You are on page 1of 14

TUGAS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

“TANDA-TANDA BAHAYA / PIKTOGRAM DALAM


INDUSTRI LINGKUNGAN KERJA”

DOSEN PEMBIMBING :
AHMAD RIZANI, M.ENG

OLEH:
AHMAD BUDIMAN
(H1F109021)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN
BANJARBARU
2010
MACAM-MACAM PIKTOGRAM/TANDA-TANDA BAHAYA

DAN PERINGATAN DI TEMPAT KERJA (K3)

Label Bahan Kimia

Hindari menggunakan atau mencampurkan bahan kimia, tanpa ada label yang
menempel pada kemasannya. Bila kita tetap melakukannya, maka keselamatan kita menjadi
taruhannya.

Label yang menempel pada kemasan bahan kimia memberikan informasi penting mengenai
identitas bahan kimia di dalamnya, termasuk jenis bahaya, prosedur darurat, alat pelindung
diri yang harus digunakan, serta nama, alamat dan nomor telepon pembuatnya.Dan satu hal
lagi, pada label dicantumkan pula informasi mengenai bahaya utama dari bahan kimia
tersebut. Tanda bahaya yang dimaksud dapat berupa:

1. Corrosive (korosif)
2. Dangerous for the environment (berbahaya untuk lingkungan)
3. Explosive (mudah meledak)
4. Toxic (beracun)
5. Irritant (iritasi)
6. Oxidizing (pengoksidasi)
7. Highly (extremely) flammable (sangat mudah terbakar)

Tanda bahaya di atas bisa kita temukan pada label bahan kimia. Sedangkan, bila kita
memerlukan informasi yang lengkap mengenai bahan kimia, tentu kita harus merujuk pada
lembar keselamatan bahan atau MSDS bahan kimia tersebut.

 Bahaya Karbon Monoksida (CO) Di Tempat Kerja


Kasus keracunan gas karbon monoksida di dalam mobil beberapa waktu yang lalu,
merupakan bukti bahwa gas karbon monoksida atau CO adalah gas yang sangat berbahaya.
Karena sifatnya yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, sehingga banyak orang
yang tidak mengetahui dan waspada akan keberadaan gas CO. Begitu pun halnya dengan
sumber-sumber penghasil gas karbon monoksida yang berada di pabrik kimia. Di dalam
sebuah pabrik kimia terdapat banyak sumber penghasil gas karbon monoksida atau CO.

Pada dasarnya, gas karbon monoksida dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak
sempurna bahan bakar atau bahan yang mengandung atom karbon, seperti LPG, minyak tanah,
bensin, kayu, batu bara, dan lain-lain. Namun, karbon monoksida dapat juga dihasilkan dari
proses yang melibatkan reaksi kimia, seperti pada reformer di pabrik pupuk.

 Bahaya Gas CO

Pada saat tubuh menghirup gas CO, maka CO akan segera masuk ke dalam darah dan
berikatan dengan haemoglobin. CO lebih mudah diikat oleh haemoglobin dibandingkan
dengan oksigen atau O2. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan hal ini bisa
menimbulkan pusing, sesak nafas, muntah-muntah, kehilangan kesadaran bahkan sampai pada
kematian.

Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap pekerja yang berada di pabrik kimia mengenali
sumber-sumber penghasil gas CO. Sumber yang paling umum di industri kimia antara lain
diesel engine generator, incinerator, boiler, combustion engine, steam reformer, calciner,
furnace, cerobong dan mesin las.

Tentu, hanya dengan mengenali saja tidak cukup. Perlu beberapa tindakan antisipasi untuk
mencegah terjadinya keracunan gas CO. Tindakan-tindakan tersebut meliputi:

 Memasang carbon monoxide gas detector atau detektor gas CO, yang dilengkapi
dengan alarm, di ruangan di mana gas CO dihasilkan.
 Memastikan bahwa sistem ventilasi terpasang dan beroperasi dengan baik.
 Sebelum melakukan pekerjaan di area tertutup atau confined space, lakukan terlebih
dahulu pengecekan gas CO dengan gas detector. Gunakan respirator bila perlu.
 Lakukan perawatan peralatan yang menghasilkan gas CO secara berkala, untuk
mengurangi pembentukan gas CO dan menjaga agar mesin bekerja pada performa
terbaiknya.
 Jika memungkinkan, hindari penggunaan mesin-mesin berbahan bakar minyak di area
kerja dengan sistem ventilasi kurang baik.
 Berikan pelatihan atau training bagi pekerja mengenai sumber-sumber gas CO dan
bahaya keracunan gas CO beserta gejala-gejalanya.

