Professional Documents
Culture Documents
KONSEP-KONSEP DASAR
• Bercorak rasional, kognitif, "Directive Counseling" yang dikembangkan oleh
Edmund Griffith Williamson.
• Semula konseling vocational, kemudian peduli pada perkembangan total
individu,
• Dasar falsafahnya Personalisme,
• Termasuk pandangan optimis dalam pendidikan,
• Konseling dipandang sama dengan pendidikan, tujuan pendidikan juga tujuan
konseling.
• Perhatian utama pada sifat-sifat (traits) yang unik pada setiap individu.
• Utamakan metode ilmiah, rasional, klinis
Trait adalah :
(1) kategorisasi untuk mendiskripsikan perbedaan individu dalam bertingkah laku
(2) prinsip pengatur yang dapat disimpulkan melalui pengamatan perilaku.
(3) struktur mental sebagai unsur dasar dari kepribadian.
kepribadian terdiri atas sistem sifat atau faktor yang saling bergantung,
Faktor-faktor penyebab
Internal
Individu banyak dipengaruhi kehidupan emosi, sehingga
kemampuan berpikir rasionalnya terhambat.
Potensi-potensinya kurang berkembang atau tidak mendapat
kesempatan berkembang secara penuh,
Kurang memiliki kontrol diri.
Memiliki kekurangan tertentu, baik cacat fisik maupun mental,
dan yang merupakan faktor keturunan.
Eksternal
perlakuan orang tua; terlalu menekan, menolak maupun
melindungi
kondisi lingkungan yang memberikan pengalaman traumatik.
kesempatan mengembangkan diri
Keterampilan:
• berpengalaman, ahli dalam teori perkembangan manusia dan pemecahan
masalah,
• dapat memanfaatkan teknik-teknik pernahaman individu teknik testing dan
nontesting,
• dapat melaksanakan proses konseling secara fleksibel.
• dapat menerapkan strategi pengubahan tingkahlaku beserta teknik-tekniknya
• menjalankan ke empat peranan utamanya secara terpadu,
Pengalaman konseli
• sedapat mungkin datang sukarela, tetapi jika dikirim tidak terlalu berbeda
efektivitasnya,
• bersedia belajar memahami diri dan mengarahkan diri dengan mengubah respon
yang kurang tepat.
• menggunakan kemarnpuan berfikir untuk memperbaiki dirinya sehingga dapat
mencapai kehidupan yang rasional dan memuaskan.
• bekerjasama dengan konselor dan bersedia mengikuti arahan konselor dalam hal
proses pengubahan.
Situasi hubungan
a. thinking relationship tanpa meninggalkan emosi.
b. bersifat pribadi, bersahabat, akrab dan empatik.
c. direktif – promotif
d. remediatif maupun developmental.
e. Setiap pihak melakukan perannya secara proporsional.
Tujuan konseling
a. Self-clarification (kejelasan diri)
b. Self-understanding (pemahaman diri)
c. Self-acceptance (penerimaan diri)
d. Self-direction (pengarahan diri)
e. Self-actualization (perwujudan diri)
Tahap-tahap Konseling
Analisis
• Tujuan pemahaman diri dalam hubungan dengan syarat bagi penyesuaian diri
• Syarat sahih (valid), relevan dan komprehensip.
• Alat: Testing dan nontesting
• Jenis
Vertikal
- data fisik : keschatan, ciri-ciri fisik, penampakan/penampilan fisik dsb.
- data psikis : bakat, minat, sikap, cita- cita, hobi, kebiasaan, dsb.
Horisontal: keluarga, sekolah, teman, masyarakat, lingkungan fisik
Sintesis
• Ringkas
• Terklasifikasikan
• Jelas hubungan antaraspek
• Menggambarkan keseluruhan (mewakili)
• Jelas kekurangan dan kelebihan
• Terpisah antara yang penting dengan tidak
Cara
• dibuat oleh konselor (pasif)
• dilakukan konseli (aktif)
• kolaburasi
Diagnosis
menginterpretasikan data dalam kerangka problema
melalui penarikan simpulan yang logis.
a. Identifikasi masalah
• kategori sosiologis (masalah pribadi, sosial, ekonomi dll --- tidak disarankan
menggunakannya)
• kategori psikologis (lack of assurance, lack of information, lack of skill, dll)
Langkah:
• kembangkan alternatif pernecahan masalah.
• pengujian alternatif
• pemilihan yang terbaik
• strategi Implementasi
Follow-up
• Atas masalah baru pascakonseling
• Masalah lama
• Monitoring dan penentuan keefektifan konseling yaug telah dilaksanakan.