You are on page 1of 38

BAB II

TEORI PENUNJANG

1I.1 PENDAHULUAN

Perkembang:an bidang teknik komunikasi selalu

diupayakan suatu hasil yang sanqat bail': pada penerima

meskipun kerug i an-kerug i an dan ke sa Lahan-kesa I ahan pasti

didapatkan. Dengan semakin banyaknya kebutuhan akan

komunikasi meng'akibatkan semakin banyak penggunaan

sistem transmisi. Untuk mengefisienkan dipergunakan

teknik multiplexing, dan demultiplexinq secara diqital

yang dapat menghemat penggunaan saluran transmisi, -juga

Iebih tahan terhadap nojse dan interferensi.

Peralatan yang' dibuat merupakan jenis pengiriman

serial d.imana data yang berasal dari 30 kanal dikirimkan

1 bit pada setiap waktu denqan lebar satuan gsec atau

msec. Pengirinan data dari peralatan A (pengirim) ke

peralatan B (penerima) merupakan hubungan simplex (saLu

arah) .

TDM merupakan jenis multiplexing yang digunakan

yaitu daiam satu waktu tertentu berisi data dari kanal

yang berbeda. Le bar waktu yang digunakan tiap kanal

disebut dengan Time slot. Sedangrkan waktu yang

dibutuhkan untuk mengirim n kanal dalam setiap putaran (

dari awal kembali ke awal kanal ) disebut Frame.


II.2. PENGUBAHSINYAL ANALOGKE DIGITAL

Pengubah analog ke digital dasarnya berfungsi

mengolah sinyal informasi yang berbentuk analog menjadi

bentuk digital untuk ditransmisikan melaiui media

transmisi berupa kabel qanda.

Proses pengolahan sinyal digital (dapat di I ihat

pada gambar 2.1) adalah sebag:ai berikut mula-mula sinyal

masukan mengalami proses low pass fi ltering yang berguna

untuk menghilangkan noise dan frekuensi yang tidak

di i ngi nkan .

Kemudian dilakukan pemjI ihan titik-titik pengukuran

secara periodik dari sinyai masukan analog. Proses ini

disebut sebagai proses sampling. Amplitudo setiap sampel

dapat dianggap sebagai range ampi itudo sinyal yang

diwaki I inya.

Semua amplitudo sampel yang berada diantara dua

tanda diberikan harga-harga tertentu. Proses pemberian

tanda ini disebut proses kuantisasi. Proses sampling dan

kuantisasi sebenarnya sudah menghasi lkan penampi lan

digital, tetapi bukan bentuk yang sesuai untuk


.
disalurkan melaiui suatu saluran transmisi. Oleh karena

itu diperlukan proses iagi untuk mentranslasikan

harg'a-harqa kuantisasi tersebut menjadi harga yang lain.


7

Proses coding mengkodekan harga kuantisasi menjadi

bentuk biner. jadi setiap harga diwaki Ii oleh satu

elemen biner. Jika ditampi lkan dalam kode biner I bit,

setiap s a m p e l m e m p u n y ai h a r q a s a l a h s a t u d a r i 256 harga

rr:na m,rnnLin

Selanjutnya kode-kode biner inilah yang disalurkan

melalui media transmisi dimana "0" menyatakan tidak ada

puisa listrik dan "1" menyatakan adanya pulsa Iistrik'

seperti yanq diperlihatkan pada gambar 2-1.

SAITPLER
fr)2fxHZ

GAMBAR2. 11

DIAGRAM BLOK KONVERSI A/D

I I . 2 . 1 . P R O S E SS A M P L I N G
Mane:mnal
rrvrrJqlryv
^f irt m e n c u pl i k sinyal anaIog ada I ah

m e n g a m b Ii n i I a l - n i Iai sesaat dari sinyal a n a I o g t pada

interval waktu yang

t
Roge. L. F.e€mcrn, TELECOIl|l{gry

An<ttog dnd DLgi t<lt Netvor k Deeign, John si lev & so^e,
Irrc., Nev York 194O, P-34?.
I

Berdasarkan teorema Nyquist kecepatan sampling besarnya

minimal dua kali frekuensi informasi yang tertinggi '

Proses sampl ing sebagai berikut: LPF membatasi band

frekuensi sinyal yang akan disalurkan' LPF ini meredam

frekuensi yang lebih besar dari setenqah frekuensr

sampling.

Misalnya sinyal masukan berupa sinyai suara maka

saklar elektronik diset pada frekuensi sampl ing 80O0

HZ, akan m e n g a m b iI sampel-sampel dari sinyal input

setiap 125 !s. Suatu pulsa sinyal yang termodulasi

ampl itudonya akan didapatkan pada output saklar

elektronik ini. Hasil proses samplin q adalah berupa

sinyal PAM (Pulse Amplitude Modulation) dapat dilihat

pada gambar 2.2.

G A M B A R2 . 2 2

SINYAL PAM HASIL SAMPLING

2
Jc!me9 M(r.tih, DeveLopm€nte Telecommunicdtiohe,

Prenti.cc-lldl! Ihc- , englcwood cl,iffs, Ncv L9??,

P-49.
I I . 2 . L . 1 T E O R I S A M P L I N G( C A C A H A NS A M P L I N G )

Suatu sinyal sembarangi f(t)kontinyu yang akan diubah

menjadi bentuk digital . Pertama-tama f (t) ter.sebut

dicacah (sampling') secara periodik dengan kecepatan

cacahan sebesar fc kali per detik oleh saklar elektronik

ON-OFF (fc = kecepatan cacahan).

