Professional Documents
Culture Documents
Pendidikan
- Tujuan penelitian untuk judul hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan
pengawasan terhadap etos kerja guru adalah :
- Tujuan penelitian untuk judul hubungan antara kekuasaan kepala sekolah dalam pengambilan
keputusan terhadap pemecahan masalah di SD Negeri Kec.Sengata Utara adalah :
1. Untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam melaksanakan penelitian dalam bidang
pendidikan khususnya manejemen pendidikan.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kekuasaan kepala sekolah dalam
pengambilan keputusan terhadap pemecahan masalah di SD Negeri Kec. Sengata Utara
3. Untuk membuktikan teori yang mendasari judul dalam penelitian ini.
- Tujuan penelitian untuk judul hubungan antara kompetensi profesionalisme dan sertifikasi
guru terhadap mutu pembelajaran di SD Negeri Wilayah UPTD Sengata adalah :
1. Untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam melaksanakan penelitian dalam bidang
pendidikan khususnya manejemen pendidikan.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemimpinan kepala sekolah dan
pengambilan keputusan terhadap motivasi kerja guru
3. Untuk membuktikan teori yang mendasari judul dalam penelitian ini.
- Manfaat Penelitian
- Manfaat Penelitian dari judul Hubungan antara kemimpinan kepala sekolah dan pengambilan
keputusan terhadap motivasi kerja guru SD Negeri di Sengata Utara adalah :
1. memberikan gambaran kepada para kepala sekolah dalam memimpin sekolah dan
pegembalilan keputusan terhadap motivasi kerja guru,
2. dapat dijadikan oleh kepala sekolah dan guru sebagai bahan pertimbangan dalam memimpin
sekolah dan pengambilan keputusan dalam kaitannya dengan motivasi kerja guru,
3. sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penilitian lanjutan.
- Manfaat Penelitian dari judul Hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan pengawasan
terhadap etos kerja guru SD Negeri di Sengata Utara adalah :
1. memberikan gambaran kepada para kepala sekolah dalam memimpin sekolah dan tingkat
pengawasan terhadap etos kerja guru,
2. dapat dijadikan oleh kepala sekolah dan guru sebagai bahan pertimbangan dalam memimpin
sekolah dan pen kaitannya dengan pengawasan terhadap etos kerja guru,
3. sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penilitian lanjutan.
- Manfaat Penelitian dari judul Hubungan antara kekuasaan kepala sekolah dalam pengambilan
keputusan terhadap pemecahan masalah di SD Negeri Sengata Utara adalah :
1. memberikan gambaran tentang kekuasaan kepala sekolah dalam pegembalilan keputusan
terhadap pemecahan masalah di SD
2. dapat dijadikan oleh kepala sekolah dan guru sebagai bahan pertimbangan oleh kepala
sekolah pengambilan keputusan dalam kaitannya dengan pemecahan masalah di SD Negeri,
3. sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penilitian lanjutan.
- Manfaat Penelitian dari judul Hubungan antara kompetensi profesionalisme guru dan
sertifikasi guru terhadap peningkatan pembelajaran di SD Negeri Wilayah UPTD Sengata adalah :
1. memberikan gambaran kepada para kepala sekolah dan guru tentang keterkaitan antara
kompetensi profesionalismi guru dan sertifikasi guru terhadap peningkatan pembelajaran guru
SD.
2. dapat dijadikan oleh kepala sekolah dan guru sebagai bahan pertimbangan dalam
peningkatan pembelajaran di SD,
3. sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penilitian lanjutan.
5. Teori-teori yang mendukung judul penelitian di atas adalah ;
A. Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Pengambilan Keputusan terhadap
Motivasi Kerja Guru SD Negeri Kecamatan Sengata Utara Kab.Kutai Timur.
A.1 Kepemimpinan
- Menurut Yukl (1987) Kepemimpinan adalah perilaku dan proses mempengaruhi aktivitas-
aktivitas sebuah kelompok yang diorganisir kea rah pencapaian tujuan bersama.
