You are on page 1of 9

Kedudukan Pancasila Bagi Bangsa Indonesia.

 Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.

Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah negara (dasar filsafat negara)
dan ideologi negara. Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur
pemerintahan dan mengatur penyelenggaraan negara. Konsep-konsep Pancasila
tentang kehidupan bernegara yang disebut cita hukum (staatsidee), merupakan
cita hukum yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.

Pancasila juga mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai pokok atau kaidah
negara yang mendasar (fundamental norma). Kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara bersifat tetap, kuat, dan tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk oleh
MPR-DPR hasil pemilihan umum. Mengubah Pancasila berarti membubarkan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945.

Pancasila sebagai kaidah negara yang fundamental berarti bahwa hukum dasar
tertulis (UUD), hukum tidak tertulis (konvensi), dan semua hukum atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam negara Republik Indonesia harus
bersumber dan berada dibawah pokok kaidah negara yang fundamental tersebut.

a. Dasar Hukum Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pengertian pancasila sebagai dasar negara, sesuai dengan bunyi
Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat ”…....., maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada;
Ketuhanan Yang Maha Esa; kemanusia yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Di dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut meskipun tidak tercantum kata


Pancasila, namun bangsa Indonesia sudah bersepakat bahwa lima prinsip yang
menjadi dasar Negara Republik Indonesia disebut Pancasila. Kesepakatan
tersebut, tercantum pula dalam berbagai Ketetapan MPR-RI diantaranya
sebagai berikut :

1) Ketetapan MPR – RI No.XVIII/MPR/1998, pada pasal 1 menyebutkan


bahwa “Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 adalah dasar negara dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara”.
2) Ketetapan MPR No. III/MPR/2000, diantaranya menyebutkan : Sumber
Hukum dasar nasional yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa; kemanusia yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Pancasila Memenuhi Syarat Sebagai Dasar Negara

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dasar negara Pancasila perlu


difahami konsep, prinsip dan nilai yang terkandung di dalamnya agar dapat
dengan tepat mengimplementasikannya. Namun sebaiknya perlu diyakini
terlebih dahulu bahwa Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan beragam suku, agama, ras dan
antar golongan yang ada.

Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara bagi Negara Kesatuan


Republik Indonesia dengan alasan sebagai berikut.

1) Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistik masyarakat


Indonesia yang beraneka ragam suku, agama, ras dan antar golongan. Pada
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, menjamin kebebasan untuk beribadah
sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Kemudian pada Sila
Persatuan Indonesia, mampu mengikat keanekaragaman dalam satu
kesatuan bangsa dengan tetap menghormati sifat masing-masing sepert apa
adanya.
2) Pancasila memberikan jaminan terealisasinya kehidupan yang pluralistik,
dengan menjunjung tinggi dan menghargai manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan secara berkeadilan yang
disesuaikan dengan kemampuan dan hasil usahanya. Hal ini ditunjukkan
dengan Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
3) Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, yang
terdiri atas ribuan pulau sesuai dengan Sila Persatuan Indonesia.
4) Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hak-hak
asasi manusia sesuai dengan budaya bangsa. Hal ini, selaras dengan Sila
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5) Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera
sesuai dengan Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat sebagai acuan
dalam mencapai tujuan tersebut.
http://mjieschool.multiply.com/journal/item/22
Pancasila akan tetap menjadi satu-satunya ideologi bagi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Tidak ada ideologi lain yang cocok dan mampu menjadi pemersatu bangsa
selain Pancasila. Untuk itu, setiap warga negara hendaknya selalu mengamalkan nilai-
nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Jangan pernah berpikir mengganti ideologi
Pancasila dengan ideologi lain, karena ideologi Pancasila telah mutlak sabagai
ideologi bangsa dan kesaktiannya telah teruji.

"Pancasila harus mewatak dan menjadi jati diri bangsa Indonesia sampai kapanpun.
Karena hanya dengan Pancasila bangsa ini akan bisa kita pertahankan," kata Abdul
Gani Yusuf, Tenaga Profesional Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, saat
Seminar Nasional “Pancasila Sakti Tetaplah Sakti” di Gedung Panca Gatra Dwi
Warna Purwa, Lemhannas RI, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (9/6).