Penggunaan slogan safety atau pun tanda bahaya juga akan sangat membantu, untuk
mengingatkan para pekerja akan bahaya gas karbon monoksida. Buatlah slogan atau tanda
bahaya semenarik dan seinformatif mungkin. Namun, jangan lupa, selalu lakukan pengukuran
dan evaluasi terhadap efektivitasnya.
Mengenali Piktogram Bahaya Bahan Kimia Seperti Rambu Lalu Lintas

Tujuan awal penggunaan piktogram bahaya adalah sebagai sarana komunikasi bahaya
(Hazard Communication) dari produk tersebut di dalam Life Cycle-nya baik pada saat
penggunaan (use), penanganan (handling), penyimpanan (storage), sampai pada pembuangan
(disposal) akhir pun limbah bahan kimia diwajibkan untuk diberikan penandaan / label di
dalam kemasannya atau kendaraan pengangkutnya.

Piktogram bahaya berbentuk hazard diamond seperti standard GHS jauh lebih mudah
dan simpel untuk dimengerti dibandingkan dengan standard lain seperti NFPA dan WHMIS
yang mengandalkan sistem Warna dan Kode Angka dalam komunikasi bahaya.Kedua
standard tersebut cukup sulit untuk dimengerti oleh orang awam karena masing-masing kode
warna dan angka memiliki interpretasi khusus yang harus dipelajari terlebih dahulu, terlebih
kode-kode Alat Pelindung Diri (APD) yang beragam dan tidaklah mudah untuk mengingat
kesemua informasi tersebut. Berikut contoh penandaan untuk komunikasi bahaya berdasarkan
standard NFPA dan WHMIS.

Banyaknya standard dan perbedaan-perbedaan yang ada saat ini di tingkat negara dan
benua telah menyebabkan berbagai kesulitan dalam pemahaman bahaya bahan kimia dan
perdagangan bebas. Tidak adanya satu standard yang sama dan menjadi acuan internasional
telah menggugah United Nations untuk mengeluarkan satu regulasi global agar terbentuk
keharmonisan dan penyamaan persepsi terhadap bahaya bahan kimia. Bergulirlah apa yang
saat ini kita kenal sebagai GHS atau Globally Harmonized System yaitu suatu standard global
dalam keselamatan bahan kimia yang akan menyeragamkan Klasifikasi Bahaya, Label, serta
LDKB/MSDS dari produk bahan kimia. Dengan keberadaan GHS maka akan banyak
keuntungan yang akan didapat selain kesamaan dalam komunikasi bahaya dan juga
kemudahan dalam perdagangan global.

Namun, dibalik segala keuntungan dan kesederhanaan yang ditawarkan oleh GHS ternyata
tidaklah mudah untuk memahami dan mengenali piktogram bahaya bahan kimia yang akan
diterapkan secara global. Bagaimana cara termudah dalam membaca dan mengenali piktogram
baru ini agar bisa anda komunikasikan secara baik dengan seluruh karywan anda? Cara paling
mudah adalah dengan menganalogikan piktogram bahaya dengan Rambu Lalu Lintas. Kenapa
mudah? karena umumnya semua orang sudah mengerti dan sering sekali melihat rambu lalu
lintas yang bertebaran di sepanjang jalan dan mereka mengetahui aturan main dari keberadaan
rambu-rambu tersebut.

Bagaimana caranya untuk menganalogikan keduanya? Pertanyaan yang mungkin kalau


bisa dijawab adalah gampang-gampang sulit. Pertama-tama anda harus menerangkan kepada
karyawan anda mengapa rambu lalu lintas dipasang di jalan, yang diantaranya adalah untuk
mengkomunikasikan bahaya serta regulasi lalu lintas yang terkait di jalan raya. Buatlah
mereka faham bahwa rambu-rambu tersebut masing-masing memiliki arti tersendiri yang
harus kita ketahui pada saat kita sedang menjadi pengguna jalan raya.

Kesalahan dalam memaknai arti rambu lalu lintas bisa berakibat fatal terhadap
keselamatan anda sendiri dan keselamatan para pengguna jalan lainnya. Pelanggaran terhadap
rambu-rambu tersebut juga memiliki aspek hukum yang mungkin bisa diberikan sanksi bagi
yang melanggar, contohnya ditilang oleh Pak Polisi bila anda melanggar rambu yang suda
dipasang. Hal tersebut diatas berlaku pula dalam memaknai piktogram simbol bahaya dari
bahan kimia. Ada regulasi yang mewajibkan penempatan label di setiap kemasan bahan kimia,
dan ada kewajiban bagi anda sebagai pengguna bahan kimia untuk memahami dan mengerti
arti makna piktogram tersebut.

