESIMPULAN
• Ditemukan 39 jenis (Senaru) dan 31 jenis
(Pesugulan).
• Kebanyakan jenis merupakan jenis jamur kayu.
• Termasuk tinggi akan keanekaragaman jenis
mushroom.
• Ada 16 jenis jamur prospek ekonomis.

You might also like