You are on page 1of 16

Efektivitas E-Learning terhadap Pembelajaran Bahasa Inggris di SMA xxx

2. Karakteristik Metode Contextual Teaching and Learning yang Diterapkan


di SMA xxx
3. Hubungan antara Motivasi Belajar Bahasa Inggris Siswa dan Tingkat
Prestasi yang Dicapai Siswa di SMA xxx
4. Hubungan antara Kemampuan Ekonomi dan Tingkat Prestasi dalam
Pelajaran Bahasa Inggris Siswa di SMK xxx
5. Pengaruh Suasana Kelas terhadap Efektivitas Pembelajaran bahasa Inggris
di SMA xxx
6. Pengaruh Kelengkapan Media Pembelajaran terhadap Tingkat Pencapaian
Prestasi Siswa dalam Pelajaran Bahasa Inggris  di SMP xxx
7. Efektivitas Penggunaan Media Gambar dalam Pengajaran Vocabulary
untuk Siswa Sekolah Dasar xxx
8. Efektivitas Penggunaan Media Cerita Gambar dalam Pengajaran Reading
untuk Siswa Sekolah Dasar xxx
9. Upaya Peningkatan Kemampuan Vocabulary Siswa Sekolah Dasar melalui
Media Film Blue’s Clues di SD xxx
10. Upaya Peningkatan Kemampuan Vocabulary Siswa Sekolah Dasar melalui
Media Film Dora the Explorer di SD xxx
11. Efektivitas Penggunaan Media Lagu  dalam Pengajaran Listening di SMP
xxx
12. Upaya Peningkatan Kemampuan Speaking melalui Conversation Club di
SMA xxx
13. Upaya Peningkatan Pengajaran Listening Melalui Lagu Di SMP N 1
Yogyakarta
14. Upaya Peningkatan Pengajaran Vocabulary Melalui Hangoro Games di
SMPN 1 Yogyakarta
15. Upaya Peningkatan Pengajaran Reading  Melalui Hello English
Magazine di SMPN 1 xxx
16. Upaya Peningkatan Pengajaran Pengajaran Speaking Melalui Speaking
Club di SMP xxx
17. Upaya Peningkatan Pengajaran  Writing Melalui Kegiatan Penulisan
Diary bagi Siswa SMPN xxxx
18. Upaya Peningkatan Pengajaran Vocabulary Melalui kartu di SMPN 1
Yogyakarta
19. Upaya Peningkatan Pengajaran Listening Melalui Melalui Media Internet
20. Upaya Peningkatan Pengajaran Pronunciation Melalui Media Internet
21. Upaya Peningkatan Pengajaran Speaking Melalui Media Chating
22. Upaya Peningkatan Pengajaran Pronunciation Melalui Native Speakers
23. Pengembangan Authentic Material Sebagai Media Pembelajaran di SMK
XXX
24. Efektivitas Penggunaan Text Book Sebagai Satu-satunya Alat
Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Bahasa Inggris. 25. Efektivitas Penggunaan
Bilingual dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas
Bahasa di SMA XXX
26. Efektivitas Metode Mengajar yang Variatif dalam Keberhasilan
Pembelajaran Bahasa Inggris.
27. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris peserta didik
dengan Kevariatifan Teknik Mengajar oleh Guru.
28. Penggunaan Kartu sebagai Media untuk Meningkatkan Ketertarikan Siswa
dalam Belajar Kosakata Bahasa Inggris di SMP XXX.
29. Pengaruh Quis Lisan terhadap Respon Siswa dalam Mata Pelajaran
Bahasa Inggris
30. Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru untuk Mencari Bahan Ajar dari
Berbagai Sumber
31. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa dengan Menggunakan
Media Authentic Material
32. Upaya Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan Siswa dengan
Menggunakan Media Authentic Material
33. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa dengan Menggunakan
Media Authentic Material
34. Upaya Meningkatkan Kkualitas Pembelajaran Bahasa Inggris dengan
Menggunakan Metode Pengajaran yang Sesuai dengan Tingkat dan
Kualitas Siswa
35. Upaya meningkatkan motivasi belajar pada proses pembelajaran bahasa
Inggris.
36. Upaya Meningkatkan Motivasi Siswa Terhadap Pembelajaran bahasa
Inggris Melalui Penggunaan Media yang Tepat
37. Upaya Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia dalam Bidang
Pendidikan
38. Upaya Meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris pada siswa
SMA dengan menggunakan media teka-teki silang
39. Upaya meningkatkan tingkat keakuratan dan kelancaran penggunaan
bahasa Inggris secara lisan maupun tertulis
40. Upaya pengoptimalan penggunaan internet pada proses pembelajaran
bahasa Inggris.
41. Upaya untuk meningkatkan kualitas interaksi dalam proses pembelajran
bahasa Inggris.
42. Pengaruh Motivasi Orang Tua terhadap Prestasi Siswa dalam Berbahasa
Inggris di Sekolah
43. Karakteristik Bentuk Test yang Digunakan untuk Mengukur Penguasaan
Kosakata Siswa
44. Upaya Peningkatan Pengajaran Pronunciation Melalui Media Internet
45. Upaya Peningkatan Pengajaran Speaking Melalui Native Speakers
46. Upaya Peningkatan Pengajaran Writing Melalui Media Internet
47. Upaya Peningkatan Pengajaran Listening Melalui Media Internet 48. Upaya Peningkatan