- Menurut Terry dan Rue (1985) Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang
pemimpin,memengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas
yang diinginkan,
- Menurut Sanusi (1989) Kepemimpinan adalah penyatupaduan dari kemampuan,cita-cita dan
semangat kebangsaan dalam mengatur, mengendalikan,dan mengelolah rumah tangga keluarga
maupun organisasi atau rumah tangga negara.
- Menurut Husaini Usman (2006), Kepemimpinan adalah ilmu dan seni memengaruhi orang atau
kelompok untuk bertindak seperti yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan secara efektif
dan efisien.
- Menurut Soebagio Atmodiwiro (2001),Kepemimpinan Kepala Sekolah didasarkan kepada
kepemimpinan administrative manajerial dan kepemimpinan pengajaran.
A.2 Pengambilan Keputusan
- Menurut Husaini Usman (2006),Pengambilan Keputusan adalah proses memilih sejumlah
alternative.
A.3 Motivasi Kerja
- Menurut Husaini Usman (2006), Motivasi adalah keinginan untuk berbuat sesuatu.
- Menurut Stoner (2000),motivasi merupakan hubungan karyawan dengan factor-faktor
eksternal dan internal yang menyebabkan mereka melakukan kegiatan.
B. Hubungan antara Kepemimpinan dan Pengawasan Kepala Sekolah terhadap Etos Kerja Guru
SD Negeri Kecamatan Sengata Utara Kab.Kutai Timur.
B.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah
- Menurut Yukl (1987) Kepemimpinan adalah perilaku dan proses mempengaruhi aktivitas-
aktivitas sebuah kelompok yang diorganisir kea rah pencapaian tujuan bersama.
- Menurut Terry dan Rue (1985) Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang
pemimpin,memengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas
yang diinginkan,
- Menurut Sanusi (1989) Kepemimpinan adalah penyatupaduan dari kemampuan,cita-cita dan
semangat kebangsaan dalam mengatur, mengendalikan,dan mengelolah rumah tangga keluarga
maupun organisasi atau rumah tangga negara.
- Menurut Husaini Usman (2006), Kepemimpinan adalah ilmu dan seni memengaruhi orang atau
kelompok untuk bertindak seperti yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan secara efektif
dan efisien.
- Menurut Soebagio Atmodiwiro (2001),Kepemimpinan Kepala Sekolah didasarkan kepada
kepemimpinan administrative manajerial dan kepemimpinan pengajaran.
B.2 Pengawasan
- Menurut Husaini Usman (2006),Pengawasan adalah proses pemantauan, penilaian, dan
pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindak korektif guna
penyempurnaan lebih lanjut.
- Menurut LANRI (2003),pengawasan adalah suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian
apakah peleksanaan pekerjaan/kegiatan telah dilakukan sesuai dengan rencana semula.
- Menurut Prof.Dr.Sondang Siagian,MPA, pengawasan adalah proses pengamatan dari
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana.
- Menurut Drs.H.Ibrahim Lubis, pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar
pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau deangan hasil
yang dikehendaki.
B.3 Etos Kerja
- Menurut BP-7 Wawasan Kerja (1993),Etos Kerja adalah cara pandang dan sikap sesuatu bangsa
terhadap kerja.
- Menurut Budhi Paramita (2006), Etos Kerja adalah sikap terhadap pekerjaan dan perilaku pada
waktu bekerja.
- Menurut Gering Supriyadi, MM, Etos Kerja adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan
hidup sebagai nila-nilai yang menjadi sifat,kebiasaan dan kekuatan pendorong,membudaya
dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi,kemudian tercermin dari sikap
menjadi perilaku,kepercayaan, cita-cita,pendapat dan tindakan sebagai kerja atau bekerja.
