Professional Documents
Culture Documents
- = - = - = q
Selama m, g dan l besarnya tetap, maka hasil
juga tetap.
Bila '
= maka F = - k¶ . x (persamaan gerak harmonis sederhana).
10
Periode waktunya dirumuskan:
2/1
'
2 ÷ø
ö çè
æ=
p
=
2/1
/
2 ÷ ÷ø
ö
ç çè
æ
p
2/1
2 ÷ ÷ø
ö
ç çè
æ
=
p
Dimana T : periode (detik)
g : percepatan gravitasi bumi (ms-2)
l : panjang tali bandul (m)
II.2 BANDUL FISIS
Bandul fisis yaitu sembarang benda tegar yang digantung dan disimpangkan
dari posisi setimbangnya sehingga benda dapat berayun dalam bidang vertikal
terhadap sumbu yang melalui sebuah titik pada benda tersebut. Pada bandul fisis yang
melakukan gerakan rotasi merupakan kumpulan titik-titik massa. Pada kenyataannya,
semua bandul yang berayun merupakan bandul fisis.
Gambar 2.4 Bandul Fisis
Pada gambar bandul fisis di atas, sebuah batang serba sama berputar terhadap
sumbu tetap horizontal melalui salah satu titiknya (A).
Ketika batang disimpangkan melalui sudut q maka batang akan berosilasi.
Osilasi ini merupakan getaran selaras jika sudut q dibuat kecil. Torsi pemulihan
menjadi:
t=-mgaa
t=Ia
Persamaan gerak bandul fisis dapat ditulis:
11
A
C
B
A1
A2
0 = + a a
02
2
= + a q
i
i
02
2
i
ia q+
2/1
÷ø
ö çè
æ=
w
Karena w
p 2 = maka
2/1
2 ÷ ÷ø
ö
ç çè
æ
=
p
Untuk masalah ini I = m ( ke2 + a2 )
=
2 / 1 2 2 ) ( 2 ÷ ÷ø
ö
ç çè
æ+
p
I=
2 / 1 2 2 ) ( 2 ÷ ÷ø
ö
ç çè
æ+
p
dimana T : periode
Ke : jari-jari girasi terhadap pusat
a : jarak pusat massa
g : percepatan gravitasi bumi
Untuk menghitung percepatan gravitasi bumi dapat digunakan persamaan :
2
21
2
2
2
1
21
2
2
2
1
)(8)(8
p=
-
-
+
+
+
dimana T1 : periode untuk titik gantung A
T2 : periode untuk titik gantung B
a1 : jarak pusat massa C dengan titik gantung A (cm)
a2 : jarak pusat massa C dengan titik gantung B (cm)
g : percepatan gravitasi bumi
Agar terjadi gerak harmonis sederhana, baik pada bandul matematis maupun
pada bandul fisis harus diberi simpangan dengan sudut kecil.
12
BAB III
PERALATAN DAN CARA KERJA
III.1 PERALATAN
Beberapa peralatan yang digunakan dalam percobaan tentang percepatan
gravitasi bumi ini adalah:
1. Bandul matematis dan perlengkapannya satu set
2. Bandul fisis dan perlengkapannya satu set
3. Beban setangkup satu buah
4. Rollmeter satu buah
5. Stopwatch satu buah
III.2 CARA KERJA
Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan percobaan ini adalah:
1. Bandul Matematis
a. Mengatur alat seperti pada gambar 3.1 di bawah ini, dimana panjang tali yang
digunakan adalah 100 cm.
Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan Bandul Matematis
b. Mengatur agar ujung bandul berada tepat di tengah.
c. Memberi simpangan kecil pada bandul dan kemudian melepaskannya dan
mengusahakan agar ayunan mempunyai lintasan bidang dan tidak berputar.
d. Mencatat waktu yang diperlukan untuk 5 kali getaran.
e. Mengulangi langkah a-d sebanyak 5 kali.
f. Mengulangi langkah a-e dengan panjang tali yang berbeda
13
Bandul
l
2. Bandul Fisis
a. Meletakkan beban pada suatu kedudukan dan mencari pusat massa C untuk
kedudukan tersebut. Hal yang perlu diingat adalah letak C selalu berubah
tergantung letak beban.
b. Menggantung beban pada titik A dan mengukur a1.
c. Mengayunkan batang dengan simpangan kecil, dan mencatat waktu untuk 6
kali getaran sempurna.
d. Mengambil titik lain (B) terhadap titik C sebagai titik gantung dan mengukur
a2. Mengulangi langkah a-c.
e. Mengulangi percobaan untuk pasangan titik A dan B yang berbeda.