Pengajaran Speaking Melalui Media Lingkungan
Sekitar
49. Upaya Peningkatan Pengajaran Writing Melalui Media Lingkungan
Sekitar
50. Upaya Peningkatan Pengajaran Gramar Melalui Media Lingkungan
Sekitar
51. Upaya Peningkatan Pengajaran Listening Melalui Media Audio- Visual
52. Upaya Peningkatan Pengajaran Listening Melalui Media Audio
53. Upaya Peningkatan Pengajaran Listening  Melalui Film Garfield
54. Upaya Peningkatan Pengajaran Speaking Melalui Diskusi Film
55. Efektivitas Penggunaan Internet Dalam Pengajaran Bahasa Inggris
56. Karakteristik Penggunaan Modul Listening Bahasa Inggris yang
Digunakan di SMPN XXX
57. Karakteristik Penggunaan LKS Bahasa Inggris yang Digunakan di SMPN
XXX
58. Karakteristik Penggunaan Buku Teks  Bahasa Inggris yang Digunakan di
SMPN XXX
59. Karakteristik Penggunaan CD Pembelajaran Bahasa Inggris yang
Digunakan di SMPN XXX
60. Pengaruh Ekstrakurikuler Speaking Club terhadap Minat Siswa Dalam
Belajar Bahasa Inggris di SMP xxx
61. Pengaruh Penggunaan Media Internet terhadap Minat Siswa Dalam
Belajar Bahasa Inggris di SMP xxx
62. Pengaruh Native Speaker terhadap Minat Siswa Dalam Belajar Bahasa
Inggris di SMP xxx
63. Pengaruh Pengajaran Menggunakan Laboratorium Bahasa  terhadap
Minat Siswa Dalam Belajar Bahasa Inggris di SMP xxx
64. Pengaruh Penggunaan E- Learning Terhadap Siswa Dalam Belajar Bahasa
Inggris di SMP xxx
65. Pengaruh Chating Di Internet  Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Belajar
Bahasa Inggris
66. Efektivitas Penggunaan Media Audio Dalam Pengajaran Vocabulary
Bahasa Inggris
67. Efektivitas Penggunaan Media Audio Dalam Pengajaran Pronunciation 
Bahasa Inggris
68. Efektivitas Penggunaan Audio- Visual Dalam Pengajaran Vocabulary
Bahasa Inggris
69. Efektivitas Penggunaan Audio- Visual  Dalam Pengajaran Speaking
70. Efektivitas Penggunaan Lingkungan Sekitar Dalam Pengajaran
Vocabulary Bahasa Inggris
71. Upaya Peningkatan Pengajaran Speaking Melalui Literature Work
72. Upaya Peningkatan Pengajaran Pronunciation Melalui Drama
73. Upaya Peningkatan Pengajaran Vocabulary Melalui Media Gambar Bagi
Siswa SD
74. Efektivitas Penggunaan Media Audio Dalam Pengajaran Pronunciation 
Bahasa Inggris 75. Upaya Peningkatan Pengajaran Vocabulary Melalui Thesaurus Work
76. Efektivitas Penggunaan Authentic Teks Dalam PengajaranWriting 
77. Efektivitas Inductive Method Dalam Pengajaran  Bahasa Inggris
78. Efektivitas Penggunaan Deductive Method Dalam Pengajaran  Bahasa
Inggris
79. Efektivitas Penggunaan Learner Centred Approach Dalam Pengajaran
Bahasa Inggris Di SMAxxx
80. Efektivitas Penggunaan Learning  Centred Approach Dalam Pengajaran
Bahasa Inggris Di SMAxxx
81. Upaya meningkatkan kemampuan writing melalui tugas pengamatan
lingkungan sekitar siswa.
82. Hubungan relevansi materi terhadap ketepatan mengukur kemampuan
siswa dalam tes bahasa Inggris
83. Analisis lokasi sekolah untuk mengembangkan materi pembelajaran
bahasa Inggris yang relevan bagi siswa SMP xxx
84. Upaya mengembangkan materi bahasa Inggris yang sesuai dengan
background siswa.
85. Upaya meningkatkan kemampuan speaking siswa melalui pertunjukkan
drama di SMA xxx.
86. Upaya meningkatkan kemampuan writing siswa melalui pengadaan Wall
Magazine
87. Upaya meningkatkan kemampuan writing siswa dengan menulis cerita
pendek.
88. Upaya meningkatkan kemampuan writing siswa dengan pembuatan jurnal
pribadi
89. Upaya meningkatkan kosakata siswa dengan membaca cerita pendek
90. Efektifitas penggunaan gambar untuk meningkatkan pemahaman pada
kemampuan reading siswa SMP xxx
91. Efektifitas penggunaan audiovisual sebagai media untuk meningkatkan
kemampuan listening siswa SMP xxx
92. Analisis penggunaan profanity pada lagu rap
93. Hubungan tingkatan kelas dan proficiency siswa terhadap pemilihan
teknik pengajaran di kelas pada pembelajaran bahasa Inggris
94. Analisis penggunaan discourse dan sociopolitical structure pada bahasa
iklan
95. Pengaruh perbedaan fonologi antara bahasa Indonesia dan Inggris terhadap
pembelajaran pronounciation.
96. Upaya meningkatkan kemampuan penggunaan grammar melalui metode
translation.
97. Efektivitas Quis terhadap Pemahaman Siswa pada Materi yang Diajarkan
98. Pengaruh Jumlah Siswa dan Luas Kelas terhadap ‘Class Activities’
99. Efektivitas ‘Study Tour’ sebagai Media Pembelajaran Siswa dalam
Berbahasa Inggris
100. Upaya Peningkatan Minat Siswa terhadap Sastra Inggris Melalui
Kegiatan ‘Poetry Reading’