Hubungan Kedisiplinan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pengaruh Faktor Motivasi
Terhadap Kinerja Guru Sekolah Anda ingin download daftar judul tesis dan skripsi terbaru Tags:
contoh tesis, skripsi, makalah, artikel: judul-judul
Source: http://tesis-ilmiah.blogspot.com/2008/01/judul-judul-tesis-skripsi-manajemen.html
Skripsi-Tesis-Makalah-Artikel
Penyedia layanan referensi online Tesis Skripsi Manajemen Budaya Organisasi Terhadap
Efektivitas Kerja Guru Di Sma Hubungan Kedisiplinan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
Pegawai Tags: skripsi-tesis-makalah-artikel
Source: http://www.tesis-skripsi.blogspot.com/
Penelitian ini dilakukan di SMU Negeri I Magrtan kabupaten Magetan yang dimulai bulan 01
Februari sampai dengan 28 Apriril 2003. Tujuan penelitian ini untuk : (1) mengetahui faktor-
faktor perilaku mengarahkan, perilaku membimbing, perilaku mendukung, perilaku
pendelegasian terhadap profesionalisme, (2) menganalisis factor yang paling dominan terhadap
profesionalisme.
Pendekatan dalam peneltian ini menggunakan explanatory research dengan metode survey.
Variabel independen gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah terdiri dari perilaku
mengarahkan, membimbing, mendukung, dan mendelegasikan wewenang. Sedangkan variabel
terikat adalah profesionalisme guru dengan memperhatikan kondisi tenaga guru di SMU Negeri I
Magetan Kabupaten Magetan, maka yang menjadi responden penelitian ini seluruh guru di
lembaga yaitu 68 orang guru, berarti penelitian ini menggunakan penelitian populasi. Dengan
data terkumpul melalui teknik angket, wawancara survey dan dokumenter. Selanjutnya analisis
data menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menyatakan bahwa gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah dilihat dari
perilaku mengarahkan, membimbing, mendukung, dan perilaku pendelegasian memiliki
hubungan yang positif dalam memotivasi bawahannya untuk dapat meningkatkan
profesionalisme guru di SMU Negeri I Magetan Kabupaten Magetan, bahwa perilaku
mengarahkan (X1), membimbing (X2), mendukung (X3) dan pendelegasian (X4) secara bersama-
sama mempunyai pengaruh yang posititif terhadap profesionalisme guru. Sedangkan factor yang
paling dominan adalah perilaku mendukung terhadap profesionalisme guru.
BAB I
PENDAHULUAN
Mengingat beban yang diemban Sekolah Menengah Umum begitu berat, maka sekolah harus
dikelola secara profesional. Agar dihasilkan tamatan yang sesuai dengan harapan pemerintah.
Thoha (1995) mangatakan bahwa organisasi (termasuk sekolah) akan berhasil atau bahkan gagal
sebagian besar ditentukan oleh pemimpin dan kepemimpinannya.
Sehubungan dengan hal tersebut pemimpin atau Kepala Sekolah Menengah Umum baik negeri
maupun swasta di lingkungan pendidikan nasional secara periodik diberikan penetaran atau
diklat dengan harapan agar sumber daya menusia (SDM) mereka meningkat dan mampu
memimpin organisasi di sekolahnya masing-masing.
Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, jabatan
melalui pendidikan dan latihan (Hasibuan, 1990).
Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin yang merupakan organ yang seharusnya dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku bawahannya. Dalam hal ini targetnya adalah para guru yang
diharapkan dapat meningkatkan kerjanya setelah mendapat pengaruh dari atasannya.
Agar proses mempengaruhi bisa berjalan lancar, maka pemimpin harus memperlakukan individu
secara manusiawi. Manusia dalam melaksanakan kegiatannya senantiasa dipengaruhi oleh
kepribadian yang berbeda-beda, misalnya sifat, sikap nilai-nilai, keinginan dan minat, untuk itu
akan berpengaruh pada gaya kepemimpinannya juga pada kerjanya. Gaya kepemimpinan adalah
pola perilaku konsisten yang diterapkan pemimpin melalui orang lain yaitu melalui perilaku yang
diperlihatkan pemimpin pada saat mempengaruhi orang lain, seperti dipersepsikan orang lain.
Gaya bukanlah soal bagaimana pendapat pimpinan tentang perilaku mereka sendiri dalam
memimpin tetapi bagaimana persepsi orang lain terutama bawannya tentang perilaku
pimpinannya (Hersey dan Blanchard, 1992).