Abdul Gani yang hadir mewakili Gubernur Lemhannas, Muladi yang berhalangan
hadir, mengatakan, tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi tentang Pancasila sebagai
ideologi bangsa. Pancasila sudah benar, yakni berasal dari rakyat oleh rakyat dan
dikembalikan lagi untuk rakyat. Maka itu, sudah seharusnya kita mengamalkan
Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari. "Pancasila sudah benar, tidak ada yang
salah dengan Pancasila," ujarnya.

Abdul Gani menyebutkan, kelima sila yang terdapat dalam Pancasila itu tidak bisa
dipisahkan antara satu dengan yang lainya. Sila pertama sampai sila ketiga meliputi
hal yang bersinggungan dengan individu-individu kita sebagai manusia. Yakni
Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dan Persatuan
Indonesia. Ketiga sila itu menekankan bahwa kita ini sebagai manusia adalah
makhluk yang bertuhan. Karena makhluk bertuhan itulah, manusia diberi kelebihan
oleh Tuhan, mulai dari akal dan pikiran serta keinginan untuk bersatu. Sedangkan sila
keempat dan kelima meliputi hal yang bersinggungan dengan sosial. Yakni
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dalam Kebijaksanaan Permusyawaratan
Perwakilan serta Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. "Maka untuk
memahami Pancasila dan mengamalkanya, harus melihatnya secara utuh jangan
sepenggal-penggal," katanya.

Guru Besar Tasawuf Institut Kajian Tasawuf Az-Zukhruf, Amiruddin Syah, yang juga
menjadi salah satu pembicara dalam seminar tersebut menjelaskan, Pancasila sesuai
dengan mukadimah adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Pri Kemanusiaan,
Kebangsaan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial, Kesejahteraan dan Perdamaian.
Sedangkan, menurut hakekatnya, Tuhan Yang Maha Esa, Iman Yang Kukuh Kepada
Tuhan, Mampu Memenuhi Kebutuhan Dunia, dan Bertafakur sampai Terbitnya Fajar.

Khusus untuk hakekat Pancasila ini dapat dijelaskan pertama, mampu mengekang,
merantai hawa nafsu dunia yang dalam Pancasila digambarkan dengan lambang
rantai. Kedua, mampu bertafakur sebagai yang dicontohan dalam gambar kepala
banteng supaya tidak menjadi banteng liar, ketiga penyaksi bintang yang digambarkan
dengan lambang bintang, keempat iman kukuh ibarat akar tunggang menghujam ke
pusat bumi yang digambarkan dengan lambang pohon. Kelima, mampu memenuhi
kebutuhan dengan wajar digambarkan dengan lambang padi dan kapas. "Hakekatnya
Pancasila dapat terbuka untuk semua agama, khususnya 5 agama yang dianut oleh
masyarakat Indonesia," jelasnya.
Sekretaris Komisi Pengkajian dan Pengembangan MUI Pusat, Amirsyah Tambunan,
yang juga sebagai pembicara, mengungkapkan untuk mewujudkan bangsa yang baik
tentu memerlukan prasyarat. Di antaranya bangsa Indonesia harus memiliki karakter
yang kuat. Istilah karakter sama dengan istilah akhlak dalam Islam. Dalam pandangan
Islam, akhlak itu adalah pengetahuan, sikap yang sesuai dengan pengetahuan itu dan
perilaku yang sesuai dengan pengetahuan dan sikap itu.

Nilai Pancasila merupakan suatu upaya untuk menjawab persoalan-persoalan yang


cukup vital dalam kehidupan manusia. Nilai manusia merupakan cara manusia
menjawab baik secara pribadi atau masyarakat terhadap masalah-masalah yang
mendasar dalam hidupnya. Nilai tersebut merupakan suatu sistem yang di dalamnya
terdiri dari konsep-konsep yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga
masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat hidup. "Jadi pilihan
rakyat Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai idiologi bangsa sudah sangat
tepat," pungkasnya.