MERIT ANDARJATI (2009), "Upaya Peningkatan Kemampuan Vacabulary Melalui Media Film
Dora The Explorer Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas IV (Suatu Penelitian Tindakan Kelas di
Sekolah Dasar Negeri Margasari 06 Tahun Pelajaran 2009/2010)". Skripsi Program strata I
Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Pembimbing I : Drs. Rofiudin, M.Hum, Pembimbing II : H
Sumartono, S.Pd. Kata Kunci : Penggunaan Media Film(Dora), Prestasi Belajar bahasa Inggris.
Pendidikan hendaknya merencanakan aktivitas pengajaran untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Penggunaan media dapat dijadikan alternative seorang guru dalam pengajaran bahasa
yang sesuai dengan keadaan siswa. Tujuan dari penenlitian ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana upaya peningkatan kemampuan vocabulary melalui media film Dora the Explorera pada
siswa kelas VI di SD Negeri Margasari 06. Berdasarkan pada landasan teori dan kerangka
berfikir, hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut : "Apakah media film Dora the Explorer
dapat meningkatkan kemampuan vocabulary pada siswa kelas VI". Populasi dan sampel pada
penelitian ini adalah semua siswaa kelas VI SD Negeri Margasari 06 Kecamatan Margasari
Kabupaten Tegal. Penulis mengambil 30 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas. Dalam penelitian ada 3 siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Indikator ketuntasan siswa yang mendapat nilai 70 dikatakan telah tuntas. Hasil
penelitian pada siklus I rata-rata kelas mencapai 64, pada siklus II rata-rata kelas mencapai 70,6
dan pada siklus III rata-rata kelas mencapai 75,8 membuktikan bahwa penelitian ini benar.
Seorang guru hendaknya bisa menentukan media dalam pembelajaran. Media film bisa dijadikan
sebuah pilihan yang tepat dalam pengajaran bahasa Inggris, karena media film bisa membuat
siswa merasa tertarik dengan materi yang sedang diajarkan dan bisa meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar bahasa Inggris.

Upaya Peningkatan Kemampuan Vocabulary Siswa Sekolah Dasar melalui. Media Film

Media Film adalah salah satu media pembelajaran yang memiliki banyak
kelebihan, yakni memberikan materi pembelajaran dengan menarik dan tidak
membosankan. Banyak mahasiswa Jurusan Pendidikan Sastra Jerman Universitas
Negeri Malang yang mengalami kesulitan dalam memahami cara pelafalan kosa
kata bahasa Jerman tertentu walau telah mengikuti mata kuliah Deutsche
Phonologie, mata kuliah yang memberikan materi tentang bunyi bahasa atau lebih
tepatnya pelafalan kosa kata bahasa Jerman yang baik. Oleh karena itu, peneliti
tertarik melakukan penelitian mengenai penggunaan media film ”Redaktion-D”
sebagai media pengajaran pelafalan bahasa Jerman dalam mata kuliah Deutsche
Phonologie. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan
media film „Redaktion-D” dalam pengajaran pelafalan bahasa Jerman dalam mata
kuliah Deutsche Phonologie. 
  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk
mendeskripsikan data-data yang berasal dari instrumen catatan penelitian, angket,
dan tes bicara. 
  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media film „Redaktion-D” sangat
cocok untuk digunakan sebagai media bantu pengajaran pelafalan bahasa Jerman
di mata kuliah Deutsche Phonologie, karena dengan film ini mahasiswa dapat
memahami cara pelafalan kosa kata bahasa Jerman yang mengandung fonem
/sch/, /ch/, akhiran /-t/, /ä/, /ü/, dan /ö/ dengan baik. Hal ini dikarenakan film ini
menggunakan bahasa percakapan yang sederhana dan mudah dipelajari.
  Dari hasil penelitian ini disarankan kepada para dosen pengajar mata
kuliah Deutsche Phonologie agar memanfaatkan media film „Redaktion-D“
sebagai media bantu pengajaran pelafalan kosa kata bahasa Jerman. Selain itu,
dosen pengajar mata kuliah Deutsche Phonologie hendaknya lebih menekankan
pada penjelasan simbol-simbol fonetis seperti [8], [1:], [X], [D] beserta
pengucapannya agar mahasiswa bisa mempelajari sendiri cara pelafalan kosa kata
bahasa Jerman yang baik dari buku-buku sumber yang ada.