Lama "ON" dari saklar elektronik ini adaiah sebesar

t detik dengan kecepatan cacahan 1,/T kaii per detik (t <

T). Keluaran saklar fs(t) ini adalah bentuk cacahan dari

f(t). Bentuk masukan f(t), vraktu cacahan dan keluaran

cacahan fs(t), T adalah interval cacahan

ll,ltl

W]
Lr J
hllr-n--L[- tbt

(/., HASUT(AI| f(t). ( B ) K E L U A R ^ NC A C A I I A I I

G A M B A R2 . 3 3

PROSES PENCACAHAN

3ttic
cha schvo r tz. rhlormd,tioh Tr<tn€mission, ltodutd'tioh,
Ahd Noiee,pp.93-94.
0

r,t/t

.(,qt:f, <2f,

-,t- t t o f.-f,

G A M B A R2 . 4 4

OPERASI SAMPLING DALAM DAERAH FREKUENSI

A.INPUT B.OUTPUT, fs ) 2 fx C.OUTPUT. fs ( 2 fx

Gambar 2.4 menunjukkan spektrum pada daerah


fnekuensi untuk X(f) dan Xs(f) dimana x(t) adalah sinyal
input dan xs(t) fungsi sampling.

Dari. gambar tersebut terlihat bahwa supaya ticlak terjadi

a I iasing maka besarnya :

tr<-Sclm Shohmugorn, Di Ei tal And Ancrlog communicd,tion


sy3 t em, John Vi I ey & Sohi. p-5O9-
1L

fs > 2 fx atau Ts < L/2 fx

Frekuensi sampling.minimum fs min = 2 fx disebut Nyguist

rate ( kecepatan cacahan Nyquist).

I I . 2 . 2 P R O S E SK U A I ' T T I S A S I

Sinyal PAM sebagai hasll dari proses sampl ing akan

mengalami proses kuantisasi,yaitu suatu sample akan

diberi harqa sesuai dengan interval kuanlisasi yang

terdekat.

Pembagian seluruh daerah harga ampiitudo ke dalam

interval-interval kuantisasi dapat dibed.akan menjadi dua

cara, yartu ;
- Kuantisasi uniform,dimana jarak intervalnya serba

sama.
- Kuantisasi non uniform, dimana untuk harg:a

a m p li t u d o rendah jarak intervalnya keciI. tetapi

untuk harga amplitudo tinggi jarak intervalnya

besar.

Berdasarkan rekomendasi CCITT, kuantisasi non

uniform dibagi menjadi 2 karakteristik, yaitu:


- Karakteristik 13 segmen ( A law ) dan
- Karakteristik 1-5 segmen ( fr law )
L2

Prinsip karakteristik 13 segmen ( A law ) ialah

membag:i daerah harga amplitudo menjadi 13 seqmen, yang

terdiri. dari 7 segmen pada daerah positif dan 7 segmen

pada daerah neqatif dimana dua segmen yang berbatasan

dengan daerah nol dikombinasikan membentuk sebuah

segmen yang linier. Sistem kuantisasi 13 segmen ini

dipakai pada sistem transmisi PCM30.

Prinsip karakteristik 15 segmen pada dasarnya sama

dengfan karakteristik 13 segmen hanya daerah harga

amplitudonya dibagi menjadi 15 seqnen, dan sistem ini

dipakai pada sistem transmisi PCl{ 24.

Dalam PCM30 teknik kuantisasi yangr dipakai adalah

kuantisasi non uniform A-law karena harga perbandingan

antara sinyai input dengan cacat kuantisasi untuk semua

harga sinyal masukan adalah cukup konstan.

Untuk baqian positif menyatakan :

Segmen 1 menyatakan level kuantisasi I - 32

SegTmen2 menyatakan level kuantisasi 33 - 48

Seg'men 3 menyatakan level kuantisasi 49 - 64

Segmen 4 menyatakan level kuantisasi 65 - 80

SegTmen5 menyatakan Ievel kuantisasi 81 - 96

Segmen 6 menyatakan level kuantisasi 97 - LL2

Segmen 7 menyatakan Ievel kuantisasi 113 - 128


.LJ

z
4
ti.l
/-r
o
v
..|
z
tdJ
n( 0] . -: 1{
l:"i
l'-U]
z
':d
.&g\o
FZZ
=44

H l'l
v, Ll
(r,
F
z4
'-1
!/

1
I
I :3
6;

5
RogeT L. FTeemon, TELECOMMIJNICATION SYSTEI|S ENCTNEERING

John viley Soh9,


@is'"
rnc. , N€v York !.9€o, p. a4a.
r4

TT.2.3 PROSESPENGKODEAN

Setelah dikuantisasi, sinyal tersebut akan diberi

kode-kode biner sesuai denqan level kuantisasi yang

dipakai (lihat gambar 2.5 kuantisasi dan pengkodean

dengan 16 level ) .

Alokasi kode-kode biner untuk I bit d i tunjukkan

pada gambar 2.6.