Siapa yang wajib mengkomunikasikan piktogram bahaya tersebut? Semua user atau
pengguna bahan kimia wajib mengetahui dan mengkomunikaskan bahaya bahan kimia untuk
tujuan perlindungan pribadi khusunya dan perlindungan terhadap rekan kerja dan lingkungan
hidup. Anda harus mengetahui rambu-rambu keselamatan pada saat anda berhadapan dengan
produk bahan kimia dan mematuhi rambu-rambu tersebut untuk mencegah kerugian terhadap
kesehatan dan lingkungan hidup. Adalah hak anda sebagai pengguna produk bahan kimia
untuk mengetahui apa saja bahaya dari produk tersebut, kita sering menyebutnya dengan
Right To Know Information. Anda berhak untuk menolak bekerja dengan produk bahan kimia
bila anda tidak mengetahui potensi bahaya apa saja yang ditimbulkan baik akut maupun
kronis.

Potensi bahaya bahan kimia akan selalu anda temui baik di tempat kerja, di rumah,
bahkan pada saat anda berada di jalan. Hazard (Bahaya) adalah konsekuensi logis dari Risk
(Risiko) dikali Exposure (Pemaparan). Mohon diingat bahwa setiap bahan kimia adalah bahan
yang berbahaya akan tetapi dibatasi oleh berapa kadar yang diterima oleh tubuh. Hal itu pula
yang membedakan antara Obat dan Racun. Adalah tugas anda untuk dapat meminimalisasi
baik Risk atau Exposure terhadap bahan kimia agar Hazard yang ada bisa ditekan atau bahkan
di-eliminasi. Piktogram bahaya akan membantu anda untuk mengetahui apa potensi bahaya
dari pemaparan terhadap produk bahan kimia yang anda hadapi, dan anda harus mengambil
awareness atau kewaspadaan pada saat anda melihat piktogram-piktogram tersebut. Sebagai
contoh, pada saat anda melihat piktogram seperti ini:

Apa awareness yang harus anda ambil? Bagi orang awam, ada sebagian yang
menginterpretasikan bahwa logo tersebut mencerminkan bahwa bahan kimia tersebut adalah
Cairan Pencuci Tangan! Padahal piktogram tersebut menandakan adanya potensi bahaya
Korosif dari bahan tersebut yang dapat mengkais atau merusak logam, kayu dan jaringan kulit.
Oleh sebab itu apabila anda menemui piktoram tersebut, berhati-hatilah agar jangan sampai
mengenai kulit anda, gunakan sarung tangan (gloves) yang sesuai!. Dari segi penyimpanan
pun anda harus menempatkan bahan tersebut dalam kemasan non logam karena bila anda
simpan dalam wadah / kontainer berbahan logam maka akan cepat rusak akibat dari daya
rusak bahan kimia yang mampu menembus logam dan menyebabkan leakage atau kebocoran
dari wadah / kontainer. Pastikan pekerja atau end user memahami hal tersebut pada saat ia
sedang berhadapan dengan bahan kimia korosif. Mereka pun harus bisa mengkomunikasikan
bahaya tersebut kepada orang lain yang mungkin sedang berhadapan dengan bahan tersebut.

Kesalahan dalam mengartikan piktogram bahaya bahan kimia dapat berakibat fatal,
sama seperti halnya bila anda salah mengartikan rambu lalu lintas di jalan raya. Kesehatan
serta nyawa dan aset perusahaan yang akan menjadi taruhannya. Sudah cukup banyak bukti-
bukti nyata dari kerugian yang diakibatkan dalam kesalahan dalam manajemen bahan kimia
secara tidak baik dan benar.

Penyelia atau Supervisor atau pengawas K3 di perusahaan wajib untuk memberitahu


karyawannya akan potensi bahaya dari bahan kimia tersebut, beritahukan kepada mereka bila
mereka lupa menggunakan APD seperti sarung tangan, masker, dll agar fungsi kontrol dapat
berjalan dengan baik. Safety Talk atau briefing singkat mengenai potensi bahaya bahan kimia
yang sedang atau akan dihadapi pada saat bekerja akan membantu pekerja atau personil yang
berhadapan langsung dengan bahan kimia.