MENONTON tayangan film, baik di televisi maupun bioskop terbukti merupakan cara
ampuh sebagai media edukasi bagi anak. Dengan tampilan secara visual, anak lebih
mudah mencerna.  
Tidak hanya sebagai sarana rekreasi dan hiburan bagi anak, pemutaran film memegang
peran penting sebagai media edukasi. Anak-anak bisa mendapatkan informasi dan
pengetahuan tentang apa pun saat menyaksikan sebuah tayangan. Tak terkecuali
edukasi terkait problem kesehatan.

Bahkan, sebenarnya sejak bayi sekalipun, film adalah salah satu media yang mampu
memengaruhi mereka. Dari film, anak-anak bisa mendapatkan berbagai hal, mulai dari
meniru kata-kata, mengenal warna, benda, gerakan,  musikalitas, ritme, dan banyak hal.
Anak menyukai film karena di dalamnya terdapat banyak sekali unsur.

Ada tema dan pesan, kaya akan gambar dan warna, tampilan katakata, gerakan visual,
dan adeganadegan yang menghibur. Karena itu, tidak heran, PT Unilever dengan
mereknya Lifebuoy berusaha menyelipkan pesan membudidayakan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) di keluarga Indonesia melalui film ”Tanah Air Beta” produksi
Alenia Pictures.

”Media film memang sosialisasi yang termasuk baru bagi kami. Kami memandang media
film menampilkan audio dan visual yang hidup sehingga cukup efektif untuk
menyampaikan pesan PHBS,” kata Senior Brand Manager Lifebuoy, Erwin Cahaya Adi,
saat temu media dan screening film ”Tanah Air Beta” di Jakarta, belum lama ini.

Film ”Tanah Air Beta” sendiri berkisah soal keluarga yang terceraiberai karena
perpisahan Timor Leste dan Indonesia. Dalam film tersebut diselipkan beberapa pesan-
pesan kesehatan yang berhubungan dengan PHBS, salah satunya cuci tangan pakai
sabun (CTPS).

Kebiasaan CTPS yang ditampilkan tersebut, di antaranya menggunakan sabun


menggunakan Lifebuoy lima kali sehari, yaitu di saat mandi, mencuci tangan sebelum
makan pagi, mencuci tangan sebelum makan siang, mencuci tangan sebelum makan
malam, dan mencuci tangan setelah ke toilet.

”Dari segi tujuan dan segmen pasar film ini kita lihat sama dengan kampanye Lifebuoy,
yaitu menyasar anak-anak. Apalagi, anak-anak saya rasa bisa menjadi agent of
change untuk melakukan pembelajaran dan edukasi kepada masyarakat luas,” ujar
Erwin.

Film ini, terang Erwin, juga mengandung nilai-nilai positif lainnya yang berguna bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak seperti cinta Tanah Air, persaudaraan, toleransi
antaretnis dan agama, serta tidak lupa memberikan contoh budaya hidup sehat seperti
cuci tangan pakai sabun.

Produser film ”Tanah Air Beta Ari” Sihasale mengatakan, melalui film kita dapat
membuka suatu perspektif dan bisa menjelaskan serta menggambarkan sesuatu
dengan mudah lewat karya seni. ”Saya lebih mengarahkan film ini kepada anak-anak
karena mereka yang akan menggantikan generasi tua. Jadi, tidak usah mengubah
generasi tua, cukup dengan anak-anak,” kata Ari yang juga bermain sebagai seorang
dokter dalam film ini.

Dia menambahkan, pihaknya setuju untuk bekerja sama dengan Lifebuoy dikarenakan
adanya kesamaan visi dan misi dalam rangka pencerdasan dan edukasi generasi muda
lewat media film. Dalam pernyataan tertulis, Vita Gamawan Fauzi selaku Ketua Umum
TP PKK Pusat menyatakan, pihaknya mendukung penuh upaya edukasi dan sosialisasi
PHBS melalui film ”Tanah Air Beta”. Dia menilai, sarana film sangat efektif untuk
memberikan pemahaman kepada masyarakat.