Bit S menyatakan polaritas pulsa ( S=1 polaritas

positif, dan S=0 untuk polaritas pulsa negatif ).


Bit ABC menyatakan letak segmen garis sesuaj

denqan tinggi pulsa PAM ( mulai 000 sampai 111 ).

Bit WXYZ menyatakan letak amplitudo PAM pada

segmen diantara 16 increment ( mulai dari steo


000.0sampai 1111 ).

S A B c w X Y z

G A M B A R2 . 6 6

ALOKASI 8 BIT BINER

6
T.d,hlrnisi dori siet.m
komqhi.k<lsi Digitdt , Nepoetef , Joko,.t.r, rCaS, p. a-.
L5

II .2.4 SUCCESSIVE-APPROXIMATIONA,/D CONVERTER.

Penggunaan terluas dari pengubah A/D adalah tipe

success ive-approx imat i on . Tipe ini mempunyai control

unit, comparator, D/A converter dan register (qambar

2.7) .

Control unit terdiri dari rangkaian logika yang

berguna untuk membangkitkan sederetan operasi sebaqai

respon terhadap Start CorMrand.

Comparator merupakan rangkaian khusus yanq memil iki

2 masukan analog dan sebuah keluaran digital dalam 2

kondisi (1 atau 0 ) tergantung dari masukan analog mana


yang lebih besar.

srtn r6..d J-L

c'cr .'lJltl'rttl-

GMBAR 2.77

DIAGRAM BLOK SUCCESS]VE APPROXIMATION

A,/D CONVERTER

Tnolond
J.
'IFFto9.j!|;i.,.;..?.j?.
lo

Dasar operasi dari penqubah analog ke digital


jenis ini terdiri dari. beberapa langkah sebagai berikut:

1. Start Command menuju HIGH, p.engoperasian

dimulai.
) Pada suatu kecepatan yang, ditentukan oleh clock,

control unit secara kontinu memodifikasi.

bi lanqan biner yang disimpan dalam register.

J. Bi langan biner dalam regiister tersebut diubah

menjadi tegang:an analog Va' oleh peng.ubah


rliaital Va >nrlaa

A
Comparator membandingkan tegangan Va' dengan

masukan ana I ogi Va . Se i ama Va ' Va ke I uaran

pembanding tetap HIGH. Ketika Va Va atau Va'

> Va keluaran pembanding akan menuju LOW dan

m e n g h e n ti k a n proses m o di f i k a s i hi I a nrra n d:ri

register.

Urutan tersebut adalah sebaqai berikut :

1. MSB ditala 1 sedang bit yang lain 0. Ha1 ini

akdn menghasilkan harga Va- pada keluaran D/A

sama dengan bobot dari MSB. Jika Va- sekarang'

lebih besar dari Va,comparator menjadi LOW. lni

akan menyebabkan MSB reset 0. Jika Va' Iebjh

sedikit daripada Va, MSB tetap 1..


t7

2. MSB kedua diset 1 sekali lagi, jika harga yang

baru dari Va- sekarang lebih besar daripada Va,

bit ini reset 0. Jika tidak, dibuat 1.

3. Proses ini di lanjutkan untuk seluruh bit dalam

reqrister. Proses trial and error ini membutuhkan

satu clock perioda per bit.

Pada umumnya, sebuah n bit Success ive-approx imat i on

penqubah A,/D membutuhkan n step tak pedul i harga Va nya.

Setiap langkah membutuhkan satu perioda clock.

TABEL 2. 19
-
URUTAN PENGERJAANPENGUBAHA./D

S!€ps Reglst€r \/o' 1/q' Comp

Ihiti<tL st<ltus @ O LO..4 HIOH


I-A.S€I MSE lo I 1@ A ,.O.4 HIGH
B. Le<lve it oL 1 Eince
Vcr' < Vo
II. A. Set gecond MSB lo 1 ti@ !2 tO,1 Loilt
B. Reeal !t to O sinc€ 1@ A 10..1 I{IGH
Vcr'>!/o

IrI.A-S€t third ldSB ro a lCl(J 10 10.4 r{rcl{

E.Lectve iL crt I since


Vd' < vc!
Il'.A.Set LSE to 1 lolt tt 1O-4 Lolll
B.R€set it to O 6ince i'OtO :tO lO.4 HIGH
Vc! ' > \/.r
The FrNAL Resui t lolo

a
RoLond J. Tocci, Di.gito.l systernE, Princi,pl€ (!ird
Applicotion, p 363.
18

II.3. PENGUBAHSII{YAL DIGITAL KE ANALOC

Pengubah digital ke analog adalah proses peng,ubahan

bentuk sinyal .dari digital ke analog, dengan melalui 2

tahapan yaitu :
- Pembacaan kode ( Decoding )
- Rekonstruksi (Reconstruct i on)

Decoding adalah proses pengubahan bentuk dari

sinyal diqital biner menjadi sinyal PAM terkuantisasi.

SeIanjutnya sinyal PAM tersebut diumpankan ke LPF . untuk

menjalani proses rekontruksi.

Rekonstruksi adalah proses pembentukan kembali

sinyal analoq dari sinyai PAM terkuantisasi yang berasal

dari decoder dengan melewatkannya pada LPF,

x(t)

2fs

LPF
x(f )

Slny.l
.nr! ot

2.8
GAMBAR

SPEKTRW SINYAL PADA PROSES


REKONSTRU KSI
19

II.4. MULTIPLEXING

Mulliplexinq adalah suatu cara peng'iriman 2 atau

Iebih sinyal terpisah melalui kanal yanq sama.