Dalam seminar itu juga diluncurkan lagu "Pancasila Sakti Tetaplah Sakti" karya
Susila Wati Susmono dan juga peluncuran buku "Tuhan Yang Maha Esa Dalam
Pancasila" karya Amiruddin Syah, serta peluncuran buku "Islam dan Kepasrahan"
karya Susilawati Susmono.
http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?nNewsId=39401
Ideologi secara praktis diartikan sebagai system dasar seseorang tentang nilai-nilai
dan tujuan-tujuan serta sarana-sarana pokok untuk mencapainya. Jika diterapkan oleh
Negara maka ideology diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang
disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan
kehidupannya, baik sebagai individu, social, maupun dalam kehidupan bernegara.

Pancasila sebagai Ideologi Terbuka, Pancasila jika dilihat dari nilai-nilai dasarnya,
dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka. Dalam ideology terbuka terdapat cita-cita
dan nilai-nilai yang mendasar, bersifat tetap dan tidak berubah. Oleh kareanya
ideology tersebut tidak langsung bersifat operasional, masih harus dieksplisitkan,
dijabarkan melalui penafsiran yang sesuai dengan konteks jaman. Pancasila sebagai
ideologi terbuka memiliki ideologi-ideologi idealitas, normative dan realities.

Perbandingan antara Ideologi Liberalisme, Komunisme dan Pancasila

a. Liberalisme Jika dibandingkan dengan ideologi Pancasila yang secara khusus


norma-normanya terdapat di dalam Undang-Undang Dasar 1945, maka dapat
dikatakan bahwa hal-hal yang terdapat di dalam liberalisme terdapat di dalam pasal-
pasal UUD 1945, tetapi Pancasila menolak liberalisme sebagai ideology yang bersifat
absolutisasi dan determinisme.

b. Ideologi Komunis Ideologi komunisme bersifat absolutisasi dan determinisme,


karena memberi perhatian yang sangat besar kepada kolektivitas atau masyarakat,
kebebasan individu, hak milik pribadi tidak diberi tempat dalam Negara komunis.
Manusia dianggap sebagai “sekrup” dalam sebuah kolektivitas.

c. Ideologi Pancasila Pancasila sebagai Ideologi memberi kedudukan yang seimbang


kepada manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social. Pancasila bertitik
tolak dari pandangan bahwa secara kodrati bersifat monopluralis, yaitu manusia yang
satu tetapi dapat dilihat dari berbagai dimensi dalam aktualisasinya.

Makna Sila-Sila Pancasila

1. Arti dan Makna Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Manusia sebagai makhluk yang
ada di dunia ini seperti halnya makhluk lain diciptakan oleh penciptanya. Pencipta itu
adalah kausa prima yang mempunyai hubungan dengan yang diciptakannya. Manusia
sebagai makhluk yang dicipta wajib melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi
larangan-Nya.

2. Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Manusia ditempatkan
sesuai dengan harkatnya. Hal ini berarti bahwa manusia mempunyai derajat yang
sama di hadapan hukum. Sejalan dengan sifat universal bahwa kemanusiaan itu
dimiliki oleh semua bangsa, maka hal itupun juga kita terapkan dalam kehidupan
bangsa Indonesia. Sesuai dengan hal itu, hak kebebasan dan kemerdekaan dijunjung
tinggi.

3. Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia Makna persatuan hakekatnya adalah satu,
yang artinya bulat, tidak terpecah. Jika persatuan Indonesia dikaitkan dengan
pengertian modern sekarang ini, maka disebut nasionalisme. Oleh karena rasa satu
yang sedemikian kuatnya, maka timbulah rasa cinta bangsa dan tanah air.

4. Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan Perbedaan secara umum demokrasi di barat dan di
Indonesia yaitu terletak pada permusyawarata. Permusyawaratan diusahakan agar
dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diambil secara bulat. Kebijaksaan ini
merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang bermanfaat bagi
kepentingan rakyat banyak.