Sumber : okezone
Mungkin bagi sebagian orang hal ini kedengaran aneh dan mengada-ada, tapi saya sendiri telah
membuktikannya. Sejak kecil saya senang dengan tiga hal ini: Film, Komik, dan Game. Berawal
dari kebiasaan membaca komik, waktu itu banyak sekali komik yang masih berbahasa Inggris
seperti Donald Duck (Donal Bebek), Mickey Mouse, Uncle Scrooge (Paman Gober), dkk.
Awalnya hanya melihat gambar, namun lama-kelamaan saya ingin mengerti dialog mereka, dan
mulailah saya akrab dengan kamus milik ayah saya. Mungkin karena sudah terlanjur addict, saya
makin kerajingan pada komik-komik berbahasa Inggris, dan jumlah kosakata saya pun semakin
meningkat. Perlahan namun pasti, kamus sudah mulai saya lepas. Dari komik saya belajar banyak
kosakata sehari-hari dan tak jarang saya tirukan di kehidupan sehari-hari. Tak heran anak-anak
tetangga saya sering bingung dengan saya yang sering keceplosan mengatakan: “Show me who’s
da boss..” atau “I’m outa here..”
Lalu ketika saya mulai beranjak dewasa, film menjadi pendatang baru yang sukses di ladang
minat saya. Saya mulai sering meminjam CD film dari teman-teman, kadang juga membelinya
sendiri dengan tabungan saya, dan sebulan sekali menonton ke bioskop. Saya sangat menyukai
film-film berbahasa Inggris, – bukan berarti saya anti film lokal, loh.. – tapi menurut saya pada
waktu itu, yang senang film-film action, film-film impor tersebut begitu luar biasa dalam segala
hal, dan saya sangat menyukai dialog-dialognya. Adalah kebiasaan saya pada waktu itu meniru
beberapa dialog yang waktu itu menurut saya sangat keren. Saya dan adik saya sering menonton
DVD di rumah, dan sudah menjadi kebiasaan kami untuk tidak memasang subtitle-nya, karena
menurut kami hanya mengganggu konsentrasi, namun jika ada orang lain seperti saudara yang
ikut menonton, mereka biasanya protes. Ternyata, secara tidak sadar, film telah memberi kami
banyak sekali kosakata dalam bahasa Inggris. Di sekolah, saya sama sekali tidak tertarik pada
pelajaran Bahasa Inggris, apalagi Grammar. Namun guru saya selalu terheran-heran, bagaimana
saya yang notabene malas belajar grammar ini bisa tahu susunan kalimat yang benar dan nilai
saya selalu bagus. Mungkin karena sudah seringnya saya mendengar dialog-dialog di film, saya
menentukan grammar yang tepat hanya dengan merasakan apakah kalimat ini sudah enak
kedengarannya (seperti yang di film) atau masih ganjil. Dan terakhir kali saat saya, adik saya dan
ayah saya menonton film Enter The World of AVATAR yang 3D, perbedaan yang 3D dengan
yang reguler selain karena efek visualisasi 3D-nya, yang 3D itu tidak ada subtitle-nya. Dan
sepanjang film ayah saya terkagum-kagum melihat saya dan adik saya bisa mengerti semua
dialog di film itu, dan dia juga terus bertanya kalau-kalau ada dialog yang terlalu cepat dan
kurang jelas. Saat itulah saya mulai menyadari betapa perubahan yang saya dapatkan hanya dari
hobby saya menonton itu sangat besar!

At last, but not least. Game. Ya, game seperti yang biasa dimainkan banyak orang, umumnya
menggunakan bahasa Inggris. Sehingga mau tak mau jika anda ingin memainkan game tersebut,
minimal anda harus bisa mengerti bahasanya. Sejak di bangku SMP, seperti halnya anak-anak di
lingkungan saya, kami tertular wabah Game Online. Mulai dari game FPS seperti Counter-Strike
hingga MMORPG seperti Ragnarok dan MU Online. Dan Game ber-genre RPG inilah yang
menuntut pengetahuan bahasa Inggris yang lumayan rumit untuk dimengerti bagi anak setingkat
saya waktu itu. Mau tak mau kami dipaksa untuk lebih sering bertanya dan buka kamus.
Demikianlah hobby mampu mengajari kami.

Ternyata, secara tidak sadar saya menemukan bahwa hobby-hobby saya tersebut telah mengikuti
3 aspek pengembang kosakata melalui teknologi. (Miller, 2001) aspek-aspek tersebut adalah:
Computer, Audiobooks, dan Educational Television. Kesemuaannya itu sangat efektif dalam
mengembangkan kosakata seorang anak. Educational TV menjelaskan secara langsung lewat
media audio dan visual, Audiobooks berfokus pada kegiatan mendengar yang membuat
pendengar selalu ingat cara pelafalan suatu kosakata dengan tepat. Dan Komputer merupakan
media yang interaktif yang bisa melakukan gabungan dari keduanya dan juga memungkinkan
komunikasi dua arah dalam belajar.