Tergantung pada kondisi dan bentuk multiplexinq, ada 2

bentuk utama multiplex yaitu;

- Frequency-Divi s i on Muitiplex (FDM).

- Time-Division MuItipIex ( T D M ).

FDM dipakai untuk memodulasikan secara simultan

beberapa kanal yang berbeda dengan satu gelombang

pembawa (carier). Masinq-masing kanal mempunyai

frekuensi carier sendiri dan ditransmisikan melalui Iebar

bidang frekuensi tertentu.

TDM merupakan suatu teknik multiplexing yang

digunakan untuk mengirimkan beberapa kanal daLam satu

kanal besar dengan kelajuan yang tinggi.Lebar waktu yang

digunakan tiap kanal disebut dengan Time slot, sedangkan

waktu yang dibutuhkan untuk mengirim n kanal data setiap

Dutaran disebut Ftanre,.

II.4.1 FREQUENCY
DIVISION MULTIPLEXING

Dengan metode FDM, sinyai dari ma sing-masing kanal

ditransmisikan pada satu saluran dengan frekuensi carier

yang berlainan, Masing-masing sinyal carier membawa

sinyal informasi yang tidak bergantungan satu dengan


lainnya.
Jika terdapat 30 kanal yang akan ditransmisikan

maka lebar bidang frekuensi saluran dibagi kedalam 30

frekuensi sinyal carier' Lebar bidang: frekuensi minimum

dari sinyal FDM adalah sama dengan jumlah dari lebar

bidanq frekuensi sinyai masing-masing kanal.

IT.4.2 TIME DIVISION MULTIPLEXING

TDM (Time Division Multiplexing) termasuk jenis

multiplexing digital. Prinsip kerja multiplexlng ini

sebaqai berlkut: Satu word PCM (8bit) dari satu sinyal

input dapdt disalurkan bersama-sama deng'an word-word PCM

dari sinyal-sinyal input yang 1ain, melalui satu kanai

besar.Setiap w o r d P C M m e m p u n y ai k e c e p a t a n 6 4 K b i t , / d e t i k .

Dengan menggrunakan rangkaian saklar putar

elektronik, set-iap vrord PCM yang mempunyai frame yanq.

sama diseleksi berdasarkan urutan sinyalnya. Setelah

melalrli saklar nutar elektronik, word-word PCM tersebut

digabungkan menjadi 1 pulsa frame dan disalurkan deng:an

kapasitas kecepatan penyaluran yanq Iebih besar, yaitu

2,O4A Mbit/detik.

Selanjutnya, pada baqian penerima terjadi proses

demultipiexi.ng, yaitu mengambi I kembali word-word PCM

sesuai urutan sinyai aslinya.Gambar 2.70 menunjukkan

contoh transmisi sinyal PCM dengan kapasitas 4 kanal

dlmultiplex dengan sistem TDM.


2t

sistem TDM.

Sp.ech channelI

I
Speech
I

Speechchannel3

0 1 10 0 0 10 1 t l 000r10011
1r0r1010
r00r1101l
0001000110010orl rr0r 1r00000r
M signaltor lhe tour channels One "frarne"

00ol0rr l 0001 001r 0fiol0l00t 10110001 t0rr r000001


000t1001 00111

G A M B A R2 , 1 0 O

TDM DENGANTRANSMISI PCM

9 i.n
Jar m€g Mo t t rtr, Futuae Developrnenls
?€l acommuni cdt loris, Pr€ntic€-H<.tL Inc., Ehglevood
cL i, f f 9, Nev Jersey 1977, p.54,
22

G A I I B A R2 . 9 '

DIAGRAM BLOK SISTEI4 TDM

Sebuah saklar elektronik B berputar secara sinkron

dengan kontak A, dan memisahkan PCM-PCM lrord

termultiplex tersebut ke kanal-kanal yang ada. Seperti

terl ihat pada g'ambar 2.9, diperlukan sinyal sjnkronisasi

untuk penyelarasan dan kbtepatan output yang sesuai

dengan inputnya.

Dalam sistem PCM30 kanal dengan frekuensi sampling

8000 KHz, sinyal digital dibagi dalam frame-frame dengan


kecepatan 8000 frame/detik. Setiap frame merupakan satu
sampel kode biner, yangi terdiri dari 32 time slot I bit.

K. S<!rn Shonmugarrn, Commqnica t ioh

Systcrt|t, Johnltitcy & Sotr9, p 5a9.


ZJ

Tiga puluh time slot merupakan kanal suara PCM dan

2 time slot tanpa i nformas i , digunakan untuk sinkronisasi

dan pensinyalan. Kanal sinkronisasi terletak pada time

slot 0 pada setiap frame, berfungsi menyelaraskan sinyal

kirim dan terima (Iihat gambar 2.11 Susunan frame pada

Sistem PCM-30).