Bila anda sudah mengetahui rambu atau piktogram bahaya tersebut, ikutilah aturan
mainnya dengan membaca secara lebih rinci di dalam dokumen MSDS / LDKB yang
disertakan dalam setiap pembelian produk bahan kimia. Patuhi dan selalu ikuti semua
prosedur keselamatan yang dituliskan pada MSDS.

Masih banyak contoh piktogram lain yang harus anda pahami satu persatu, silahkan
hubungi kami bila tertarik untuk mempelajari Komunikasi Bahaya dan piktogram-piktogram
lainnya.
 Emergency Sign
Safety First / Emergency Sign adalah salah satu dari 5 jenis Sign berdasar ANSI
Standard Z535 yang juga sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan Multinasional,
terutama yang berasal dari amerika serikat. Safety First / Emergency Sign dalam bahasa
Indonesia dapat diterjemahkan sebagai Rambu Utamakan Keselamatan / Darurat.

Walaupun pada beberapa industri di Indonesia ada yang menggunakan header Safety
First (Utamakan Keselamatan) dan ada pula yang menggunakan header Emergency (Darurat),
namun pada prinsipnya Safety First / Emergency Sign digunakan untuk menyampaikan
instruksi umum yang berhubungan dengan praktik kerja aman, mengingatkan prosedur
keselamatan yang sesuai dan menunjukkan lokasi peralatan keselamatan.

Safety First / Emergency Sign ditandai dengan bagian header berwarna hijau dan
tulisan Utamakan Keselamatan / Darurat berwarna putih. Safety First / Emergency Sign yang
sering digunakan antara lain : Tempat berkumpul darurat, Emergency eyewash, Safety
shower, Alat penanganan tumpahan, dan lain-lain.

 Danger Sign
Danger Sign adalah salah satu dari 5 jenis Sign berdasar ANSI Standard Z535 yang
juga sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan Multinasional, terutama yang berasal dari
amerika serikat.Danger Sign dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai Rambu
Bahaya, yang mengindikasikan kondisi yang sangat dekat dengan bahaya, yang jika tidak
dihindari, akan menyebabkan kematian atau cedera serius. Rambu ini dibatasi penggunaannya
hanya untuk kondisi yang sangat ekstrim saja.

Danger Sign ditandai dengan bagian header berwarna merah ditambah geometri segitiga
dengan tanda seru dan tulisan Danger atau Bahaya berwarna putih. Danger Sign yang sering
digunakan antara lain : Bahaya listrik tegangan tinggi, Bahaya radiasi, Bahaya bahan beracun,
dan lain-lain.
 Notice Sign
Notice Sign adalah salah satu dari 5 jenis Sign berdasar ANSI Standard Z535 yang
juga sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan Multinasional, terutama yang berasal dari
amerika serikat. Notice Sign dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai Rambu
Perhatian, yang digunakan untuk menyatakan kebijakan perusahaan secara langsung maupun
tak langsung yang berhubungan dengan keselamatan pekerja atau perlindungan properti.

Notice Sign tidak boleh menyatakan secara langsung bahaya atau kondisi berbahaya
dan tidak digunakan di tempat yang sudah terpasang Rambu Bahaya, Awas, dan Waspada.
Notice Sign ditandai dengan bagian header berwarna biru dan tulisan Notice atau Perhatian
berwarna putih. Notice Sign yang sering digunakan antara lain : Gunakan pelindung
pendengaran, Gunakan respirator, Gunakan helm safety, dan lain-lain.

 Warning Sign ANSI


Warning Sign adalah salah satu dari 5 jenis Sign berdasar ANSI Standard Z535 yang
juga sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan Multinasional, terutama yang berasal dari
amerika serikat. Warning Sign dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai Rambu
Awas, yang mengindikasikan situasi yang berpotensi membahayakan, yang jika tidak
dihindari, akan menyebabkan kematian atau cedera serius.

Warning Sign ditandai dengan bagian header berwarna oranye, ditambah geometri
segitiga dengan tanda seru dan tulisan Warning atau Awas berwarna hitam. Warning Sign
yang sering digunakan antara lain : Awas tegangan tinggi, Awas bahaya terjepit, Awas tabung
tekanan tinggi dan lain-lain.

Caution sign

Caution Sign adalah salah satu dari 5 jenis Sign berdasar ANSI Standard Z535 yang
juga sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan Multinasional, terutama yang berasal dari
amerika serikat. Caution Sign dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai Rambu
Waspada, yang mengindikasikan situasi yang berpontensi menimbulkan bahaya, yang jika
tidak dihindari, akan menyebabkan cedera yang ringan atau berat.