Jadi belajar itu tidak harus selalu dengan sistem dan cara-cara yang sempit dan rumit. Ada banyak
kegiatan lain di luar sana yang bisa menjadi sarana untuk kita bisa sambil belajar. Karena belajar
yang menyenangkan adalah belajar yang efektif.

Menguasai bahasa inggris di era sekarang ini merupakan sebuah keharusan, supaya kita kita tidak
tergilas oleh kemajuan zaman. Tapi masih banyak dari kita yang tidak percaya diri untuk
berbicara dalam bahasa tersebut padahal kita telah lama mempelajarinya, ada apa sebenarnya?
Mungkin kita harus kembali menelaah kembali cara belajar kita selama ini.
 
PRINSIP BELAJAR YANG EFEKTIF

Belajar bahasa Inggris tidak sulit, tetapi juga tidak semudah membalik telapak tangan. Yang
penting adalah kemauan dan ketekunan. Pakar pembelajaran Bahasa Inggris, H. Douglas Brown
mengemukan lima prinsip belajar bahasa Inggris yang efektif berikut ini.
 
Way of life
 
Jika kita belajar bahasa Inggris di negeri tempat bahasa tersebut digunakan sebagai bahasa ibu,
umumnya kita akan lebih cepat menguasai bahasa tersebut, karena setiap hari kita dikelilingi oleh
bahasa Inggris dari bangun tidur sampai kembali ke tempat tidur. Hal ini disebabkan karena
bahasa Inggris telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Demikian pula
yang harus kita lakukan di Indonesia, jika kita ingin belajar bahasa Inggris dengan efektif,  kita
harus menjadikan bahasa Inggris sebagai bagian dari kehidupan kita. Artinya, kita harus mencoba
menggunakannya setiap hari di manapun. Untuk itu, kita bisa membaca, mendengar, ataupun
berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris pada setiap kesempatan yang kita temui atau yang
bisa kita ciptakan.

Total commitment
 
Untuk menjadikan bahasa Inggris sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari hidup kita, kita
harus memiliki komitmen untuk melibatkan bahasa Inggris dalam hidup kita secara fisik, secara
mental, dan secara emosional. Secara fisik, kita bisa mencoba mendengar, membaca, menulis,
dan melatih pengucapan dalam bahasa Inggris, terus-menerus dan berulang-ulang. Secara mental
atau intelektual, kita bisa mencoba berpikir dalam bahasa Inggris setiap kali kita menggunakan
bahasa Inggris. Misalnya, dalam memahami bahasa Inggris, jangan kata per kata, tapi arti secara
keseluruhan. Kita bisa mencoba mengenali beberapa ungkapan dalam bahasa Inggris yang
memiliki arti yang kurang lebih sama, misalnya: How’re you?, How’s life?, How’s business?
(jangan terpaku pada satu ungkapan saja). Dan yang paling penting adalah keterlibatan kita secara
emosional dengan bahasa Inggris, yaitu kita perlu memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar
bahasa Inggris, dan kita perlu mencari ”hal-hal positif” yang bisa kita nikmati, ataupun yang bisa
memberikan kita keuntungan jika kita mampu menguasai bahasa Inggris. Hal-hal ini akan
memberikan energi yang luar biasa pada kita untuk tetap bersemangat belajar bahasa Inggris.
Ketiga aspek fisik, mental, dan emosional ini harus kita libatkan secara total dalam proses belajar
kita, jika kita ingin belajar bahasa Inggris dengan lebih efektif.
 
Trying
 
Belajar bahasa adalah seperti belajar naik sepeda atau belajar menyetir mobil. Kita tidak bisa
hanya membaca dan memahami ”buku manual” saja, tetapi kita harus mencoba
menggunakannya. Pada tahap pembelajaran (tahap percobaan), sangat wajar jika kita melakukan
kesalahan. Yang penting adalah mengetahui kesalahan yang kita lakukan dan memperbaikinya di
kesempatan yang berikutnya.
 
Beyond class activities
 
Jika kita belajar bahasa Inggris secara formal (di kelas, di kursus), biasanya jam-jam belajarnya
terbatas : empat jam seminggu, enam jam seminggu ataupun delapan jam seminggu. Yang pasti
jam belajar di kelas ini tentunya sangat terbatas. Agar belajar bisa lebih efektif, kita harus
menciptakan kesempatan untuk ”belajar” juga di luar jam-jam belajar di kelas : berdiskusi dengan
teman, mengunjungi websites yang menawarkan pembelajaran bahasa Inggris gratis, ataupun
berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan teman-teman atau native speakers (baik melalui
surat, email, ataupun percakapan langsung). Kita bisa juga mencoba membaca koran, majalah,
buku-buku teks, mendengarkan radio, lagu, ataupun menonton acara-acara dan film. Agar proses
belajar bisa lebih menarik, pilihlah topik-topik yang sesuai dengan minat kita, kebutuhan kita,
ataupun yang berhubungan dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang kita tekuni.
 