Time slot 16 pada setiap frame djgunakan untuk


pensinyalan. Kapasitas pensinyalan sebelum multiplexing

adalah 64 Kbit,/detik. Intervai waktu setiap kanal dalam

L frame adalah 1/8000 = L251tdetik dan untuk 1 time slot

125/32 = 3,9p det ik .

rI|rE sLOT

";11"

tl oErrx

GAMBA2
R. 1 1

SUSUNAN
FRAIqEPADA SISTEM PCM_30
24

II.5 MIKROKOMIROLLER
8031

Mikrokontroler 8031 merupakan ke I uarga dari MCS-51,


merupakan suatu chip tunggal dengan berbagai fas i I itas yang
memung'kinkan untuk beroperasi secara tunggal . Secara urnum
diagram blok dari mikrokontroller gO31 bisa di I ihat pada
gambar 2.12. .t...Lt

GAMBAR2. 1211
DIAGRAM BLOK KELUARGAMCS-s].

tt
l TCROCONTNOLLEN IIANDEOOI<, advo,nced xicro Dcvi,cca,
suhhyviLle,i,r,ee, p !-t.
25

8031 dig.unakan .untuk berbagai aptikasi antara


Iain : komunikasi, interface komputer, industri dan
apI ikasi iainnya. 8031 ini mempunyai beberapa
karakteristik sebagai berikut :

1.8(delapan)bitdata

2. 728 ( seratus dua puluh delapan) byte untuk


menyimpan data secara i nterna l

3. Ful I duplex UART

4.5 ( I ima ) buah interupsi dengan 2 ( dua ) buah


Ievel pr i ori tas

5. Osci i lator internal

6. Memproses secara Boo I ean

7. Pengalamatan secara bit pada RAM

8. 64 ( enam puluh empat ) kilo byte ' proqram

memory space'

9. 64 ( enam puluh empat ) kilo byte 'data


memory
space

I I . 5 . l . K O N F I G U R A S IM E M O R I

Memori pada mikrokontroler dari keluarga MCS_51


dibagi menjadi dua bagian, yaitu ,program
memory, dan
'data memory'.
D e n g : a ns i s t e m ini, mikrokontroler akan
mempunyai kapasitas memori dua kal i lebih besar
dibandingkan dengan mikrokontroler yang lain.
26

Namun sistem pembagian memori seperti ini tidak

memungkinkan untuk menjalankan proqram dari RAM, gambar

2.13 menunjukkan pembaqian memori tersebut.

Pada 'program memory' hanya dapat dilakukan proses

pembacaan, dan besar memori yang dapat dialamati adalah

64 kilo byte. Sinyal kontrol untuk proses pembacaan

adalah PSEN. 'Data memory' identik dengan


tersebui
'program kecuali pada 'data memory' dapat
memory'

dilakukan proses penulisan. Sinyai kontrol yang' mengatur

proses t e rs_ebut.. -ddq-Iab- RD dan WR.


nocirr rtnott 0All rt|.olr
(rao oilr) . (raolmm)
;'- "'-:- " --'---""-"':
t

I
I
a
I

I
I

I
'r0o
I

GAMBAR2 . 1312 Fit

STRUKTUR MS{ORI DARI KELUARGA MCS-51

rbid. , F r-.
27

'Program dan 'Data memory' dapat


memory'

dikombinasikan dengan menghubungkan sinyal RD dan sinyal

PSEN pada masukan-masukan dari gerbang AND' Biia kedua

isti lah 'program


sinyal tersebut dikombinasikan maka
'data memory' sudah tidak ada lagi'
memory' dan

II .5 ,2. MB'IORY
PROGRAM
'progiram memory' di luar
Agar 8031 dapat memakai

chip maka pin EA harus diberi Ievel LOW' Konfigurasi

perangkat keras untuk proses baca dari eksternal program

memory dapat dilihat pada gambar 2.L4 Letl ihat bahwa port

O dan port 2 akan berubah fungsj menjadi data bus dan

address bus

GMBAR 2 . 14T3

DIAGRAI4 BLOK EXTERNAL PROGRAMMN,IORY

l3rbid.
, p t-5.
2A

Port 0 berfunqrsi sebagai address bus yang

dimultiplex dengan data bus, yang akan mengeluarkan


' low byte' dari 'program counter' sebagai
informasi

informasi address. Funqsi dari port 0 ini akan berubah

menjadi data bus setelah pin ALE berubah keadaan menjadi

level LOW.

port 2 mengeluarkan informasi 'high


Sementara itu

byte' dari program counter sebaqai informasi add.ress.

Seteiah urutan-urutan tersebut terpenuhi maka PSEN akan

berubah menjadr level LOw dan proses baca terjadi.

II
(00!Jr.)

o0ltl{
mt!x

s'ir#l oortH --.1-


I I lrtES
0oI t{ --l

t
lcsli
000tN
ooo!x
0000r

GAMBAR 2 . T5""

PETA ALAMAT PROGRAMMEMORY

larbi,d.
, p r-r.
29

Gambar 2.15 menggambarkan peta alamat dari program

memory. Setelah proses reset, CPU menjalankan Program

pada lokasi memori 0000H - 0002H, isi dari lckasi memori

ini biasanya hanya berupa instruksi untuk melakukan


'JUMP'. Program memory dengan lokasi 0003H - 0032H

sebagai 'interrupt vector', namun bila


dipergunakan

semua inteffupt tidak digunakan maka lokasi ini dapat

dipergunakan sebag:ai program memory biasa.