Melaluai gaya kepemimpinan itulah seorang pemimpin akan mampu mentransfer beberapa nilai
seperti penekanan pada kelompok, dukungan guru-guru maupun karyawan, toleransi terhadap
resiko, kriteria pengubahan dan sebagainya pada lain sisi pegawai akan membentuk suatu
persepsi subyektif mengenai dasar-dasar nilai yang ada dalam organisasi sesuai dengan nilai-
nilai yang ingin disampaikan pimpinan melalui gaya kepemimpinannya.
Untuk menyesuaikan antara nilai-nilai, dibutuhkan suatu proses yang disebut sosialisasi, proses
ini akan berhasil dengan baik jika pegawai baru akan merasa senang dengan lingkungan kerja
yang ditempatinya. Tidak berbeda dengan guru maupun peserta didik pada suatu sekolah
tentunya akan merasa senang dan proses belajar mengajar (PBM) akan berjalan baik. Kepala
Sekolah mampu bertugas dan menjalankan fungsinya dengan baik pula. Dalam usaha untuk
mempertahankan dan meningkatkan kinerja karyawannya diperlukan seorang pemimpin yang
menggunakan gaya kepemimpinan situasional, yaitu seorang pemimpin yang selain mempunyai
kemampuan pribadi juga mampu membaca keadaan bawahannya serta lingkungan kerjanya.
Dalam hal ini kematangan bawahan berkaitan langsung dengan kepemimpinan yang tepat untuk
diterapkan agar pemimpin memperoleh ketaatan atau pengaruh yang memadai. Untuk itu
pemimpin harus mampu menciptakan suasana kerja yang didukung para bawahannya untuk
selalu bertugas secara professional. Bukan menyalah gunakan untuk kepentingan pribadi,
namun untuk mencapai tujuan individu dalam organisasi agar prestasi kerja bawahan dapat
ditingkatkan dan tujuan organisasi dapat tercapai dengan lebih efektif dan efisien.
Salah satu cara efektif untuk meningkatkan prestasi kerja seseorang adalah dengan jalan
menciptakan kondisi yang menyokong (Favourable) untuk terciptanya kebutuhan pokok individu
(Basic Personal Needs) seseorang. Sebaliknya tidak ada kondisi yang favourable ini akan
menghalangi kemungkinan terpenuhinya berbagai prestasi kerja seseorang (Sarwoto, 1986).
Kondisi yang manghalangi terpenuhinya basic personal needs tersebut antara lain adanya
berbagai kelemahan organiasai dan managemen, sebagai cobtoh tidak tercapainya saling
pengertian (Misscomunication) baik itu yang datang dari teman sejawat atau dari pihak atasan
sendiri, kurang diperhatikannya faktor-faktor manusia (Penyalahgunaan kekuasaan). Terkait
dengan permasalahan ini maka Wexley Yukl (1992) menyarankan pemimpin seharusnya
mengawali, berusaha mengajak bekerja membicarakan tentang apa-apa yang menjadi
keluhannya.
Pemimpin disuatu sekolah yang akhirnya disebut Kepala Sekolah, dalam konteks tugasnya
kepala sekolah sangat berat karena harus mampu berperan ganda. Selain sebagai pemimpin
tentunya mampu menjadi mitra kerja guru-guru dalam mengajar dan mendidik para peserta
didiknya. Dan tentu setiap pemimpin mempunyai cara dan metode sendiri dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya.
Pengelolaan sekolah akan berhasil dan peserta didik mampu berprestasi tidak akan lepas dari
pada peran para pendidiknya yang profesional. Untuk dapat menjadikan guru bertugas sesuai
dengan harapan dan dapat bertindak profesional tidak akan lepas dari peran Kepala Sekolah
dalam memimpin, membimbing, dan mengarahkan para guru di lingkungan kerjanya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penelitian ini diberi judul Gaya Kepemimpinan
Situasional Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Profesionelisme Guru, dan penelitian ini
dilakukan pada SMU Negeri 1 Magetan.