Strategies

Jika komitmen, keberanian mencoba, dan menjadikan bahasa Inggris sebagai bagian hidup telah
kita terapkan, langkah selanjutnya adalah menerapkan strategi belajar yang tepat untuk
menunjang proses belajar kita. Strategi ini bisa kita kembangkan dan kita sesuaikan dengan
kepribadian dan gaya belajar kita masing-masing.
 
GAYA BELAJAR
 
 Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda. Gaya belajar ini terbentuk dari lingkungan dan
kebiasaan kita sehari-hari. Jika kita mengenal gaya belajar kita, maka kita bisa memilih strategi
belajar yang efektif, yang disesuaikan dengan gaya belajar kita masing-masing.

Auditory learners

Jika kita termasuk orang yang lebih mudah belajar dengan mendengarkan, maka kita memiliki
gaya belajar  ”auditory.” Jika ini gaya belajar kita, maka kita bisa memperbanyak porsi belajar
dengan mendengarkan, misalnya mendengarkan kaset-kaset pelajaran bahasa Inggris, lagu-lagu
favorit kita, ataupun berita, pidato dalam bahasa Inggris. Kita juga bisa mendengarkan
percakapan-percakapan dalam bahasa Inggris di film-film favorit yang kita tonton di bioskop,
televisi, ataupun VCD. Dengarkan ucapan, ungkapan yang digunakan, perhatikan konteks
ataupun situasi di mana kata-kata ataupun ungkapan tersebut digunakan. Lakukan hal ini
berulang-ulang maka kita akan bertemu dengan ungkapan serupa yang dapat kita latih secara
berkala, sehingga kita bisa makin mahir mengucapkan dan menggunakannya.
 
Visual learners
 
Jika kita termasuk orang yang lebih mudah belajar melalui input visual (gambar, tulisan), maka
kita memiliki gaya belajar ”visual.” Banyak sekali strategi yang bisa kita lakukan. Kita bisa
membaca artikel-artikel dalam bahasa Inggris yang kita anggap penting, dan menarik di surat
kabar, majalah, ataupun internet, untuk kemudian kita coba ceritakan kembali dengan kata-kata
yang kita susun sendiri, baik dalam bentuk tulisan ataupun dalam bentuk ucapan. Kita bisa juga
membaca dan mempelajari contoh surat, proposal, brosur yang sering kita temui dalam
melakukan pekerjaan kita. Untuk mencoba memahami suatu konsep abstrak, kita bisa
menggambarkannya dalam bentuk visual : flow chart, tabel, ataupun bentuk-bentuk visual
lainnya.
ebanyakan kita, ketika menonton film berbahasa Inggris, tidak akan terus terpaku pada teks
(subtitles) di layar, melainkan secara otomatis juga menyimak penggunaan dan pengucapan kata-
kata para pemerannya. Kebiasaan tersebut membuat saya lebih ‘waspada’, kalau-kalau ada istilah
yang belum pernah saya dengar, namun bisa bermanfaat untuk saya terapkan, terutama dalam
menulis. Berhubung daya ingat manusia tidak tahan lama, saya mulai mencatat istilah-istilah
penting yang saya simak dari film-film, baik istilah formal, non-formal, sampai bahasa ‘kotor’
dalam bahasa Inggris
Belajar bahasa Inggris pun bisa dilakukan sambil menonton DVD. Film-film kartun
seperti Finding Nemo, Up, Coraline, Ice Age bisa membantu Anda memahami bahasa
Inggris lebih dalam. Caranya, gunakan subtitle berbahasa Inggris untuk teksnya. Anda
bisa mempelajari cara mengucapkan suatu kata atau kalimat dalam bahasa Inggris
dengan benar tanpa perlu repot-repot mendatangkan native speaker (pembicara asli)
dari negeri Eropa sana.

Kemampuan bercakap-cakap dalam bahasa Inggris pun bisa diasah jika kita bergabung
dengan komunitas yang sehari-harinya berbahasa Inggris. Ajak teman-teman Anda yang
memiliki visi dan misi yang sama untuk belajar bahasa Inggris otodidak, agar
menggunakannya dalam percakapan sehari-hari.

Jika harus belepotan sedikit tidak mengapa, yang penting percaya diri. Anda juga
bisa chat dengan orang bule melalui jejaring sosial dan pertemanan. Mereka tidak akan
segan membantu meng-upgrade kemampuan bahasa Inggris Anda.