II.5.3. DATAMEMORY

Data memory dari mikrokontroler terdiri dari dua

bagian, yaitu external data memory dan internal data

memory.

aaal
llrlt
loL

I
6ltt
fiJ

GAI!{BAR 2 . !6ts

DIAGRAM BLOK EXTERNAL DATA MH,IORY

Ibid. , p 1-5.
30

External data memory mempunyai fungsi yang hampir

sama dengan program memory, kecuali untuk external data

memory dapat dil.akukan proses baca.tulis, diagram blok

dari extrnal data memory dapat diiihat pada gambar 2.5.

Secara umum mikrokontroler keluarqa MCS-51 membagi

internal data memory menjadi tiga blok, yaitu 'iower 128

bytes of RAM, 'upper 128 bytes of RAM' dan 'Special

Function Register (SFR), untuk mikrokontroler

8031/8051,/8751 'upper 128 bytes of RAM; tid.ak tersedia,

daerah memori itu hanya terdapat pada mikrokontroler

8052.

ttN
LOrtt !ft94 I ronrs
t2!
----'-'_ lstrrus^,ro
195Pil
r cqxno( i|rt
0 l0.tt
It6Sms
SI CXto|tat
rcq,luLrloi
(E c.)

A6
G A M B A R2 . I 7

PETA ALAMAT INTERNAL DATA }IN,IORY

16rbid.
, 9 r-c.
Pada lower !28 bytes of RAM terdapat beberapa

Iokasi yang sudah dipersiapkan untuk beberapa keperluan'

lokasi. O0OH-007H dipergunakan sebagai bank


misalnya
(R0-R7) pertama, OOBH-OOFH sebagai bank
reqister

register k e d u a , 0 1 O H - o 1 7 Hs e b a g a i b a n k register ketiga

018H-0lFH sebag:ai bank reqister keempat ' bank


dan

reqister yang dipakai ditentukan oleh duabit informasi

yang tersimpan dala PSW (Program Status Word) ' Sedangkan

bank register yang tidak dipakai tetap dapat digunakan

sebagai memori baca tulis biasa'

Selain haI di atas, lokasi 020H-02fh m e m p u n y ai

suatu keistimewaan' yaitu Iokasi tersebut dapat

dialamati dalam satuan bit.Lower 128 bytes of RAM ini

diakses secara direct addressing maupun indirect

address i ng .

l^ix
stllcl I --^oo",r"^.t a tr^ra
atl3 Da roortsstso-rr)
tsr ---,1 Jtrn
I
ll

r0 . alris 0t
! rtosftI1t
ol ter?
ias[r vltut ot
!o sIACt ?otr.ltl

GAMBAR2. 1 g t "

128 ByTES OF RAM

t?rbid.
. p r-c.
5Z

Blok memori SFR dipergunakan untuk menyimpan

dari p o rt; timer;


in f ormas i-i nformas i meng:enai status

pointer dan Iain-lain" beberapa lokasi dari


stack
juga bisa dialanati dalam satuan bit' Akses
d.aerah ini

terhadap memorl dala blok ini hanya dapat di lakukan

dengan direct addressinq.

'Ix
Itc6r€r-r^rP:0 rqSts

l0ll ^cc
^ooaElsts llr^r €xolx
0r{ or cH ^l€ ^130
3lI-^mffiis^E!t
rott !
-?OlI trxs
-^acuuuUlol

^ott rotl 2

to8 xtil t

ml'o

GAMBAR2.1919

SPECIAL FUNCTION REGISTER

iarbid.
, p 1-?.
33

II,5.4. S U S U N AP
NO R T

Keempatport mikrokontroler bersifat bidirectional '

selain itu masing-masinq port mempunyai 1atch, output

driver dan inPut buf fer.

Output driver dari Port 0, Port 2 serta i nput

buffer dari port 0 digunakan untuk meng:akses external

memory. Output dari port 0 merupakan 1ow by te dari

external memory address yang dimultiplex dengan data '

BiIa external memory digunakan maka output dari port 2

akan berfungsi sebagai port input output yang

dikendalikan oleh register P2 yang terdapat dalam SFR'

Semua pin pada Port 3 berfungsi granda. Pin-pin ini

tidak sekedar merupakan pin-pln port saja, tetapi juga

berfungsi untuk berbagai keperluan khusus dapat dilihat

pada tabel 2.2.


'TABEL
2.219

Tabel 2.2 Pin dengan fungsi alternatif

PIN FUNGSI ALTERNATIF

P3.0 RxD ( input port serial )


P3.r- TxD ( output port seriai )
P 3 .2 INTO ( input interupsi eksternal 0 )
P3.3 INTI ( input interupsi eksternal 1 )
I'J.+ T0 ( input eksternal pewaktu/pencacah 0 )
P3.5 T1 ( input eksternal pewaktu/pencacah 1 )
t,J.o WR ( sinyal r.rrj te memori data eksternal )
l.5. / RD ( sinyal read memori data eksternal )
P0.0-P0 .7 Multiplex antara alamat rendah dan data
FZ.U-FZ. / AIamat tinggi

letbi,d.,
p 2_d.
34

1,2 dan 3 mempunyai internal pul l-up resistor'


Port

port 0 mempunyai struktur output open drain'


tetapi
jalur input/output dapat dipergunakan secara
Setiap
input atau output' Dianjurkan untuk
independen untuk
0 dan port 2 sebagai general
tidak mempergunakan port

purpose I,zO, jika sedang dipergunakan sebagai ADDR'/DATA

Untuk dapat dioperasikan sebagai input' maka


BUS.

bit dari port harus di latch ke kondisi


masing-masinq

ini akan mematikan output driver dari FET'


HIGH hal

Dengan dernikian ouput dari masing-masing bit selajn

HIGH oleh internal pul I-up


d.ipaksa berada pada kondisi

resistor, dapat juga dipaksa ke kondisi L O Wo l e h s umber

dari luar.