14
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
IV.1 ANALISA DATA
Dari percobaan yang telah dilakukan dan data-data yang diperoleh untuk
bandul matematis maupun fisis kemudian dilakukan analisa data sebagai berikut :
1. Bandul Matematis
ÄX Percobaan 1 panjang kawat = 100 cm.
Tabel IV.1.1 Ralat data t untuk Percobaan 1
No l (cm) t (det) t-t (t-t)2
1 100 10,3 0 0
2 100 10,4 0,1 0,01
3 100 10,5 0,2 0,04
4 100 10,3 0 0
5 100 10 -0,3 0,09
t 10,3 S 0,14
Ralat mutlak = D t = S ( t ± t )2 1/2
n ( n ±1 )
= Ö(0,14)/20 = 0,08 detik
Ralat nisbi = I = D t/t x 100%
= 0,08/10,3 x 100% = 0,81%
Keseksamaan= K = 100% -I = 100% - 0,81% = 99,19%
Hasil pengukuran = (t ± D t) = (10,3 ± 0,08) detik
ÄX Percobaan 2 panjang kawat = 80 cm.
Tabel IV.1.2 Ralat data t untuk Percobaan 2
No l (cm) t (det) t-t (t-t)2
1 80 9,1 -0,06 0,0036
2 80 9,2 0,04 0,0016
3 80 9,1 -0,06 0,0036
4 80 9,3 0,14 0,0196
5 80 9,1 -0,06 0,0036
t 9,16 S 0,032
Ralat mutlak = D t = Ö(0,032)/20 = 0,04 detik
Ralat nisbi = I = 0,04/9,16 x 100% = 0,44%
Keseksamaan= K = 100% - 0,44% = 99,56%
Hasil pengukuran = (t D t) = (9,16 0,04) detik
15
ÄX Percobaan 3 panjang kawat = 50 cm.
Tabel IV.1.3 Ralat data t untuk Percobaan 3
No l (cm) t (det) t-t (t-t)2
1 50 7,4 -0,02 0,0004
2 50 7,5 0,08 0,0064
3 50 7,3 -0,12 0,0144
4 50 7,5 0,08 0,0064
5 50 7,4 -0,02 0,0004
t 7,42 S 0,028
Ralat mutlak = D t = Ö(0,028)/20 = 0,04 detik
Ralat nisbi = I = 0,04/7,42 x 100% = 0,5%
Keseksamaan= K = 100% - 0,5% = 99,5%
Hasil pengukuran = (t D t) = (7,42 0,04) detik
2. Bandul Fisis
1. Percobaan I : a1=57,4 cm; a2=32,6 cm
Tabel IV.1.4 Ralat data t1
No. a1(cm) a2(cm) t1(det) t1-t1 (t1-t1)2
1 57,4 32,6 9,7 -0,06 0,0036
2 57,4 32,6 9,8 0,04 0,0016
3 57,4 32,6 9,7 -0,06 0,0036
4 57,4 32,6 9,8 0,04 0,0016
5 57,4 32,6 9,8 0,04 0,0016
t.1 9,76 S 0,012
Ralat mutlak = D t = Ö(0,012)/20 = 0,02 detik
Ralat nisbi = I = 0,02/9,76 x 100% = 0,25%
Keseksamaan= K = 100% - 0,2% = 99,75%
Hasil pengukuran = (t D t) = (9,76 0,02) detik
Tabel IV.1.5 Ralat data t2
No. a1(cm) a2(cm) t2(det) t2-t2 (t2-t2)2
1 57,4 32,6 8,6 0,12 0,0144
2 57,4 32,6 8,6 0,12 0,0144
3 57,4 32,6 8,4 -0,08 0,0064
4 57,4 32,6 8,4 -0,08 0,0064
5 57,4 32,6 8,4 -0,08 0,0064
t.2 8,48 S 0,048
Ralat mutlak = D t = Ö(0,048)/20 = 0,05 detik
Ralat nisbi = I = 0,05/8,48 x 100% = 0,58%
Keseksamaan= K = 100% - 0,58% = 99,42%
Hasil pengukuran = (t D t) = (8,48 0,05) detik
2. Percobaan II :a1=59,7 cm; a2=30,3 cm
16
Tabel IV 1.6
No. a1(cm) a2(cm) t1(det) t1-t1 (t1-t1)2
1 59,7 30,3 10 -0,14 0,0196
2 59,7 30,3 10,3 0,16 0,0256
3 59,7 30,3 10,1 -0,04 0,0016
4 59,7 30,3 10,1 -0,04 0,0016
5 59,7 30,3 10,2 0,06 0,0036
t.1 10,14 S 0,052
Ralat mutlak = D t = Ö(0,052)/20 = 0,05 detik
Ralat nisbi = I = 0,05/10,14 x 100% = 0,50%
Keseksamaan= K = 100% - 0,50% = 99,50%
Hasil pengukuran = (t D t) = (10,14 0,05) detik