Caution Sign ditandai dengan bagian header berwarna kuning, ditambah geometri
segitiga dengan tanda seru dan tulisan Caution atau Waspada berwarna hitam.Caution Sign
harus digunakan tanpa symbol tanda seru untuk bahaya yang hanya menyebabkan kerusakan
properti. Caution Sign yang sering digunakan antara lain : Waspada celah jepitan, Waspada
benda berat, Waspada lintasan forklift, dan lain-lain.

 Safe Condition Sign


Safe Condition Sign adalah salah satu dari 5 jenis Safety Sign dalam British Standard
(BS) yang sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan Multinasional yang berpusat di
Inggris atau negara-negara persemakmuran, seperti Australia, Singapura, Malaysia, dan lain-
lain. Sering pula digunakan perusahaan multinasional yang berasal dari Eropa.

Safe Condition Sign, dalam bahasa indonesia disebut Rambu darurat, bertujuan untuk
memberikan informasi kepada orang yang melihatnya untuk mengetahui kemana arah rute
evakuasi atau dimana letak peralatan untuk menangani keadaan darurat. Safe Condition Sign
ditandai dengan pictogram berwarna putih yang dikelilingi bentuk geometri segi empat
berwarna hijau.

Safe Condition Sign yang sering digunakan antara lain : Emergency eyewash, Safety
shower, Emergency exit, dal lain-lain.

 Fire Sign
Fire Sign adalah salah satu dari 5 jenis Safety Sign dalam British Standard (BS) yang
sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan Multinasional yang berpusat di Inggris atau
negara-negara persemakmuran, seperti Australia, Singapura, Malaysia, dan lain-lain. Sering
pula digunakan perusahaan multinasional yang berasal dari Eropa.

Fire Sign, dalam bahasa indonesia disebut Rambu Pemadaman Api, bertujuan untuk
memberikan informasi kepada orang yang melihatnya agar mengetahui dimana letak peralatan
pemadaman api seperti fire extinguisher, fire hydrant, fire alarm, dan lain-lain ketika terjadi
kebakaran.Fire Sign ditandai dengan pictogram berwarna putih yang dikelilingi bentuk
geometri segi empat berwarna merah.

Fire Sign yang sering digunakan antara lain : APAR, Fire hydrant, Fire alarm, Fire blanket,
dan lain-lain.

 Mandatory Sign
Mandatory Sign adalah salah satu dari 5 jenis Safety Sign dalam British Standard (BS)
yang sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan Multinasional yang berpusat di Inggris
atau negara-negara persemakmuran, seperti Australia, Singapura, Malaysia, dan lain-lain.
Sering pula digunakan perusahaan multinasional yang berasal dari Eropa. Mandatory Sign,
dalam bahasa indonesia disebut Rambu Anjuran atau Rambu Himbauan, bertujuan untuk
mengingatkan orang yang melihatnya agar mengikuti anjuran yang disebutkan pada safety
sign tersebut.

Mandatory Sign ditandai dengan pictogram berwarna putih yang dikelilingi bentuk
geometri lingkarang berwarna biru.Mandatory Sign yang sering digunakan adalah sign
penggunaan alat pelindung diri seperti : Gunakan safety shoes, Area wajib pelindung
pernafasan, Gunakan kacamata safety, dan lain-lain.

 Warning Sign
Warning Sign adalah salah satu dari 5 jenis Safety Sign dalam British Standard (BS)
yang sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan Multinasional yang berpusat di Inggris
atau negara-negara persemakmuran, seperti Australia, Singapura, Malaysia, dan lain-lain.
Sering pula digunakan perusahaan multinasional yang berasal dari Eropa.

Warning Sign, dalam bahasa indonesia disebut Rambu Peringatan, bertujuan untuk
menginformasikan kepada orang yang melihat untuk mewaspadai potensi bahaya yang ada di
area tersebut.Warning Sign ditandai dengan pictogram warna hitam yang dikelilingi geometri
segitiga berwarna kuning dengan outline hitam.

Warning Sign yang sering digunakan antara lain : Awas listrik tegangan tinggi, Awas bahan
kimia berbahaya, Awas LPG, Awas Forklift, dan lain-lain.
REFERENSI

Suma'mur .1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung Agung.

http://cemanet.org/safety/index.html.

www.google.com

You might also like