5. Arti dan Makna Sila Keadila Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Keadilan
berarti adanya persamaan dan saling menghargai karya orang lain. Jadi seseorang
bertindak adil apabila dia memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai dengan
haknya. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan
meningkat.

6. Pentingnya Paradigma dalam Pembangunan Pembangunan yang sedang digalakkan


memerlukan paradigma, suatu kerangka berpikir atau suatu model mengenai
bagaimana hal-hal yang sangat esensial dilakukan. Pembangunan dalam perspektif
Pancasila adalah pembangunan yang sarat muatan nilai yang berfungsi menajdi dasar
pengembangan visi dan menjadi referensi kritik terhadap pelaksanaan pembangunan.

7. Pancasila sebagai Orientasi dan Kerangka Acuan

a. Pancasila sebagai Orientasi Pembangunan Pada saat ini Pancasila lebih banyak
dihadapkan pada tantangan berbagai varian kapitalisme daripada komunisme atau
sosialisme. Ini disebabkan perkembangan kapitalisme yang bersifat global. Fungsi
Pancasila ialah memberi orientasi untuk terbentuknya struktur kehidupan social-
politik dan ekonomi yang manusiawi, demokratis dan adil bagi seluruh rakyat.

b. Pancasila sebagai Kerangka Acuan Pembangunan

Pancasila diharapkan dapat menjadi matriks atau kerangka referensi untuk


membangun suatu model masyarakat atau untuk memperbaharui tatanan social
budaya.

Implementasi Pancasila sebagai Paradigma dalam Berbagai Bidang adalah :

1. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Pendidikan Pendidikan nasional harus


dipersatukan atas dasar Pancasila. Tak seyogyanya bagi penyelesaian-penyelesaian
masalah-masalah pendidikan nasional dipergunakan secara langsung system-sistem
aliran-aliran ajaran, teori, filsafat dan praktek pendidikan berasal dari luar.

2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Ideologi Pengembangan Pancasila


sebagai ideologi yang memiliki dimensi realitas, idealitas dan fleksibilitas
menghendaki adanya dialog yang tiada henti dengan tantangan-tantangan masa kini
dan masa depan dengan tetap mengacu kepada pencapaian tujuan nasional dan cita-
cita nasional Indonesia.
3. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik Ada perkembangan baru yang
menarik berhubung dengan dasar Negara kita. Dengan kelima prinsipnya Pancasila
memang menjadi dasar yang cukup integrative bagi kelompok-kelompok politik yang
cukup heterogen dalam sejarah Indonesia modern.

4. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi


nasional harus juga berarti pembangunan system ekonomi yang kita anggap paling
cocok bagi bangsa Indonesia. Dalam penyusunan system ekonomi nasional yang
tangguh untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, sudah semestinya
Pancasila sebagai landasan filosofisnya.

5. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Sosial-Budaya Pancasila merupakan


suatu kerangka di dalam suatu kelompok di dalam masyarakat dapat hidup bersama,
bekerja bersama di dalam suatu dialog karya yang terus menerus guna membangun
suatu masa depan bersama

6. Pancasila sebagai Paradigma Ketahanan Sosial Perangkat nilai pada bangsa yang
satu berbeda dengan perangkat nilai pada bangsa lain. Bagi bangsa Indonesia,
perangkat nilai itu adalah Pancasila. Kaitan Pancasila dan ketahanan nasional adalah
kaitan antara ide yang mengakui pluralitas yang membutuhkan kebersamaan dan
realitas terintegrasinya pluralitas.

7. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Hukum Pembangunan hukum bukan


hanya memperhatikan nilai-nilai filosofis, asas yang terkandung dalam Negara
hukum, tetapi juga mempertimbangkan realitas penegakan hukum dan kesadaran
hukum masyarakat.

8. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Beragama Salah satu


prasyarat terwujudnya masyarakat modern yang demokratis adalah terwujudnya
masyarakat yang menghargai kemajemukan masyarakat dan bangsa serta
mewujudkannya sebagai suatu keniscayaan.

9. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Ilmu dan Teknologi Pancasila


mengandung hal-hal yang penting dalam pengembangan ilmu dan teknologi.
Perkembangan IPTEK dewasa ini dan di masa yang akan datang sangat cepat, makin
menyentuh inti hayati dan materi di satu pihak, serta menggapai angkasa luas dan luar
angkasa di lain pihak, lagi pula memasuki dan mempengaruhi makin dalam segala
aspek kehidupan dan institusi budaya.

Sumber : http://materikuliah.net/
Pancasila merupakan milik semua masyarakat Indonesia, bukannya milik individu
atau golongan saja, isi yang terkandung didalam pancasila bersifat terbuka, dapat di
ikuti atau dimengerti oleh setiap generasi bangsa tanpa harus mengubah isi dari
pancasila, dan pancasila juga dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Sehingga pancasila merupakan ideology yang relevan dan actual.
Pancasila menghargai pluralitas, perumusan definitive pancasila dicapai justru karena
didorong oleh semangat untuk tetap menghargai pluralitas.

BUKTI BAHWA PANCASILA MERUPAKAN IDEOLOGI TERBUKA.


Pancasila merupakan ideology terbuka karena pancasila bersifat fleksibel dan dapat
disesuaikan dengan perubahan zaman.
Contohnya : semenjak pancasila dibentuk sebagai ideology Negara, nilai atau isi dari
pancasila sampai zaman sekarang tidak berubah baik isi maupun nilai yang terdapat
didalamnya.

Anggota :
Adinandra seto.
Agung.
Nur suharyanto.
Andi azwar zulmi.
Mitsalina tantri.
Ria dwi A.
Farrah dyah P.
Shinta yurnalis.
The administrator has disabled public write access.

b
a
t
a
r
i
F
r
e
s
h
B
o
a
r
d
e
r
Re:Pancasila sebagai ideologi terbuka - 2007/08/28 19:47
KN
1. Definisi pancasila sebagai ideologi terbuka :
Pancasila memiliki dua hal yang harus dimiliki oleh ideologi yang terbuka yaitu cita
– cita yang ( nilai ) bersumber dari kehidupan budaya masyarakat itu sendiri.
Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri bukan bangsa lain. Pancasila
merupakan wadah / sarana yang dapat mempersatukan bangsa itu sendiri karena
memiliki falsafah dan kepribadian yang mengandung nilai – nilai luhur dan hukum.
Pancasila juga memiliki cita – cita moral dan merupakan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Sebagai ideologi terbuka, Pancasila juga memiliki fleksibel dan
kelenturan kepekaan kepada perkembangan jaman. Sehingga nilai – nilai Pancasila
tidak akan berubah dari zaman ke zaman. Dan Pancasila harus memiliki
kesinambungan atau saling interaksi dengan masyarakat nya. Maka, apa yang
menjadi tujuan negara dapat tercapai tanpa ada nya pertentangan. Semua orang
tanpa terkecuali harus mengerti dan paham betul tentang tujuan yang ada dalam
Pancasila tersebut. Dengan demikian secara ideal konseptual, Pancasila adalah
ideologi, kuat, tangguh, bermutu tinggi dan tentunya menjadi acuan untuk semangat
bangsa Indonesia.

2. Bukti Pancasila adalah ideologi terbuka :


-Pancasila memiliki pandangan hidup dan tujuan serta cita – cita masyarakat
Indonesia
-Tekad untuk mengembangkan kekreatifitasan dan dinamis untuk mencapai tujuan
nasional
-Pengalaman sejarah bangsa Indonesia
-Terjadi atas dasar keinginan bangsa ( masyarakat ) Indonesia sendiri tanpa campur
tangan atau paksaan dari sekelompok orang
- Isinya tidak operasional
- Menginspirasikan kepada masyarakat agar bertanggung jawab sesuai dengan nilai
– nilai Pancasila
- Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima oleh semua masyarakat yang
memiliki latar belakang dan budaya yang berbeda.

You might also like