Tabel IV 1.7
No. a1(cm) a2(cm) t2(det) t2-t2 (t2-t2)2
1 59,7 30,3 8,5 -0,08 0,0064
2 59,7 30,3 8,5 -0,08 0,0064
3 59,7 30,3 8,6 0,02 0,0004
4 59,7 30,3 8,7 0,12 0,0144
5 59,7 30,3 8,6 0,02 0,0004
t.2 8,58 S 0,028
Ralat mutlak = D t = Ö(0,028)/20 = 0,04 detik
Ralat nisbi = I = 0,04/8,58 x 100% = 0,44%
Keseksamaan= K = 100% - 0,44% = 99,56%
Hasil pengukuran = (t D t) = (8,58 0,04) detik
1. Bandul Matematis
Percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan bandul matematis dapat
ditentukan dengan persamaan :
T = 2pÖ l/g atau g = 4p ²l/T²
1. l=100 cm g = 9,29 m/s2
2. l=80 cm g = 9,40 m/s2
3. l=50 cm g = 8,95 m/s2
Dengan demikian diperoleh percepatan gravitasi bumi dengan cara bandul
matematis adalah :
g = (9,29 + 9,40 + 8,95)/3 = 9,216 m/det²
g = (9,216 + 0,05) m/s2
Berdasarkan data hasil percobaan bandul metematis dapat digambarkan grafik
hubungan antara kuadrat periode (T 2) sebagai sumbu Y dengan panjang tali (l)
17
sebagai sumbu X. Dimana dari grafik ini juga dapat digunakan untuk menghitung
besarnya percepatan gravitasi Bumi (g).
Penggambaran grafik menggunakan regresi linear sebagai berikut :
Misalkan persamaan garis y = mx + b, koefisien-koefisien m dan b dapat ditentukan:
22
22
)()(
.).(.
S-S
S S - S = dan
. 2 - S =
Tabel IV.2.1 Menentukan persamaan garis dengan regresi linear
No l.(meter) t.(detik) t.2 l.2 l.t.2
1 1 2,06 4,2436 1 4,2436
2 0,8 1,832 3,356224 0,64 2,684979
3 0,5 1,484 2,202256 0,25 1,101128
S 2,3 9,80208 1,89 8,029707
06 , 4
) 3 , 2 ( ) 89 , 1 ( 3
) 802 , 9 ( 3 , 2 ) 029 , 8 ( 3
2=
-
- = 15 , 0
3
) 3 , 2 )( 06 , 4 ( 802 , 9 = - =
maka persamaan garisnya adalah
Y = 4,06X + 0,15
Sedangkan grafik persmaannya :
Grafik 4.1 Grafik hubungan antara T2 dan l pada bandul matematis
Dengan menggunakan grafik percepatan gravitasi bumi dapat dicari dengan
persamaan :
m = 4p ²/g atau g = 4p ²/m
g = 4(3,14)²/4,06
= 9,704 meter/detik²
2.. Bandul Fisis
Dengan menggunakan persamaan 3 kita dapat mencari nilai g (gravitasi) :
18
0
5
10
15
20
25
Series1 0,1516 4,2156 8,2797 12,344 16,408 20,472
123456
2
21
2
2
2
1
21
2
2
2
1
)(8)(8
p=
-
-
+
+
+
a. Percobaan I:
T1=9,76/6=1,63 detik; T2=8,48/6=1,41 detik;
a.1=57,4 cm; a.2=32,6 cm
)(
)(4
2
2
21
2
1
2
2
2
1
2
-
-
=
p
= 10,15 m/s2
b. Percobaan II:
T1=10,14/6=1,69 detik;T2=8,58/6=1,43 detik
a.1=59,7 cm; a.2=30,3 cm
)(
)(4
2
2
21
2
1
2
2
2
1
2
-
-
=
p
= 9,61 m/s2
Dari Percobaan I dan II
2 / 88 , 9
2
61 , 9 15 , 10 = + =
g=(9,88+0,08) m/s2
Percepatan gravitasi di Surabaya
Untuk menghitung percepatan gravitasi di Surabaya didapat dari hasil ratarata
perhitungan dari bandul matematis dan bandul fisis.
2 / 54 , 9
2
88 , 9 21 , 9 = + =
07 , 0
2
08 , 0 05 , 0 = + = D
g=(9,54+0,07)m/s2
IV.2 Pembahasan
Untuk mendapatkan nilai g dari bandul matematis kita dapat menggunakan
persamaan 1 yaitu
2/1
2 ÷ ÷ø
ö
ç çè
æ
=