Port 0 berbeda dengan port-port yang lain, port ini

tidak m e m p u n y ai i n t e r n a l puil-up. Pul l-up FET dari ouput

driver Port O hanya digunakan pada saat berada dalam

kondisi logika HIGH selama akses external m e m o r y' Pada

Iainnya puli-up FET non aktif. Maka jalur P0


kondisi

yang sedang dioperasikan sebagai jalur output berada

pada kondisi open drain. Dengan mengirimkan sinyal HIGH

pada bit latch menyebabkan kedua output FET off,

sehingga pin akan mengambang dan dalam keadaan ini port

dapat dioperasikan sebagai input dengan impedansi

tinggi.
35

Karena Port 1,2 dan 3 mempunyai internal pul l-up

yang pasti, maka kadang kala port-port ini disebut

sebagai port "quasi-bidirectional'. Jika konfigurasinya

sebagai input. maka port ini akan dipaksa HIGH dan

bersifat 'current source', jika secara eksternal dipaksa

L O WS
. edangkan port 0 disebut sebaqai bidirectional
'sejati' karena jika konfigiurasinya sebagai input, maka

kondisi dari port ini akan mengambang.

Semua output dari port mikrokontroler 8051

mempunyai kondisi awal ( setelah di reset) HIGH. Jika

pada port tersebut ditul iskan kondisi LOW, maka ag'ar

port tersebut dapat dipergunakan sebagai input harus

dilakukan konfiqurasi ulang dengan menuliskan kondisi

HIGH

Buffer output dari port I,2 dan 3 masing'-masing

dapat mengendalikan 4 input LS TTL. Port dengan versi

NMOS dapat dikendalikan secara normal dengan

memperqunakan rangkaian fiL atau NMOS. Pin-pin NMOS dan

C M O Sd a p a t d i k e n d a l i k a n oleh output open ool lector atau

open drain, tetapi harus diingat bahwa perubahan dari

L O Wk e H I G H t i d a k dapat terjadi dengan cepat.

Output buffer Port 0 masng-masing dapat

m e n g e n d a li k a n 8 LS TTL input. Tetapi masih tetap

membutuhkan pul l-up eksternal untuk mengendalikan input

NMOS, kecuai bila sedanq dioperasikan sebagai bus

ADDR,/DATA.
36

II .5.5 . TIMER,/COUNTER

Register untuk counter atau timer diujudkan dengan

sebuah register 16 bit yang dinamakan THx dan TLx. Daiam

fungsinya sebagai timer maka isi dari register tersebut

bertambah dengan satu setiap sikius mesin (I/L2 dari

frekuensi osiiator), tetapi bila difung'sikan sebagai

counter maka isi dari regieter bertambah denqan satu

pada setiap perubahan level dari high ke Iow yang

terjadi pada pin inPut T0 dan T1 .

Timer atau counter yang terdapat dalam

mikrokontroler 8031 mempunyai empat rnode operasi yang

dapat di je l askan sebagai berikut:


- Mode 0

Register THx dan TLx disusun sebag,ai reqister 13

bit, yang terdiri dari delapan bit THx dan Iima

iower bit dari TLx, sedangkan tiga upper bit dari

TLx tidak didefinisikan. P e n g g , u n a a nm o d e i n i sama

untuk timer 0 maupun timer 1. Mode ini identik

dengan timer yanq ada pada mikrokontroler dari

keluarga MCS-48
- Mode 1

Timer dalam model sama denqan timer dalam mode 0,

perbedaannya terletak pada jumlah bit yanll

digunakan adalah 16 yang disusun sebagai delapan

bit THx dan delapan bit TLx.


J/

Mode 2

Pada mode ini timer/counter d ikonf iguras ikan

sebaqai timer/counter delapan bit dengan


'automatic reload'. Dalam mode ini register THx

berfungsi sebagai reqister yanq menyimpan nilai

konstanta timer/counter. Nilai dari THx ini akan

dipindahkan pada register TLx bi la terjadi

overflow pada TLx dan sernua proses tersebut tidak

mempengaruhi isi dari register Tllx.

Mode 3

Pada umumnya timer,/counter mempergiunakan reqister

THx dan TLx sebagai suatu pasang'an, namun pada

mode 3 hal ini tidak di lakukan. Pada mode 3 timer

0 memperlakukan THO dan TLO sebagai dua buah

register yang terpisah dan dapat dipergunakan

secara terpisah pula.