Nah, ternyata banyak media belajar bahasa Inggris yang bisa Anda optimalkan, bukan?
Melalui cara mudah dan menyenangkan, Anda bisa menguasai bahasa Inggris secara
otodidak tanpa perlu mengeluarkan biaya mahal. Selamat mencoba!         
Cerita dimulai saat Marlin (seekor ikan hias) sedang bercakap-cakap dengan istrinya
yang baru saja melahirkan telur-telur anaknya. Saat mengobrol dan asyik bercanda, ada seokor
ikan pemakan ikan dan telur ikan. Marlin mencoba untuk melawan dan menyuruh istrinya untuk
masuk ke dalam tempatnya (rumahnya). Saat mencoba untuk melawan, Marlin dihantam lalu
pingsan tak sadarkan diri. Dan ternyata setelah bangun dari pingsannya, Marlin kehilangan
Istrinya serta telur-telur anaknya. Saat mencari orang-orang yang dicintainya itu. Marlin melihat
anak telur miliknya yang mungkin tak termakan oleh ikan pemangsa. Saat itu Ia berjanji kepada
si anak yang masih dalam telur untuk menjaganya. Dan mulai saat itu pula ia merasa bahwa
Ocean tidaklah aman.

Beranjak dewasa, Nemo, itulah nama anak Marlin, seorang anak ikan yang energik dan
selalu ingin tahu. Keingintahuannya ternyata terbatasi karena Marlin (ayahnya) selalu mengawasi
dan takut kehilangan Nemo. Tak mau terjadi kedua kalinya kehilangan seorang yang Ia cintai.

Hingga terjadi suatu kejadian, dimana saat Nemo lelah dengan apa yang selalu Ayahnya
katakanan. Yang membuatnya terbatas untuk melakukan sesuatu yang menurutnya baik dan seru.
Ya saat ada perahu manusia yang mencari Ikan untuk hiasan di akuariumnya. Nemo akhirnya
tertangkap oleh manusia itu, sedangkan Marlin mencoba untuk mengejar, namun tak mampu.

Saat diperjalanan mencari anaknya, Marlin bertemu dengan ikan lain yang bernama
Gory. Gory ternyata ikan yang pelupa namun sangat setia, friendly, ceria, dan bisa menjadi
penenang Marlin saat perjalanannya mencari Nemo.

Dalam perjalanannya banyak sekali rintangan dan masalah yang membuat Marlin sempat
down. Ada kejaran dari ikan Hiu, melewati tempat kumpulan dari ubur-ubur, trus sempat masuk
ke perut ikan Paus juga, masuk ke tenggorokan burung pelikan (pemakan ikan). Tapi Gory selalu
menjadi solusi. Good friends n I hope, I have this friends like Gory.
Ada yang lucu2nya juga lho, yang paling saya ingat adalah saat Gory mencoba
memanggil ikan yang nampaknya kecil, padahal ikan itu adalah ikan paus. Wah gokil, pkoknya
lucu bangat bentuk face dari Gory..

Nemo, yang sudah berada di Aquarium manusia, juga sedang mencoba untuk melepaskan
diri dari tempat itu karena nanti akan ada anak kecil yang nakal yang akan mengambil Nemo
untuk dijadikan mainannya (biasanya sampai mati).

Sepertinya gak akan seru apabila kamu baca artikel ini, coba dech beli.Insya Allah
terhibur n jadi semangat lagi jalani kegiatan kamu. Tapi inget kewajiban kamu ye..

Hikmah yang Saya ambil dari menonton film Finding Nemo adalah :

1. Saya sekalian belajar pengucapan bahasa inggris. Karena memang bahasa indonesianya
gak jelas euy..heHeehee, maklum bajakan…

1. P
Belajar bahasa Inggris tidak sulit, tetapi juga tidak semudah membalik
telapak tangan. Yang penting adalah kemauan dan ketekunan. Belajar
bahasa inggris tidak cukup mempelajari kosa kata dan struktur bahasanya
saja, tetapi juga belajar untuk menggunakannya untuk berkomunikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi yang harus kita lakukan agar dapat lancar dalam
berbahasa inggris yaitu dengan PRAKTEK!!!

Ada banyak cara untuk bisa berbahasa inggris yang baik,salah satunya
dengan kursus, dan lain-lain, namun tanpa kursus pun kita dapat berbahasa
inggris dengan baik, yaitu dengan otodidak atau belajar sendiri.

Menonton film adalah cara terbaik belajar bahasa non-formal sehari-hari dan
melatih kemampuan mendengar. Anda tidak harus mengerti setiap kata di
dalam film. Film-film dengan dialog singkat, diikuti dengan jeda tanpa dialog
adalah yang paling ideal – karena memberikan waktu untuk menyerap
bahasa tersebut.

Ini adalah salah satu tip yang paling saya sukai. Menonton film adalah cara terbaik belajar bahasa
non-formal sehari-hari dan melatih kemampuan mendengar. Anda tidak harus mengerti setiap
kata di dalam film.  Film-film dengan dialog singkat, diikuti dengan jeda tanpa dialog adalah
yang paling ideal – karena memberikan waktu untuk menyerap bahasa tersebut. Film romantis
dan drama merupakan pilihan baik.

You might also like