Pemi I ihan timer atau counter dapat di Iakukan

dengan men-set bit C/T yang terletak pada SFR dengan

iabel TMOD, sedangkan penggunaan mode yang diinginkan

dapat dilakukan melalui pasangan bit M1 dan M0 di dalam

TMOD.
38

II.5.6. SERIAL INTERFACE

Port serial dari mikrokontroler 8051 bersifat full

duplex, haI jni berarti mikrokontroler dapat mengirinl]<an

d.an menerima data secara bersamaan. Disamping itu port

serial juga di lengkapi dengan buffer input, di mana data

yang sudah add dalam buffer masih dapat dipertahankan

sampai saat data berikutnya diterima dengan lengkap '

Port serial m e n g i r i r n l < a md a n m e n e r i m a d a t a melalui

register SBUFyang terletak dalam SFR. MenuIiskan data

pad.a register SBUF berarti mengirimkan data secara

serial melalui port serial. Sedanqkan membaca isi dari

register SBUF berarti mengambii data yang Lelah dilerima

melalui port serial. Ada empat macam mode yang dapat

diounakan dalam komunikasi serial inj, yaitu ;

- Mode 0

Pada mode ini, besar baud rate sudah ditentukdn

yaitu sebesar 7/12 dari frekuensi osilator,

banyaknya data yanq dikirim atau diterima adaiah

delapan bit' sedanqkan metode transfernya adalah

dengan shi ft register.


- Mode 1-

Banyaknya data yang dikirim atau diterima adalah

satu start bit. delapan data bit dan satu stop

b j.t, baud rate variabel, mode ini s€ring dipakai

daiam komunikasi serial.


JY

- Mode 2

Pada mode ini ada 11 data bit yang dikirim atau

diterima melalui port serial, data-data. tersebut

terdiri dari satu start bit, delapan data bit,

satu programmable data bit dan satu stop bit,

baud rate yangi dipakai sudah ditetapkan yaitu

1,/32 atau L/64 ddri frekuensi osilator. TB8 dan

RBB dalam SCON berfungsi sebagai tempat

penyimpanan informasi dari programmable data bit.


- Mode 3

Mode 3 ini sebenarnya identik dengan mode 2,


perbedaannya hanya terletak pada baud rate, baud

rate pada mode 3 bersifat variabel.

Mode 2 dan mode 3, sebenarnya dipersiapkan untuk


suatu komunikasi seriai yang biasa disebut dengan
multiproccessor cotnnunication' . Dalam multiproccessor

cornmunication dikenal suatu format data yang dikirim


atau diterima. Format tersebut adaLah address byte dan
data byte. Perbedaan address byte dan data byte terletak
pada bit ke sembi 1an, bila bit tersebut sama dengan 1
maka format tersebut adalah address byte, sebaliknya
bila sama dengan 0 maka format tersebut adalah data
bvte.
40

Jika processor ingin mengadakan komunikasi dengan

satu dari beberapa processor penerima, maka yang


salah

pertama kal i dikirim adalah address byte, data bit

kesembi Ian dari address byte yang berni Iai 1 akan

menginterupsi semua processor penerima.Semua processor

penerima akan mencocokkan data bit yanq terdapat dalam

ad.dress byte dengan nomor identitas dari masing:-masing

penerima.

Bila data tersebut cocok maka processor penerlma

akan melanjutkan dengran menerima data byte yang

d.ikirimkan oleh processor pengirim' data byte yang

dikirim ini tidak akan menghasilkan interupsl karena

data bit yang kesembilan berharga 0' Disini jelas sekali

bahwa semua processor penerima hanya diinterupsi pada

saat processor pengirim mengirimkan address byte.

A'f q ., T NT'TFDI IDq T

8031 mempunyai I ima macam interupsi yang dapat

diset kegrunaannya pada regiter IE. masing-maslng

interupsi. dapat dibagi menjadi tiga baqian, yaitu I

1. External InteruPs1

2. Timer Interups i
3. Serial Port I nterupsi
IT.5.7 .1. E K S T E R N A LI N T E R U P S I

Eksternal interuPsi daPat dj lakukan melalui pin

INT0 dan INT1 . Jika signal Pada p i n INT0 dan INT1 aktif

maka hardware akan meng,eset bit IEO dan IE1 pada

raaiafar TC6N

II .5 .7. 2. TIITER I}TTERUPSI

Timer interupsi dapat dilakukan melalui pin T0 dan

T1 . Jika signal pada pin T0 dan T1 aktif, maka hardware

akan mengeset bit TFO dan TFl pada reqister TCON.

II.5.7.3. SERIAL PORTINTERUPSI

Serial port interupsi dapat dilakukan melalui pin

TXD dan RXD. Jika signal pada pin TXD dan RXD aktif maka

hardware akan mengeset bit TI dan RI pada register SCON.

Bit TI dan RI pada reqister SCON bisa dimaftipulasi

dengan software.

Level dan lokasi interupsi pada 8031 adalah sebagai

berikut:

Leve 1 Interups i Lokas i

L IEO 0003H

TFO OOOBH

rE1 0013H

4 l!l- OOlBH

RI+TI VU 4JN
42

Prioritas masingi-masing sumber interupsi dapat

melalui 'interrupt 'priority reqister' ' Sumber


diatur

interupsi yang m e m iI i k i prioritas yang Iebih tinggi

tidak dapat diinterupsi oleh sumber interupsi yang

prioritasnya lebih rendah, urutan priorltas ada I ah

berdasarkan dengan urutan level '

You might also like